BAB I
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang
mempermudah radang telinga luar ialah pH di liang telinga yang biasanya normal
atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada
keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. 1 Faktor
lain penyebab otitis eksterna adalah trauma lokal dan alergi. Faktor ini
menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari
epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan
bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen
pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41%), strepokokus (22%),
stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%).2 Istilah otitis eksterna akut
meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga bagian luar. 3,4
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke pinna, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh
liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap
pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi
bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus
dan proteus, atau jamur.5
Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan
jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna sangat
komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus
dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang merupakan
penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap
bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar
merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984)
mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat
menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik.3,4
Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit pada
telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila
2
peradangan ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa
sakit, gatal dan mungkin sekret yang berbau akan menetap.3
Pembersihan yg terbaik adalah dengan sunction dan menggunakan otoskop.
Alternative lain untuk membersihkan telinga adalah dgn menggunakan kapas
untuk mengeluarkan secara perlahan-lahan secret tebal dari saluran telinga luar.
Jika secret tipis, keras atau lengket maka pemberian antibiotic atau hydrogen
peroksida dapat menolong untuk melembutkan secret tsb agar mudah dikeluarkan.
Dapat juga diberikan alcohol sesudahnya untuk membersihkan saluran, tetapi hal
ini mungkin menyebabkan iritasi jika saluran telah mengalami peradangan. Pasien
harus dievaluasi kembali apabila sekret susah untuk dikeluarkan akibat adanya
pembengkakan atau nyeri.1-4
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga
luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani; telinga
tengah terdiri dari membrane timpani, tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus,
dan stapes), dan tuba eustachius; sedangkan telinga dalam terdiri dari koklea
(rumah siput) dan kanalis semisirkularis. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
berikut:1
(a) (b)
Gambar 2.1: Anatomi telinga. (a) telinga luar meliputi daun telinga (pinna) dan liang telinga.
(b) pembagian pinna
Daun telinga terletak di kedua sisi kepala, merupakan lipatan kulit dengan
dasarnya terdiri dari tulang rawan yang juga ikut membentuk liang telinga bagian
luar. Hanya cuping telinga atau lobulus yang tidak mempunyai tulang rawan,
tetapi terdiri dari jaringan lemak dan jaringan fibros. Bentuk dari kulit, tulang
rawan dan otot pada suatu keadaan tertentu dapat menentukan bentuk dan ukuran
dari orifisium liang telinga bagian luar, serta menentukan sampai sejauh mana
serumen akan tertahan dalam liang telinga, disamping itu mencegah air masuk
kedalam liang telinga. 6
Liang telinga mempunyai bagian tulang (di dua pertiga bagian dalam) dan
tulang rawan (di sepertiga bagian luar). Membran timpani memisahkan telinga
luar dan telinga tengah. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantar
4
Otitis eksterna (OE) adalah suatu inflamasi, iritasi, atau infeksi kulit dari
liang/saluran telinga luar (meatus akustikus eksterna) yang disebabkan oleh
kuman maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak
di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk
kambuhan. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna
generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel) atau
jerawat. 1,6
2.3. EPIDEMIOLOGI
5
(a) (b)
Gambar 2.2: Otitis eksterna akibat: (a) infeksi jamur, (b) infeksi Herpes Zoster
k. Penyumbat telinga dan alat bantu dengar. Terutama jika alat tersebut tidak
dibersihkan dengan baik.4,7
Otitis eksterna kronik dapat disebabkan :
Pengobatan infeksi bakteri dan jamur yang tidak adekuat.
Trauma berulang.
Benda asing.
Alat bantu dengar (hearing aid), penggunaan cetakan (mould) pada hearing
aid.4
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan
dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-
sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah
ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang
telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam
liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan
gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri
dan jamur.1,7,8
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya
lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi
inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya
infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses
infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman
dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan/nanah yang
bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga
hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada
liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.4
Tanda otitis eksterna menggunakan otoskop yaitu kulit pada saluran telinga
tampak kemerahan, membengkak, bisa berisi nanah dan serpihan sel-sel kulit
yang mati.3
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Otalgia
merupakan keluhan paling sering ditemukan. Otalgia berat biasa ditemukan pada
otitis eksterna sirkumskripta. Keluhan ini bervariasi dan bisa dimulai dari
perasaan sedikit tidak enak, perasaan penuh dalam telinga, perasaan seperti
terbakar, hingga rasa sakit hebat dan berdenyut. Hebatnya rasa nyeri ini tidak
sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Rasa nyeri terasa makin hebat
bila menyentuh, menarik, atau menekan daun telinga. Juga makin nyeri ketika
pasien sedang mengunyah.1,3,7,8
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal
dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri
tekan daun telinga. Gatal-gatal paling sering ditemukan dan merupakan
pendahulu otalgia pada otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita otitis
eksterna akut, tanda peradangan diawali oleh rasa gatal disertai rasa penuh dan
rasa tidak enak pada telinga.3
Pendengaran berkurang atau hilang. Tuli konduktif ini dapat terjadi pada
otitis eksterna akut akibat sumbatan lumen kanalis telinga luar oleh edema kulit
liang telinga, sekret serous atau purulen, atau penebalan kulit progresif pada otitis
9
eksterna lama. Selain itu, peredaman hantaran suara dapat pula disebabkan
tertutupnya lumen liang telinga oleh deskuamasi keratin, rambut, serumen, debris,
dan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam telinga. Gangguan pendengaran pada
otitis eksterna sirkumskripta akibat bisul yang sudah besar dan menyumbat liang
telinga.3
(a) (b)
Gambar 2.3: Otitis eksterna akut (a) sirkumskripta (b) difus
Otitis eksterna difusa biasanya mengenai kulit liang telinga dua pertiga
bagian dalam. OED dikenal juga sebagai telinga cuaca panas (hot weather ear),
telinga perenang (swimmer ear), karena merupakan suatu problema umum
dibagian otologi yang didapat pada 5–20 % penderita yang berobat ke dokter di
daerah-daerah tropis dan subtropis pada musim panas. Otitis eksterna difusa
merupakan komplek gejala peradangan yang terjadi sewaktu cuaca panas dan
lembab dan dapat dijumpai dalam bentuk ringan, sedang, berat dan menahun.7
Diduga bahwa suhu yang tinggi, kelembaban yang tinggi dan kontaminasi
kulit (kolonisasi) dengan basil gram negatif merupakan tiga faktor terpenting yang
menunjang didalam hal patogenesis otitis eksterna difusa. Berdasarkan
kepustakaan bahwa peningkatan yang cepat dari insiden otitis eksterna terjadi
apabila suhu menaik pada lingkungan yang kelembaban relatif tinggi.1,4,7
Tidak adanya serumen didalam liang telinga luar bisa merupakan suatu
keadaan predisposisi untuk terjadinya infeksi telinga. Telah dikemukakan bahwa
serumen dari telinga penyebab terjadinya lapisan asam yang bersifat anti bakteri
yang dianggap berguna untuk mempertahankan telinga yang sehat.4
Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta. Kadang-kadang
kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir
merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus
otitis media. Rasa sakit didalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut, pada suatu penelitian multisenter
12
yang melibatkan 239 pasien yang dilakukan oleh Cassisi dkk, rasa sakit yang
hebat 20%, sedang 27%, ringan 36% dan tidak ada rasa sakit 17%. Meskipun rasa
sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan
gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding
dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa
kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan
perikondrium,sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan
rasa sakit yang hebat.8
Lagipula, kulit dan tulang rawan sepertiga luar liang telinga bersambung
dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja
dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar
dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.1
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal
dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri
tekan daun telinga. Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan
merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Rasa
gatal yang hebat 9%, sedang 23%, ringan 35%, tidak didapat rasa gatal 33%. Pada
kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak
merupakan tanda permulaan peradangan suatu etitis eksterna akuta. Pada otitis
eksterna kronik merupakan keluhan utama.8
Penurunan pendengaran mungkin terjadi pada otitis eksterna akut. Edema
kulit liang telinga, sekret yang serousa atau purulen, penebalan kulit yang
progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan
menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut,
serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup
lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.8
Diagnosis otitis eksterna difusa ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan
keluhan telinga terasa nyeri, terasa penuh, pendengaran berkurang, dan gatal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kulit liang telinga hiperemis, dan edema dengan
batas yang tidak jelas, adanya sekret yang berbau dan tidak mengandung musin.6
13
Ingat bahwa antibiotik harus berkontak seluruhnya dengan kulit liang telinga
secara efektif. Bila terdapat saluran yang baik dengan membrana timpani, pasien
disuruh berbaring pada satu sisi tubuhnya, kemudian diteteskan antibiotika dan
dipasang sumbat kapas dalam telinga. Harus diberikan 4 atau 5 tetes ke dalam
telinga setiap 4 jam untuk 48 jam pertama, setelah itu liang diperiksa kembali.
Kemudian tetesan antibiotika harus diberikan 3 kali sehari selama 1 minggu.
Kadang-kadang terdapat pembengkakkan sedemikian rupa sehingga tetesan
tersebut tidak dapat masuk ke liang telinga. Pada keadaan ini, masukkan dengan
hati-hati gumpalan kapas tipis 5-7,5cm dan ditekan hati-hati ke dalam liang
telinga dengan forsep bayonet atau forsep buaya. Ujung dalam gumpalan ini harus
sedikit mungkin ke membran timapani dan ujung luarnya harus menonjol ke luar
dari liang telinga. Dengan pasien pada salah satu sisinya, gumpalan tersebut harus
dibasahi dengan larutan antibiotika setiap 3-4 jam. Setelah kapas tersebut
14
dibasahi, pasang sumbatan kapas ke dalam telinga. Dua puluh empat jam setelah
itu kapas harus diangkat dan telinga dibersihkan, serta kemudian dimasukkan
gumpalan kapas yang lebih besar. Biasanya dalam waktu 48 jam, edema akan
mengurai sedemikian rupa sehingga tetesan antibiotika dapat langsung masuk ke
dalam telinga.1,8
Suatu antibiotika yang mengandung neomisin bersama polimiksin B sulfat
(cortisporin) atau kolistin (colymiysin) akan efektif untuk sekitar 99 % pasien.
Bila infeksi disebabkan oleh jamur, salep Nystatin (mycostatin) dapat dioleskan
semuanya ke kulit liang telinga dan dapat digunakan tetesan m-kresil asetat
(creysylate) atau mertiolat dalam air (1:1000). Harus dihindarkan masuknya air
selama 2 minggu setelah infeksi teratasi untuk mencegah rekurensi.8
Terapi topikal biasanya cukup efektif, tetapi bila dijumpai adenopathy dan
gejala toksisitas, antibiotika sistemik dibutuhkan. Penggunaan kortikosteroid
diharapkan dapat mengurangi proses inflamasi.7
Biasanya terapi yang tepat menyebabkan penurunan rasa nyeri dalam 34-48
jam. Untuk nyeri hebat yang biasanya menyertai otitis ekterna difusa dapat
diberikan kodein atau aspirin. Kadang-kadang, ada individu yang sangat rentan
terhadap otitis eksterna, pasien-pasien ini harus diinstruksikan untuk menghindari
masuknya air, busa sabun dan smprotan rambut ke dalam telinga. Mereka dapat
membersihkan telinganya dengan alkohol.8
Edukasi untuk pembersihan telinga (ear toilet) cukup dengan membersihkan
daun telinga dengan kasa basah. Untuk membersihkan serumen yang menumpuk
di liang telinga, biasanya dilakukan dengan irigasi dan suctioning yang dilakukan
oleh dokter ahli THT. Hindari membersihkan liang telinga sendiri dengan benda
seperti lidi kapas (cotton bud) ataupun cara-cara lainnya yang dapat mencederai
liang telinga.
2.7.2.1. Definisi
Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan
ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks
15
Adanya inflamasi yang terlihat pada liang telinga luar dan jaringan lunak
periaurikuler
Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak
pada ramus mandibula dan mastoid
Jaringan granulasi terdapat pada dasar hubungan tulang dan tulang rawan.
Jaringan ini patognomonik pada otitis eksterna maligna. Pemeriksaan
otoskopi juga dapat melihat keterlibatan tulang.
Nervus kranialis (V-XII) harus diperiksa
Status mental harus diperiksa. Gangguan status mental dapat menunjukkan
komplikasi intrakranial
Membran timpani biasanya intak
Demam tidak umum terjadi.5
2) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini penting untuk menentukan adanya osteomielitis, perluasan
penyakit, dan respon terapi, antara lain : CT scan dan MRI keduanya berguna
untuk memeriksa perluasan inflamasi terhadap anatomi jaringan lunak,
pembentukan abses, komplikasi intracranial.5
2.7.2.4. Staging
Stage I : Otitis eksterna nekrotikan (otalgi yang menetap, terbatas pada liang
telinga luar, tidak ada kelumpuhan n. fasialis)
Stage II : Osteomielitis pada basis tengkorak yang terbatas (kelumpuhan nevus
fasialis pada foramen jugualar bagian lateral)
Stage III : Osteomielitis pada basis tengkorak yang ekstensif (Ekstensi sampai
foramen jugular dan lebih medial bawah dari kepala).5
2.7.2.6. Penalatalaksanaan
Pengobatan otitis eksterna maligna termasuk memperbaiki imunosupresi,
pengobatan lokal pada liang telinga, terapi sistemik antibiotik jangka panjang,
pada pasien tertentu dilakukan pembedahan.5
Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda sesuai dengan hasil kultur dan
resistensi. Mengingat kuman tersering penyebabnya adalah Pseudomonas
aerigenosa, diberikan antibiotik dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas
aerigenosa. Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan
fluorokuinolon (ciprofloxasin) dosis tinggi peroral. Pada keadaan yang lebih berat
dapat diberikan antibiotic parenteral kombinasi dengan antibiotik golongan
18
2.7.2.7. Komplikasi
Komplikasi OEM yang dapat terjadi meliputi lower cranial neuropathies,
paresis atau paralisis nervus fasial, meningitis, abses otak dan kematian. Pada
otitis eksterna maligna peradangan meluas secara progresif ke lapisan subkutis,
tulang rawan, dan ke tulang disekitarnya, sehingga timbul kondritis, osteitis,
osteomielitis, yang menghancurkan tulang temporal. 5
19
2.7.2.8. Prognosis
Rekurensi penyakit dilaporkan sekitar 9-27% dari pasien. Hal ini
berhubungan dengan lamanya pemberian terapi yang tidak cukup dan
manifestasinya biasanya berupa sakit kepala dan otalgi. Laju endap darah mulai
meningkat. Otitis eksterna maligna kambuh sekitar satu tahun pengobatan
komplit. Chandler melaporkan rata-rata kematian 50% tanpa pengobatan.
Kematian berkurang sampai 20% dengan ditemukannya antibiotik yang cocok dan
perbaikan modalitas imaging. Penelitian sekarang melaporkan kematian turun
sampai 10%, tetapi kematian tetap tinggi pada pasien dengan neuropati atau
adanya komplikasi intrakranial.5
20
BAB III
KESIMPULAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang
mempermudah radang telianga luar ialah pH di liang telinga yang biasanya
normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada
keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. OE ini
dibagi menjadi otitis eksterna akut (otitis eksterna sirkumskripta & otitis eksterna
dufus) dan otitis eksterna kronis (otitis eksterna malignan).
Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek. Factor predisposisi OE
adalah keadaan udara yang hangat dan lembab akan memudahkan pertumbuhan
bakteri dan jamur, pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas juga dapat
menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik.
Gejala otitis eksterna adalah otalgia, gatal-gatal (pruritus), rasa penuh
(fullness) di liang telinga, pendengaran berkurang atau hilang, deskuamasi,
tinnitus, discharge dan otore, demam, nyeri tekan pada tragus dan nyeri saat
membuka mulut, infiltrat dan abses (bisul), serta hiperemis dan udem (bengkak)
pada liang telinga.
Penatalaksanaan otitis eksterna bertujuan : membuang serumen, kotoran,
dan sel-sel kulit mati dari liang telinga, mengeluarkan mikroorganisme,
mengurangi rasa sakit, peradangan dan edema, menghilangkan rasa tidak enak,
memulihkan pendengaran, menghilangkan gatal dan penggarukan yang berulang,
terapi antifungal untuk menghindari infeksi jamur, dan erapi antialergi dan
antiparasit.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6.
dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. Hal : 58-59.
2. Oghalai, J.S. 2003. Otitis Eksterna. Di unduh dari: http://www.bcm.
tme.edu/oto/grand/101295.htm. Di Akses pada tanggal : 29 September 2011.
3. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring
dengan Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Diunduh dari:
http://www.usudigitallibrary.com. Diakses pada tanggal : 30 Oktober 2019.
4. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Di unduh dari: http://www.sav-ondrugs.
com/shop/templates/encyclopedia/ENCY/article/000622.asp. Diakses pada
tanggal : 28 Oktober 2019.
5. Nussenbaum Brian, MD, FACS. External Ear, Malignant External Otitis.
Available from http://emedicine.medscape.com/article/845525-overview.
Diakses pada tanggal : 28 Oktober 2019.
6. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung
dan Tenggorok FK Unud. Denpasar.
7. Adam GL, Boies LR, Higler PA; Wijaya C: alih bahasa; Effendi H,
Santoso K: editor. Penyakit telinga luar dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit THT.
Edisi 6. Jakarta: EGC. 1997.78-84.
8. Susana. 2009. Nyeri Telinga. Di unduh dari: http://www.ssmedika.com/
index.php?
option=com_content&view=article&id=53:nyeritelinga&catid=38:telinga&Ite
mid=61. Diakses pada tanggal : 28 Oktober 2019.
9. Waitzman, A.L. 2018. Otitis Externa. Available from:
https://emedicine.med-scape.com/article/994550-overview. Diakses pada
tanggal: 1 November 2019
10. Lumbantobing AS. 2014. Gambaran Karakteristik Penderita Otitis
Eksterna di Rumah sakit Umum DR. Pringadi Medan periode Januari Sampai
Dengan Desember 2012. Universitas HKBP Nomensen.