Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang telah di tentukan,
Atau kata baku merupakan kata yang sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia dan
sumber utama dari bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku umumnya sering
digunakan pada kalimat yang resmi, baik itu dalam suatu tulisan maupun dalam pengungkapan kata-kata.
Kata-kata baku yaitu kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang sudah di tentukan
sebelumnya dan suatu kata bisa disebut dengan kata tidak baku jika kata yang digunakan tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. ketidakbakuan suatu kata bukan hanya ditimbulkan oleh salah penulisan saja, akan
tetapi bisa juga disebabkan oleh pengucapan yang salah dan penyusunan suatu kalimat yang tidak benar. Biasanya
kata tidak baku selalu muncul dalam percakapan kita sehari-hari.
Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa sudah ditentukan.
Biasanya kata tidak baku sering digunakan saat percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur. Adapun faktor-
faktor yang dapat menyebabkan munculnya kata tidak baku, yang diantaranya sebagai berikut ini:
Yang menggunakan bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata yang dia maksud.
Yang menggunakan bahasa tidak memperbaiki kesalahan dari penggunaan suatu kata, itulah yang
menyebabkan kata tidak baku selalu ada.
Yang menggunakan bahasa sudah terpengaruh oleh orang-orang yang terbiasa menggunakan kata yang
tidak baku.
Dan yang terakhir, yang menggunakan bahasa sudah terbiasa memakai kata tidak baku.
Constextual teaching and learning atau biasa disebut pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan daengan situasi dunia nyata dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami makna yang ada pada
bahan ajar, menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan konteks
Learning Cycle merupakan tipe pembelajaran yang memiliki lima tahap pembelajaran, yaitu (1) tahap pendahuluan
(engage), (2) tahap eksplorasi (exploration), (3) tahap penjelasan (explanation), (4) tahap penerapan konsep
Dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil
belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu
d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan
nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau
f. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian
seterusnya.
g. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa
Langkah-langkah pelaksanaannya:
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gamabar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi.
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar menjadi urutan
yang logis.
f. Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi
g. Kesimpulan.