Anda di halaman 1dari 7

Konstruksi Bangunan

Konstruksi merupakansuatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.


Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal
sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang
terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah
bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi
Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain-lain.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak)


suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya)]Walaupun kegiatan
konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi
merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur


disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan
pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang
mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk
menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif


sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan)
infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan
/ AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai
dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan
material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan
oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll.

1
KONTRUKSI BAGUNAN ANTARA LAIN :
A. PONDASI BANGUNAN
Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah
bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai, namun
secara fungsi struktur, keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu
perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keawetan
atau keamanan bangunan adalah pondasi.

Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Seperti sebagai berikut:

a) Pondasi dangkal

 Pondasi Umpak.
 Pondasi Batu Bata / rollag bata.
 Pondasi Batu Kali.
 Pondasi bor mini (Strauss Pile).
 Pondasi Telapak/ Footplat
 Dll.

b) Pondasi dalam
 Pondasi tiang pancang (driven pile).
 Pondasi tiang bor (bored pile)

B. SLOOF
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan.
Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga
beban yang tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga
berfungsi sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi

2
pergerakan tanah. Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap
gempa maka disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan
memberikan angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun
angka ini dapat berubah untuk bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat
banyak.

Secara garis besar sloof merupakan bagian dari beton bertulang yang
diletakkan secara horizontal di atas pondasi.Berdasarkan konstruksinya ada
beberapa macam sloof, antara lain :

 Konstruksi Sloof dari Kayu.


 Konstruksi Sloof dari Batu Bata
 Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang

Adapun fungsi sloof adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pengikat kolom.


2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
3. Menahan gaya beban dinding.
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur.

C. KOLOM
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur
(Sudarmoko,1996)

3
Jenis-Jenis kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada
tiga:
 Kolom ikat (tie column)
 Kolom spiral (spiral column)
 Kolom komposit (composite column)

D. KONSTRUKSI DINDING BANGUNAN

Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang


melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunandan
menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-
ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis
utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary),
serta dinding penahan (retaining).

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu


menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap
intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda
batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar.
Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan
dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.

Adapun beberapa Jenis dinding yaitu :

a) Dinding Batu Bata


Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus
memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10
(peraturan bata merah).

4
b) Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak
yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang
ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako
pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban
pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang
baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.

c) Dinding kayu
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di
eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi
seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah
merupakan dinding struktural.

d) Dinding papan
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan
digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan
horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu
horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2
m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding
papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar
air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa
mengalami pemuaian dan susut.
e) Dinding Sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam
penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan
yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan.
Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan

5
atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60
cm).
d) Dinding batu alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas.
Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling. Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan
min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

F. LANTAI
Lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting
untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara
umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang.

Jenis material lantai

Plaster (concrete) Ganit

Keramik Kayu

Marmer Batu

E. PELAT LANTAI (FLOOR PLATE)


Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat
yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :

 Besar lendutan yang diinginkan


 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukun
 Bahan konstruksi dan plat lantai

6
Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya :

 Plat lantai kayu


 Plat lantai beton
 Konstruksi plat lantai baja
 Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)

F. RANGKA ATAP BANGUNAN

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau
untuk keperluan perlindungan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu
bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat,
tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah
didapat.

Pada bagian konstruksi atap terdapat berbagai bagian penting sebagai pendukung
utama berdirinya konstruksi atap tersebut, seperti berikut :

 Gording
 Juarai
 Sagrod
 Usuk/kaso
 Reng
 Penutup Atap

Anda mungkin juga menyukai