Anda di halaman 1dari 3

Autobiografi Bagas Dwi Cahyo

Namaku Bagas Dwi Cahyo, lahir di Amuntai, 18 April 1997. Aku adalah
anak kedua dari tiga bersaudara. ayahku bernama Soleh, dan Ibuku bernama
Sa’adah. Bagas adalah nama panggilan akrabku. Aku terlahir dari keluarga yang
sederhana. Ayahku seorang pegawai negeri sipil di lingkungan BLK (Balai
Pelatihan Kerja). Sedangkan Ibuku adalah seorang pedagang baju kaki lima. Sejak
kecil aku selalu dinasehati kedua orangtuaku untuk menjaga shalat 5 waktu
berjamaah, bersikap jujur, dan baik terhadap sesama.

Ketika aku berumur 5 tahun, aku mulai bersekolah di taman kanak-kanak


TK Pertiwi Amuntai Selatan. 2 tahun berikutnya aku melanjutkan sekolah di SDN
Jumba 1 Amuntai Selatan selama 6 tahun. Selama 6 tahun pendidikan SD, aku
selalu mendapat peringkat 1 atau 2 di kelas. Ketika aku menginjak kelas 5, aku
mulai ikut berbagai kompetisi cerdas cermat, tetapi aku tidak pernah meraih juara.
Sampai aku mengikuti lomba cerdas cermat Biologi, dan tidak di sangka aku bisa
mendapat juara 2 se-kabupaten. Sebagai salah satu pemenang, aku di kirim sebagai
salah satu perwakilan kabupaten ku untuk mengikuti olimpiade Biologi di
Banjarbaru selama 3 hari. Saat itulah pertama kali aku jauh dari kedua orangtuaku.
3 hari terasa sangat lama bagiku saat itu, sempat menetes air mata karena rindu
orangtua, dengan suasana yang berbeda dimana tidak ada sosok orangtua yang biasa
menemani. Dan pengalaman itulah menjadi pengalaman yang paling berkesan
sampai saat ini.

Kemudian setelah lulus SD aku melanjutkan sekolah di SMPN 4 Amuntai


Tengah pada tahun 2010. Selama 3 tahun pendidikan ku di bangku SMP, aku selalu
masuk 3 besar di kelas. Semenjak dari partisipasiku dalam lomba olimpiade biologi
tingat SD, aku mulai menyukai ilmu biologi. Dan aku pun melanjutkan sepak
terjangku dalam kompetisi olimpiade biologi. Dari kelas 1 SMP, berkali - kali aku
mengikuti seleksi, aku selalu gagal terpilih sebagai delegasi. Sampai pada tahun
kedua aku mencoba usahaku akhirnya terbayar, aku berhasil meraih juara 2
olompiade biologi tingkat kabupaten, dan aku dikirim sebagai delegasi OSN biologi
pada tingkat provinsi. Akan tetapi aku tidak lolos untuk menjadi delegasi pada
tingkat Nasional. Tidak mudah bagiku untuk bisa sampai ke titik ini.

Setelah tiga tahun menjalani masa SMP, aku melanjutkan pendidikan SMA
di SMAN 1 Amuntai Tengah. Tahun pertama aku menginjak pendidikan SMA, aku
melihat betapa banyaknya siswa-siswa dengan potensi luar biasa yang tentunya
menjadi saingan-saingan beratku untuk meraih prestasi di kelas maupun di luar
kelas. Dan memang benar, hanya di tahun pertama dan kedua aku bisa meraih 3
besar juara kelas. Pada tahun kedua aku berada pada 4 besar. Dan pada masa SMA
aku tidak berhasil menjuarai satupun olimpiade biologi. Akan tetapi aku aktif di
organisasi OSIS dan Pasukan Baris Berbaris. Dan aku berhasil menjuarai beberapa
perlombaan PBB dari beberapa kategori bersama kawan-kawanku. Seperti juara 2
lomba PBB tingkat kabupaten, dan juara harapan 1 PBB tingkat provinsi.

Setelah Lulus SMA dengan prestasi kelas dan beberapa prestasi penunjang
lainnya, aku berhasil menjadi mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat melalui
jalur undangan di Fakultas Teknik, jurusan Teknik Sipil yang mana memang
jurusan pilihanku. Berubahlah status siswaku menjadi mahasiswa. Seluruh pelajar
pilihan dari berbagai daerah baik desa maupun kota berkumpul. Akupun sadar
betapa semakin beratnya persaingan dibandingkan dengan masa SMA dulu.

Atmosfer yang sangat berbeda ku rasakan saat pertama kali belajar di kelas
perkuliahan. Dimana dulu saat masih menjadi siswa, semua pelajaran seakan-akan
di suapi oleh guru, kita tidak perlu repot mencari bahan pelajaran karena sudah di
berikandan di sampaikan lengkap oleh guru. Berbeda dengan mahasiswa, yang
mana mahasiswa dituntut untuk menyuap sendiri pelajaran di kelas. Artinya
mahasiswa di tuntut mandiri untuk mencari bahan pelajaran. Memasuki tahun
kedua, beban-beban kuliah semakin bertambah, dengan tugas-tugas besar dan
praktikum yang membutuhkan waktu pengerjaan selama 1 semester, bahkan
penulisan laporan yang tebal dengan tulis tangan membuat semuanya lebih
menantang. Karena kesibukan-kesibukan itu aku pun tidak sempat lagi mengikuti
perlombaan-perlombaan yang memang menjadi kebiasaan ku setiap periode
pendidikan yang ku jalani dari aku SD. Aku pun sempat masuk rumah sakit dua
kali karena tubuhku tidak kuat menerima beban yang melebihi kapasitas tubuhku.
Dari situ aku menyadari bahwa lemahnya diriku dalam memanajemen waktu dan
membagi prioritas pekerjaan yang ku lakukan. Dan dari situ pula lah aku merasakan
kehangatan kasih sayang dari kedua orangtua dan kawan-kawan kepadaku. Mereka
senantiasa menjengukku dan mengkhawatirkan kesehatanku. Dalam hatiku ku
hanya bisa mendoakan semoga Allah Swt membalas kebaikan mereka dengan
kebakan yang berlipat.

Dan berkat Rahmat Allah Swt, berkat doa orangtua dan kawan-kawan, saat
ini kesehatan ku sudah jauh membaik dari sebelumnya. Saat ini aku sudah
menjalani semester ke-7. Target ku saat ini adalah setelah satu semester kedepan,
aku harus lulus kuliah dan bisa melanjutkan pendidikanku kepada jenjang yang
lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai