Anda di halaman 1dari 27

Skenario A blok 14 2012 ( Hidrokel&Fimosis )

2.3 Identifikasi Masalah


1. Ibu Ika membawa anaknya, Taufik 5 tahun ke puskesmas karena sejak 1 tahun yang lalu kantung
zakar kanan anaknya membesar ketika bermain atau menangis dan pembesarannya mengecil
kembali atau bahkan menghilang bila Taufik istirahat atau tidur.
2. Sejak 1 minggu yang lalu, saat buang air kecil, Taufik menangis dan kulit ujung penis tampak
membesar dan kemerahan. Keluhan tidak disertai demam. Air seni berwarna kuning jernih.
3. Ibu Ika bertanya kepada dokter apakah anaknya boleh dikhitan dan apakah kelainan yang
diderita Taufik dapat mempengaruhi masalah kesuburan dan kepriaannya nanti setelah dewasa.
4. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada. Ayah Taufik adalah seorang perokok aktif.
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Kesadaran kompos mentis.
Tanda vital : Nadi 100x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup, RR 20x/menit,
torakoabdominal, reguler, suhu 36,70C
6. Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Toraks
 Jantung : Simetris, ictus kordis tidak terlihat, batas jantung dalam batas normal
HR : 100x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
 Paru-paru : Simetris, pergerakan hemitoraks kanan = kiri, stemfremitus kanan = kiri
Sonor pada kedua paru, Vesiculer (+) normal, ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen : Datar, lemas, Hepar & lien tak teraba
Bising usus (+) normal
Ektremitas : Edema pretibia (-/-)
Status Lokalis : Regio genitalia eksterna
Inspeksi : Pembesaran skrotum kanan bila mengedan, warna
kulit sama dengan kulit sekitar.
Muara preputium kecil, preputium tidak dapat ditarik
ke proksimal
Kulit preputium distal eritema, edema (+)
Palpasi : Ukuran penis 2,5 cm
Nyeri tekan pada skrotum (-)
Nyeri tekan pada ujung penis (+)
Uji Transiluminasi : Sinar tampak berpendar

2.4 Analisis dan Sintesis Masalah

1
1. Ibu Ika membawa anaknya, Taufik 5 tahun ke puskesmas karena sejak 1 tahun yang lalu kantung
zakar kanan anaknya membesar ketika bermain atau menangis dan pembesarannya mengecil
kembali atau bahkan menghilang bila Taufik istirahat atau tidur.
a. Sistem apa saja yang terlibat pada kasus ini?
Jawab:
Sistem Urologi Genitalia Maskulina

b. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histologi pada kasus ini?


Jawab:
Anatomi Organ Genitalia Masukulina
Uretra
Uretra adalah organ berbentuk pipa yang terdapat antara ostium uretre internum
dan ostium uretre eksternum. Panjangnya 20 cm dan menyerupai huruf S terbalik
dalam kedudukan horizontal dari kandung kencing ke simfisis pubis melengkung
dengan cekungan ke depan atas, sedangkan bagian selanjutnya melengkung dengan
cekungan menghadap ke bawah belakang. Pada uretra dapat dibedakan :
 Pars Prostatika
Bagian ini terletak dalam glandula prostate, antara ostium uretra internum dan
fasia diafragma urogenital superior, panjangnya 3 cm dan merupakan bagian
uretra terlebar dengan daya dilatasi terbesar. Uretra dilapisi oleh epitel
tansisional. Pada dinding belakang dapat dilihat:
- Verumonatum : rigi memanjang di garis tengah
- Sinus prostatikus : muara saluran glandula prostate
- Kollikulus seminalis dan duktus eyakulatorius
 Pars Membranasea
Merupakan bagian uretra terpendek yaitu 1,2 cm, mulai dari ujung prostat
sampai umbi zakar dan juga dilapisi epitel transisional. Di sebelah dorsolateral
masing-masing sebelah kanan dan kiri, terletak glandula bulbo uretralis Cowper.
Pars membranase ini dilingkari otot lingkar m.sfingter uretra eksternum.
 Pars Spongiosa
Merupakan bagian uretra terpanjang 15 cm dari fasia diafragma urogenitale
inferior sampai ostium uretre eksternum. Potongan melintangnya 0,5 cm
melebar di fosa navikularis, kemudian menyempit kembali di orifisium uretra

2
eksternum Di dinding atas dan sisi terdapat muara kelenjar-kelenjar uretra
(Littre) yang mengarah ke muka.
Penis
Di dalam zakar (penis) terdapat badan pengembung (erektil):
 Korpus spongiosum penis yang meliputi uretra.
Badan pengembung ini melebar di kedua ujungnya dengan membentuk umbi
zakar (bulbus penis) di akar penis dan di ujung bebasnya, yakni kepala zakar
(glans penis). Glans penis diliputi oleh kulup (preputium) yang di sebelah ventral
berhubungan dengan glans melalui frenulum preputii. Di kedua sisi frenulum ini
bermuara saluran kelenjar sebasea yaitu glandula Tyson yang membuat smegma.
Duktus parauretralis berupa pipa buntu yang teratur sejajar dengan bagian
terakhir uretra dan bermuara di sekitar bibir orifisium uretre eksternum. Glans
penis dan permukaan dalam preputium dilapisi epitel gepeng.
 Korpus kavernosum penis di sebelah dorsolateral kanan dan kiri korpus
spongiosum penis.
Kedua korpus kavernosum penis di akar penis berpencar masing-masing
membentuk krus penis yang memperoleh fiksasi pada ramus inferior osis pubis
dan ramus superior osis iskii.

Prostat
Berukuran 4 x 4 cm, terletak di bawah kandung kemih, di atas diafragma urogenitale
dan meliputi bagian pertama uretra. Terdiri atas 2 lobus lateral dan 1 lobus medial,
salurannya dilapisi oleh epitel torak dan bermuara pada uretra pars prostatika.

Vesikula Seminalis
Kedua vesikula seminalis merupakan alat yang gepeng, lonjong dan panjang 5 cm.
Struktur dalamnya berupa tabung yang berkelok-kelok. Saluran kedua vesikula
seminalis masing-masing bersatu dengan bagian terakhir duktus deferens yang
homolateral untuk membentuk duktus eyakulatorius.

Testis dan Epididimis


Kedua alat terbungkus dalam kantung buah zakar (skrotum). Anak buah zakar
(epididimis) melekat pada permukaan posterolateral buahzakar testis. Dari rete

3
testis dilepaskan 20 pipa yaitu duktus eferentis yang membentuk kutub atas
epididimis, lalu bersatu menjadi satu saluran yang berliku-liku dan membentuk
kaput dan kauda epididimis. Sel-sel yang menghasilkan sperma disebut tubulus
seminiferus, yang berukuran hampir sama dengan serabut benang sutera yang
paling halus. Proses pembentukan sperma ini disebut spermatogenesis. Sperma
yang dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang lebih 100 juta sel
sperma setiap hari. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma
(spermatogonium yang diploid). Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel
interstisiil (Sel Leydig) yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin
jantan lainnya. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kelamin sekunder pada seorang laki-laki. Selain itu, terdapat pula sel-sel berukuran
besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa, sel ini disebut sel
sertoli. (Snell, 2006)

Funiculus Spermaticus
Funiculus spermaticus merupakan gabungan struktur-struktur yang melalui canalis
inguinalis dan berjalan menuju ke dan dari testis. Struktur-strukturnya adalah
sebagai berikut:
1. Vas deferens
2. Arteria testicularis
3. Venae testicularis
4. Pembuluh limfatik testis
5. Saraf-saraf otonom
6. Processus vaginalis
7. Arteria cremasterica
8. Arteria ductus deferentis
9. Ramus genitalis nervus genitofemoralis yang menyarafi musculus cremaster
Vas Deferens
Struktur menyerupai tali yang dapat diraba di antara jari dan ibujari pada bagian
atas scrotum. Vas deferens merupakan saluran berdinding otot tebal yang
mengangkut spermatozoa dari epididimis ke urethra. (Snell, 2006)

4
Scrotum
Scrotum dapat dianggap sebagai kantong yang menonjol keluar dari bagian bawah
dinding anterior abdomen. Scrotum berisi testis, epididymis, dan ujung bawah
funiculus spermaticus. Dinding scrotum mempunyai lapisan sebagai berikut:
1. Cutis
2. Fascia superficialis, Musculus dartos
3. Fascia spermatica externa yang berasal dari musculus obliqus externus
abdominis
4. Fascia cremasterica yang berasal dari musculus obliquus internus abdominis.
Fungsi musculus cremaster adalah mengangkat testis dan scrotum ke atas untuk
menghangatkan dan melindungi testis dari cedera. Untuk suhu testis dan
fertilisasi.
5. Fascia spermatica interna yang berasal dari fascia transversalis
6. Tunica vaginalis. Ini merupakan bagian bawah processus vaginalis dan biasanya
sesaat sebelum lahir menutup dan memisahkan diri dari bagian atas processus
vaginalis dan cavitas peritonealis. Dengan demikian tunica vaginalis merupakan
kantong tertutup, diinvaginasi dari belakang oleh testis. (Snell, 2006)
Fisiologi Organ Genitalia Masukulina
Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
- Kandung kemih terisi secara progesif hingga tegangan pada dindingnya
meningkat melampaui nilai ambang batas, keadaan ini akan mencetuskan tahap
ke-2.
- Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan
kandung kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang
belakang). Sebagian besar pengosongan diluar kendali tetapi pengontrolan dapat
dipelajari “latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat vesika urinaria dan
gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna
konstriksi. Sistem saraf parasimpatis : impuls menyebabkan otot detrusor
berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi mikturisi. (Guyton, 2008)
Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta
menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara
5
berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh
hormone gonadtotropin dan testosterone. Tahap pembentukan spermatozoa dibagi
atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan
menjadi spermatosit primer.
- Spermatogonia
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi
(membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi
dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
- Spermatosit Primer
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan
mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak
dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap
terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler
bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang
gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase
yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir
berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa
kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari
spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23
pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom
dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung
enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
2. Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang
dibutuhkan untuk motilitas.

6
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas
defern dan ductus ejakulotorius. (Guyton, 2008)

Ereksi
Adanya perasaan erotik maka saraf parasimpatis terpacu dan menyebabkan
relaksasi otot polos pada arteri dan korpus kavernosum, akibatnya darah mengalir
ke arteri dan teregang, ruang kaverna terisi darah arterial dan ruangan membesar.
Pembesaran ruangan ini menyebabkan vena besar yang berdinding tipis tergencet
hingga darah sulit meninggalkan melalui vena. Darah yang mengumpul di korpus
kavernosum dengan tekanan yang makin meninggi dan menyebabkan organ
mengeras. Pada saat ini a.helisina yang jalannya bekelok-kelok, secara pasif
teregang dan menjadi lurus.
Setelah ejakulasi pengaruh saraf simpatis lebih dominan dan otot polos
kembali pada tonusnya, aliran darah normal kembali, darah yang tertinggal dalam
korpus kavernosum tertekan masuk kedalam vena karena kontraksi otot polos
trabekula dan kerutan kembali jaringan elastis. Penis kembali kebentuk yang
normal. (Guyton, 2008)

Histologi Organ Genitalia Masukulina


Testis dikelilingi oleh simpai tebal jaringan ikat kolagen yaitu tunica albuginea.
Tunica albuginea menebal pada permukaan posterior testis dan membentuk
mediastinum testis, tempat septa fibrosa mempenetrasi organ tersebut dan
membagi kelenjar menjadi sekitar 250 kompartemen pyramid atau lobules testis.
Septa ini tidak kontinu, dan sering erbentuk hubungan antar lobulus. Setiap lobulus
dihuni oleh satu sampai empat tubulus seminferus yang dikelilingi jaringan ikat
longgar interstisial yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfe, saraf, dan
sel interstisial (sel Leydig) endokrin yang menyekresi testosterone. Tubulus
seminiferus menghasilkan sel reproduksi pria yaitu spermatozoa sedangkan sel
interstisial menyekresikan androgen testis. (Mescher, 2011)

7
c. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus ini?
Jawab:
Hubungan usia yakni banyak terjadi pada anak anak (bayi yakni sekitar 80-94%)
dari kejadian kasus karena belum sempurnanya processus vaginalis dan belum
sempurnanya sistem limfatik di skrotum. (Mahayani, 2006)
Hubungan jenis kelamin yakni Banyak terjadi pada laki laki berkaitan dengan
proses turunnya testis yang mengikuti prosessus vaginalis pada minggu ke 28. (Purnomo,
2012)

d. Apa saja etiologi kantung zakar membesar?


Jawab:
1.Cedera tertentu.
2.Pembedahan di area sekitar alat kelamin.
3.Hernia
4.Pengaruh dari gagal jantung kongestif.
5.Beberapa perawatan medis tertentu yang dapat mempengaruhi testis.
6.Hydrocele, pembengkakan dalam skrotum yang disebabkan oleh penumpukan
cairan di dalam kantung sekitar testis.
7.Varicocele, varises pada pembuluh darah di dalam testis.
8.Orchitis, peradangan di testis akibat infeksi kedua baik oleh virus atau bakteri.
9.Testicular torsion

e. Apa makna sejak 1 tahun yang lalu kantung zakar kanan anaknya membesar ketika
bermain atau menangis dan pembesaran mengecil atau menghilang bila beristirahat
ataupun tidur?
Jawab:
Kemungkinan terjadinya hidrokel komunikan karena pada anamnesis biasanya
kantung dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis seperti
pada kasus. (Purnomo, 2003)

f. Bagaimana mekanisme kantung zakar membesar?

8
Jawab:
Faktor resiko ( Ayah Perokok ) ( ketidaksempurnaan pembentukan prosesus
vaginalis ( rongga peritoneum dan prosesus vaginalis tidak terbentuk ( cairan dari
limfatik terakumulasi ( ketidakseimbangan cairan oleh system limfatik ( penimbunan
cairan di tunika vaginalis ( tekanan terus – menerus ( obstruksi aliran limfe/vena di
funikulus spermatikus ( kantung zakar membesar.
g. Mengapa hanya kantung zakar kanan yang membesar sedangkan kiri tidak?
Jawab:
Normalnya testis kiri berukuran lebih menggantung dibanding testis kanan dikarenakan
pada skrotum kiri funicullus spermaticus berukuran lebih besar , skrotum kanan dan kiri
sendiri pada bagian dalamnya dipisahkan menjadi dua bagian yakni skrotum kanan dan
kiri oleh septal fold oleh tunica dartos.
h. Apa dampak dari kantung zakar membesar?
Jawab:
Jika dibiarkan maka perbesaran testis akan gampang terkena trauma , bisa juga
berakibat terjadinya penekanan pembuluh darah yang memperdarahi testis sehingga
menimbulkan atrofi testis. (Price, 2005)

2. Sejak 1 minggu yang lalu, saat buang air kecil, Taufik menangis dan kulit ujung penis tampak
membesar dan kemerahan. Keluhan tidak disertai demam. Air seni berwarna kuning jernih.
a. Apa makna sejak 1 minggu yang lalu, saat buang air kecil ia menangis dan kulit ujung
penis membesar dan kemerahan?
Jawab:
Taufik mengalami Fimosis akibat kegagalan pada saat embriogenesis, semenjak 1
minggu yang lalu fimosis yang diderita Taufik sudah mengalami infeksi dibagian penis
(balanitis) akibat terakumulasinya cairan didalam preputium yang berasal dari sisa air
seni setelah miksi dan dari itu Tuafik menangis saat buang air kecil dan kulit ujung penis
membesar dan kemerahan.

b. Apa makna keluhan tidak disertai demam?


Jawab:

9
Karena infeksi yang dialami Taufik hanya infeksi lokal, sehingga demam tidak
terjadi. (Sherwood, 2011)

c. Apa makna air seni berwarna kuning jernih?


Jawab:
Menandakan urin normal karena warna urin normal sendiri yaitu kuning muda –
kuning tua dan tidak keruh , tergantung jumlah diuresis semakin banyak jumlah juga
semakin muda warnanya (urobilinogen dan urocrom)
Tergantung dari berat jenis urin dan jumlah pigmen yang berasal dari makanan yang
dikonsumsi yang memberi warna urin. (Gandasoebrata,2006)

d. Apa hubungan keluhan 1 minggu yang lalu, saat buang air kecil ia menangis dan kulit
ujung penis tampak membesar dan kemerahan dengan keluhan sejak 1 tahun yang lalu
kantung zakar kanan yang membesar?
Jawab:
Hubungan antara kedua keluhan ini diakibatkan karena faktor resiko dari ayah
Taufik yang perokok aktif sehingga asap rokok terhirup oleh ibu Taufik ketika sedang
mengandung Taufik dan menyebabkan terganggunya proses pembentukan
embriogenesis sehingga Taufik lahir membawa penyakit Hidrokel akibat tidak sempurna
terbentuknya processus tunika vaginalis dan Taufik pun mengalami fimosis dengan
prepurtium yang tidak bisa ditarik ke proksimal, fimosis yang diderita Taufik sudah
mengalami infeksi pada penis dengan tanda penis menggelembung dan kemerahan yaitu
balanitis. (Purnomo,2012)

e. Apa etiologi kulit ujung penis tampak kemerahan?


Jawab:
a. Iritasi pada penis akibat kebersihan yang buruk
b. Infeksi : seperti candida, bakteri
c. Penyakit diabetes
d. Fimosis (Christian,2010)

f. Bagaimana mekanisme keluhan sejak 1 minggu yang lalu, saat buang air kecil ia
menangis dan kulit ujung penis tampak membesar dan kemerahan?
Jawab:

10
Faktor resiko: Ayah perokok aktif → Asap rokok terhirup ibu Taufik saat hamil →
mengganggu janin → terganggunya proses embriogenesis → preputium penis abnormal
→ epitel preputium mengumpul dipreputium → preputium tidak dapat diretraksi
(ditarik) ke proksimal sampai korona glands → Fimosis → ketika miksi air seni sebagian
tertahan dipreputium (penis tampak membesar) → menyebabkan terjadinya ketidak
higiene lokal → terjadinya infeksi bagian kulit ujung penis → penis tampak kemerahan
(eritema) → Balanitis.

g. Apa saja tipe-tipe warna air seni?


Warna urin yang dikeluarkan berdasarkan pada konsentrasi dan sifat bahan yang terlarut didalam urin
warna urin berubah karena obat-obatan , makanan serta penyakit yang diderita
1. KUNING
Zat warna normal dalam jumlah besar : Urobilin, Urochrom
Zat Warna abnormal : Bilirubin
Pengaruh obat-obat : Santonin, riboflavin, atau pengaruh permen
Indikasi penyakit : tidak ada ( normal )
2. HIJAU
Zat warna normal dalam jumlah besar : indikan ( indoxilsulfat )
Pengaruh obat-obat : methyleneblue, evan s blue
Indikasi penyakit : obstruksi ( penyumbatan usus kecil )
3. MERAH
Zat warna normal dalam jumlah besar : uroerythrin
Zat warna abnormal : hemoglobin, porfirin, porfobilin
Pengaruh obat-obat : santonin, amidopyrin, congored atau juga zat warna makanan
Indikasi penyakit : glomerulonevitis nefitit akut ( panyakit ginjal ), kanker kandung
kencing

4. COKELAT
Zat warna normal dalam jumlah besar : urobilin
Zat warna abnormal : bilirubin, hematin, porfobilin
Indikasi penyakit : hepatitis
5. COKELAT TUA/ HITAM
Zat warna normal dalam jumlah besar : indikan

11
Zat warna abnormal : darah tua, alkapton, melamin
Pengaruh obat2 : derivat, fenol, argyrol
Indikasi penyakit : sindroma nefrotika ( penyakit ginjal )
6. SERUPA SUSU
Zat warna normal dalam jumlah besar : fosfat, urat
Zat warna abnormal: pus, getah prostat, chylus, zat2 lemak, bakteri2, protein yang
membeku
Indikasi penyakit : Infeksi saluran kencing, kebocoran kelenjar limfa
h. Apa dampak ujung penis tampak membesar dan kemerahan?
Jawab:
 Balanitis atau peradangan pada penis
 Infeksi saluran kemih
 Infeksi bakteri
 Infeksi jamur
 Psoriasis
3. Ibu Ika bertanya kepada dokter apakah anaknya boleh dikhitan dan apakah kelainan yang
diderita Taufik dapat mempengaruhi masalah kesuburan dan kepriaannya nanti setelah dewasa.
a. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi sirkumsisi?
Jawab:
Indikasi melakukan sirkumsisi yaitu indikasi agama, sosial, dan medis. Untuk
melakukan sirkumsisi ini, harus kita perhatikan kontraindikasi absolut dan relatif.
Kontraindikasi absolut meliputi hipospadia, epispadia, hemofili, dan kelainan darah
(diskrasia darah). Kontraindikasi relatif meliputi infeksi lokal pada penis dan sekitarnya,
infeksi umum, dan diabetes melitus. (Purnomo, 2012)

b. Apakah kelainan yang dideritanya dapat mempengaruhi masalah kesuburan dan


kepriaannya nanti setelah dewasa?
Jawab:
Hidrokel:
dapat terjadi penekanan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga
menimbulkan atrofi testis bila testis atrofi dapat menyebabkan produksi testis
terganggu. (Purnomo, 2012)
Fimosis:

12
Jika terlalu lama dibiarkan akan menyebabkan penis terinfeksi dan terjadi
balanitis dan postitis, jika masih dibiarkan bisa sampai nekrosis penisa dan kanker penis
sehingga pengeluaran sperma saat ejakulasi terganggu. (Purnomo, 2012)

c. Bagaimana cara melakukan sirkumsisi?


Jawab:
Adapun beberapa cara/teknik dalam melakukan tindakan sirkumsisi yaitu: 1)
Metode Klasik, 2) Metode Dorsumsisi, 3) Metode Lonceng, 4) Metode Klamp, 5) Metode
Laser, 6) Metode Flashcutter.Dan yang paling sering digunakan dalam melakukan
tindakan sirkumsisi pada sunatan masal adalah dorsumsisi dan klasik.
Pertama sekali yang di lakukan adalah sebagai berikut:
a. Disinfeksi lapangan operasi dengan povidon yodium
b. Daerah operasi ditutup dengan kain steril
c. Pada anak yang lebih besar atau dewasa ,pembiusan dilakukan dengan memaki
anasteri local dengan menyuntikkan obat pada basis penis . obat anastesi
disuntikkan dengan cara di bawah kulit dan melingakar basis ilfiltrasi di bawah kulit
dan melingkari bawah kulit. Kemudian ditunggu beberapa saat dan dinyakinkan
bahwa batang penis sudah terbius.
d. Jika terjadi fimosis, dilakukan dilatasi dulu dengan klem sehinggga prepusium dapat
ditarik ke proksimal. Selanjutnya prepusium dibebaskan dari perekatannya dengan
glands penis dan dibersihkan dari smegma atau kotoran lain.
e. Pemotongan prepusium ( Purnomo, 2012).

- Teknik dorsumsisi
Dorsumsisi adalah teknik sirkumsisi dengan cara memotong prepusium pada jam 12,
sejajar dengan sumbu panjang penis kearah proksimal, kemudian dilakukan petongan
melingkar ke kiri dan ke kanan sepanjang sulkus koronarius glandis.Cara ini lebih
dianjurkan, karena dianggap lebih etis dibanding cara guilotin. Dengan sering berlatih
melakukan cara ini, maka akan semakin terampil, sehingga hasil yang didapat juga lebih
baik. Keuntungan dengan menggunakan teknik dorsumsisi adalah:
1) Kelebihan mukosa-kulit bisa diatur.
2) Tidak terdapat insisi mukosa yang berlebihan seperti cara guilotin.
3) Kemungkinan melukai glands penis dan merusak frenulum prepusium lebih kecil.

13
4) Pendarahan mudah dilatasi, karena insisi dilakukan bertahap

Kerugian dengan menggunakan teknik dorsumsisi adalah:


1) Tekniknya lebih rumit dibandingakan cara guilotin
2) Bila tidak terbiasa, insisi tidak rata
3) Memerlukan waktu relatif lebih lama dibandingkan gulotin

Cara kerja dalam melakukan teknik dorsumsisi adalah:


1) Prepsium dijepit pada jam 11, 1 dan 6
2) Prepusium diinsisi di antara jam 11 dan 1 ke arah sulkus koronarius glandis, sisakan
mukosa-kulit 2-3 mm dari bagian distal sulkus; pasanglah tali kendali
3) Insisi melingkar ke kiri dan ke kanan sejajar sulkus
4) Pada frenulum prepusim insisi dibuat agak runcing(membentuk segitiga)
5) Perdarahan dirawat
6) Buatlah tali kendali pada jam 3 dan 9
7) Lakukan penjahitan frenlum-kulit dengan jahitan berbetuk angka 8.
8) Lakukan penjahitan mukosa-kulit di sekeliling penis ( Purnomo, tahun 2003)

Pada dorsumsisi perlu diperhatikan:


1) Ukurlah mukosa-kulit pada pemotongan antara jam 11 dan 1 sebagai patokan pada
insisi ke lateral.
2) Pada insisi ke lateral, kulit-mukosa tak boleh terlalu ditarik karena sisa mukosa dapat
menjadi terlalu sedikit, yang mempersulit penjahitan
3) Ikatan plain cat-gut pada perwatan perdarahaan dilakukan minimal tiga kali, untuk
mencegah terlepasnya benang dari simpul
4) Pada penjahitan keliling, jahitan harus serapat mungkin, tidak boleh terdapat tumpang
tindih ( Purnomo, 2012).

- Teknik klasik
Teknik klasik adalah teknik sirkumsisi dengan cara menjepit prepusium secara
melintang pada sumbu panjang penis, kemudian memotongnya. Insisi dapat dilakukan di
bagian proksimal atau distal dari klem tersebut. Cara ini lebih cepat dari cara dorsumsisi,

14
tapi membutuhkan kemahiran tersendiri. Bila operator belum terbiasa, hasilnya akan
lambat, karena harus menggunting mukosa atau kulit yang berlebihan. Pendarahan yang
terjadi dengan cara ini biasanya lebih banyak, karena insisi prepusium dilakukan
sekaligus. Keuntungan dalam menggunakan teknik klasik ini adalah:
1) Tekniknya relatif lebih sederhana
2) Hasil insisi lebih rata
3) Waktu pelaksanaan lebih cepat

Kerugian dalam menggunaka teknik klasik ini adalah


1) Pada operator yang tidak terbiasa, mukosa dapat berlebihan, sehingga memerlukan
insisi ulang
2) Ukuran mkosa-kulit tidak dapat dipastikan
3) Kemungkinan melukai glans penis dan insisi frenulum yang berlebihan lebih besat di
bandingkan teknik dorsumsisi
4) Perdarahan biasanya lebih banyak

Cara kerja dalam melakukan teknik klasik adalah:


1) Prepusium dijepit pada jam 6 dan 12
2) Klem melintang dipasang pada prepusium, secara melintang dari sumbu panjang
penis. Arah klem miring dengan melebihkan bagian yang sejajar frenulum
3) Prepusium di bagian proksimal atau distal dari klem melintang diinsisi
4) Perdarahan dirawat
5) Penjahitan mukosa-kulit di sekeliling penis. ( Purnomo, 2012)

Pada metode klasik perlu diperhatikan:


1) Jepitan pada prepusium harus mengerah ke mukosa untuk mencegah mukosa yang
berlebihan.
2) Klem melintang dipasang sedemikian rupa sehingga masih terdapat jarak longgar
antara bagian proksimal klem dengan glans penis.
3) Klem melintang dalam posisi miring dengan melebihkan bagian sejajar frenulum,
untuk mencegah frenulum terpotong secara berlebihan.
4) Ikatalah perdarahan dan jahitan mukosa-kulit ( Purnomo, tahun 2003)

15
d. Bagaimana pandangan islam tentang khitan?
Jawab:
Khitan secara bahasa artinya memotong. Secara terminologis artinya memotong
kulit yang menutupi alat kelamin lelaki (penis). Dalam agama Islam, khitan merupakan
salah satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama. Dalam
hadist Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu
kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis dan memotong kuku." (H.R.
Bukhari Muslim)

4. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada. Ayah Taufik adalah seorang perokok aktif.
a. Apakah ada hubungan keluhan utama dengan ayahnya yang seorang perokok aktif?
Jawab:
Ada karena ayahnya yang seorang perokok aktif merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya gangguan embriogenesis pada minggu ke 28 pada saat turunnya testis.
(Purnomo, 2012)

b. Apa makna riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada?
Maknanya penyakit yang diderita oleh Taufik menandakan bahwa tidak terjadi penyakit genetik
atau herediter. (Purnomo, 2012)
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Kesadaran kompos mentis.
Tanda vital : Nadi 100x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup, RR 20x/menit,
torakoabdominal, reguler, suhu 36,70C
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
Tanda-tanda Normal Interpretasi

KU : Kompos Mentis Kompos Mentis Normal


Nadi : 100x/menit, 55 - 196 x/menit Normal
reguler, isi dan
tegangan cukup
Suhu: 36,70C 36,20C – 37, 20C Normal

RR: 20x/menit, torako 15 – 30 x/menit Normal


abdominal, reguler

6. Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
16
Leher : Pembesaran KGB (-)
Toraks
 Jantung : Simetris, ictus kordis tidak terlihat, batas jantung dalam batas normal
HR : 100x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
 Paru-paru : Simetris, pergerakan hemitoraks kanan = kiri, stemfremitus kanan = kiri
Sonor pada kedua paru, Vesiculer (+) normal, ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen : Datar, lemas, Hepar & lien tak teraba
Bising usus (+) normal
Ektremitas : Edema pretibia (-/-)
Status Lokalis : Regio genitalia eksterna
Inspeksi : Pembesaran skrotum kanan bila mengedan, warna
kulit sama dengan kulit sekitar.
Muara preputium kecil, preputium tidak dapat ditarik
ke proksimal
Kulit preputium distal eritema, edema (+)
Palpasi : Ukuran penis 2,5 cm
Nyeri tekan pada skrotum (-)
Nyeri tekan pada ujung penis (+)
Uji Transiluminasi : Sinar tampak berpendar
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan keadaan spesifik?
Keadaan Spesifik Keadaan pada Keadaan Interpretasi
Kasus Normal
Kepala Konjungriva (-) (-) Normal
palpebra pucat
Sklera (-) (-) Normal
Leher Pembesaran (-) (-) Normal
KGB
T Simetris Simetris Simetris Normal
Ictus Tidak terlihat Tidak terlihat Normal
O
Kordis
R
Batas Dalam batas Dalam batas Normal
A Jantung
Jantung normal normal
K HR Normal Normal Normal
S Murmur (-) (-) Normal
Gallop (-) (-) Normal
Paru- Simetris Simetris Simetris Normal
Pergerak- Kanan= kiri Kanan= kiri Normal
paru
an Hemi-
toraks
Stemfremit Kanan=kiri Kanan= kiri Normal
us
Sonor Kedua paru Kedua paru Normal
17
Vesiculer (+) normal (+) normal Normal
Ronchi (-) (-) Normal
Wheez-ing (-) (-) Normal
Keada- Datar Datar Datar Normal
Abdo- Lemas Lemas Lemas Normal
an
men Hepar dan Lien Tidak teraba Tidak teraba Normal
Bising Usus (+) normal (+) normal Normal
Ekstremi- Edema Pretibial (-/-) (-/-) Normal
tas
(Burnside, 2000)
Keadaan Pada Keadaan
Keadaan Spesifik Interpretasi Makna
Kasus Normal
Adanya cairan,
Pembesaran Tidak
akibat tidak
skrotum membesar
Abnormal tertutupnya
kanan bila saat
processus
mengedan mengedan
vaginalis
Warna kulit Warna kulit
sama dengan sama dengan Normal Normal
sekitar sekitar
Muara Muara
preputium preputium Abnormal Fimosis
Inspeksi
kecil tidak kecil
Preputium
Preputium
tidak dapat
Status Lokalis: dapat ditarik Abnormal Fimosis
ditarik ke
Regio ke proksimal
proksimal
Genitalia Kulit
Externa Kulit
preputium
preputium
distal tidak Abnormal Balanitis
distal eritema,
eritema,
edema (+)
edema (-)
4,8-6,6 cm
Ukuran penis Tidak termasuk
(micro: 2,3 Abnormal
2,5 cm micropenis
cm)
Palpasi Nyeri tekan Nyeri tekan Tidak terjadi
Normal
skrotum (-) skrotum (-) peradangan
Nyeri tekan
Nyeri tekan
ujung penis Abnormal Balanitis
ujung penis (-)
(+)
Uji Sinar tampak Sinar tidak Adanya cairan
Abnormal
Transiluminasi berpendar berpendar pada skrotum

b. Bagaimana mekanisme dari hasil pemeriksaan keadaan spesifik yang abnormal?


Jawab:
18
Hidrokel komunikan skrotum dextra
Faktor resiko: Ayah perokok aktif → Asap rokok terhirup ibu Taufik saat
hamil → mengganggu janin → terganggunya proses embriogenesis → tidak
sempurnanya penutupan dari processus tunika vaginalis → sehingga terdapat
hubungan antara processus tunika vaginalis dengan rongga peritoneum →
memudahkan cairan masuk dari rongga peritoneum menembus ke processus tunika
vaginalis → cairan berlebihan diantara procesus tunika vaginalis parietalis dan viceral
→ Hidrokel Komunikan skrotum dextra (skrotum membesar saat
menangis/beraktivitas/terdapat tekanan karena terdapat celah antara rongga
peritoneum dan processus tunika vaginalis dan mengecil pada saat tidur karena
celah itu tertutup saat anak tidak melakukan aktivitas/tidur). (Purnomo, 2012)
Fimosis
Faktor resiko: Ayah perokok aktif → Asap rokok terhirup ibu Taufik saat
hamil → mengganggu janin → terganggunya proses embriogenesis → preputium
penis abnormal → epitel preputium mengumpul dipreputium → preputium tidak
dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai korona glands → Fimosis (Muara
preputium kecil, preputium tidak dapat ditarik ke proksimal). (Purnomo, 2012)
Balanitis
Faktor resiko: Ayah perokok aktif → Asap rokok terhirup ibu Taufik saat
hamil → mengganggu janin → terganggunya proses embriogenesis → preputium
penis abnormal → epitel preputium mengumpul dipreputium → preputium tidak
dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai korona glands → Fimosis → ketika
miksi air seni sebagian tertahan dipreputium (penis tampak edema +) →
menyebabkan terjadinya ketidak higiene lokal → terjadinya infeksi bagian kulit ujung
penis → penis tampak kemerahan (eritema) → Balanitis. (Purnomo, 2012)
Nyeri tekan pada ujung penis (+)
Faktor resiko: Ayah perokok aktif → Asap rokok terhirup ibu Taufik saat
hamil → mengganggu janin → terganggunya proses embriogenesis → preputium
penis abnormal → epitel preputium mengumpul dipreputium → preputium tidak
dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai korona glands → Fimosis → ketika
miksi air seni sebagian tertahan dipreputium (penis tampak edema +) →
menyebabkan terjadinya ketidak higiene lokal → terjadinya infeksi bagian kulit ujung
penis → penis tampak kemerahan (eritema) → Balanitis → Nyeri tekan pada ujung
penis (+) . (Purnomo, 2012)
19
Uji Transiluminasi: Sinar tampak berpendar
Faktor resiko: Ayah perokok aktif → Asap rokok terhirup ibu Taufik saat
hamil → mengganggu janin → terganggunya proses embriogenesis → tidak
sempurnanya penutupan dari processus tunika vaginalis → sehingga terdapat
hubungan antara processus tunika vaginalis dengan rongga peritoneum →
memudahkan cairan masuk dari rongga peritoneum menembus ke processus tunika
vaginalis → cairan berlebihan diantara procesus tunika vaginalis parietalis dan
viceral → Hidrokel Komunikan skrotum dextra → Uji Transiluminasi + (Sinar tampak
berpendar) (Purnomo, 2012)

c. Bagaimana cara melakukan uji transiluminasi?


Jawab:
Mula-mula tentukanlah apakah benjolan tersebut berasal dari skrotum atau berasal
dari bagian tubuh lebih atas dan turun ke skrotum. Transiluminasi sangat membantu
memilah-milah massa skrotum. Gelapkan ruangan periksa dan tekanlah lampu senter ke
massa tersebut. Hidrokel sistik dan spermatokel memberikan iluminasi yang cerah. Pada
tumor transiluminasinya negatif. (Burnside,2000)

7. Bagaimana cara mendiagnosa dari kasus ini?


Jawab:
Hidrokel
1. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong
skortum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di
daerah skortum. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari dan
membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel biasanya
benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu.
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong hidrokel tidak
berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya dapat
berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat penyakit
dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau riwayat
trauma pada testis.
20
2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada
skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak tergantung pada
tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon
yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila
cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga penting dilakukan palpasi korda
spermatikus di atas insersi tunika vaginalis. Pembengkakan kistik karena hernia atau
hidrokel serta padat karena tumor. Normalnya korda spermatikus tidak terdapat
penonjolan, yang membedakannya dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang
transiluminasinya juga positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya
bising usus untuk menyingkirkan adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel
dengan cahaya di dalam ruang gelap. Sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran
skrotum.Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia, penebalan tunika vaginalis dan testis
normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai bayangan merah
menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti hidrokel. Hidrokel berisi
cairan jernih, straw-colored dan mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya.
Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel muncul antar
18 – 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan berada di pool
atas testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa
skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih,
opalescent dan mengandung spermatozoa. (Purnomo, 2012)

Fimosis
 Untuk menegakan diagnosis
o Anamnesis
Akan didapatkan keluhan berupa ujung kemaluan yang menggelembung saat
mulaibuang air kecil yang kemudian hilang setelah berkemih dan biasanya akan
diadapati bahwa bayi/anak menangis saat BAK maupun mengejan
o Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik akan didapati kulit yang tidak dapat diretraksi melewati gland
penis , pada fimosis bagian preputial office tidak ada luka dan tampak terlihat sehat ,

21
pda keadaan fisiologis terdapat jaringan fibrous putih yang melingkar (Santoso,
2005)

8. Apa saja kemungkinan penyakit yang dialami oleh Taufik?


Jawab:

Keadaan pada kasus Hidrokel Testis Hidrokel Funikulus Hidrokel Komunikan


Skrotum Membesar + + +
Tidak berubah Bertaambah besar saat
Pembesaran Tetap sepanjang hari
sepanjang hari menangi
Uji transiluminasi + + +
(Purnomo,2012)
Keadaan pada kasus Fimosis Parafimosis
Muara preputium kecil + -
Preputium tidak dapat di tarik
+ -
ke proksimal
(Purnomo,2012)
Keadaan pada kasus Balanitis Postitis
Kulit distal preputium eritema,
+ +
Edema (+)
Nyeri tekan pada ujung penis + -
Demam - +

9. Data tambahan apa lagi yang di perlukan untuk membantu dalam menegakkan diagnosis?
USG
10. Gangguan apa yang paling mungkin terjadi pada kasus ini?
Hidrokel komunikan skrotum dextra, fimosis et causa embriogenesis dan balanitis et causa fimosis
11. Bagaimana mengatasinya secara komprehensif?
Jawab:
Hidrokel
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika
penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya
sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis.
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri;
tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk
dilakukan koreksi.
22
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah
jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan
berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik
tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea untuk menyumbat/menutup lubang di
kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang
berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera
mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri,
tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk
dilakukan koreksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
(2) Indikasi kosmetik
(3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa
dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).

Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali
hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel,
sekaligus melakukanherniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan
scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara
Winkelman atau plikasi kantonghidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus
dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang
diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur
1 tahun.

Teknik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
o Dengan pembiusan regional atau umum.
o Posisi pasien terlentang (supinasi).
o Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.

23
o Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
o Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi
lapis sampai tampak tunika vaginalis.
o Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar
sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
o Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
o Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila
diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
o Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan
benang chromic cat gut.
o Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
Fimosis
Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada
penderita fimosis, karena akan menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung
prepusium sebagai fimosis sekunder. Fimosis yang disertai balanitis xerotika obliterans
dapat dicoba diberikan salep deksametasone 0,1% yang dioleskan 3 atau 4 kali.
Diharapkan setelah pemberian selama 6 minggu, prepusium dapat retraksi spontan.
Bila fimosis tidak menimbulkan ketidaknyamanan dapat diberikan
penatalaksanaan non-operatif, misalnya seperti pemberian krim steroid topikal yaitu
betamethasone selama 4-6 minggu pada daerah glans penis.
Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung
prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis merupakan
indikasi untuk dilakukan sirkumsisi. Tentunya pada balanitis atau postitis harus diberi
antibiotika dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi.
Fimosis yang harus ditangani dengan melakukan sirkumsisi bila terdapat
obstruksi dan balanopostitis. Bila ada balanopostitis, sebaiknya dilakukan sayatan dorsal
terlebih dahulu yang disusul dengan sirkumsisi sempurna setelah radang mereda.
Secara singkat teknik operasi sirkumsisi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Setelah penderita diberi narkose, penderita di letakkan dalam posisi supine.
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan antiseptik kemudian dipersempit dengan linen
steril. Preputium di bersihkan dengan cairan antiseptik pada sekitar glans penis.
Preputium di klem pada 3 tempat. Prepusium di gunting pada sisi dorsal penis sampai
batas corona glandis. Dibuat teugel pada ujung insisi. Teugel yang sama dikerjakan pada

24
frenulum penis. Preputium kemudian di potong melingkar sejajar dengan korona glandis.
Kemudian kulit dan mukosa dijahit dengan plain cut gut 4.0 atraumatik interupted.
Hati- hati komplikasi operasi pada sirkumsisi yaitu perdarahan. Pasca bedah
penderita dapat langsung rawat jalan, diobservasi kemungkinan komplikasi yang
membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan.Pemberian antibiotik dan analgetik.
(Santoso, 2005)

12. Apa yang akan terjadi apa bila kasus ini tidak di atasi secara komprehensif?
Jawab:
Hidrokel:
Iskemia yang dapat menyebabkan penurunan kesuburan. Perdarahan ke dalam
hidrokel dapat menyebabkan trauma testis. Hidrokel menetap atau berhubungan dengan
rongga peritoneum dapat menyebabkan terjadinya Hernia Inguinalis. Pada saat bedah
dapat terjadi komplikasi sebagai berikut, cedera ke vas deferens saat operasi ingunal,
2% pasca operasi dapat terjadi luka, hemoragik pasca operasi, cedera langsung ke
pembuluh spermatika
1. Kompresi pada peredaran darah testis
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel
permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga
menimbulkan atrofi testis.
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
4. Sekunder Infeksi.
Fimosis:
 Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
 Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian terkena infeksi
sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
 Bisa terjadi pembengkakan/radang pada ujung kemaluan.
 Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian menimbulkan
kerusakan pada ginjal.
 Fimosis merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker penis.

Prognosis :Quo et Vitam: Dubia et Bonam


Quo et Fungsionam : Dubia et Bonam (Purmono, 2012)

13. Bagaimana Kompetensi Dokter Umum (KDU) pada kasus ini?


25
Jawab:
Hidrokel Komunikan:
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Fimosis:
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan
tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)

14. Bagaimana pandangan islam mengenai kasus ini?


Jawab:
Rokok
H.R Ibnu Majah “ Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat mudharat
bagi orang lain baik permulaan ataupun balasan. “
Maksudnya adalah kita sebagai umat islam sebaiknya menjauhi rokok karena
lebih banyak mudharatnya daripada baiknya bagi orang lain, seperti dikasus ayah yang
perokok aktif dapat mengakibatkan terganggunya embryogenesis yang menyebabkan
Taufik menderita hidrokel, fimosis, dan balantitis.

2.6 Hipotesis
Taufik, laki-laki, 5 tahun, mengalami hidrokel komunikan skrotum dextra, fimosis et causa
embriogenesis dan balanitis et causa fimosis

2.7 Kerangka Konsep

Faktor Risiko Gangguan proses


(Ayah perokok aktif) embriogenesis

26
Tidak sempurnanya
pembentukan
Cairan peritonial
Pembesaran prosesus
berpindah
zakar sebelahke Uji Transiluminasi (+)
vaginalis
Hidrokel
skrotum
kanan
Preputium tidak
terbentuk sempurna

Fimosis

Nyeri
tekan
Balanitis
pada
ujung

27

Anda mungkin juga menyukai