Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perkembangan Agribisnis di Indonesia”.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Sosiologi Masyarakat dan Ilmu Penyuluhan Peternakan. Dalam penyusunan makalah ini, saya
mengucapkan kepada pihak yang telah membantu atau membimbing saya dalam penyusunan
makalaah ini.
Saya mengharapkan semoga makalah saya ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan
ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang pendidikan pada khususnya. Dan saya menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
Penulis
PENGERTIAN AGRIBISNIS
Agribisnis merupakan bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir"
mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor
pangan (food supply chain). Dengan kata lain, agribisnis adalah cara pandang
ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis
mempelajari strategi untuk memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek
budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap
pemasaran.
Agribisnis di Indonesia
Indonesia adalah negara agraris di mana mayoritas penduduknya adalah kaum tani.
Negara agraris menjadikan Indonesia memiliki wilayah yang luas serta kaya akan
lahan yang subur untuk bertani. Atas dasar ini, Indonesia mulai mengenal
agribisnis. Perjalanan perkembangan agribisnis di Indonesia sejalan dengan sejarah
pembangunan pertanian secara umum yang mengalami periode jatuh bangun. Hal
ini sangat berpengaruh dalam perkembangan ekonomi di Indonesia baik secara
mikro maupun secara makro.
Prospek Perkembangan Agribisnis di Indonesia
Perkembangan agribisnis di Indonesia tentu memiliki alasan yang kuat hingga bisa
tetap bertahan sampai saat ini. Beberapa prospek agribisnis yang sangat cerah
diantaranya:
a. Tanah di indonesia relatif subur dan cocok dengan tanaman pangan
b. Indonesia memiliki iklim yang cukup bersahabat. Hujan dan panas cukup teratur
dan sangat minim terjadi bencana.
c. Indonesia berada pada garis katulistiwa yang beriklim tropis. Hal ini
menyebabkan cukupnya sinar matahari bagi pertanian di Indonesia.
d. Pemerintah masih menempatkan sektor pertanian sebagai sektor andalan.
e. Indonesia memiliki aliran sungai, bendungan, dan saluran irigasi yang cukup.
Fase Perkembangan Agribisnis di Indonesia
Agribisnis di Indonesia
Kegiatan agribisnis telah ada sejak sebelum adanya Pembangunan Jangka Panjang
(PJP) I. Akan tetapi kegiatan utamanya adalah Agribisnis Usahatani yg lebih
dikenal dgn istilah pertanian.
Dalam PJP I, kegiatan Pertanian semakin maju sehingga mampu mendorong
agroindustri dan perdagangan. Hal ini seolah-olah agroindustri dan perdagangan
menyesuaikan diri dgn pertanian. Dalam PJP ini, Ujung tombak pengembangan
agribisnis adalah usahatani
Sedangkan dalam PJP II ujung tombaknya non usahatani, yaitu agroindustri dan
perdagangan. Pada saat sekarang posisi antara usahatani dan non usahatani
seimbang (50%, 50%). Jadi, agroindustri dan perdagangan sbg ujung tombak
pengembangan agribisnis masih dlm tahap belajar.
Kegiatan pertanian pada PJP I lebih menekankan untuk menjual dan memproses
apa yg dihasilkan.. Jadi, hanya produksi yg dikembangkan. Pada PJP II
kegiatannya produksi untuk dpt dijual, Yaitu produksinya menyesuaikan dgn
permintaan Industri dan agroindustri.
Perkembangan Agribisnis
Pembangunan sistem Agribisnis bukan saja sebagai pendekatan baru
pembangunan, tetapi perlu dijadikan penggerak utama (grand strategy)
Pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Hal ini didasarkan Karena alasan
berikut :
Pengembangan Agribisnis
Keragaman jenis
Peningkatan mutu
Kontinuitas jumlah
Kesesuaian tempat
Kemasan
Pengangkutan
Mekanisme Pemasaran
Kesesuaian Waktu
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah
Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak
ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at. Dan orang-orang kafir itulah orang-
orang yang zalim”.
Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah
seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang
menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya.
Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri. “ ()