Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MINAT WUS

DALAM MELAKUKAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI DI


PUSKESMAS X TAHUN 2017

PROPOSAL

Disusun Oleh :
Indrawati
1710104318

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA DIV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian


perempuan baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut World
Health Organization (WHO) melaporkan bahwa setiap tahun angka kematian
kanker meningkat, pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan
8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Pada tahun 2012 kanker
menjadi penyebab dari kematian sekitar 8,2 juta orang angka penderita kanker akan
meningkat setiap tahunnya dan di perkirakan mencapai 23,6 juta kasus baru
pertahun pada 2030. Menurut international union againts cancer (IUAC) kanker
telah membunuh orang lebih banyak dari pada total kematian yang di akibatkan
AIDS, TBC, dan malaria (Rasjidi 2010). Berdasarkan data dari American cancer
society sekitar 1,3 juta perempuan terdiagnosa kanker payudara, dan setiap
tahunnya di seluh dunia kurang lebih 465.000 perempuan atau 36% meninggal
karena kanker payudara (Rasjidi 2010).

Berdasarkam sistem informasi rumah sakit (SIRS) pada tahun 2010 di


indonesia kanker menjadi penyebab kematian nomor tiga dengan kejadian 7,7%
dari seluruh penyebab kematian karena penyakit tidak menular, setelah strok dan
penyakit jantung. Saat ini kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua
akibat kanker pada perempuan setelah kanker paru-paru, dan merupakan kanker
yang paling banyak di temui yaitu sekitar 26 per 100.000 di ikuti kanker leher
rahim 16 per 100.000. sementara itu kanker leher rahim merupakan jenis kanker
tertinggi pada pasient rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit di
indonesia, dengan porposi sebesar 28,7% untuk kanker payudara, dan kanker leher
rahim12,8%, leukimia 10,4% lyphoma 8,3 dan kanker paru 7,8% (depkes 2013).

Berdasarkan data dinas kesehatan kota yogyakarta tahun 2012 angka


kejadian kanker payudara sebesar 58 orang, tahun 2013 meningkat menjadi 127
orang, dan tahun 2014 sebesar 155 orang. Angka kematian akibat kanker payudara
pada tahun 2015 terdapat 13 kasus dan tahun 2016 sampai bulan agustus ada empat
kasus (Dinkes,2016). Data studi pendahuluan yang di dapatkan didinas kesehatan
kota yogyakarta pada bulan agustus 2016 di dapatkan data angka kejadian kanker
payudara sebanyak 418 kasus.

Banyak faktor resiko yang tidak dapat di kendalikan.beberapa ahli diet dan
ahli kanker percaya perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi
angka kejadian kanker. Di usahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker
payudara lebih muda diobati dan bisa di sembuhkan jika masih pada stadium dini.
SADARI, pemeriksaan payudara secara krlinis, mammografi sebagai prosedur
penyaringan merupakan tiga cara untuk mendeteksi kanker secara dini ( Mahdina
2010). Periksa payudara sendiri (SADARI) merupakan hal penting untuk
mendeteksi kangker payudara. Ada bukti bahwa wanita yang benar mempraktekan
SADARI setiap bulan lebih mungkin untuk mendeteksi benjolan pada tahap awal
perkembanganya, dan didiagnosis dini telah di laporkan pengaruh pengobatan dini
dan untuk menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik.(American
cancer society, 2016).

Kanker bukanlah suatu penyakit, melainkan manifestasi beberapa penyakit


dan patogenesis, gambaran dan penyebab yang berbeda yang di tandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal. Kanker payudara adalah karsinoma atau tumor
ganas yang tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh, di
dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, ataupun jaringan ikatan pada
payudara ( Mahdiana 2010). Penyebab terjadinya kanker payudara belum di ketahui
secara pasti, tetapi menurut Rasjidi ( 2010), ada beberapa faktor yang menyebabkan
seseorang beresiko mengalami kanker payudara. Faktor tersebut yaitu genetik (jenis
kelamin, riwayat keluarga), faktor hormon ( usia, menarche kurang dari 12, usia
menopause lebih dari 55 tahun, kehamilan pertama pada usia lebih dari 35 tahun,
nulipara, menyusui, kontrasepsi hormonal, Terapi Sulih Hormon (TSH), usia,
foktor lingkungan dan gaya hidup (letak geografik, konsumsi lemak atau obesitas,
dan konsumsi alkhol ).

Kebijakan pemerintah tentang penanggulangan kanker diatur dalam


peraturan mentri kesehatan RI no 34 tahun 2015. Penanggulangan kanker payudara
dan kanker leher rahim dalam bentuk pelayanan kesehatan masyarakat meliputi
kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dapat dilaksanakan oleh dokter dan
bidan terlatih di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau fasilitas umum yang
memadai. Peraturan mentri kesehatan no 69 tahun 2013 tentang penyelanggaraan
program jaminan kesehatan menjamin bahwa periksa deteksi dini dan pengobatan
kanker di jamin oleh badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan.
Jaminan kesehatan dari fasilitas pelayanan tingkat puskesmas sampai dengan
rumah sakt (kemenkes, 2013).

Bidan mempunyai peranan penting untuk membantu mendeteksi dini


terhadap kejadian kanker payudara dengan memberikan edukasi dan pelayanan
kepada masyarakat tentang pentingnya Breast self Examination (BSE) atau
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan Clinical Breast Examinion) (CBE).
BSE dan CBE dilakkan secara berkala untuk mendeteksi dini terhadap kanker
payudara. Bidan juga harus memberikan KIE mengenai pemeriksaan payudara
sendri. Selain itu juga bidan juga harus menyampaikan keuntungan pemeriksaan
payudara sendiri kepada ibu dan masyarakat sehingga dapat menurunkan resiko
mengidap kanker payudara.

Ketidak tahuan masyarakat tersebut perlu di sikapi dengan peningkatan


upaya promotif-preventif, antara lain dengan melaksanakan sosialisasi, advokasi,
dan edukasi di berbagai elemen masyarakat.oleh karena itu masyarakat perlu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

rumusan masalah dari penelitian ini adalah “ Hubungan tingkat pengetahuan dan
minat wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri di
puskesmas x 2017?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusu, yaitu :

1. Tujuan Umum
Mengetahui hbungan tingkat pengetahuan dan minat wanita usia subur dalam
melakukan pemeriksaan payudara sendiri di puskesmas x 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui trntang pemeriksaan payudara sendiri pada wanita usia subur


di puskesmas x.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur dalam melakukan


pemeriksaan payudara sendri di puskesmas x

c. Mengetahui hubungan dengan minat wanita usia subur dalam melakukan


pemeriksaan payudara sendiri di puskesmas x.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teriotis

Menerapkan dan menambah studi yang berdasarkan evidance based mengenai


perkembangan praktik kebidanan terkini khususnya ilmu tentang kanker
payudara sehingga dapat menemukan dasar pemeikiran yang dapat di
pertimbangkan dalam pemantauan teori baru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa Kebidanan

Sebagai bahan kajian untuk menambah wacana dan informasi ilmiah bagi
pembaca tentang pemeriksaan payudara sendiri.

b. Bagi wanita

Memberikan pengetahuan pada wanita usia subur dalam melakukan


pemeriksaan payudara sendiri.

c. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah informasi dan


pengetahuan bagi masyarakat tentang pemeriksaan payudara sendiri.
d. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan kepada wanita usia subur
tentang pemeriksaan payudara sendiri.

E. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini membahas tentang hubungan dan minat wanita usia subur dalam
melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

2. Ruang Lingkup Responden

Responden dalam penelitian ini adalah wanita usia 20-65 tahun, karena semua
wanita beresiko terkena kanker dan SADARI di anjurkan mulai usia 20 tahun.

3. Ruang Lingkup Waktu

Waktu penyusunan proposal penelitian ini sampai pada penyusunan hasil


penelitian yaitu bulan september 2017- desember 2017.

4. Ruang Lingkup Tempat

Tempat penelitian ini di puskesmas x, berdasarkan pengisian kuisioner yang di


lakukan terhadap 30 orang wanita, hanya tujuh orang yang pernah melakukan
SADARI secara teratur, sedangkan 23 orang lainya tidak pernah melakukan
SADARI. Alasan mereka tidak melakukan SADARI antara lain tidak
mengetahui manfaatnya, tidak pernah di ajarkan caranya dan merasa tidak
yakin bisa melakukan SADARI meskipun pernah mendapatkan informasi
tentang SADARI.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang akan di lakukan adalah


penelitian yang di lakukan oleh

1. Pranulita (2009), dengan judul tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK Dusun Candi
Karang kelurahan sardonoharjo kecamatan ngaglik kabupaten sleman tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).” Jenis penelitian adalah deskriptif
dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan variabelnya pengetahuan
ibu tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Dari penelitian tersebut
di dapatkan hasil tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK dusun candi karang
kelurahan sardonoharjo dalam kategori baik 21,38%, cukup 61,28% dan kurang
17,34%.

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya yaitu pada


lokasi , waktu dan sample penelitian. Adapun persamaanya yaitu terdapat pada
hasil penelitianya dalam kategori cukup.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian SADARI

Bentuk payudara biasanya berubah-ubah, sebelum memasuki masa


menstruasi, biasanya payudara telah membesar, lunak, atau ada benjolan dan
kembali normal ketika masa menstruasi selesai. Yang terpenting adalah
mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan yang mana yang tidak.
Karena itu, dari semula setiap perempuan harus tahu bagaimana keadaan
normal payudaranya sendiri. Perlu diingat bahwa tujuan dari pemeriksaan
payudara sendiri (sadari) secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal
lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera di ketahui
(bustan,2009 hlm ).
Pemeriksaan ini di lakukan dengan menggunakan cermin dan di lakukan
oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas. Kanker payudara masih
mempunyai kemungkinan besar untuk di sembuhkan kalau di temukan ketika
masih pada tahap awal atau dini. Dengan demikian penemuan kanker payudara
sejak dini sangatlah penting untuk sebuah kesembuhan (Olfah,Mendri, &
Badi’ah,2013).

2. Tujuan SADARI

Tujuan SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara


dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada
benjolan, perubahan warna kulit, puting bersisik dan pengeluaran cairan atau
nanah dan darah, kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah
khasus terbanyak di dunia, sekaligus penyebab kematian terbesar (Olfah et al,
2013). Tujuan utama deteksi dini kanker payudara adalah untuk menemukan
kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik.
Ternyata 75-85% keganasan kanker payudara ditemukan pada saat dilakukan
pemeriksaan payudara sendiri.

Deteksi dini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri


atau yang di kenal dengan SADARI. Ini adalah pemeriksaan yang mudah
dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya.
Dengan posisi berdiri depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan
normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan
perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan, serta perubahan pada puting
susu (misalnya tertarik ke dalam ) atau keluarnya cairan dari puting susu.
Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut. Pemeriksaan SADARI ini
dilakukan secara rutin setelah haid, sekitar 1 minggu setelah haid dan bila sudah
menopause (mahdiana, 2010,hlm 57).

3. Manfaat SADARI

Manfaat pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah untuk


mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada payudara karena payudara
pada hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap
wanita mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita
memeriksa payudara sendiri secara teratur, setiap bulan setelah haid, wanita
dapat merasakan bagaimana payudara wanita yang normal. Bila ada perubahan
tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah (Manuaba, 2010).

4. Cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri hendaknya dilakukan setiap bulan jika


wanita itu sudah berumur 20 tahun. Bila ada hal-hal yang luar biasa dan
mencurigakan hendaknya memeriksakan ke dokter. Menurut Olfah et al. (2013)
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di lakukan dalam 2 cara, yaitu:

a. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan putting


susu, serta payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin,
posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

b. Pemeriksaan payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan


maksud untuk melihat retraksi kulit atau perletakan tumor terhadap otot
atau fascia dibawahnya.

c. Berdiri tegak di hadapan cermin dengan tangan disamping kanan dan


kiri. Miringkan dada ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada
payudara.

d. Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggung atau


menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah
axilla.
5. Waktu dilakukan SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para
wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5
sampai ke-7 setelah masa haid bermula, ketika payudara mereka sedang
mengendur dan terasa lebih lunak. Para wanita yang telah berusia 20 tahun di
anjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan, dan harus melakukan
pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki usia 40
tahun. Wanita sebaiknya melakukan SADARI sekali dalam satu bulan. Jika
wanita menjadi familiar terhadap payudaranya dengan melakukan SADARI
secara rutin maka dia akan lebih mudah mendeteksi keabnormalan pada
payudaranya. Selain SADARI, deteksi dini untuk yang berusia diatas 39 tahun
adalah lakukan mammogram secara rutin. (Pamungkas, 2011).

B. Tinjauan Umum Tentang Kanker Payudara


1. Pengertian kanker payudara
kanker adalah gambaran umum dari sekelompok sel yang telah bermutasi
dari fungsi aslinya dan telah tumbuh di luar kendali. Kanker ini biasanya di beri
nama sesuai lokasi tumbuhnya, seperti kanker payudara. Karena tubuh tidak
dapat mengontrol pertumbuhan kanker, kanker dapat menyebar ke lokasi lain di
seluruh tubuh. Ketika kanker di diagnosis, keseriusan kanker dapat di tentukan
oleh penyebaranya. Tumor telah menyebar kejaringan di sekitar payudara atau
kelenjar getah bening, dan tumor metastatik telah menyebar ke organ lainnya
(American Cancer Society, 2016).
Kanker payudara (carcinoma mammae) adalah suatu perubahan jaringan
yang baru sebagai akibat pertumbuhan yang berlebihan (sel abnormal) pada
payudara serta memiliki kemampuan menyerang atau merusak jaringan lain.
Kanker payudara merupakan suatau penyakit neoplasma ganas yang berasal
dari parenchyma. Kanker payudara timbul pada jaringan payudara, yang terdiri
dari kelenjar susu dan saluran yang menghubungkan antara kelenjar susu
dengan puting susu. Tumor yang biasa di temukan adalah tumor jinak, yaitu
tumor yang berkembang tidak normal, tetapi tidak menyebar dan tidak
membahayakan (American Cancer Society, 2016).

2. Etiologi

Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui namun data
epidemologik mengisyaratkan bahwa faktor genetik, endokrin dan lingkungan
mungkin sangat berperan inisiasi dan/atau promosi pertumbuhan kanker
payudara (Brunner & Suddarth, 20030.

a. genetik

Semua saudara dari penderita kanker payudara memiliki peningkatan resiko


mengalami kanker payudara namun saudara tingkat pertama (saudara kandung,
orang tua, anak) memiliki peningkatan resiko dua sampai tiga kali lipat
dibandingkan dengan populasi umum. Hampir 5% dari semua pasien kanker
payudara memiliki kelainan genetik spesifik yang berperan dalam pembentukan
kanker payudara mereka. Para peneliti menemukan gen dengan nama BRC-1
(Breast Cancer 1) dan BRC-2 (Breast Cancer 2). BRC-1 dapat dideteksi pada 1 dari
400 wanita dan mutasi BRC-menyababkan 5% dari kanker payudara yang
disebabkan karena faktor keturunan.

b. Lingkungan

Radiasi dalam bentuk terapi radiasi yang intensif pada penderita


tuberculosis atau kanker lain diketahui meningkatkan resiko terkena kanker
payudara (radiasi yang disebabkan sinar X pada payudara atau mamogram
tidak dapat diperbandingkan dengan terapi radiasi tuberculosis atau kanker
lain dan tidak menyebabkan kanker dan tidak perlu dikhawatirkan).
Pestisida seperti DDT juga perlu diperhatikan.
c. Endokrin

Banyak faktor yang meningkatkan resiko kanker payudara.


Menstruasi yang mulai pada usia terlalu muda, menopouse yang datangnya
terlambat (usia lebih dari 51 tahun), mempunyai anak pertama di atas usia
30 tahun atau tidak sama sekali mempunyai anak akan meningkatkan resiko
terkena kanker payudara. Semua faktor tersebut berhubungan dengan
hormon estrogen. Kanker payudara juga berhubungan dengan penggunaan
hormon estrogen yang digunakan sebagai terapi menopouse.
d. Diet
Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa diet tinggi lemak dapat
meningkatkan resiko terkena kanker payudara, tetapi penelitian lain tidak
memperlihatkan hasil tersebut. Karena mengkonsumsi makanan berlemak
tinggi dengan resiko terkena kanker payudara dan penyakit hati maka lebih
baik apabila membatasi konsumsi makanan berlemak.
e. Alkohol
Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna
antara intake alkohol dengan resiko kanker payudara. Data additional dari studi
prospektif menunjukkan dampak intake alkohol yang berhubungan dengan
peningkatan level esterogen.
3. Faktor resiko
Menurut Gale and Charette (1999), faktor resiko terjadinya kanker payudara
adalah :a) Usia diatas 40 tahun.
b) Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga.
c) Menstruasi pada usia muda/usia dini.
d) Menopouse pada usia lanjut.
e) Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pada usia lanjut.
f)Pendidikan lebih tinggi dan atau status sosial ekonomi yang lebih tinggi.
g) Penggunaan eksogen esterogen jangka panjang dan progestin.
h) Terpajan pada radiasi pengionisasi berlebihan.
i) Riwayat penyakit fibrokistik.
j) Kanker edometrial, ovarium atau kanker kolon

Anda mungkin juga menyukai