A. LATAR BELAKANG
Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi seorang
ibu dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu dan anak akan
terjalin, dengan periode yang cukup panjang, masa menyusui sangat baik bagi
perkembangan mental dan psikis anak. Ketika air susu mengalir dari payudara
ibu, si anak akan merasakan betapa besar curahan cinta, kasih sayang, dan
kehangatan yang diberikan kepadanya (Arifin, 2004 dalam Nadimin, dkk. 2010).
Zat gizi menyusui sangat penting karena berhubungan dengan kesehatan ibu
dan anak. Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk meningkatkan asupan kalori,
protein, kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin serta mineral lainnya untuk
mencukupi kebutuhan zat gizi saat menyusui (Zalilah, 2006 dalam Nadimin, dkk.
2010). Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan pula makanan tambahan.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapatkan tambahan
makanan, tentu akan berakibat terjadinya kemunduran dalam pembuatan dan
produksi ASI. Terlebih lagi jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami
kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang
menyusui mutlak diperlukan (Mochtadi, 1994 dalam Nadimin, dkk. 2010).
Status ibu menyusui disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya
adalah pola makan atau asupan zat gizi ibu. Pola makan yang baik adalah pola
makan yang seimbang, memenuhi kebutuhan gizi ibu baik dari jenis maupun
jumlah. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang ditemukan ibu menyusui
mengalami kekurangan asupan zat gizi akibat adanya pantangan makanan tertentu
yang berkaitan dengan masalah budaya. Asupan zat gizi seseorang ditentukan
oleh kebiasaan makan dan frekuensi makan (Nadimin, dkk. 2010).
Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi
seorang ibu dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu dan
anak akan terjalin, dengan periode yang cukup panjang, masa menyusui sangat
baik bagi perkembangan mental dan psikis anak. Ketika air susu mengalir dari
payudara ibu, si anak akan merasakan betapa besar curahan cinta, kasih sayang,
dan kehangatan yang diberikan kepadanya (Arifin, 2004 dalam Nadimin, dkk.
2010).
Zat gizi menyusui sangat penting karena berhubungan dengan kesehatan
ibu dan anak. Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk meningkatkan asupan
kalori, protein, kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin serta mineral lainnya
untuk mencukupi kebutuhan zat gizi saat menyusui (Zalilah, 2006 dalam
Nadimin, dkk. 2010). Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan pula makanan
tambahan. Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapatkan
tambahan makanan, tentu akan berakibat terjadinya kemunduran dalam
pembuatan dan produksi ASI. Terlebih lagi jika pada masa kehamilan ibu juga
mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang
sedang menyusui mutlak diperlukan (Mochtadi, 1994 dalam Nadimin, dkk. 2010).
Status ibu menyusui disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya
adalah pola makan atau asupan zat gizi ibu. Pola makan yang baik adalah pola
makan yang seimbang, memenuhi kebutuhan gizi ibu baik dari jenis maupun
jumlah. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang ditemukan ibu menyusui
mengalami kekurangan asupan zat gizi akibat adanya pantangan makanan tertentu
yang berkaitan dengan masalah budaya. Asupan zat gizi seseorang ditentukan
oleh kebiasaan makan dan frekuensi makan (Nadimin, dkk. 2010).
Berdasarkan latar belakang tersebut kami tertarik untuk melakukan
penyuluhan terkait gizi untuk ibu menyusui.
B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU) / Standart Kompetensi
Setelah diberikan penyuluhan tentang gizi untuk ibu menyusui diharapkan ibu
menyusui mampu menerapkan cara mengkonsumsi makanan yang baik buat ibu
selama masa menyusui
E. METODE
Ceramah dengan demonstrasi dan tanya jawab
F. MEDIA
Leaflet
Buku catatan
Alat tulis
G. PENGORGANISASIAN
1. Penganggung jawab :
2. Penyaji : Hendi Kristiyawan
3. Moderator : Elis Tri Wulandari
4. Fasilitator : Lailati Ulpah
5. Observer : Ihda Rusdayanti
H. SETTING TEMPAT
: audience
: penyuluh
I. STRATEGI PELAKSANAAN
J. PROSES KEGIATAN
Tindakan Waktu
Proses
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Memberikan salam, Memperhatikan 5 menit
memperkenalkan diri, dan dan menjawab
membuka penyuluhan. salam
b. Menjelaskan materi secara umum
dan manfaat bagi peserta Memperhatikan
penyuluhan.
c. Menjelaskan TIU (Tujuan
Instruksional Umum) dan TIK
(Tujuan Instruksional Khusus). Memperhatikan
Penyajian 1) Menjelaskan tentang konsep Memperhatikan 20 menit
makanan bergizi untuk ibu
menyusui
a. Jenis makanan untuk ibu
menyusui
b. Kandungan gizi yang ada
pada makanan
c. Cara mengolah makanan
untuk ibu menyusui
Penutup a. Menjelaskan kesimpulan dari Memperhatikan 5 menit
materi penyuluhan
b. Ucapan terimakasih
c. Salam penutup
K. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kontrak waktu dengan klien
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
d. Kesiapan penyuluh
e. Kesiapan sasaran
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama
penyuluhan berlangsung
c. Peserta mengajukan pertanyaan.
d. Peserta kurang lebih 3-5 orang.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang nutrisi pada ibu
menyusui dengan benar.
Materi
Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi
seorang ibu dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu dan
anak akan terjalin, dengan periode yang cukup panjang, masa menyusui sangat
baik bagi perkembangan mental dan psikis anak. Ketika air susu mengalir dari
payudara ibu, si anak akan merasakan betapa besar curahan cinta, kasih sayang,
dan kehangatan yang diberikan kepadanya (Arifin, 2004 dalam Nadimin, dkk.
2010).
Zat gizi menyusui sangat penting karena berhubungan dengan kesehatan
ibu dan anak. Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk meningkatkan asupan
kalori, protein, kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin serta mineral lainnya
untuk mencukupi kebutuhan zat gizi saat menyusui (Zalilah, 2006 dalam
Nadimin, dkk. 2010). Agar ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan pula makanan
tambahan. Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapatkan
tambahan makanan, tentu akan berakibat terjadinya kemunduran dalam
pembuatan dan produksi ASI. Terlebih lagi jika pada masa kehamilan ibu juga
mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang
sedang menyusui mutlak diperlukan (Mochtadi, 1994 dalam Nadimin, dkk. 2010).
Status ibu menyusui disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya
adalah pola makan atau asupan zat gizi ibu. Pola makan yang baik adalah pola
makan yang seimbang, memenuhi kebutuhan gizi ibu baik dari jenis maupun
jumlah. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang ditemukan ibu menyusui
mengalami kekurangan asupan zat gizi akibat adanya pantangan makanan tertentu
yang berkaitan dengan masalah budaya. Asupan zat gizi seseorang ditentukan
oleh kebiasaan makan dan frekuensi makan (Nadimin, dkk. 2010).
Beberapa penelitan memperhatikan bahwa ibu dengan gizi yang baik,
umumnya mampu menyusui bayinya selama minimal 6 bulan. Sebaliknya, pada
ibu yang gizinya kurang baik, biasanya tidak mampu menyusui bayinya dalam
jangka waktu selama itu, bahkan tak jarang air susunya tidak keluar.
1. Kebutuhan Gizi Masa Nifas
Kebutuhan gizi pada masa nifas dan menyusui meningkat 25% yaitu untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari
biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari.
Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme,
cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang
akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang
dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang,
posinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan
yang seimbang mengandung unsur-unsur seperti sumber tenaga, pembangun,
pengatur, dan pelindung.
1. Menjaga kesehatan
2. Mempercepat pengembalian alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
3. Untuk aktivitas dan metabolisme tubuh
4. Untuk meningkatkan produksi ASI
4. Zat Gizi yang Diperlukan Pada Masa Nifas
Buah 3 potong
Susu 2 ½ sdm
Gula 2 sdm
Nilai Gizi :
Jeruk
Inayati, DA. 2006. Seputar Kasus Gizi Ibu Menyusui dan Pemberian ASI.
www.wrm-indonesia.org (diakses 10 Desember 2017).
Nadimin, dkk. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu
Menyusui Wilayah Kerja Puskesmas Moncobalang Kabupaten Gowa. Jurnal
Media Gizi Pangan. Vol. IX. Edisi 1. Januari-Juni 2010. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Pancasakti, Makassar.
BERITA ACARA
Pada hari ini Kamis, 7 November 2019 pukul 10.00 WIB s/d selesai
bertempat di Ruang Poliklinik Anak RSUD Salatiga Sragen Provinsi Jawa Tengah
telah dilaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui.
Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar telah terlampir).
Satuan Acara Bermain pada anak sakit: Hari Jumat, Tanggal 17 November 2017
pukul 10.00 WIB Tempat: di Ruang Anggrek RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.