Anda di halaman 1dari 17

3.

DESAIN BALOK PERSEGI DAN PELAT SATU - ARAH

3.1 METODE - METODE DESAIN

 Metode desain tegangan–kerja (disebut juga desain tegangan-izin atau desain garis-lurus).
 WSD (working-stress design), beban mati dan beban hidup yang harus diterima, disebut
beban kerja atau beban layan.

Alasan-Alasan mengunakan metode WSD :


1. AASHTO mengizinkan desain beton bertulang untuk jembatan jalan-raya.
2. Contoh struktur yang berisi cairan, tegangan-tegangan dijaga agar tetap berada pada
tingkat yang rendah sehingga retak dan kebocoron yang terjadi lebih sedikit.
3. Perhitungan lendutan
4. Desain batang-batang beton prategang.

 WSD Metode Desain Alternatif (alternate design method).


 Desain tegangan-kerja memiliki beberapa kelemahan :
1. Tidak jelas besar faktor-faktor keamanan terhadap keruntuhan;
2. tidak ada fakta, Faktor–faktor keamanan yang berbeda untuk beban mati dan beban
hidup
3. Tidak memperhitungkan variasi-variasi dari ketahanan dan beban.
4. Kemungkinan bertambahnya beban

3.2 KELEBIHAN – KELEBIHAN DARI DESAIN KEKUATAN

 Metode desain kekuatan-ultimat banyak digunakan karena :


1. Pendekatan yang lebih rasional
2. Tingkat keamanan yang lebih realistis
3. Desain-desain yang lebih ekonomis
Disebut desain kekuatan, beban kerja yang terdiri dari beban hidup dan beban mati dikalikan
dengan factor-faktor beban tertentu (factor keamanan) dan hasilnya beban berfaktor (factored
load).

Keuntungan metode desain kekuatan dibandingkan dengan metode desain alternatif.


1. Perkiraan yang lebih baik terhadap kemampuan menahan-beban akan diperoleh.
2. Teori yang lebih konsisten digunakan di seluruh desain dari struktu-struktur beton
bertulang.
Metode desain alternative, metode luas-transformasi atau garis-lurus digunakan untuk
mendesain balok
Prosedur desain kekuatan digunakan untuk kolom.
3. Faktor keamanan yang lebih realistis
Desain tegangan-kerja, factor keamanan yang sama digunakan untuk beban mati,
beban hidup, dan beban lingkungan.
Desain kekuatan, penggunaan faktor beban atau faktor keamanan yang berbeda

1
4. Dengan metode kekuatan akan memiliki faktor keamanan yang lebih seragam terhadap
keruntuhan total.
5. Metode kekuatan mengizinkan desain yang lebih fleksibel
Persentase bajanya dapat divariasikan sampai tingkat tertentu.
Penampang besar, persentase yang kecil dari baja
Penampang yang kecil, persentase yang besar dari baja.

3.3 KEAMANAN STRUKTUR

 Metode pertama, perhitungan tegangan-tegangan yang disebabkan oleh beban kerja atau
beban layan serta perbandingan tegangan-tegangan tersebut dengan tegangan-tegangan
tertentu yang diizinkan.
Faktor keamanan terhadap runtuh, metode tegangan-kerja sama dengan nilai yang terkecil
𝑓𝜄 𝑓
dari 𝑐⁄𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦⁄𝑓 𝜄
𝑐 𝑠
 Metode keamanan struktur yang kedua, desain kekuatan, beban kerja dikalikan dengan
faktor beban tertentu yang lebih besar dari pada satu, untuk mendesain struktur.
Dan faktor bebannya bervariasi tergantung dari jenis dan kombinasi beban.
 Memperhitungkan ketidakpastian-ketidakpastian dalam kekutan bahan, ukuran, dan
pengerjaan, yaitu dengan cara mengalikan kekuatan ultimat teoritis (kekuatan nominal)
dengan faktor reduksi kekuatan 𝜙.
 Kapasitas batang jauh lebih akurat.
Metode pengamanan dalam desain kekuatan adalah dengan memilih salah satu bantang
dengan kapasitas beban ultimit dikalikan dengan setiap faktor reduksi kekuatannya,
setidaknya akan sama dengan jumlah dari beban–beban layan dikalikan dengan setiap
faktor bebannya.

3.4 FAKTOR – FAKTOR BEBAN

SNI Pasal 11.2 Kuat Perlu U


 Kemampuan menahan–beban ultimit suatu batang U yang diperlukan untuk menahan beban
mati D dan beban hidup L.
 faktor –faktor beban yang digunakan untuk beban hidup tentunya haruslah lebih besar dari
pada faktor beban untuk beban mati karena perencana dapat memperkirakan besar beban
mati jauh lebih baik daripada beban hidup.
𝑢 = 1,4 𝐷 + 1,7 𝐿 ⟶ 𝐴𝐶𝐼
𝑢 = 1,2 𝐷 + 1,6 𝐿 ⟶ 𝑆𝑁𝐼

3.5 FAKTOR–FAKTOR REDUKSI KEKUATAN

SNI Pasal 11.3 Kuat Rencana 𝝓


 Faktor-faktor reduksi kekuatan adalah untuk memperhitungkan ketidakpastian kekuatan
bahan, aproksimasi dalam analisis, variasi ukuran yang mungkin dari penampang beton dan
penempatan tulangan, dan berbagai masalah lain dalam pengerjaan. Nilai –nilai 𝜙 atau
faktor-faktor reduksi kekuatan.

2
ACI SNI
 lentur tanpa beban aksial 0,90 0,80
 geser dan torsi 0,85 0,75
 tarik aksial dengan/tanpa lentur 0,90 0,80
 tekan aksial dengan/tanpa lentur 0,70 – 0,75 0,65 – 0,70

3.6 BALOK UNDERREINFORCED DAN OVERREINFORCED

 Jumlah tulangan tarik yang digunakan pada suatu balok.


 Perbandingan tulangan seimbang (balanced steel ratio), balok underreinforced, dan balok
overreinforced.
 Perbandingan tulangan yang seimbang adalah balok yang tulangan tariknya secara teoritis
akan mulai meleleh dan beton tekannya (compression concrete) mencapai regangan ultimit
pada tingkat beban yang persis sama.
Bila balok mempunyai lebih sedikit tulangan, balok itu disebut underreinforced, Jika jumlah
tulangannya lebih banyak maka balok disebut overreinforced.
 Keadaan underreinforced dan beban ultimit sudah hampir tercapai, baja akan mulai meleleh.
Beton tekan masih belum mencapai tegangan ultimitnya. Beban terus diperbesar,
mengakibatkan lendutan dan retak besar pada beton tarik. Beban ditingkatkan, retak tarik
lebih besar lagi akhirnya beton tekan kelebihan tegangan dan runtuh.
 Keadaan overreinforced, tulangan tidak akan meleleh sebelum keruntuhan terjadi ketika
beban bertambah. Tidak terjadi lendutan meskipun beton tekan telah mengalami kelebihan
tegangan sehingga keruntuhan akan terjadi secara tiba-tiba tanpa peringatan.
Runtuh daerah tekan regangan yang terjadi sekitar 0,003 sampai 0,004.
 Situasi overreinforced harus dihindari dengan membatasi persentase tulangan tarik untuk
menjamin agar suatu desain balok tetap underreinforced sehingga jenis daktil dari
keruntuhan akan memberikan “waktu menghindar” yang cukup.
SELASA PAGI, 09-11-2010
3.7 PENURUNAN RUMUS – RUMUS BALOK

Whitney1 mengganti blok tegangan lengkung dengan sebuah balok persegi ekuivalen dengan
intensitas 0,85 𝑓𝑐𝜄 dan ketinggian 𝛼 = 𝛽1 𝑐.
SNI 12.2.7.3
Nilai 𝛽1 di ambil sama dengan 0,85 untuk beton dengan kekuatan 30 MPa atau lebih kecil, dan nilai
inti terus dikurangi sebesar 0,05 untuk setiap kenaikan kekuatan sebesar 7 MPa di atas 30 MPa
tetapi tidak boleh lebih kecil dari pada 0,65.

1. 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑓𝑐𝜄 ≤ 30𝑀𝑃𝑎 . 𝛽1 = 0,85

2. Untuk beton dengan 𝑓𝑐𝜄 > 30 𝑀𝑃𝑎, 𝛽1 dapat ditentukan dengan rumus berikut ini :
𝑓𝑐𝜄 − 30
𝛽1 = 0,85 − ( ) (0,05) ≥ 0,65
7
𝑓𝑐𝜄
0,85𝑓𝑐𝜄

𝑎 = 𝛽1 c
3
𝒸
SNI Pasal 3.28-3.30
Kuat nominal
Kuat perlu
Kuat rencana / desain
SNI Pasal S.3.28
Kuat desain ≥ kuat perlu
𝜙𝑃𝑛 ≥ 𝑃 𝑢
𝜙𝑀𝑛 ≥ 𝑀 𝑢
𝜙𝑉𝑛 ≥ 𝑉𝑢
Kuat perlu  faktor beban
Kuat rencana  faktor reduksi kekuatan
Klas selasa sore 09-11-2010
 Mn didefinisikan sebagai momen penahan teoritis atau momen penahan nominal sebuah
penampang. Kekuatan batang yang dapat digunakan sama dengan kekuatan teoritisnya
dikalikan faktor reduksi kekuatan.
Kuat lentur balok yang dapat digunakan didefinisikan sebagai Mu :
𝑀𝑢 = 𝜙𝑀𝑛
Gambar 3.1 Dengan menyamakan gaya horizontal C dan T dan mencari a, kita mendapatkan :
𝐶=𝑇 0,85𝑓𝑐𝜄 𝑎𝑏 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦
𝐴𝑠 𝑓𝑦 𝜌𝑓𝑦 𝑑 𝐴𝑠
𝑎= 𝜄 = , 𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎 𝜌 = = 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑗𝑎.
0,85𝑓𝑐 𝑏 0,85𝑓𝑐𝜄 𝑏𝑑

0,85𝑓𝑐𝜄
a/2 C= 0,85𝑓𝑐𝜄 ab
c a

𝑑
𝑎 4
𝑑−
As 2

T = As fy
Gambar 3.2 Gaya horizontal C dan T

Jumlah tulangan baja terbatas dan akan leleh sebelum beton mencapai kekuatan ultimItnya,
nilai momen nominal Mn dapat ditulis sebagai
𝑎 𝑎
𝑀𝑛 = 𝑇 (𝑑 − ) = 𝐴𝑠 𝑓𝑦 (𝑑 − )
2 2
Kuat lentur
𝑎
𝑀𝑢 = 𝜙𝑀𝑛 = 𝜙𝐴𝑠 𝑓𝑦 (𝑑 − )
2
Mensubstitusikan nilai a
1 𝜌𝑓𝑦
𝑀𝑢 = 𝜙𝐴𝑠 𝑓𝑦 𝑑 (1 − )
1,7 𝑓𝑐𝜄

3.8 PERESENTASE MAKSIMUM BAJA YANG DIIZINKAN

Jika digunakan sebuah balok yang seimbang, secara teoritis balok tersebut akan runtuh secara
tiba-tiba tanpa peringatan sebelumnya, untuk menghindari hal ini dengan Membatasi
peresentase maksimum.

Lihat SNI Pasal 12.3.3


Baja yang digunakan dalam balok beton bertulang tunggal (tanpa beban aksial) paling tinggi
sebesar 0,75 kali persentase baja yang akan menghasilkan kondisi regangan seimbang.
ρb-, persentase baja yang diperlukan untuk desain seimbang. Beban Ultimat, beton runtuh
(pada regangan 0,00300) dan baja akan meleleh secara simultan.
Letak sumbu netral ditentukan oleh hubungan regangan segitiga berikut,

0,00300 mm/mm

𝑑
𝐴𝑠

c 0,003 𝑓𝑦
= 𝜖𝑦 =
d (0,003 +∈yb) 𝐸𝑠

Gambar 3.3 Keruntuhan seimbang


5
𝑓𝑦 𝑓𝑦
∈y = =
𝐸𝑠 200.000

𝐸𝑠 = 200.00 𝑀𝑃𝑎 − 𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑆𝑁𝐼 𝑃𝑠. 10.5.2

𝑐 600
=
𝑑 (600 + 𝑓𝑦 )

600
𝑐= 𝑑
600 + 𝑓𝑦

Nilai ini dapat dikonversikan ke c dengan membaginya dengan 𝛽1 :


𝜌𝑓𝑦 𝑑
𝑎=
0,85 𝑓𝑐𝜄
𝑎 𝜌𝑓𝑦 𝑑
𝑐= =
𝛽1 0,85 𝛽1 𝑓𝑐𝜄

Dua persamaan untuk menghitung c, lalu kedua persamaan ini disamakan untuk mendapatkan
persentase baja. Persentase ini adalah persentase baja yang seimbang 𝜌𝑏 .

𝜌. 𝑓𝑦 . 𝑑 600. 𝑑
𝜄 =
0,85. 𝛽1 . 𝑓𝑐 (600 + 𝑓𝑦 )

0,85. 𝛽1 . 𝑓𝑐𝜄 600


𝜌𝑏 = .
𝑓𝑦 (600 + 𝑓𝑦 )

Balok dalam keadaan overreinforced akan runtuh dengan cara terpecah, Balok yang
underreinforced akan runtuh dengan cara daktil. Untuk menjamin bahwa hanya keruntuhan
daktil terjadi, dengan cara membatasi persentase maksimum baja.
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75𝜌𝑏

3.9 PERSENTASE MINIMUM BAJA

Kebutuhan arsitektural atau fungsional, dimensi balok yang dipilih jauh lebih besar dari dimensi
yang diperlukan hanya untuk lentur saja. Batang-batang seperti ini secara teoritis memerlukan
jumlah tulangan yang sangat sedikit.
Cara keruntuhan lain yang mungkin terjadi, jika momen penahan ultimit penampang lebih kecil
dari pada momen retaknya, penampang akan runtuh dengan segera ketika terjadi retak dan.
tanpa peringatan, Untuk mencegah kemungkinan ini jumlah minimum tulangan yang harus
digunakan pada setiap penampang batang lentur di mana diperlukan tulangan tarik dari analisis
yang dilakukan.

Lihat SNI Pasal 12.5.1


Komponen Struktur Lentur

6
√𝑓𝑐𝜄
𝐴𝑆,𝑚𝑖𝑛 = 𝑏 .𝑑
4𝑓𝑦 𝑤

Dan tidak lebih kecil dari

1,4
𝐴𝑆,𝑚𝑖𝑛 = 𝑏 .𝑑
𝑓𝑦 𝑤
bw = lebar badan

3.10 CONTOH SOAL KUAT LENTUR

CONTOH SOAL 1
Tentukan kapasitas momen ultimit maksimum yang diizinkan dari penampang yang
diperlihatkan pada Gambar 3.4 jika 𝑓𝑐𝜄 = 25 𝑀𝑃𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑦 = 450 𝑀𝑃𝑎

Penyelesaian
3 #25  𝐴𝑠 = 3𝑥510 𝑚𝑚2 = 1530 𝑚𝑚2
𝐴𝑠 1530
𝜌= = = 0,0131
𝑏𝑑 (300). (390)

0,85. 𝛽1 . 𝑓𝑐𝜄 600


𝜌𝑏 = .
𝑓𝑦 (600 + 𝑓𝑦 )

0,85. (0,85)(25) 600


𝜌𝑏 = .
450 (600 + 450)

𝜌𝑏 = (0,040)(0,571)

𝜌𝑏 = 0,02284

𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75. 𝜌𝑏 = 0.0171 > 𝜌 = 0,0131

SNI 12.5.1

√𝑓𝑐𝜄 √25
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0028
4𝑓𝑦 4. (450)

Tetapi tidak boleh kecil dari

1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0031 < 𝜌 ,ok
𝑓𝑦 450

𝐴𝑠 𝑓𝑦 (1530). (450)
𝑎= = = 108 𝑚𝑚
0,85. 𝑓𝑐𝜄 . 𝑏 0,85. (25)(300)
𝑎 108
𝑀𝑢 = 𝜙. 𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 (𝑑 − ) = (0,80). (1530). (450). (390 − )
2 2

7
𝑀𝑢 = (550800)(336) = 185.068.800 𝑁𝑚𝑚

𝑀𝑢 = 185,0688 𝑘𝑁. 𝑚

390
450
3 #25

60

300
Gambar 3.4

Contoh soal 2
Gunakan Contoh Soal 1
Kondisi regangan seimbang, Serat terluar beton tekan diasumsikan memiliki regangan sebesar
𝑓
0,00300, dan baja diasumsikan meleleh pada regangan 𝑦⁄𝐸 .
𝑠
Dari regangan ini, nilai c dapat ditentukan :

𝑓𝑦 450
𝜀𝑦 = = = 0,00225
𝐸3 200.000

0,00300
𝑐= ( ) 390 = 222.86 𝑚𝑚
0,0030 + 0,00225

𝑎 = 𝛽1 . 𝑐 = 0,85. (222,86) = 189,43𝑚𝑚

Jika a = 189,43 mm, maka luas penampang melintang balok yang menerima tekan (Ac) pada
tegangan 0,85 flc sama dengan ab.

𝐴𝑐 = 𝑎. 𝑏 = 189,43 .300 = 56829 𝑚𝑚2

𝐶 = 0,85. (25). (56829) = 1207616,25 𝑁

𝐶 = 1207,62 𝑘𝑁

3
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝐶 = 905,71 𝑘𝑁
4
𝑇𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦 = 1530. (450)
= 688500 𝑁
= 688,5 𝑘𝑁 < 905,71𝑘𝑁 (ok ) (Beton dalam keadaan underreinforced).

8
0,003

c
d= 390

d-c

𝑓𝑦 450
= = 0,00225
𝐸𝑠 200.000
Gambar 3.5

3.11 DESAIN BALOK PERSEGI  Ringkas SNI Pasal 9


Berbagai topik harus dibicarakan :
1. Perkiraan berat balok. Dimasukkan dalam perhitungan momen lentur yang harus ditahan.
2. Proporsi balok. Kebutuhan arsitektural, penampang balok yang paling ekonomis biasanya
diperoleh dari balok yang pendek (yang panjangnya 20 sampai 25 ft) dengan perbandingan d
1
terhadap b dalam kisaran 1 2 sampai 2. Untuk bentang yang lebih panjang, gunakan
penampang yang tinggi dan sempit, dengan perbandingan d terhadap b dalam kisaran 3
sampai 4
3. Pemilihan tulangan. Disarankan untuk menggunakan satu macam ukuran tulangan pada
sebuah balok.
4. Penutup beton. Perlindungan terhadap api dan karat.
5. Jarak minimum tulangan.

3.12 CONTOH DESAIN BALOK


 Contoh soal 3.
Desainlah sebuah balok persegi untuk bentang sederhana sepanjang 7m untuk menahan
beban mati sebesar 25 kN/m (termasuk berat balok itu sendiri) dan beban hidup sebesar
50kN/m. Gunakan 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 , 𝑓𝑐𝜄 = 30𝑀𝑃𝑎, 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑦 = 420𝑀𝑃𝑎

Penyelesaian :
𝑊𝑢 = 1,2 𝑤𝐷 + 1,6 𝑤𝐿 = (1,2)(25) + (1,6)(50) = 110 𝑘𝑁/𝑚𝜄
1 1
𝑀𝑢 = 𝑤𝑢 𝐿2 = (110)(7)2 = 673,75 𝑘𝑁. 𝑚
8 8
(0,85)(0,85)(30) 600
𝜌𝑏 = .
420 (600 + 420)
= 0,0304
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75. (0,0304) = 0,0228
√ 𝑓𝑐𝜄 √30
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0033
4 𝑓𝑦 4. (420)

9
Atau

1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0033
𝑓𝑦 420

𝑀𝑢 1 𝜌𝑓𝑦
= 𝜌𝑓𝑦 (1 − )
𝜙𝑏𝑑 2 1,7 𝑓𝑐𝜄

673,75 1 (0,0228)(420)
2
= (0,0228)(420) [1 − ]
0,8 . 𝑏𝑑 1,7 30

Dengan harga 𝑏𝑑2 ini , beberapa nilai b yang berbeda-beda dicoba dan nilai d untuk masing-
masing nilai b tersebut dapat dihitung.

842,189 𝑘𝑁. 𝑚
= 7,778 .103 𝑘𝑁/𝑚2
𝑏𝑑2
𝑏𝑑2 = 0,1083 𝑚3

b.d bd2
0,30 0,60 0,1080
0,25 0,66 0,1089
0,35 0,56 0,1098
0,40 0,52 0,1082

Gunakan balok dengan lebar 300 mm. dengan d = 600 mm


𝐴𝑠 = (0,0228)(300)(600) = 4104 𝑚𝑚2
Gunakan 6# 32  As = 4914 mm2
Penampang akhir ini diperlihatkan pada Gambar 3.6

10
540
660
6 #32

60
60
2 @ 90

180
60 60
300

Gambar 3.6

Catatan :
Momen 𝑀𝑃𝑎. 𝑚𝑚3 = 10−6 𝑘𝑁/𝑚
𝑀𝑃𝑎 = 103 𝑘𝑁/𝑚2= 1 𝑁/𝑚𝑚2
𝑀𝑃𝑎 (𝑚𝑚)3 = 103 𝑘𝑁/𝑚2 (10−3 𝑚)3
= 10−6 𝑘𝑁/𝑚

Dalam mendesain balok dengan persentase tulangan yang tinggi, misalnya 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 tetapi < 𝜌𝑏 .
Pada contoh soal terakhir, nilai 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑏𝑑 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 4104 𝑚𝑚 Kita menggunakan 6
tulangan #32 dengan As =4914 𝑚𝑚2 < 𝜌𝑏 𝑏𝑑 = (0,0304)(300)(600) = 5472 𝑚𝑚2
Meskipun 𝜌 > 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 , nilainya masih lebih kecil dari 𝜌𝑏 dan kita masih menganggap
penampang dalam keadaan underreinforced. Untuk menghitung kapasitas momen hanyalah
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑏𝑑 = 4104 𝑚𝑚2 .
Kapasitas momen desain dapat ditentukan sebagai berikut :
𝐴𝑠 𝑓𝑦 (4104)(420)
𝑎= 𝜄 = = 225,32 𝑚𝑚
0,85𝑓𝑐 𝑏 0,85(30)(300)
𝑎 225,32
𝑀𝑢 = 𝜙𝐴𝑠 𝑓𝑦 (𝑑 − ) = (0,80)(4104)(420) (600 − )
2 2
𝑀𝑢 = 672,015 𝑘𝑁. 𝑚

Kenyataannya, penampang dapat menahan momen yang lebih besar dari pada harga ini
dan akan runtuh karena tulangan meleleh tetapi waktu peringatan terjadinya keruntuhan ini
3
jelas lebih singkat dibandingkan jika nilai 𝜌𝑏𝑑 ≤ 4 𝜌𝑏 𝑏𝑑

11
𝑓𝜄
Untuk persentase baja yang lebih kecil, sama dengan 0,18 𝑐⁄𝑓 . Telah disimpulkan
𝑦

bahwa jika persentase baja dipertahankan tetap rendah sampai kira-kira nilai ini.
Penampang melintang balok akan cukup besar sehingga lendutan jarang menjadi masalah.
Dari sudut pandang ekonomi maupun lendutan, penggunaan peresentase tulangan pada
𝑓𝜄 1
kisaran 0,18 𝑐⁄𝑓 (atau mungkin 2 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,375 𝜌𝑏 ) akan mencapai hasil yang baik.
𝑦

Banyak perencana yang mencoba mempertahankan persentase tulangan pada kisaran


𝑓𝜄
antara 0,18 𝑐⁄𝑓 dan 0,5 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 , di mana mereka merasa akan mendapatkan tingkat
𝑦
keekonomisan yang paling baik.

 Contoh soal 4
𝑓𝜄
Ulangi Contoh Soal 3, tetapi gunakan 𝜌 = 0,18 𝑐⁄𝑓
𝑦
Penyelesaian :

(0,18)(30)
𝜌= = 0,0129
420

𝑀𝑢 1 𝜌𝑓𝑦
= 𝜌𝑓𝑦 (1 − )
𝜙 𝑏𝑑 2 1,7 𝑓𝑐𝜄
673,75 1 (0,0129)(420)
= (0,0129)(420) (1 − )
0,8 𝑏𝑑2 1,7 30

842,189 𝑘𝑁. 𝑚
= 4842,417 𝑘𝑁/𝑚2
𝑏𝑑2

𝑏𝑑2 = 0,1739 𝑚3

B d 𝑏𝑑2
0,30 0,76 0,1733
0,35 0,70 0,1715
0,40 0,66 0,1742
Gunakan balok 400 x 750 (d = 675)
𝐴𝑠 = (0,0129)(400)(675) = 3483 𝑚𝑚2

Gunakan tulangan
6# 29  𝐴𝑠 = 3870𝑚𝑚2

3870
𝜌= = 0,0143
(400)(675)

1,4
𝜌 > 𝜌min = = 0,00333
420

𝜌 > 𝜌maks = 0,0228 𝑑𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

12
Hasil akhir penampang diperlihatkan pada Gambar 3.7

600
750
6 #29

75
75
2 @ 125
250
75 75
400

Gambar 3.7

3.13 BERBAGAI PERTIMBANGAN DALAM DESAIN BALOK


Lihat SNI
 Penahan Lateral
Balok beton bertulang akan mengalami tekuk secara lateral, jika balok tersebut menerima
puntir lateral yang cukup besar.

 Lendutan
Ketinggian minimum balok dan pelat yang diizinkan, Tujuan dari pembatasan seperti ini
adalah untuk mencegah lendutan yang akan mempengaruhi penggunaan dan menyebabkan
kerusakan struktur. Untuk pelat dengan tumpuan sederhana, beton dengan berat normal, dan
baja mutu 60, ketebalan minimum jika lendutan tidak dihitung sama dengan ℓ/20 , di mana ℓ
adalah panjang bentang pelat.
 Penulangan Kulit untuk Balok Tinggi
Balok dengan ketinggian badan melebihi 3 ft mempunyai kecendrungan untuk mengalami
retak lebar yang banyak terjadi cepat di bagian atas daerah tariknya. Untuk mengurangi retak
ini diperlukan tambahan tulangan longitudinal pada daerah tarik lentur di dekat muka sisi
vertical dari web balok.

Untuk balok yang didesain dalam satuan SI dengan tinggi efektif > 1 m, tulangan kulit tambahan
harus ditentukan dengan rumus berikut ini di mana Askadalah luas tulangan kulit per meter
tinggi pada masing-masing sisi balok :
𝐴𝑠𝑘 ≥ 1,0 (𝑑 − 750)
Jarak maksimum antar tulangannya tidak boleh melebihi d/6 atau 300 mm.

3.14 MENENTUKAN LUAS TULANGAN JIKA DIMENSI BALOK TELAH DITENTUKAN

Metode Coba – coba

13
Nilai a dapat diasumsikan, nila As dihitung, nilai a untuk nilai As tersebut dapat ditentukan, nilai
a yang lain diasumsikan, dan seterusnya. Selanjutnya, nilai lengan momen dari C ke T (besarnya
d- a/2 untuk penampang persegi) dapat diperkirakan dan digunakan dalam metode coba-coba
(trial-and-error method). Metode ini adalah metode yang umum dan dapat digunakan untuk
semua penampang dengan tulangan tarik. Metode ini terutama digunakan untuk balok T,
seperti yang akan dijelaskan pada bab berikutnya.

 Contoh Soal 5
Dimensi balok yang diperlihatkan pada Gambar telah dipilih karena alasan arsitektur.
Tentukan luas tulangan baja , bila diketahui sebagai berikut :

600 𝑀𝑢 = 650 𝑘𝑁𝑚


660
𝑓𝑐 = 25𝑀𝑃𝑎

𝑓𝑦 = 420𝑀𝑃𝑎
60

300

Gambar 3.8

Metode Coba-coba
Memperkirakan nilai a, lebih kecil daripada d/2 dan kemudian menghitung d – a/2 dan As.
Asumsikan a = 2755 mm = 0, 2750m

𝑀𝑢 (650)
𝐴𝑠 = 𝑎 = = 0,004183𝑚2 .
𝜙𝑓𝑦 (𝑑 − 2) 0,275
(0,8)(420.000) (0,600 −
2 )
𝐴𝑠 𝑓𝑦 (0,00483)(420)
𝑎= 𝜄 = (0,85)(25)(0,300) = 0,2756 𝑚
0,85𝑓𝑐 𝑏

Asumsikan a = 0,2756 m

650
𝐴𝑠 = 0,2756 = 0,004185 𝑚2
(0,8)(420.000)(0,600− )
2

(0,004185)(420)
𝑎= = 0,2757 𝑚 (ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝 𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 0,2756)
(0,85)(25)(0,300)

Dengan demikian 𝐴𝑠 = 4185 𝑚𝑚2  Gunakan tulangan 6# 32


3.15 BALOK KANTILEVER DAN BALOK MENERUS

14
Balok kantilever yang menahan beban gravitasi menerima momen negative pada keseluruh
panjang balok tersebut. Akibatnya, tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian atas
atau sisi tariknya, momen maksimum terjadi pada penampang di bagian peletakan .

As
Negatif

As
Catatan : beberapa As, Positif
positif menerus masuk
kedalam peletakan (a)

+ + +

(b)

Gambar 3.9 Pelat menerus menunjukkan penempatan


tulangan secara teoritis untuk diagram memon yang diberikan

15
3.16 CONTOH SOAL DALAM SATUAN SI
Contoh soal 7 mengilustrasikan desain balok yang menggunakan satuan SI.

Contoh Soal 7
Desain balok persegi dengan bentang sederhana 10 m yang menahan beban mati sebesar 20
kN/m (tidak termasuk berat sendiri balok) dan beban hidup 25 kN/m.
𝑘𝑁
Gunakan 𝜌 = 0,5 𝜌𝑏 , 𝑓𝑐𝜄 = 24 𝑀𝑃𝑎, 𝑑𝑎𝑛 𝑓𝑦 = 420 𝑀𝑃𝑎, 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 23,5 𝑚3

Penyelesaian :
Asumsikan berat balok 10 kN/m’
𝑘𝑁
𝑊𝑢 = (1,2)(20 + 10) + (1,6)(25) = 76
𝑚

(76)(10)2
𝑀𝑢 = = 950 𝑘𝑁. 𝑚
8

1
𝜌 = ( ) (0,0243) = 0,0121
2

1 𝑓𝑦
𝑀𝑢 = 𝜙𝜌𝑓𝑦 𝑏𝑑2 (1 − 𝜌 )
1,7 𝑓𝑐𝜄

1 420
(106 )(950) = (0,8)(0,0121)(420)(𝑏𝑑2 ) [1 − (0,0121) ( )]
1,7 24
b x d = bd2
350 x 875 = 2,6797
400 × 820 = 2,6896
𝑏𝑑2 = 2,6691 × 108 𝑚𝑚3 {
450 × 770 = 2,6681
500 × 730 = 2,6645

Gunakan penampang 500 mm x 850 mm (d = 730 mm)

(500)(850) 𝑘𝑁
Berat sendiri balok = (23,5) = 9,99
106 𝑚

𝑘𝑁
< 10 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛
𝑚

𝐴𝑠 = (0,0121)(500)(730) = 4417 𝑚𝑚2

Gunakan 6 tulangan #32 dalam 2 baris (4914 mm2)

𝑏𝑚𝑖𝑛 = 267 𝑚𝑚 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵. 5


𝑏𝑚𝑖𝑛 < 500 𝑚𝑚

16
Penampang akhir diperlihatkan pada Gambar 3.10

690mm
6 #32 850mm

80
80

2@170
80 80
5500

Gambar 3.10

17

Anda mungkin juga menyukai