Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MELALUI PEMBINAAN ETOS KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 011


KEPENUHAN

Misnawati
Sekolah Dasar Negeri 011 Kepenuhan
misnawatikoteng@gmail.com

Abstract, This study aims to help to improve teacher discipline in the implementation of teaching
and learning activities and in line with the teacher's work ethic. The form of this research is
School Action Research (PTS), which was conducted in two cycles and each cycle was conducted
in two meetings. Each cycle consists of four stages, namely planning, implementation,
observation, and reflection. Data collection techniques are done by filling in the observation
sheet during the research action process. Based on the results of the study, it can be concluded
that the application of work ethic coaching by principals is very helpful for teachers in
Elementary School 011 Fullness to further improve self-quality and self-performance
management from a sense of discipline implemented in the process of teaching and learning in
the classroom.

Keywords : Discipline, Teacher's Work Ethic and Coaching.

I. Pendahuluan sekolah guru merupakan komponen yang


Rendahnya kualitas pendidikan sangat penting karena guru adalah seorang
merupakan suatu masalah yang dihadapi yang mengajar dan mendidik peserta didik
oleh bangsa Indonesia saat ini. Sedangkan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu,
pada prinsipnya pendidikan merupakan guru perlu dibekali pengetahuan dan
wahana yang paling strategis dan tepat keterampilan yang memadai sesuai dengan
dalam neningkatkan ilmu dan pengetahuan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru.
serta kreatifitas manusia. Pendidikan Pada dasarnya peningkatan kualitas diri
diharapkan mampu untuk membentuk seseorang harus menjadi tanggungjawab
manusia berkualitas yang memiliki diri pribadi, jadi usaha peningkatan
kemampuan untuk memanfaatkan, kualitas guru terletak pada diri guru untuk
mengembangkan, dan menguasai ilmu senantiasa dan terus menerus
pengetahuan dan teknologi. Salah satu meningkatkan pengetahuan dan
faktor yang berperan untuk meningkatkan kemampuan yang diperlukan sebagai
kualitas pendidikan adalah melalui pengajar yang professional (Zamroni,
pembelajaran di sekolah. 2000).
Dalam pelaksanaan pembelajaran di Guru yang berkualitas cenderung
memiliki etos kerja yang tinggi dalam Disiplin belajar harus diterapkan,
bekerja. Etos kerja adalah seperangkat mengingat padatnya materi pelajaran yang
perilaku kerja positif yang berakar pada harus diselesaikan dalam waktu tertentu
kesadaran yang kental, keyakinan yang sesuai dengan kurikulum yang ada. Tanpa
fundamental, disertai komitmen yang total adanya disiplin belajar materi tersebut
pada paradigma kerja yang integral tidak akan dapat dilakukan, maka tidak
(Sinamo, 2005). mungkin dapat tercapai prestasi yang
Dalam meningkatkan etos kerja, semaksimal mungkin.
guru senantiasa diperhadapkan pada Sehingga untuk mencapai hal
peningkatan kualitas pribadi dan tersebut, guru perlu disupervisi secara
sosialnya. Jika hal ini dapat dipenuhi maka terus menerus untuk memberikan masukan
keberhasilan lebih cepat diperoleh, yaitu kepada mereka agar menjadi guru yang
mampu melahirkan peserta didik yang professional dan selalu mengikuti
berbudi luhur, memiliki karakter sosial perkembangan ilmu dan teknologi. Di sini
dan profesional sebagaimana yang peranan kepala sekolah sebagai supervisor
menjadi tujuan pokok pendidikan itu internal sangat diperlukan oleh guru untuk
sendiri. Pada tataran implementasi etos mencapai tujuan pendidikan.
kerja guru dapat terlihat dalam kegiatan Menurut Myrdal (dalam Atmowirio,
guru pada saat pelaksanaan proses 2000) bahwa etos kerja adalah sikap
kegiatan belajar mengajar. kehendak seseorang yang diekspresikan
Kegiatan belajar mengajar akan lewat semangat yang didalamnya termuat
menyababkan terjadinya proses interaksi tekanan-tekanan moral dan nilai-nilai
antara guru dan siswa. Sehingga, disitu tertentu. Etos kerja yang jelas
sangat diperlukan kedisiplinan baik oleh menggambarkan hal-hal yang bersifat
guru maupun siswa. Terciptanya situasi normatif sebagai sikap kehendak yang
yang disiplin, dapat menimbulkan dituntut agar dikembangkan.
jalannya pelajaran, sehingga berpengaruh Atmowirio (2000) mengemukakan
terhadap pencapaian tujuan. Demikian bahwa etos kerja merupakan pandangan
pula bagi guru disiplin mengajar harus dan sikap seseorang dalam menilai apa arti
ditingkatkan agar mampu mendorong etos kerja sebagai bagian dari hidup dalam
kerja yang semaksimal mungkin dalam rangka meningkatkan kehidupannya.
rangka meningkatkan mutu pengajaran di Selanjutnya Admowirio (2000:233) secara
kelas. lebih spesifik menjelaskan pengertian etos
kerja yaitu landasan untuk meningkatkan ketrampilan yang dapat meningkatkan
prestasi kerja/kinerja setiap Pegawai kreativitas, produktivitas, kualitas, dan
Negeri Sipil (PNS)”. efisiensi kerja.
Menurut Tasmara (2002) ada c. Dalam melanjutkan dan meningkatkan
beberapa ciri yang dimiliki oleh seseorang pembangunan khususnya dalam
yang tertanam etos kerja, yaitu memiliki bidang pendidikan sebaiknya nilai
sikap visioner, loyalitas, disiplin, mandiri, budaya Indonesia terus dikembangkan
kreatif, efektif dan efisien, berorientasi dan dibina guna mempertebal rasa
produktivitas, dan memiliki komitmen. harga diri dan nilai pendidikan sangat
Hal ini senada dengan Triguno (2002:9) dibutuhkan dalam mengedepankan
yang menyatakan bahwa terciptanya etos etos kerja para guru yang ada di
kerja yang tinggi yang disebutnya sebagai lembaga pendidikan.
budaya kerja akan meningkatkan kepuasan d. Disiplin nasional harus terus dibina
kerja, pergaulan yang lebih akrab, disiplin dan dikembangkan untuk memperoleh
meningkat, pengawasan fungsional sikap mental manusia yang produktif.
berkurang, pemborosan berkurang e. Menggalakkan partisipasi masyarakat,
(efisien), tingkat absensi turun, ingin meningkatkan dan mendorong agar
belajar terus, ingin memberikan yang terjadi perubahan dalam masyarakat
terbaik bagi organisasi dan lain-lain. tentang tigkah laku, sikap serta
Secara umum menurut Triguno psikologi masyarakat. Dampak dari
(2002) mengatakan upaya yang harus etos kerja para guru yang ada dalam
ditempuh dalam pengembangan etos kerja suatu lembaga pendidikan formal tidak
tersebut adalah sebagai berikut : lain adalah sebagaimana paparan
a. Peningkatan produktifitas melalui tersebut diatas. Contoh yang positif
penumbuhan etos kerja.Tumbuhnya terhadap masyarakat tentang cara
etos kerja akan memberikan suatu dalam meningkatkan etos kerja yang
formulasi baru dalam meningkatkan diharapkan.
potensi pribadi yang dimiliki oleh f. Menumbuhkan motifasi kerja, dari
setiap guru di jenjang pendidikan sudut pandang pekerja, kerja berarti
formal. pengorbanan, baik itu pengorbanan
b. Sistim pendidikan perlu disesuaikan waktu senggang atau kenikmatan
dengan kebutuhan pembangunan yang hidup lainnya, semantara itu upah
memerlukan berbagai keahlian dan merupakan ganti rugi dari segala
pengorbanannya itu. Bagi guru, kehidupannya, perilaku itu tercipta melalui
dimensi seperti yang diharapkan diatas proses binaan keluarga, pendidikan dan
sangat memberi peluang yang besar pengalaman.
dalam meningkatkan etos kerjanya. Selanjutnya pengertian disiplin lainnya
Secara terminologi, disiplin diartikan yang dikemukakan oleh Siswanto (2009)
oleh Tu’u (2006), sebagai tertib dan taat menjelaskan bahwa disiplin adalah suatu
atau mengendalikan tingkah laku, sikap menghormati, menghargai, patuh
pengasaan diri, kendali diri, sebagai dan taat terhadap peraturan-peraturan yang
latihan membentuk, meluruskan, atau berlaku, baik yang tertulis maupun yang
menyempurnakan sesuatu, sebagai tidak tertulis serta sanggup
kemampuan mental atau karakter moral, menjelaskannya dan tidak mengelak untuk
sebagai hukuman yang diberikan untuk menerima sangsi-sangsinya apabila ia
melatih atau memperbaiki, sebagai melanggar tugas dan wewenang yang
kumpulan atau system peraturan-peraturan dikaitkan kepadanya.
bagi tingkah laku. Sedangkan disiplin Berdasarkan dari pendapat di atas,
diartikan menaati (mematuhi) tata tertib. dapat disimpulkan bahwa disiplin yang
Konsep populer dari disiplin sama dengan baik adalah disiplin diri, segala peraturan
Hurlock (1990), konsep disiplin digunakan atau norma yang ada baik untuk
hanya bila anak melanggar peraturan, kepentingan dunia maupun akhirat.
perintah yang diberikan orang tua, guru Sehingga dengan demikian akan
atau orang dewasa yang berwenang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun
mengatur kehidupan bermasyarakat. untuk kepentingan bangsa dan negara.
Abdullah (2006) mengartikan disiplin Adapun pengertian guru menurut
sebagai suatu sikap taat dan patuh dalam Usman (2002) mengemukakan bahwa
menjalankan peraturan dan tugas, apapun guru merupakan suatu profesi yang artinya
kesulitan dan rintangannya. Prijodarminta suatu jabatan atau pekerjaan yang
dalam Tu’u (2006), disiplin sebagai memerlukan keahlian khusus sebagai
kondisi yang tercipta dan terbentuk guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak
melalui proses serangkaian perilaku yang dilakukan oleh sembarang orang di luar
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, bidang kependidikan walaupun
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan kenyataannya masih terdapat dilakukan
ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah oleh orang di luar pendidikan. Oleh karena
menjadi bagian dari perilaku dalam itu, jenis profesi ini paling mudah terkena
pencemaran. Dengan demikian jelaslah d. Hukuman yang diberikan bagi yang
guru merupakan suatu profesi yang melanggar ketentuan yang berlaku
tugasnya adalah mengajar, membimbing untuk mendidik, melatih,
dan mengarahkan siswanya agar dapat mengendalikan dan memperbaiki
belajar dengan baik dan kreatif, dan hal ini tingkah laku.
tidak dapat dilakukan oleh sembarang e. Peraturan-peraturan sebagai pedoman
orang diluar. Profesi ini dijelaskan oleh dan ukuran perilaku.
orang yang telah memiliki kemampuan Menurut Singodimejo dalam Sutrisno
dan keahlian khusus dalam bidang (2013) disebutkan bahwa indikator
pendidikan. kedisiplinan adalah sebagai berikut :
Menurut Imron (2011) berpendapat a. Taat terhadap aturan waktu. Dilihat
bahwa disiplin guru adalah suatu keadaan dari jam masuk kerja, jam pulang, dan
tertib dan teratur yang dimiliki guru dalam jam istirahat yang tepat waktu sesuai
bekerja di sekolah, tanpa ada pelanggaran- dengan aturan yang berlaku di
pelanggaran yang merugikan baik secara perusahaan.
langsung maupun secara tidak langsung b. Taat terhadap peraturan perusahaan.
terhadap diri sendiri, teman sejawat dan Peraturan dasar tentang cara
terhadap sekolah secara keseluruhan. berpakaian, dan bertingkah laku
Tu’u (2006) merumuskan disiplin dalam pekerjaan.
menjadi beberapa indikator yaitu sebagai c. Taat terhadap aturan perilaku dalam
berikut: pekerjaan. Ditunjukan dengan cara-
a. Mengikuti dan menaati peraturan, cara melakukan pekerjaan-pekerjaan
nilai, dan hukum yang berlaku. sesuai dengan jabatan, tugas dan
b. Ketatan tersebut terutama muncul tanggung jawab serta cara
karena adanya kesadaran diri bahwa berhubungan dengan unit kerja lain.
hal itu berguna bagi kebaikan dan d. Taat terhadap peraturan lainnya
keberhasilan dirinya. diperusahaan. Aturan tentang apa
c. Sebagai alat pendidikan untuk yang boleh dan apa yang tidak boleh
mempengaruhi, mengubah, membina dilakukan oleh para karyawan dalam
dan membentuk perilaku sesuai perusahaan.
dengan nilai-nilai yang ditentukan Berdasarkan beberapa indikator di
atau diajarkan. atas dapat disimpulkan bahwa guru
dikatakan mengajar dengan disiplin
apabila telah mentaati semua peraturan c. Keaktifan memberikan materi ajar
atau tata tertib di sekolah, suatu sikap yang sesuai dengan RPP di Kelas yang
meliputi : ditentukan dalam juknis yang
a. Keaktifan masuk sekolah. Aktif bernama RPP. Guru akan selalu
masuk sekolah berarti aktif atau memberikan materi ajar sesuai
rajin masuk sekolah, sepanjang, dengan jam dan jadwal pelajaran di
dalam keadaan sehat atau tidak kelas sejak awal sampai berakhir
sakit. Guru yang aktif akan jam pelajaran. Dengan demikian
mementingkan sekolahnya tidak satupun materi ajar yang
walaupun ada kepentingan diabaikan, sehingga prestasi
keluarga sekalipun, sikap ini mengajar juga akan dapat dicapai
didasari oleh disiplin diri dan tidak secara menyeluruh dengan mutu
menyiakan waktu sehingga tidak yang baik.
merugi.
b. Ketertiban di dalam kelas. Di II. Metode Penelitian
dalam tata tertib sekolah telah Penelitian ini dilakukan dalam tiga
disebutkan bahwa kewajiban guru tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan
adalah “ikut membantu agar tata evaluasi dan refleksi, dan dilakukan
tertib sekolah dapat berjalan dari minimal dalam dua siklus. Pada tahap
ditaati” juga disebutkan dalam persiapan dibuat dibuat skenario kegiatan,
larangan guru yaitu “mengganggu jadwal waktu, tempat serta sarana
jalannya kegiatan belajara pendukung lainnya seperti lembar
mengajar dalam kelasnya maupun observasi.
terhadap kelas lain”. Dengan sikap Tindakan penelitia ini terdiri dari tiga
ini maka pengajaran tidak akan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
terhambat, karena guru tidak oleh penulis selaku observer pada kegiatan
mengganggu jalannya proses penelitian tindakan sekolah ini antara lain:
kegiatan belajar mengajar dan 1. Jenis kegiatan adalah tindakan
dengan kesadaran akan selalu nyata dalam aspek melihat
menciptakan ketertiban di dalam langsung guru dalam
kelas maupun sekolahnya. Hal ini melaksanakan KBM.
berpengaruh terhadap kelancaran 2. Bentuk kegiatan : Monitoring
proses belajar mengajar. kontinu pada para guru Sekolah
Dasar Negeri 011 Kepenuhansaat 2. Peneliti mendatangkan nara
masuk jam kantor hingga sumber untuk memberikan
melakukan kegiatan KBM selesai informasi tentang motivasi
3. Prosedur kegiatan : kedisilinan sebagai peningkatan
a. Mengadakan koordinasi etos kerja guru dalam mengajar di
dengan guru-guru tentang kelas.
waktu pelaksanaan kegiatan 3. Memberikan binaan secara klasikal
PTS. 4. Guru mengadakan diskusi dengan
b. Menginformasikan kepada teman dalam 2 kelompok
guru-guru di Sekolah Dasar 5. Penelitian dapat berlangsung
Negeri 011 Kepenuhan dengan baik karena situasi
tentang pentingnya kesadaran berlangsung terbuka dan
kedisiplinan dalam bekerja. kolaboratif.
c. Melaksanakan pemantauan Dengan menerapkan keedisipinan
secara reguler dan intensif dalam proses belajar mengajar akan dapat
serta berkala. berlangsung dengan baik dan
d. Subyek dalam penelitian ini menyenangkan. Kerja sama dalam bentuk
yaitu guru-guru di Sekolah diskusi dapat menumbuhkan minat, sikap
Dasar Negeri 011 Kepenuhan. dan kemauan guru untuk melaksanakan
tugasnya seperti halnya menyusun tes
III. Hasil Penelitian dan hasil belajar ; menyusun RPP; ikut
Pembahasan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Penelitian tentang upaya sekitar sekolah dan lain sebagainya.
meningkatkan kemampuan guru dalam Pada awalnya guru guru merasa tidak
kedisipilnan selama terjadi kegiatan siap terhadap inspeksi dan kunjungan
belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri dinas untuk pembinaan kedidiplinan,
011 Kepenuhandilaksanakan dalam dua dengan alasan terbatasnya waktu dan
siklus dengan menerapkan inspeksi dan sulitnya kesadaran secara mandiri terhadap
kunjungan dinas dengan ciri sebagai arti pentingnya disiplin. Setelah supervisor
berikut : pendidikan menyarankan melalui
1. Mengumpulkan guru dalam satu pembinaan dan pengarahan tentang tujuan
ruangan. dan maksud pelaksanaan kegiatan
penelitian tindakan sekolah dengan tema
kedisiplinan selama proses belajar belajar mengajar di kelas. Seorang guru
mengajar, maka para guru di Sekolah yang disiplin tentulah akan memakai
Dasar Negeri 011 Kepenuhansetuju dan seragam kantor dan dalam keadaan yang
mau diajak secara kolaboratif sebagai licin dan rapi. Agar tercipta pencitraan
subjek penelitian guna seorang guru yang memiliki wibawa serta
mengimplementasikan aspek nilai dapat menjadi panutan kedisiplinan
kedisiplinan menjadi satu yang sangat berseragam oleh para siswa di sekolah.
penting. Guru yang disiplin tidak akan membuang
Selama penelitian berlangsung, bagi waktu hanya dengan bersantai saja, adanya
para guru di Sekolah Dasar Negeri 011 kekosongan waktu di kelas yang mungkin
Kepenuhan sangat respek terhadap terjadi dimanfaatkan dengan apa saja yang
pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan bermanfaat bagi pemberian materi ajar.
sekolah ini terlebih pada saat putaran Misalnya : belajar sendiri di
kedua dilaksanakan, alhasil banyak perpustakaan, membuat rangkuman dan
peningkatan mutu dan etos kinerja guru skedul kerja untuk mengajar di kelas yang
dalam menjaga dan melaksanakan rasa kosong ataupun memanfaatkan waktu
kedisiplinan diri secara mandiri untuk luang untuk melakukan interpersonal
menjada kebersihan dan kerapian serta dengan siswa secara komunikatif yang
menyusun dan melaksanakan RPP dengan mendidik dan rekreatif. Kesimpulan
serius. Hal ini akan menjadi satu tolok bahwa sikap guru yang mencerminkan
ukur keberhasilan mencerdaskan kedisiplinan tersebut akan sangat
pendidikan di sekolah tingkat dasar. berpengaruh terhadap hasil kerja
mengajar di kelas. Saran Agar guru lebih
IV. Kesimpulan dan Saran meningkatkan kedisiplinan belajar di
Berdasarkan analisis data, dari dalam proses belajar mengajar di sekolah
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan Kebijakan sekolah perlu dikaji dan
bahwa penerapan pembinaan etos kerja ditinjau kembali terutama yang berkaitan
oleh kepala sekolah sangatlah membantu dengan pelaksanaan tata tertib di sekolah.
para guru di Sekolah Dasar Negeri 011
Kepenuhan untuk lebih meningkatkan Daftar Pustaka
kualitas diri dan menejemen kinerja diri Abdullah. 2006. Disiplin Sebagai Suatu
Sikap Taat dan Patuh Dalam
dari rasa kedisiplinan yang
Menjalankan Peraturan dan Tugas,
terimplementasikan ke dalam memporoses Apapun Kesulitan dan
Rintangannya. Pekanbaru.
Admodiwiro, Soebagio. 2000. Manajemen
Pendidikan. Jakarta: PT Ardadizya.
Elizabeth, Hurlock. 1990. Psikologi
Perkembangan Anak. Jakarta :
Erlangga
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen
Dasar, Pengertian dan Masalah,
Jakarta: Bumi Aksara
Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta
Didik Berbasis Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sinamo, Jansen. 2005. Delapan Etos Kerja
Profesional. Jakarta: Institut
Mahardika.
Siswanto, Bedjo. 2009. Manajemen
Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru.
Sutrisno, Edi. 2013. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Tasmara, Toto. 2002. Membangun Etos
Kerja Islam. Jakarta: Gema Insani
Pers.
Triguno. 2002. Budaya Kerja:
Menciptakan Lingkungan yang
kondusif untuk Meningkatkan
Produktivitas Kerja. Jakarta: Golden
Trayon Pers.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada
Perilaku dan Prestasi Siswa”,
(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Usman, Moh, Uzer. 2002. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan
Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf
Pubilshing.

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Nilai Siswa
    Nilai Siswa
    Dokumen8 halaman
    Nilai Siswa
    Juf Ri
    100% (1)
  • Lampiran 3 SOAL
    Lampiran 3 SOAL
    Dokumen4 halaman
    Lampiran 3 SOAL
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen7 halaman
    Bab Iv
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen19 halaman
    Bab Iv
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Uh Ii
    Uh Ii
    Dokumen2 halaman
    Uh Ii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen7 halaman
    Bab 3
    Juf Ri
    0% (1)
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen21 halaman
    Bab 2
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • RPP I Per I
    RPP I Per I
    Dokumen7 halaman
    RPP I Per I
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • Karya Ilmiah Adri Yanti
    Karya Ilmiah Adri Yanti
    Dokumen11 halaman
    Karya Ilmiah Adri Yanti
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • RPP Pra Siklus
    RPP Pra Siklus
    Dokumen3 halaman
    RPP Pra Siklus
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • RPP Ii Per Ii
    RPP Ii Per Ii
    Dokumen6 halaman
    RPP Ii Per Ii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat
  • RPP I Per Ii
    RPP I Per Ii
    Dokumen6 halaman
    RPP I Per Ii
    Juf Ri
    Belum ada peringkat