Anda di halaman 1dari 3

Panduan Praktik Klinis

SMF : NEUROLOGI
RSUD Dr Soetomo, Surabaya
2012 – 2014
TRANSIENT ISCHEMIC ATTACKS (TIA)
Atau
SERANGAN OTAK ISKEMIK SEPINTAS (SOS)
1 Pengertian (Definisi) Adalah disfungsi neurologik sesaat akibat iskemia fokal otak,
myelum atau retina, tanpa disertai infark akut dengan sifat-
sifat sebagai berikut :
- Permulaan cepat (<5 menit biasanya < lmenit)
- Lamanya kurang dari 1 jam.
- Gambaran MRI DWI normal
- Tanpa defisit neurologik yang menetap (hilang
sempurna)
- Bukan termasuk serangan prodromal migrain
- Bila belum dilakukan pemeriksaan imejing maka
disebut sebagai sindroma neurovaskuler akut (acute
neurovasculer syndrome)
2 Anamnesis 1. Gejala defisit neurologik fokal merupakan dasar utama
diagnosis TIA atau SOS.
2. Faktor risiko TIA :
i. Merokok sigaret
ii. Konsumsi alkohol
iii. Aktivitas fisik
iv. Sindroma metabolik
v. Penyakit atherosklerotik, baik intra maupun ekstra
kranial
3 Pemeriksaan Fisik Tanda defisit neurologik fokal tidak ditemukan bila
pemeriksaan fisik dilakukan setelah serangan TIA atau SOS
berlalu.
4 Kriteria Diagnosis Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat,
serta pemeriksaan penunjang untuk mencari faktor resiko
yang mendasari terjadinya TIA atau SOS.

5 Diagnosis Transient Ischemic Attacks (TIA) atau Serangan


Otak iskemik Sepintas (SOS)
6 Diagnosis Banding
7 Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan penunjang : ditujukan untuk mencari faktor
risiko yang mendasari terjadinya TIA atau SOS.
Pemeriksaan tersebut antara lain meliputi :
1. Elektrokardiografi (EKG)
2. X-foto toraks PA
3. Darah lengkap
4. Kimia darah (kadar glukosa, serum elektrolit, tes faal
ginjal dan hati)
5. Profil lipid
6. Faal hemostasis (PT, aPTT)
7. MRI DWI
Pada keadaan tertentu, mungkin diperlukan pemeriksaan lain,
misalnya ekhokardiografi, Doppler karotis / Trans Cranial
Doppler Sonography (TCD), MRA (Magnetic Resonance
Angiography), Four Vessel Angiography.
8 Terapi 1 Pemeriksaan neurovaskular harus dilakukan pada setiap
penderita yang mengalami serangan TIA (20% penderita
TIA akan mengalami stroke dalam bulan pertama,
sebagian besar terjadi pada 72 jam pertama, setelah
serangan TIA).
2 Pemberian antiplatelet, terutama Acetylsalisylic acid
(ASA) 100-300 mg/hari per oral sejak awal. Obat
antiplatelet lain yang bisa diberikan adalah Clopidogrel
75 mg/hari, kombinasi ASA 25 mg dan Dipyridamol 200
mg 2 kali sehari, Cilostazol 2 kali 50-100 mg/hari).
9 Edukasi 1. Penderita yang mengalami TIA atau SOS lebih dari satu
kali seminggu harus dirawat di rumah sakit untuk
pemeriksaan dan terapi lebih intensif.
2. Kontrol terhadap faktor resiko yang diketahui, antara lain
dengan memperbaiki gaya hidup (olahraga teratur, diet,
menghentikan kebiasaan merokok, minum alkohol, dan
penggunaan narkoba), regulasi tekanan darah pada
penderita hipertensi, regulasi gula darah bagi penderita
diabetes mellitus.
10 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11 Tingkat Evidens II
12 Tingkat B
Rekomendasi
13 Penelaah Kritis 1 Ratna Anggraeni, dr., Sp.S(K)
2 Hendro Susilo, dr., Sp.S(K)
3 Moh. Saiful Islam, dr., Sp.S(K)
4 Paulus Sugianto, dr., Sp.S(K)
5 Achmad Firdaus Sani, dr.,Sp.S, FINS
6 Moh. Saiful Ardhi, dr., Sp.S
14 Indikator Medis National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS)

15 Kepustakaan 1 Furie KL, Kasner SE, Adams RJ, et al. Guidelines for the
Prevention of Stroke in Patients With Stroke or Transient
Ischemic Attack. A Guideline for Healthcare
Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke. 2011;
42:00-00.
2 Simon RP, Greenberg DA, Aminof MJ, 2009. Clinical
Neurology 7th Ed: Stroke. Lange Medical Books/
McGraw-Hill, New York. Pp: 292-327.
3 Fitzsimmons BM, 2008. Cerebrovascular Disease:
Ischemic Stroke. In: Burst JCM. Current Diagnosis and
Treatment: Neurology. McGraw-Hill, Singapore. Pp:
100-126.
4 Ropper AH, Samuel MA, 2009. Adams and Victors,
Principle of Neurology: Cerebrovascular Disease.
McGraw-Hill, New York. Pp: 746-845.
5 Caplan LR (2009). Caplan’s Stroke, a Clinical Approach:
Stroke Prevention. Saunders, Philadelphia. Pp: 578-604.
6 Singhal AB, Lo EH, Dalkara T, Moskowitz MA, 2006.
Ischemic Stroke. Basic Patophysiology and
Neuroprotective Strategies. In: Gonzales RG, Hirsch JA,
Koroshetz WJ, Lev MH, Schaefer P (eds). Acute
Ischemic Stroke. Springer Berlin Heidelberg, New York.
Pp: 1-26.
7 Misbach J, dkk (eds), 2007. Guideline Stroke 2007:
Pedoman pemberian antikoagulan pada stroke iskemik.
Hal: 67-74.
8 Easton JD, et al. Definition and Evaluation of Transient
Ischemic Attack: A Scientific Statement for Healthcare
Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association Stroke
Council; Council on Cardiovascular Surgery and
Anesthesia; Council on Cardiovascular Radiology and
Intervention; Council on Cardiovascular Nursing; and the
Interdisciplinary Council on Peripheral Vascular Disease:
The American Academy of Neurology affirms the value
of this statement as an educational tool for neurologists.
Stroke 2009;40;2276-2293

Surabaya, April 2013


Ketua Komite Medik Ketua SMF. Neurologi,

Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU(K). Wijoto, dr., Sp.S(K).
NIP. 19490906 197703 1 001 NIP. 19510623 197206 1 001

Direktur RSUD Dr Soetomo Surabaya,

Dodo Anondo, dr., MPH.


NIP. 19550613 198303 1 013

Anda mungkin juga menyukai