1
1. Ibu Ika membawa anaknya, Taufik 5 tahun ke puskesmas karena sejak 1 tahun yang lalu kantung
zakar kanan anaknya membesar ketika bermain atau menangis dan pembesarannya mengecil
kembali atau bahkan menghilang bila Taufik istirahat atau tidur.
a. Sistem apa saja yang terlibat pada kasus ini?
Jawab:
Sistem Urologi Genitalia Maskulina
2
eksternum Di dinding atas dan sisi terdapat muara kelenjar-kelenjar uretra
(Littre) yang mengarah ke muka.
Penis
Di dalam zakar (penis) terdapat badan pengembung (erektil):
Korpus spongiosum penis yang meliputi uretra.
Badan pengembung ini melebar di kedua ujungnya dengan membentuk umbi
zakar (bulbus penis) di akar penis dan di ujung bebasnya, yakni kepala zakar
(glans penis). Glans penis diliputi oleh kulup (preputium) yang di sebelah ventral
berhubungan dengan glans melalui frenulum preputii. Di kedua sisi frenulum ini
bermuara saluran kelenjar sebasea yaitu glandula Tyson yang membuat smegma.
Duktus parauretralis berupa pipa buntu yang teratur sejajar dengan bagian
terakhir uretra dan bermuara di sekitar bibir orifisium uretre eksternum. Glans
penis dan permukaan dalam preputium dilapisi epitel gepeng.
Korpus kavernosum penis di sebelah dorsolateral kanan dan kiri korpus
spongiosum penis.
Kedua korpus kavernosum penis di akar penis berpencar masing-masing
membentuk krus penis yang memperoleh fiksasi pada ramus inferior osis pubis
dan ramus superior osis iskii.
Prostat
Berukuran 4 x 4 cm, terletak di bawah kandung kemih, di atas diafragma urogenitale
dan meliputi bagian pertama uretra. Terdiri atas 2 lobus lateral dan 1 lobus medial,
salurannya dilapisi oleh epitel torak dan bermuara pada uretra pars prostatika.
Vesikula Seminalis
Kedua vesikula seminalis merupakan alat yang gepeng, lonjong dan panjang 5 cm.
Struktur dalamnya berupa tabung yang berkelok-kelok. Saluran kedua vesikula
seminalis masing-masing bersatu dengan bagian terakhir duktus deferens yang
homolateral untuk membentuk duktus eyakulatorius.
3
testis dilepaskan 20 pipa yaitu duktus eferentis yang membentuk kutub atas
epididimis, lalu bersatu menjadi satu saluran yang berliku-liku dan membentuk
kaput dan kauda epididimis. Sel-sel yang menghasilkan sperma disebut tubulus
seminiferus, yang berukuran hampir sama dengan serabut benang sutera yang
paling halus. Proses pembentukan sperma ini disebut spermatogenesis. Sperma
yang dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang lebih 100 juta sel
sperma setiap hari. Pada dinding tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma
(spermatogonium yang diploid). Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel
interstisiil (Sel Leydig) yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin
jantan lainnya. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kelamin sekunder pada seorang laki-laki. Selain itu, terdapat pula sel-sel berukuran
besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa, sel ini disebut sel
sertoli. (Snell, 2006)
Funiculus Spermaticus
Funiculus spermaticus merupakan gabungan struktur-struktur yang melalui canalis
inguinalis dan berjalan menuju ke dan dari testis. Struktur-strukturnya adalah
sebagai berikut:
1. Vas deferens
2. Arteria testicularis
3. Venae testicularis
4. Pembuluh limfatik testis
5. Saraf-saraf otonom
6. Processus vaginalis
7. Arteria cremasterica
8. Arteria ductus deferentis
9. Ramus genitalis nervus genitofemoralis yang menyarafi musculus cremaster
Vas Deferens
Struktur menyerupai tali yang dapat diraba di antara jari dan ibujari pada bagian
atas scrotum. Vas deferens merupakan saluran berdinding otot tebal yang
mengangkut spermatozoa dari epididimis ke urethra. (Snell, 2006)
4
Scrotum
Scrotum dapat dianggap sebagai kantong yang menonjol keluar dari bagian bawah
dinding anterior abdomen. Scrotum berisi testis, epididymis, dan ujung bawah
funiculus spermaticus. Dinding scrotum mempunyai lapisan sebagai berikut:
1. Cutis
2. Fascia superficialis, Musculus dartos
3. Fascia spermatica externa yang berasal dari musculus obliqus externus
abdominis
4. Fascia cremasterica yang berasal dari musculus obliquus internus abdominis.
Fungsi musculus cremaster adalah mengangkat testis dan scrotum ke atas untuk
menghangatkan dan melindungi testis dari cedera. Untuk suhu testis dan
fertilisasi.
5. Fascia spermatica interna yang berasal dari fascia transversalis
6. Tunica vaginalis. Ini merupakan bagian bawah processus vaginalis dan biasanya
sesaat sebelum lahir menutup dan memisahkan diri dari bagian atas processus
vaginalis dan cavitas peritonealis. Dengan demikian tunica vaginalis merupakan
kantong tertutup, diinvaginasi dari belakang oleh testis. (Snell, 2006)
Fisiologi Organ Genitalia Masukulina
Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
- Kandung kemih terisi secara progesif hingga tegangan pada dindingnya
meningkat melampaui nilai ambang batas, keadaan ini akan mencetuskan tahap
ke-2.
- Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan
kandung kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang
belakang). Sebagian besar pengosongan diluar kendali tetapi pengontrolan dapat
dipelajari “latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat vesika urinaria dan
gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna
konstriksi. Sistem saraf parasimpatis : impuls menyebabkan otot detrusor
berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi mikturisi. (Guyton, 2008)
Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta
menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara
5
berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh
hormone gonadtotropin dan testosterone. Tahap pembentukan spermatozoa dibagi
atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan
menjadi spermatosit primer.
- Spermatogonia
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi
(membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi
dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
- Spermatosit Primer
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan
mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak
dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap
terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler
bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang
gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase
yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir
berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa
kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari
spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23
pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom
dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung
enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
2. Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang
dibutuhkan untuk motilitas.
6
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas
defern dan ductus ejakulotorius. (Guyton, 2008)
Ereksi
Adanya perasaan erotik maka saraf parasimpatis terpacu dan menyebabkan
relaksasi otot polos pada arteri dan korpus kavernosum, akibatnya darah mengalir
ke arteri dan teregang, ruang kaverna terisi darah arterial dan ruangan membesar.
Pembesaran ruangan ini menyebabkan vena besar yang berdinding tipis tergencet
hingga darah sulit meninggalkan melalui vena. Darah yang mengumpul di korpus
kavernosum dengan tekanan yang makin meninggi dan menyebabkan organ
mengeras. Pada saat ini a.helisina yang jalannya bekelok-kelok, secara pasif
teregang dan menjadi lurus.
Setelah ejakulasi pengaruh saraf simpatis lebih dominan dan otot polos
kembali pada tonusnya, aliran darah normal kembali, darah yang tertinggal dalam
korpus kavernosum tertekan masuk kedalam vena karena kontraksi otot polos
trabekula dan kerutan kembali jaringan elastis. Penis kembali kebentuk yang
normal. (Guyton, 2008)
7
c. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus ini?
Jawab:
Hubungan usia yakni banyak terjadi pada anak anak (bayi yakni sekitar 80-94%)
dari kejadian kasus karena belum sempurnanya processus vaginalis dan belum
sempurnanya sistem limfatik di skrotum. (Mahayani, 2006)
Hubungan jenis kelamin yakni Banyak terjadi pada laki laki berkaitan dengan
proses turunnya testis yang mengikuti prosessus vaginalis pada minggu ke 28. (Purnomo,
2012)
e. Apa makna sejak 1 tahun yang lalu kantung zakar kanan anaknya membesar ketika
bermain atau menangis dan pembesaran mengecil atau menghilang bila beristirahat
ataupun tidur?
Jawab:
Kemungkinan terjadinya hidrokel komunikan karena pada anamnesis biasanya
kantung dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis seperti
pada kasus. (Purnomo, 2003)
8
Jawab:
Faktor resiko ( Ayah Perokok ) ( ketidaksempurnaan pembentukan prosesus
vaginalis ( rongga peritoneum dan prosesus vaginalis tidak terbentuk ( cairan dari
limfatik terakumulasi ( ketidakseimbangan cairan oleh system limfatik ( penimbunan
cairan di tunika vaginalis ( tekanan terus – menerus ( obstruksi aliran limfe/vena di
funikulus spermatikus ( kantung zakar membesar.
g. Mengapa hanya kantung zakar kanan yang membesar sedangkan kiri tidak?
Jawab:
Normalnya testis kiri berukuran lebih menggantung dibanding testis kanan dikarenakan
pada skrotum kiri funicullus spermaticus berukuran lebih besar , skrotum kanan dan kiri
sendiri pada bagian dalamnya dipisahkan menjadi dua bagian yakni skrotum kanan dan
kiri oleh septal fold oleh tunica dartos.
h. Apa dampak dari kantung zakar membesar?
Jawab:
Jika dibiarkan maka perbesaran testis akan gampang terkena trauma , bisa juga
berakibat terjadinya penekanan pembuluh darah yang memperdarahi testis sehingga
menimbulkan atrofi testis. (Price, 2005)
2. Sejak 1 minggu yang lalu, saat buang air kecil, Taufik menangis dan kulit ujung penis tampak
membesar dan kemerahan. Keluhan tidak disertai demam. Air seni berwarna kuning jernih.
a. Apa makna sejak 1 minggu yang lalu, saat buang air kecil ia menangis dan kulit ujung
penis membesar dan kemerahan?
Jawab:
Taufik mengalami Fimosis akibat kegagalan pada saat embriogenesis, semenjak 1
minggu yang lalu fimosis yang diderita Taufik sudah mengalami infeksi dibagian penis
(balanitis) akibat terakumulasinya cairan didalam preputium yang berasal dari sisa air
seni setelah miksi dan dari itu Tuafik menangis saat buang air kecil dan kulit ujung penis
membesar dan kemerahan.
9
Karena infeksi yang dialami Taufik hanya infeksi lokal, sehingga demam tidak
terjadi. (Sherwood, 2011)
d. Apa hubungan keluhan 1 minggu yang lalu, saat buang air kecil ia menangis dan kulit
ujung penis tampak membesar dan kemerahan dengan keluhan sejak 1 tahun yang lalu
kantung zakar kanan yang membesar?
Jawab:
Hubungan antara kedua keluhan ini diakibatkan karena faktor resiko dari ayah
Taufik yang perokok aktif sehingga asap rokok terhirup oleh ibu Taufik ketika sedang
mengandung Taufik dan menyebabkan terganggunya proses pembentukan
embriogenesis sehingga Taufik lahir membawa penyakit Hidrokel akibat tidak sempurna
terbentuknya processus tunika vaginalis dan Taufik pun mengalami fimosis dengan
prepurtium yang tidak bisa ditarik ke proksimal, fimosis yang diderita Taufik sudah
mengalami infeksi pada penis dengan tanda penis menggelembung dan kemerahan yaitu
balanitis. (Purnomo,2012)
f. Bagaimana mekanisme keluhan sejak 1 minggu yang lalu, saat buang air kecil ia
menangis dan kulit ujung penis tampak membesar dan kemerahan?
Jawab:
10
Faktor resiko: Ayah perokok aktif → Asap rokok terhirup ibu Taufik saat hamil →
mengganggu janin → terganggunya proses embriogenesis → preputium penis abnormal
→ epitel preputium mengumpul dipreputium → preputium tidak dapat diretraksi
(ditarik) ke proksimal sampai korona glands → Fimosis → ketika miksi air seni sebagian
tertahan dipreputium (penis tampak membesar) → menyebabkan terjadinya ketidak
higiene lokal → terjadinya infeksi bagian kulit ujung penis → penis tampak kemerahan
(eritema) → Balanitis.
4. COKELAT
Zat warna normal dalam jumlah besar : urobilin
Zat warna abnormal : bilirubin, hematin, porfobilin
Indikasi penyakit : hepatitis
5. COKELAT TUA/ HITAM
Zat warna normal dalam jumlah besar : indikan
11
Zat warna abnormal : darah tua, alkapton, melamin
Pengaruh obat2 : derivat, fenol, argyrol
Indikasi penyakit : sindroma nefrotika ( penyakit ginjal )
6. SERUPA SUSU
Zat warna normal dalam jumlah besar : fosfat, urat
Zat warna abnormal: pus, getah prostat, chylus, zat2 lemak, bakteri2, protein yang
membeku
Indikasi penyakit : Infeksi saluran kencing, kebocoran kelenjar limfa
h. Apa dampak ujung penis tampak membesar dan kemerahan?
Jawab:
Balanitis atau peradangan pada penis
Infeksi saluran kemih
Infeksi bakteri
Infeksi jamur
Psoriasis
3. Ibu Ika bertanya kepada dokter apakah anaknya boleh dikhitan dan apakah kelainan yang
diderita Taufik dapat mempengaruhi masalah kesuburan dan kepriaannya nanti setelah dewasa.
a. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi sirkumsisi?
Jawab:
Indikasi melakukan sirkumsisi yaitu indikasi agama, sosial, dan medis. Untuk
melakukan sirkumsisi ini, harus kita perhatikan kontraindikasi absolut dan relatif.
Kontraindikasi absolut meliputi hipospadia, epispadia, hemofili, dan kelainan darah
(diskrasia darah). Kontraindikasi relatif meliputi infeksi lokal pada penis dan sekitarnya,
infeksi umum, dan diabetes melitus. (Purnomo, 2012)
12
Jika terlalu lama dibiarkan akan menyebabkan penis terinfeksi dan terjadi
balanitis dan postitis, jika masih dibiarkan bisa sampai nekrosis penisa dan kanker penis
sehingga pengeluaran sperma saat ejakulasi terganggu. (Purnomo, 2012)
- Teknik dorsumsisi
Dorsumsisi adalah teknik sirkumsisi dengan cara memotong prepusium pada jam 12,
sejajar dengan sumbu panjang penis kearah proksimal, kemudian dilakukan petongan
melingkar ke kiri dan ke kanan sepanjang sulkus koronarius glandis.Cara ini lebih
dianjurkan, karena dianggap lebih etis dibanding cara guilotin. Dengan sering berlatih
melakukan cara ini, maka akan semakin terampil, sehingga hasil yang didapat juga lebih
baik. Keuntungan dengan menggunakan teknik dorsumsisi adalah:
1) Kelebihan mukosa-kulit bisa diatur.
2) Tidak terdapat insisi mukosa yang berlebihan seperti cara guilotin.
3) Kemungkinan melukai glands penis dan merusak frenulum prepusium lebih kecil.
13
4) Pendarahan mudah dilatasi, karena insisi dilakukan bertahap
- Teknik klasik
Teknik klasik adalah teknik sirkumsisi dengan cara menjepit prepusium secara
melintang pada sumbu panjang penis, kemudian memotongnya. Insisi dapat dilakukan di
bagian proksimal atau distal dari klem tersebut. Cara ini lebih cepat dari cara dorsumsisi,
14
tapi membutuhkan kemahiran tersendiri. Bila operator belum terbiasa, hasilnya akan
lambat, karena harus menggunting mukosa atau kulit yang berlebihan. Pendarahan yang
terjadi dengan cara ini biasanya lebih banyak, karena insisi prepusium dilakukan
sekaligus. Keuntungan dalam menggunakan teknik klasik ini adalah:
1) Tekniknya relatif lebih sederhana
2) Hasil insisi lebih rata
3) Waktu pelaksanaan lebih cepat
15
d. Bagaimana pandangan islam tentang khitan?
Jawab:
Khitan secara bahasa artinya memotong. Secara terminologis artinya memotong
kulit yang menutupi alat kelamin lelaki (penis). Dalam agama Islam, khitan merupakan
salah satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama. Dalam
hadist Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu
kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis dan memotong kuku." (H.R.
Bukhari Muslim)
4. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada. Ayah Taufik adalah seorang perokok aktif.
a. Apakah ada hubungan keluhan utama dengan ayahnya yang seorang perokok aktif?
Jawab:
Ada karena ayahnya yang seorang perokok aktif merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya gangguan embriogenesis pada minggu ke 28 pada saat turunnya testis.
(Purnomo, 2012)
b. Apa makna riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada?
Maknanya penyakit yang diderita oleh Taufik menandakan bahwa tidak terjadi penyakit genetik
atau herediter. (Purnomo, 2012)
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Kesadaran kompos mentis.
Tanda vital : Nadi 100x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup, RR 20x/menit,
torakoabdominal, reguler, suhu 36,70C
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
Tanda-tanda Normal Interpretasi
6. Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
16
Leher : Pembesaran KGB (-)
Toraks
Jantung : Simetris, ictus kordis tidak terlihat, batas jantung dalam batas normal
HR : 100x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : Simetris, pergerakan hemitoraks kanan = kiri, stemfremitus kanan = kiri
Sonor pada kedua paru, Vesiculer (+) normal, ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen : Datar, lemas, Hepar & lien tak teraba
Bising usus (+) normal
Ektremitas : Edema pretibia (-/-)
Status Lokalis : Regio genitalia eksterna
Inspeksi : Pembesaran skrotum kanan bila mengedan, warna
kulit sama dengan kulit sekitar.
Muara preputium kecil, preputium tidak dapat ditarik
ke proksimal
Kulit preputium distal eritema, edema (+)
Palpasi : Ukuran penis 2,5 cm
Nyeri tekan pada skrotum (-)
Nyeri tekan pada ujung penis (+)
Uji Transiluminasi : Sinar tampak berpendar
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan keadaan spesifik?
Keadaan Spesifik Keadaan pada Keadaan Interpretasi
Kasus Normal
Kepala Konjungriva (-) (-) Normal
palpebra pucat
Sklera (-) (-) Normal
Leher Pembesaran (-) (-) Normal
KGB
T Simetris Simetris Simetris Normal
Ictus Tidak terlihat Tidak terlihat Normal
O
Kordis
R
Batas Dalam batas Dalam batas Normal
A Jantung
Jantung normal normal
K HR Normal Normal Normal
S Murmur (-) (-) Normal
Gallop (-) (-) Normal
Paru- Simetris Simetris Simetris Normal
Pergerak- Kanan= kiri Kanan= kiri Normal
paru
an Hemi-
toraks
Stemfremit Kanan=kiri Kanan= kiri Normal
us
Sonor Kedua paru Kedua paru Normal
17
Vesiculer (+) normal (+) normal Normal
Ronchi (-) (-) Normal
Wheez-ing (-) (-) Normal
Keada- Datar Datar Datar Normal
Abdo- Lemas Lemas Lemas Normal
an
men Hepar dan Lien Tidak teraba Tidak teraba Normal
Bising Usus (+) normal (+) normal Normal
Ekstremi- Edema Pretibial (-/-) (-/-) Normal
tas
(Burnside, 2000)
Keadaan Pada Keadaan
Keadaan Spesifik Interpretasi Makna
Kasus Normal
Adanya cairan,
Pembesaran Tidak
akibat tidak
skrotum membesar
Abnormal tertutupnya
kanan bila saat
processus
mengedan mengedan
vaginalis
Warna kulit Warna kulit
sama dengan sama dengan Normal Normal
sekitar sekitar
Muara Muara
preputium preputium Abnormal Fimosis
Inspeksi
kecil tidak kecil
Preputium
Preputium
tidak dapat
Status Lokalis: dapat ditarik Abnormal Fimosis
ditarik ke
Regio ke proksimal
proksimal
Genitalia Kulit
Externa Kulit
preputium
preputium
distal tidak Abnormal Balanitis
distal eritema,
eritema,
edema (+)
edema (-)
4,8-6,6 cm
Ukuran penis Tidak termasuk
(micro: 2,3 Abnormal
2,5 cm micropenis
cm)
Palpasi Nyeri tekan Nyeri tekan Tidak terjadi
Normal
skrotum (-) skrotum (-) peradangan
Nyeri tekan
Nyeri tekan
ujung penis Abnormal Balanitis
ujung penis (-)
(+)
Uji Sinar tampak Sinar tidak Adanya cairan
Abnormal
Transiluminasi berpendar berpendar pada skrotum
Fimosis
Untuk menegakan diagnosis
o Anamnesis
Akan didapatkan keluhan berupa ujung kemaluan yang menggelembung saat
mulaibuang air kecil yang kemudian hilang setelah berkemih dan biasanya akan
diadapati bahwa bayi/anak menangis saat BAK maupun mengejan
o Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik akan didapati kulit yang tidak dapat diretraksi melewati gland
penis , pada fimosis bagian preputial office tidak ada luka dan tampak terlihat sehat ,
21
pda keadaan fisiologis terdapat jaringan fibrous putih yang melingkar (Santoso,
2005)
9. Data tambahan apa lagi yang di perlukan untuk membantu dalam menegakkan diagnosis?
USG
10. Gangguan apa yang paling mungkin terjadi pada kasus ini?
Hidrokel komunikan skrotum dextra, fimosis et causa embriogenesis dan balanitis et causa fimosis
11. Bagaimana mengatasinya secara komprehensif?
Jawab:
Hidrokel
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika
penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya
sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis.
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri;
tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk
dilakukan koreksi.
22
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah
jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan
berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik
tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea untuk menyumbat/menutup lubang di
kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang
berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera
mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri,
tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk
dilakukan koreksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
(2) Indikasi kosmetik
(3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa
dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).
Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali
hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel,
sekaligus melakukanherniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan
scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara
Winkelman atau plikasi kantonghidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus
dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang
diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur
1 tahun.
Teknik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
o Dengan pembiusan regional atau umum.
o Posisi pasien terlentang (supinasi).
o Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
23
o Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
o Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi
lapis sampai tampak tunika vaginalis.
o Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar
sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
o Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
o Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila
diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
o Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan
benang chromic cat gut.
o Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
Fimosis
Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada
penderita fimosis, karena akan menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung
prepusium sebagai fimosis sekunder. Fimosis yang disertai balanitis xerotika obliterans
dapat dicoba diberikan salep deksametasone 0,1% yang dioleskan 3 atau 4 kali.
Diharapkan setelah pemberian selama 6 minggu, prepusium dapat retraksi spontan.
Bila fimosis tidak menimbulkan ketidaknyamanan dapat diberikan
penatalaksanaan non-operatif, misalnya seperti pemberian krim steroid topikal yaitu
betamethasone selama 4-6 minggu pada daerah glans penis.
Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung
prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis merupakan
indikasi untuk dilakukan sirkumsisi. Tentunya pada balanitis atau postitis harus diberi
antibiotika dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi.
Fimosis yang harus ditangani dengan melakukan sirkumsisi bila terdapat
obstruksi dan balanopostitis. Bila ada balanopostitis, sebaiknya dilakukan sayatan dorsal
terlebih dahulu yang disusul dengan sirkumsisi sempurna setelah radang mereda.
Secara singkat teknik operasi sirkumsisi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Setelah penderita diberi narkose, penderita di letakkan dalam posisi supine.
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan antiseptik kemudian dipersempit dengan linen
steril. Preputium di bersihkan dengan cairan antiseptik pada sekitar glans penis.
Preputium di klem pada 3 tempat. Prepusium di gunting pada sisi dorsal penis sampai
batas corona glandis. Dibuat teugel pada ujung insisi. Teugel yang sama dikerjakan pada
24
frenulum penis. Preputium kemudian di potong melingkar sejajar dengan korona glandis.
Kemudian kulit dan mukosa dijahit dengan plain cut gut 4.0 atraumatik interupted.
Hati- hati komplikasi operasi pada sirkumsisi yaitu perdarahan. Pasca bedah
penderita dapat langsung rawat jalan, diobservasi kemungkinan komplikasi yang
membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan.Pemberian antibiotik dan analgetik.
(Santoso, 2005)
12. Apa yang akan terjadi apa bila kasus ini tidak di atasi secara komprehensif?
Jawab:
Hidrokel:
Iskemia yang dapat menyebabkan penurunan kesuburan. Perdarahan ke dalam
hidrokel dapat menyebabkan trauma testis. Hidrokel menetap atau berhubungan dengan
rongga peritoneum dapat menyebabkan terjadinya Hernia Inguinalis. Pada saat bedah
dapat terjadi komplikasi sebagai berikut, cedera ke vas deferens saat operasi ingunal,
2% pasca operasi dapat terjadi luka, hemoragik pasca operasi, cedera langsung ke
pembuluh spermatika
1. Kompresi pada peredaran darah testis
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel
permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga
menimbulkan atrofi testis.
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
4. Sekunder Infeksi.
Fimosis:
Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian terkena infeksi
sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
Bisa terjadi pembengkakan/radang pada ujung kemaluan.
Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian menimbulkan
kerusakan pada ginjal.
Fimosis merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker penis.
Fimosis:
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan
tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)
2.6 Hipotesis
Taufik, laki-laki, 5 tahun, mengalami hidrokel komunikan skrotum dextra, fimosis et causa
embriogenesis dan balanitis et causa fimosis
26
Tidak sempurnanya
pembentukan
Cairan peritonial
Pembesaran prosesus
berpindah
zakar sebelahke Uji Transiluminasi (+)
vaginalis
Hidrokel
skrotum
kanan
Preputium tidak
terbentuk sempurna
Fimosis
Nyeri
tekan
Balanitis
pada
ujung
27