BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian ibu hingga saat ini masih menjadi masalah utama dalam bidang
kesehatan ibu dan anak. Hal ini perlu mendapat perhatian karena bayi yang di tingga
mati oleh ibunya, dibandingkan dengan bayi yang masih memiliki kedua orang tua,
memiliki kemungkinan 3-10 kali lebih besar untuk meninggal dunia dalam waktu 2
tahun setelah kematian ibunya. Jadi perlu dilakukan program kesehatan yang dapat
menurukan factor resiko kematian ibu, terutama ketika melahirkan.
Survey Kesehatan Demografi Indonesia (SDKI) pada tahun 2002/2003
menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) mncapai 307/100.000 kelahiran
hidup. Jumlah ini menurun pada tahun 2007 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup.
Namun angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan AKI di Negara tetangga di
Asia Tenggara. Angka ini 20-30 lebih besar dibandingkan Malaysia dan Singapura.
Tingginya AKI di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal yang lebih dikenal dengan
istilah 4 terlalu dan 3 terlambat, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
melahirkan, terlalu banyak, terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan, terlambat
mendapatkan pertolongan, serta terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan dan
persalinan. Secara berturut-turut, penyebab kematian ibu adalah perdarahan (28%),
eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa nifas 8%), emboli (5%), abortus
(5%), trauma obstetric (5%), persainan macet (partus lama (5%), dan penyebab lain
(11%).
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan
suatu bangsa. Oleh sebab itu, melalui pembuatan berbgai program kesehatan,
pemerintah berupaya keras meurunkan angka kematian ibu dan bi, contohnya adalah
Geraka Sayang Ibu (GSI), safe motherhood, dan penempatan bidan di berbagai desa.
Oelaksanaan berbagai program kesehatan tersebut sangat membutuhkan sumber daya
manusia yang kompeten agar dapat mencapai tujuannya, terurama bidan. Bidan
berperan pentig sebagai ujung tombak atau orang yang berada digaris terdepan karena
1
2
merupakan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan dnga wanita sebagi
sasaran program. Oleh sebab itu, bidan perlu senantiasa meningkatkan
kompetensinya, salah satunya dengan meningkatkan pemahaman mengenai asuhan
kebidanan mulai dari wanita hamil hingga nifas serta asuhan kebidanan untuk
kesehatan bayi.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumusakan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep dasar mengenai kehamilan?
2. Bagaimana konsep dasar mengenai persalinan?
3. Bagaimana konsep dasar mengenai masa nifas?
4. Bagaimana konsep dasar mengenai bayi baru lahir?
5. Bagaimana manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, dan bayi baru lahir?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
ifas, dan bayi baru lahir.
2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat ilmiah : sebagai referensi untuk mahasiswa, dosen, atau tenaga
kesehatan lainnya yang ingin menambah wawasan mengenai ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan neonates
2. Manfaat institusi: sebagai acuan daam menetapkan kebijakan atau keputusan
yang akan diambil.
3
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2. Tanda-tanda Kehamilan
Untuk dapat menegakkan diagnosis kehamilan ditetapkan dengan
melakukan penilaian terhadap beberapa tanda gejala hamil. Perubahan fisiologis
yang terjadi pada ibu hamil menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan yang
3
4
b. Tanda Pasti
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin,
yang dapat dilihat langsung oleh Pemeriksa.
a. Gerakan janin dalam Rahim.
Gerakan janin pada Primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada
kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16
7
g. Saluran pencernaan
Pada awal kehamilan wanita sering mengalami mual akibat kadar estrogen
yang menigkat.keluhan muntahpun tidak jarang pada bulan-bulan pertama
kehamilan terutama pagi hari yang sering disebut morning sickness,
pengeluaran air liur juga lebih banyak dari biasanya.
h. Traktus urinarius
Pada awal kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga timbul keluhan sering kencing. Keadaan ini hilang
seiring tua nya kehamilan, bila uterus sudah keluar dari rongga panggul.
Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai masuk PAP keluhan sering
kencing akan mulai muncul lagi.
i. Kulit
Pada kulit terjadi hiperpigmentasi di bagian-bagian tertentu yang
menyebabkan perubhan warna menjad kemerahan dan kusam. Adanya
peningkatan hormone melanosit stimulating hormone menyebabkan
adanya hiperpigmentasi didaerah pipi, dahi, dan hidung. Linea nigra dan
striae juga diakibatkan oleh hormone tersebut.
a. Estrogen
- Meningkatnya sensitipitas otot rahim.
- Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik.
b. Progesteron
- Menurunnya sensitifitas otot rahim
- Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik.
- Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan:
a. Teori keregangan
- otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
- Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimilai.
- Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan
tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
b. Teori penurunan progesteron
- proses penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggi,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan.
- Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin.
- Akibatnya otot rahim mulai kontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
c. Teori oksitosin internal
- Perubahan keseimbangan produksi estrogen dan progesteron dapat
mangubah sensitifitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi Broxton hicks.
- Menurunya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dapat dimulai.
13
d. Teori prostaglandin
- Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan.
- Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konspsi dikeluarkan.
- Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
e. Teori hipotalamus pituitary dan grandula suprarenalis
- Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anencepalus sering terjadi
kelambatan persalinan karena tidak terhipotalamus.teori ini dikemukakan
(linggin tahun 1973).
- Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas
janin,induksi mulainya persalinan. (Manuaba, 2005).
4. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut :
a. Terjadinya His Persalinan
Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek. His persalinan mempunyai sifat pinggang terasa sakit
yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, mempunyai pengaruh terhadap
pembukaan serviks, semakin beraktifitas makin bertambah.
b. Pengeluaran Lendir dan Darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan
pendataran tanpa pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis lepas, terjadi perdarahan karena kapiler pembulu darah
pecah.
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban baru pecah menjelang
pembukaan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsug
dalam waktu 24 jam.
14
d. Perubahan Serviks
Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti pelunakan
serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks (Manuaba, 2005).
5. Mekanisme Persalinan
\ His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka
dan mendorong janin ke bawah. Pada persentasi kepala, bila his sudah cukup
kuat,kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Mekanisme jalan lahir menurut (Ujiningtyh, 2009) di antaranya adalah :
1. Penurunan (Kepala masuk PAP)
Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium), sayap sacrum,
linea inominata, ramus superiorost pubis dan pinggir atas simpisis) dengan sutura
sagitalis melintang, dalam sinklitismus arah sumbu kepala janin tegak lurus
dengan bidang pintu atas panggul.dapat juga terjadi keadaan :
- Asinklitismus anterior adalah arah sumbu kepala membuat sudut lancip kepan
dengan pintu atas panggul.
- Asinklitismus posterior adalah arah sumbu kepala membuat studut lancip
kebelakang dengan pintu atas panggul.
2. Fleksi
Fleksi yaitu posisi dagu bayio menempel dada dan ubun-ubun kecil rendah
dari ubun-ubun besar.kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil
(diameter suboksipitobregmatika = 9,5 ) dan di dasar panggul kepala berada
dalam fleksi maksimal.
3. Putar paksi dalam
Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari belakang
atas ke bawah depan.kombinasi elastisitas dipragma pelvis dan tekanan intrauterin
oleh his yang berulang-ulang mengadakan rotasi ubun-ubun kecil berputar kearah
depan di bawah simpisis.
15
4. Defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah
simpisis (sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut-turut lahir
bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.
5. Putar paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung anak.
6. Ekspulsi
Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring
dan menyesuikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila
kepala telah lahir bahu berada dalam posisi depan belakang dan bahu depan lahir
dahulu, baru kemudian bahu belakang. mekanisme persalinan fisiologis penting di
pahami, bila ada penyimpangan koreksi manual dapat di lakukan sehingga
tindakan operatif tidak dapat dilakukan (Rustam Mochtar,2002).
6. Tanda-Tanda Persalinan
Gejala inpartu menurut (Mochtar, 2000 ), yaitu:
1. Kekuatan his semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir bercampur
darah.
3. Dapat disertai pecah ketuban
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu: perlunakan serviks,
pendataran serviks, dan terjadi pembukaan serviks.
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim.
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi adalah
gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar kesadaran
(involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik. Retraksi adalah
pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya kontraksi.
His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin
lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian
berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin cepat
dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak dilahirkan.
His yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah satu
tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke
seluruh otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang
berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan
pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur
oleh parturient.
Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang
berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala II dan untuk
membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan
diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam
mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul.
Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik.
Kelainan his dan tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri
dan hypertonic/tetania uteri.
2. Passanger (Muatan)
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama,
dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin
mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
17
4. Psyche (Psikologis)
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya
persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar.
Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama
yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap
kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama.
5. Penolong
Memilih Penolong persalian yang berkompeten, seperti: bidan, dokter,
perawat atau tenaga kesehatan yang terlatih.
6. Posisi Saat Bersalin
Posisi yang paling baik dalam bersalin adalah posisi semi fowler.
C. Konsep Dasar Ibu Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Terdapat beberapa definisi mengenai masa nifas, antara lain:
1. Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari.(mochtar R,
1998 )
2. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan. (Pusdiknakes, 2003:003).
3. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira
6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
4. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac
Donald,1995:281).
19
5. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
2. Tahap- Tahap Masa Nifas
Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu :
1. Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan – jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan menyeluruh
organ-organ reproduksi yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu– minggu,
berbulan – bulan atau tahunan, terutama bagi ibu hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi. (Mochtar R, 1998).
3. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah
1. Untuk mempercepat involusi uterus ( rahim )
2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.
3. Melaksanakan skrining yang komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari
5. Memberikan pelayanan KB.
6. Mendapatkan kesehatan emosi.
20
5. Perubahan servix
Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena
corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak
berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk
seperti cincin. Warna servix merah kehitam – hitaman karena pembuluh
darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat
dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari
ke dalam cavum uteri.
6. Vagina dan pintu keluar panggul
Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan
luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post
partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac
mirtiformis.
7. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali.
Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum
hamil. (Mochtar, 1998).
4. Terdapat gumpalan darah vang besar pada lokea. Namun gumpalan kecil pada
hari pertama adalah normal
5. Tidak adanya lokea selama dua minggu paska persalinan
6. Nyeri atau rasa tidak enak dengan atau tanpa pembekakan pada perut bagian
bawah beberapa hari pasca persalinan.
7. Setelah 24 jam pertama suhu tubuh lebih dari 37,7 -C
selama lebih dari satu hari. Namun kenaikan suhu tubuh hingga 38-C
segera setelah persalinan (akibat dehidrasi) atau demam yang
tidak terlalu tinggi ketika ASI mulai terbentuk adalah hal biasa.
8. Nyeri setempat, nyeri tekan, dan rasa hangat di betis, paha,
dengan atau tanpa kemerahan, serta pembekakan dan nyeri ketika anda
melekukan kaki.
9. Adanya benjolan atau bagian yang keras di payudara setelah pembesaran
mereda. Ini dapat menunjukan adanya penyumbatan pada saluran ASI.
10. Nyeri setempat, pembengkakan, kemerahan, panas dan nyeri tekan pada
payudara setelah pembesaran mereda, yang merupakan tanda dari mastitis
atau infeksi payudara.
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi
i. Defekasi
Buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab
dan terjadi obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per oral
atau perektal. Jika belum biasa dilakukan klisma
j. Kebersihan diri
Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh,
membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun, dari vulva terlebih
dahulu dari depan ke belakang kemudian anus, kemudian mengganti
pembalut setidaknya dua kali sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah
membersihkan kelamin.
k. Menganjurkan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah 40
hari (16 minggu post partum)
l. Imunisasi
Menganjurkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke RS, PKM, posyandu
atau dokter praktek untuk memperoleh imunisasi.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Depkes
RI. 1993).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 gram sampai 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital
7. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala agak panjang dan lemah.
10. Refleks :
Refleks Moro : Bila diberi rangsangan, kedua tangan dan kaki seperti
merangkul.
akan menggenggam.
27
baik.
mengangkat kepalanya.
11. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama
merupakan bagian dari tahap pengumpulan data. Dari data yang dikumpulkan,
Penilaian ini dilakukan pada saat bayi lahir (menit ke-10) sehingga dapat
tidak bernafas atau bernafas megap-megap atau lemah, maka segera lakukan
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah
untuk menambah energy pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari
BBLR.
Ketika bayi lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah daripada
suhu didalam rahim ibu, apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25 0C
maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi.
c. Perubahan Nafas
plasenta, tetapi setelah lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
gerakan pernafasan.
setelah kelahiran. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir
d. Perubahan Sirkulasi
umbilikalis dan kemudian tali pusat dipotong, aliran darah dari plasenta
melalui vena kava inferior terhenti. Sirkulasi bayi yang cukup hidup diluar
e. Perubahan Alat Pencernaan, Hati, Ginjal, dan alat lainnya mulai berfungsi.
Spontan
Segera setelah bayi diletakkan pada perut ibu, keringkan kepala dan
tubuh bayi dari cairan ketuban / cairan lain yang membasahi tubuh.
31
- Pastikan bahwa suhu tubuh bayi sudah stabil (suhu axial antara
36,5 – 37O C)
kain atau kasa yang bersih dari darah dan lender segera setelah kepala
bayi lahir. Apabila bayi baru lahir segera dapat bernafas secara spontan
32
terjadi infeksi.
Rangsangan isapan bayi pada putting susu ibu akan diteruskan oleh
secara bertahap 10-100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari
10-14 usia bayi. Upaya menyusui pada tahap awal ini mempunyai
susu.
bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai adalah frekuansi jantung
(heart rote), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tono), warna
Setiap penilaian diberi angka 0, 1 dan 2. Dari hasil penilaian tersebut dapat
diketahui apakah bayi normal (nilai apgar : 7-10), asfiksia sedang ringan (nilai
apgar 4-6) atau bayi menderita asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar
resusitas lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5
hari lebih besar. Oleh karena itu, penilaian menurut APGAR dilakukan pada 1
Score 0 1 2
BAB III
TINJUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGIS
PADA NY”P”GIIPIA0 DENGAN UMUR KEHAMILAN 24 MINGGU 5 HARI
DI POLI KIA/KB PUSKESMAS MEKAR
TANGGAL 09 SEPTEMBER 2015
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 09-09-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian: 09-09-2015, pukul 10.15 wita
Nama pengkaji: Lisnawati
Abortus : 0
2. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 20-3-2015
3. Tafsiran Persalinan : 27-12-2015
4. Keluhan sakit hamil muda : keluar flek (spooting) pada umur
kehamilan 11 minggu
5. Pemeriksaan kehamilan yang lalu :
ANC Trimester I : 1X
ANC Trimester II : 1X
6. Ibu telah mendapatkan 2x imunisasi TT
TT3 : tgl 08-08-2015
TT4 : tgl 09-09-2015
7. Obat yang dikonsusmsi SF, kalk, Vit. C
b. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : ± 30 hari
Lamanya : ± 5 hari
Banyaknya : ± 2 pembalut/hari
Keluhan : Dysminorhea
37
Penyulit kehamilan&
Nifas
Umur kehamilan
Bayi
Jenis partus
persalinan
penolong
Hamil ke
tahun
penyulit
ASI
J/K
BB
PB
Sponta -
Premat Bida 48 3000
I 2012 n, P
ure n cm gr
LBK
II Hamil Sekarang
4. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak mempunyai riwayat infertilitas, tumor, penyakit kandungan dan
opersi caesar.
5. Riwayat KB
Kontrasepsi yag lalu : KB suntik 3 bulan
Keluhan : tidak ada
Lamanya pemakaian : ± 2 tahun
Alasan berhenti : ibu ingin memiliki anak lagi
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang dan yang lalu:
Tidak ada penyakit yang di derita sekarang
b. Riwayat penyakit keluarga
38
E. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Berat badan : 52 Kg
Berat badan sebelum hamil:48 Kg
Tinggi badan : 148 cm
40
LILA : 25 cm
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,70 Celcius
Pernapasan : 24 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik (khusus)
a. Kepala
Inspeksi : rambut hitam, panjang, lurus, tidak berketombe, tidak rontok.
Palpasi : tidak ada benjolan
b. Wajah
Inspeksi : ekspresi tenang, tidak pucat
Palpasi : tidak teraba eodema
c. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, mata simetris
kiri dan kanan
d. Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, epitaksis maupun
sekret
e. Mulut
Inspeksi : bibir tampak lembab, tidak sariawan, ada gigi tanggal 3,
maupun caries
f. Telinga
Inspeksi : telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, daun telinga
berbentuk sempurna
g. Leher
41
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran
vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, getah bening, tidak
teraba pelebaran vena jugularis.
h. Dada
Inspeksi : tidak tampak retraksi dada
i. Payudara
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak tampak
benjolan, belum ada pengeluaran kolostrum
Palpasi : tidak teraba benjolan dan sudah ada pengeluaran kolostrum
j. Abdomen
Inspeksi : perut membesar sesuai umur kehamilan, terdapat linea nigra,
tidak ada luka bekas operasi, tonus otot tegang, tidak ada nyeri
tekan.
Palpasi :
Leopold I : TFU 24 cm, teraba kurang bulat, kurang keras, dan
kurang melenting (teraba bokong)
Leopold II : teraba keras, memanjang seperti papan pada sisi kiri
perut ibu, teraba bagian-bagian kecil janin di sisi kanan perut ibu
(teraba punggung kiri).
Leopold III : bulat, melenting, dan keras (teraba kepala)
Leopold IV : bagian terendah belum masuk PAP.
Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 130 x/menit
Irama : teratur
Kekuatan : terdengar jelas dan kuat
42
k. Panggul
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Genetalia luar
Tidak dilakukan pemeriksaan
m. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan
n. Ekstremitas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak eodema, kuku
kemerahan
Palpasi : tidak teraba eodema
Perkusi : refleks patella (+)
F. Data penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan untuk data penunjang
1. GII PI A0
Data dasar
DS : ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, melahirkan 1x, namun anaak
pertama meninggal karena premature dan tidak pernah keguguran
DO : tonus otot perut regang dan terdapat linea nigra dan striae albicans
Interpretasi dan analisis
- Tonus otot perut longgar karena merupakan multipara
43
DO :
- Salah satu ciri kehamilan intra uterine adalah ibu tidak merasakan nyeri tekan
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan adalah ciri kehamilan intra uterine
(Sofie Rifayani Krisnadi, 2012)
4. Janin tunggal
Data dasar
DS : tidak ada
44
DO :
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Palpasi abdomen teraba 2 bagian terbesar janin ( bokong dan kepala)
- Teraba bagian-bagian kecil janin hanya di satu sisi (kanan)
- Denyut jantung janin hanya terdengar hanya disatu tempat (kuadran kiri
bawah)
Untuk mengetahui janin tunggal dapat dipastikan dari beberapa hal, yaitu:
Dalam menegakkan diagnosa janin dalam keadaan hidup ada beberapa hal yang
dapat di jadikan dasar yaitu : DJJ terdengar, rahim membesar sesuai umur
kehamilan, ibu merasakan gerak janin, pada palpasi teraba jelas bagian-bagian
janin ( Manuaba, 2008)
6. Punggung kiri
45
Data dasar
DS : ibu merasakan gerakan janin sering terasa pada perut sebelah kiri perut ibu
DO : pada palpasi leopold III punggung janin teraba di bagian sisi kanan perut ibu
(puka) teraba keras dan datar.
Analisis dan interpretasi:
Dari palpasi Leopold II dibagian kiri perut ibu teraba keras datar seperti papan
dan bagian kanan teraba bagian-bagian terkecil janin, menandakan punggung kiri
(Anita Lockhart RN. MSN, 2014).
7. Presentasi kepala
Data dasar
DS : -
DO : leopold III teraba keras, bundar, dan melenting
Analisis dan interpretasi
leopold III untuk mengetahui bagian janin yang berada dibawah uterus(Anita
Lockhart RN. MSN, 2014).
C. Rencana Asuhan
1. Jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan dan hasil pemeriksaan
Rasional : agar ibu dan keluarga mengetahui, mengerti dan memberi
persetujuan dengan tindakan yang akan dilakukan
2. Periksa tanda-tanda vital dan fisik ibu
Rasional : untuk mendeteksi tanda-tanda bahaya kehamilan dan
mencegah ibu dari keadaan yang lebih buruk lagi
3. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi salama masa kehamilan
Rasional : untuk menjaga asupan janin agar tetap cukup
4. Anjurkan pada ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat
Rasional : agar kehamilan ibu dapat bertahan dengan baik dan untuk
mencegah terjadinya salah satu tanda bahaya kehamilan.
5. Anjurkan pada ibu untuk sering mengganti pakaian dalamnya setiap kali
basah
Rasional : agar kebersihan organ genetalia selalu terjaga dan mencegah
terjadinya infeksi
6. Jelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan
48
Rasional : agar ibu dapat mengetahui dan dapat segera memerksakan diri
di pelayanan kesehatan untuk mencegah bahaya pada ibu dan janin.
5. Beritahu/anjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
Rasional :agar demam ibu dapat terobati dan dapat terhindar dari resiko
gawat janin.
6. Lakukan pendokumentasian
Rasional : sebagai bukti tindakan yang dilakukan dan catatan medis bagi
tim medis.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 20-01-2015
1. (pukul 10.20 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
2. (pukul 10.22 wita) Memeriksa tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,70 Celcius
Pernapasan : 24 x/menit
3. (pukul 10.25 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi
selama masa kehamilan
4. (pukul 10.27 wita) Menganjurkan pada ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang
berat
5. (pukul 10.28 wita) Menganjurkan pada ibu untuk sering mengganti pakaian
dalamnya setiap kali basah
6. (pukul 10.29 wita) Memberitahu pada ibu tanda bahaya kehamilan:
Sakit kepala yang hebat
Penglihatan kabur
49
Subjektif (S)
Objektif (O)
1. TP : 27-12-2015
2. Keadaan umum baik
3. Kesadaran Composmentis
4. Berat badan/tinggi badan : 52 Kg/ 148 cm
5. LILA :25 cm
6. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,79 Celcius
Pernapasan: 24 x/menit
8. Pemeriksaan fisik
Leopold I : 24 cm
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ (+) : 130x/menit terdengar jelas dan kuat serta teratur di sisi kiri
perut ibu (kuadaran kiri bawah)
Assessment (A)
Diagnosa Aktual : GII PI A0, umur kehamilan 24 minggu 5 hari, intra uterine,
janin tunggal, janin hidup, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terendah janin
belum masuk PAP, keadaan umum ibu baik, keadaan janin baik.
Planning (P)
1. (pukul 10.20 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
Hasil : ibu mengerti
52
Pembahasan
Berdasarkan kasus diatas keluhan sering kencing yang dialami oleh ibu adalah hal
normal yang dirasakan oleh ibu hamil. Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya
hormone progesterone yang mempengaruhi kandung kencing ibu. Selain itu
keluhan ini juga sering terjadi pada akhir kehamilan bila kepala janin muai masuk
pintu atas panggul sehingga kandung kencing tertekan oleh kepala janin.
53
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 14-09-2015, pukul 11.40 wita
Tgl. Pengkajian : 09-09-2015, pukul 11.55 wita
Nama pengkaji : Lisnawati
Nifas
Umur kehamilan
Bayi
Jenis partus
persalinan
penolong
Hamil ke
tahun
penyulit
ASI
J/K
BB
PB
Sponta - -
Bida 50
I 2011 Aterm n, P 3 kg ya
n cm
LBK
II Hamil Sekarang
55
5. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak mempunyai riwayat infertilitas, tumor, penyakit kandungan dan
opersi caesar.
6. Riwayat KB
Kontrasepsi yag lalu : KB suntik 3 bulan
Keluhan : tidak ada
Lamanya pemakaian : ± 4 tahun
Alasan berhenti : ibu ingin memiliki anak lagi
7. Riwayat kesehatan
8. Riwayat penyakit sekarang dan yang lalu:
Tidak ada penyakit yang di derita sekarang
9. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
(TBC, Hep. B, HIV-AIDS, IMS) maupun penyakit keturunan (jantung,
DM, Hipertensi, dll).
8. Aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
- Kebiasaan
Frekuensi makan : 3x sehari
Jenis : nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan
Porsi : 1 piring
Frekuensi minum : 6-7 gelas/ hari
Jenis : air putih
- Perubahan selama hamil : tidak ada
b. Pola eliminasi
I. BAK
a. Perubahan sebelum hamil
Frekuensi : 4-5 kali sehari
56
A. Pengetahuan Ibu
1. Ibu mengetahui pentingnya menjaga kebersihan selama hamil.
2. Ibu mengetahui pentingnya mengonsumsi makanan bergizi selama hamil
57
a. Kepala
Inspeksi : rambut hitam, panjang, lurus, tidak berketombe, tidak rontok.
58
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran
vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, getah bening, tidak
teraba pelebaran vena jugularis.
h. Dada
Inspeksi : tidak tampak retraksi dada
i. Payudara
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak tampak
benjolan, sudah ada pengeluaran kolostrum
Palpasi : tidak teraba benjolan dan sudah ada pengeluaran kolostrum
59
j. Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut sesuai umur kehamilan, terdapat linea nigra
dan striae albicans, tidak ada luka bekas operasi, tonus otot
longgar, tidak ada nyeri tekan.
Palpasi :
Leopold I : TFU 32 cm, lingkar perut 90 cm, TBJ 2880 gram,
presentase bokong
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentase kepala
Leopold IV : bagian terendah belum masuk PAP.
Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 141 x/menit
Irama : teratur
Kekuatan : terdengar jelas dan kuat
k. Panggul
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Genetalia luar
Tidak dilakukan pemeriksaan
m. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan
n. Ekstremitas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak eodema, kuku
kemerahan
Palpasi : tidak teraba eodema
Perkusi : refleks patella (+)
60
D. Data penunjang
Pemeriksaan Hb darah : 10 gr %
1. GII PI A0
Data dasar
DS : ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, melahirkan 1x,dan tidak
pernah keguguran
DO : tonus otot perut regang dan terdapat linea nigra dan striae albicans
Interpretasi dan analisis
- Tonus otot perut longgar karena merupakan multipara
- Linea nigra tampak jelas diakibatkan tingginya hormone MSH (Melaphone
Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh lobus anterior hipofisis
(Sarwono Prawirohardjo, 2012)
2. Umur kehamilan 34 minggu 4 hari
Data dasar
DS : ibu mengatakan hari pertama haid terakhir adalah tanggal 15-01-2015
DO : tanggal periksa : 14-09-2015
TFU : 32 cm
Analisis dan interpretasi
- Dari hari pertama haid terakhir 15-01-2015 sampai tanggal periksa 14-09-
2015 diperkirakan umur kehamilan adalah 34 minggu 4 hari
- Pada umur kehamilan 34 minggu TFU setinggi pertengahan pusat dan Px (32
cm)
61
3. Intra uterin
Data dasar
DS :
- Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri tekan
- Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan pervaginam
DO :
- Salah satu ciri kehamilan intra uterine adalah ibu tidak merasakan nyeri tekan
(Sofie Rifayani Krisnadi, 2012)
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan adalah ciri kehamilan intra uterine
(Sofie Rifayani Krisnadi, 2012)
4. Janin tunggal
Data dasar
DS : tidak ada
DO :
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Palpasi abdomen teraba 2 bagian terbesar janin ( bokong dan kepala)
- Teraba bagian-bagian kecil janin hanya di satu sisi (kanan)
- Denyut jantung janin hanya terdengar hanya disatu tempat (kuadran kiri
bawah)
Untuk mengetahui janin tunggal dapat dipastikan dari beberapa hal, yaitu:
Dalam menegakkan diagnosa janin dalam keadaan hidup ada beberapa hal yang
dapat di jadikan dasar yaitu : DJJ terdengar, rahim membesar sesuai umur
kehamilan, ibu merasakan gerak janin, pada palpasi teraba jelas bagian-bagian
janin ( Manuaba, 2008)
6. Punggung kiri
Data dasar
DS : ibu merasakan gerakan janin sering terasa pada perut sebelah kanan perut ibu
DO : pada palpasi leopold III punggung janin teraba di bagian sisi kiri perut ibu
(puki) teraba keras dan datar.
Analisis dan interpretasi:
Dari palpasi Leopold II dibagian kiri perut ibu teraba keras datar seperti papan
dan bagian kanan teraba bagian-bagian terkecil janin, menandakan punggung kiri
(Anita Lockhart RN. MSN, 2014).
63
7. Presentasi kepala
Data dasar
DS : -
DO : leopold III teraba keras, bundar, dan melenting
Analisis dan interpretasi
leopold III untuk mengetahui bagian janin yang berada dibawah uterus. (Anita
Lockhart RN. MSN, 2014).
V. RENCANA ASUHAN
A. Tujuan
1. Ibu dapat melewati masa kehamilan dengan baik
2. Keadaan umum ibu dan janin baik serta TTV dalam batas normal
B. Kriteria keberhasilan
1. Mengetahui tanda bahaya kehamilan
2. Ibu merespon dengan baik semua anjuran Bidan
3. TTV dalam batas normal
90-120 / diastol 60-80 mmHg
65
Nadi 60-80x/menit
Suhu 36,5-37,50 Celcius
Pernafasan 16-24x/menit
C. Rencana Asuhan
1. Jalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
Rasional : agar komunikasi dapat berjalan dengan baik
2. Jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan dan hasil pemeriksaan
Rasional : agar ibu dan keluarga mengetahui, mengerti dan memberi
persetujuan dengan tindakan yang akan dilakukan
3. Periksa tanda-tanda vital dan fisik ibu
Rasional : untuk mendeteksi tanda-tanda bahaya kehamilan dan
mencegah ibu dari keadaan yang lebih buruk lagi
7. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu gizi seimbang
Rasional : untuk menjaga asupan janin agar tetap cukup
8. Jelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan
Rasional : agar ibu dapat mengetahui dan dapat segera memerksakan diri
di pelayanan kesehatan untuk mencegah bahaya pada ibu dan janin.
7. Beritahu/anjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
Rasional :agar demam ibu dapat terobati dan dapat terhindar dari resiko
gawat janin.
8. Jelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
Rasional : agar ibu dapat menetapkan tempat, penolong, pendamping
dsb dalam menghadapi persalinan nanti
9. Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda prsalinan
Rasional : agar ibu dapat mengetahui tanda awal persalinan
10. Anjurkan pada ibu untuk dating kembali 2 minggu kedepan
66
Rasional : Agar bidan dapat mengontrol ibu karena ibu sudah mendekati
masa persalinan
11. Lakukan pendokumentasian
Rasional : sebagai bukti tindakan yang dilakukan dan catatan medis bagi
tim medis.
VI . IMPLEMENTASI
1. (pukul 11.55 wita) Menjalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
2. (pukul 11.56 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
3. (pukul 11.58 wita) Memeriksa tanda-tanda vital dan fisik ibu dan janin
TD : mmHg
Nadi : 60-80 x/menit
Suhu : 36,5-37,50C
Pernapasan : 16-20 x/menit
4. (pukul 12.10 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu
gizi seimbang seperti nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan
5. (pukul 12.16 wita) Menjelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan:
Sakit kepala yang hebat
Penglihatan kabur
Mual dan muntah yang berlebih
Hipertensi
Eodema pada tangan, kaki, dan wajah
Nyeri epigastrium
Pergerakan janin berkurang
Ketuban pecah dini
67
Perdarahan pervaginam
Demam/panas tinggi.
6. (pukul 12.17 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
oleh bidan
7. (pukul 12.19 wita) Menjelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
8. (pukul 12.20 wita) Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
- Adanya kontraksi (His)
- Adanya pengeluaran lender bercampur darah
9. (pukul 12.25 wita) Melakukan dokumentasi hasil asuhan kebidanan pada ibu.
1. Keadaan umum ibu dan janin baik serta TTV dalam batas normal
2. Ibu bersedia dan memahami semua penjelasan bidan
3. Ibu bersedia melahirkan di fasilitas kesehatan (bidan)
4. Pendokumentasian telah dilakukan
68
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 14-09-2015, pukul 11.40 wita
Tgl. Pengkajian : 14-09-2015, pukul 11.55 wita
Nama pengkaji : Lisnawati
Identitas
Subjektif (S)
Objektif (O)
1. TP : 22-10-2015
2. Keadaan umum baik
3. Kesadaran Composmentis
4. Berat badan/tinggi badan : 52 Kg/ 148 cm
5. LILA :24,5 cm
6. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Suhu : 36,89 Celcius
Pernapasan: 24 x/menit
7. Pemeriksaan fisik
Leopold I : 32 cm, jari di pertengahan pusat dan Px
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ (+) : 141 x/menit terdengar jelas dan kuat serta teratur di sisi kiri
perut ibu (kuadaran kiri bawah)
Assessment (A)
Diagnosa Aktual : GII PI A0, umur kehamilan 34 minggu 4 hari, intra uterine,
janin tunggal, janin hidup, punggung kiri, presentasi kepala, bagian terendah janin
belum masuk PAP, keadaan umum ibu baik, keadaan janin baik.
Planning (P)
Tanggal : 14-09-2015
1. (pukul 11.55 wita) Menjalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
Hasil : komunikasi berjalan dengan baik
70
2. (pukul 11.56 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
Hasil : ibu mengerti
3. (pukul 11.58 wita) Memeriksa TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Suhu : 36,89 Celcius
Pernapasan : 24 x/menit
4. (pukul 12.10 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu
gizi seimbang
Hasil : ibu bersedia
5. (pukul 12.16 wita) Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan
Hasil : ibu mengerti
6. (pukul 12.17 wita) Menjelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
Hasil : ibu mengerti
7. (pukul 12.19 wita) Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
Hasil : ibu mnegerti
8. (pukul 12.20 wita) Memberitahu ibu untuk mengonsumsi obat yang yang
diberikan
Hasil : ibu bersedia
9. (pukul 12.25 wita) Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan
Hasil : telah dilakukan
Pembahasan
Berdasarkan kasus diatas keluhan sering kencing yang dialami oleh ibu adalah
hal normal yang dirasakan oleh ibu hamil. Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya
71
Keluhan ibu yang mual dan muntah di pagi hari atau sering disebut dengan
morning sickness adalah hal yang normal (fisiologis) yang terjadi pada awal-awal
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kadar hormone estrogen yang meningkat.
72
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 12-10-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 12-10-2015, pukul 10.15 wita
Nama pengkaji : Lisnawati
Nifas
Umur kehamilan
Bayi
Jenis partus
persalinan
penolong
Hamil ke
tahun
penyulit
ASI
J/K
BB
PB
Sponta - -
Bida 3,2
I 2012 Aterm n, ♂ 47 √
n kg
LBK
II Hamil Sekarang
74
6. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak mempunyai riwayat infertilitas, tumor, penyakit kandungan dan
opersi caesar.
7. Riwayat KB
Kontrasepsi yag lalu : KB suntik 3 bulan
Keluhan : tidak ada
Lamanya pemakaian : ± 3 tahun
Alasan berhenti : ibu ingin memiliki anak lagi
8. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang dan yang lalu:
Tidak ada penyakit yang di derita sekarang
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
(TBC, Hep. B, HIV-AIDS, IMS) maupun penyakit keturunan (jantung,
DM, Hipertensi, dll).
9. Aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari
Frekuensi minum : 6-7 gelas/ hari
Pantang : tidak ada
Perubahan selama hamil : tidak ada
b. Pola eliminasi
1.) BAK
I. Perubahan sebelum hamil
Frekuensi : 4-5 kali sehari
Waran : kuning jernih
Bau : khas amoniak
Keluhan : tidak ada
75
C. Pengetahuan Ibu
1. Ibu mengetahui pentingnya menjaga kebersihan selama hamil.
2. Ibu mengetahui pentingnya mengonsumsi makanan bergizi selama hamil
3. Ibu mengetahui pentingnya istrahat selama kehamilan
4. Ibu mengetahui pentingnya pemeriksaan kehamilan.
D. Data sosial
76
a. Kepala
Inspeksi : rambut hitam, panjang, lurus, tidak berketombe, tidak rontok.
Palpasi : tidak ada benjolan
b. Wajah
Inspeksi : ekspresi tenang, tidak pucat
Palpasi : tidak teraba eodema
c. Mata
77
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran
vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, getah bening, tidak
teraba pelebaran vena jugularis.
h. Dada
Inspeksi : tidak tampak retraksi dada
i. Payudara
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak tampak
benjolan, belum ada pengeluaran kolostrum
Palpasi : tidak teraba benjolan dan sudah ada pengeluaran kolostrum
j. Abdomen
Inspeksi : perut membesar sesuai umur kehamilan, terdapat linea nigra,
tidak ada luka bekas operasi, tonus otot tegang, tidak ada nyeri
tekan.
Palpasi :
78
F. Data penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan untuk data penunjang
1. GII PI A0
Data dasar
DS : ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, melahirkan 1x, namun anaak
pertama meninggal karena premature dan tidak pernah keguguran
DO : tonus otot perut regang dan terdapat linea nigra dan striae albicans
Interpretasi dan analisis
- Tonus otot perut longgar karena merupakan multipara
- Linea nigra tampak jelas diakibatkan tingginya hormone MSH (Melaphone
Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh lobus anterior hipofisis (Sarwono
Prawirohardjo, 2012)
2. Umur kehamilan 36 minggu
Data dasar
80
DO :
- Salah satu ciri kehamilan intra uterine adalah ibu tidak merasakan nyeri tekan
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan adalah ciri kehamilan intra uterine
(Sofie Rifayani Krisnadi, 2012)
4. Janin tunggal
Data dasar
DS : tidak ada
DO :
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Palpasi abdomen teraba 2 bagian terbesar janin ( bokong dan kepala)
- Teraba bagian-bagian kecil janin hanya di satu sisi (kanan)
81
- Denyut jantung janin hanya terdengar hanya disatu tempat (kuadran kiri
bawah)
Untuk mengetahui janin tunggal dapat dipastikan dari beberapa hal, yaitu:
Dalam menegakkan diagnosa janin dalam keadaan hidup ada beberapa hal yang
dapat di jadikan dasar yaitu : DJJ terdengar, rahim membesar sesuai umur
kehamilan, ibu merasakan gerak janin, pada palpasi teraba jelas bagian-bagian
janin ( Manuaba, 2008)
6. Punggung kiri
Data dasar
DS : ibu merasakan gerakan janin sering terasa pada perut sebelah kiri perut ibu
DO : pada palpasi leopold III punggung janin teraba di bagian sisi kanan perut ibu
(puka) teraba keras dan datar.
82
7. Presentasi kepala
Data dasar
DS : -
DO : leopold III teraba keras, bundar, dan melenting
Analisis dan interpretasi
leopold III untuk mengetahui bagian janin yang berada dibawah uterus(Anita
Lockhart RN. MSN, 2014).
Rasional : Agar bidan dapat mengontrol ibu karena ibu sudah mendekati
masa persalinan
9. Lakukan pendokumentasian
Rasional : sebagai bukti tindakan yang dilakukan dan catatan medis bagi
tim medis.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 12-10-2015
1. (pukul 11.55 wita) Menjalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
2. (pukul 11.56 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
3. (pukul 11.58 wita) Memeriksa tanda-tanda vital dan fisik ibu dan janin
TD : mmHg
Nadi : 60-80 x/menit
Suhu : 36,5-37,50C
Pernapasan : 16-20 x/menit
4. (pukul 12.10 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu
gizi seimbang seperti nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan
5. (pukul 12.16 wita) Menjelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan:
Sakit kepala yang hebat
Penglihatan kabur
Mual dan muntah yang berlebih
Hipertensi
Eodema pada tangan, kaki, dan wajah
Nyeri epigastrium
Pergerakan janin berkurang
Ketuban pecah dini
86
Perdarahan pervaginam
Demam/panas tinggi.
6. (pukul 12.17 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
oleh bidan
7. (pukul 12.19 wita) Menjelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
8. (pukul 12.20 wita) Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
- Adanya kontraksi (His)
- Adanya pengeluaran lender bercampur darah
9. (pukul 12.25 wita) Melakukan dokumentasi hasil asuhan kebidanan pada ibu.
1. Keadaan umum ibu dan janin baik serta TTV dalam batas normal
2. Ibu bersedia dan memahami semua penjelasan bidan
3. Ibu bersedia melahirkan di fasilitas kesehatan (bidan)
4. Pendokumentasian telah dilakukan
87
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 12-10-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 12-10-2015, pukul 10.15 wita
Nama pengkaji : Lisnawati
Identitas
Nama : Ny. A / Tn. D
Umur : 21 tahun / 26 tahun
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Muna / Muna
Alamat : Jl. Kelapa
Subjektif (S)
Objektif (O)
1. TP : 09-11-2015
2. Keadaan umum baik
3. Kesadaran Composmentis
4. Berat badan/tinggi badan : 55 Kg/ 148 cm
5. LILA :25 cm
6. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,79 Celcius
Pernapasan: 24 x/menit
7. Pemeriksaan fisik
Leopold I : 27 cm
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ (+) : 142x/menit terdengar jelas dan kuat serta teratur di sisi kiri
perut ibu (kuadaran kiri bawah)
Assessment (A)
Diagnosa Aktual : GII PI A0, umur kehamilan 36 minggu, intra uterine, janin
tunggal, janin hidup, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terendah janin belum
masuk PAP, keadaan umum ibu baik, keadaan janin baik.
Planning (P)
Tanggal : 12-10-2015
1. (pukul 11.55 wita) Menjalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
89
Pembahasan
Berdasarkan kasus diatas keluhan sering kencing yang dialami oleh ibu adalah
hal normal yang dirasakan oleh ibu hamil. Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya
hormone progesterone yang mempengaruhi kandung kencing ibu. Selain itu
keluhan ini juga sering terjadi pada akhir kehamilan bila kepala janin muai masuk
pintu atas panggul sehingga kandung kencing tertekan oleh kepala janin.
91
No. Medrec :
Tgl masuk : 24 September 2015, jam 02.00 wita
Tgl pengkajian : 24 September 2015, jam 08.00 wita
Nama pengkaji : Lisnawati
Penyulit
Kehamila Bayi Nifas
kehamilan
Penolong
Hamil ke
partus
partus
Jenis
Usia
Tgl
n
& J B P AS Penyuli
persalinan K B B I t
3. Riwayat Ginekologi
a. Inferbilitas :-
b. Tumor :-
c. Penyakit :-
d. Operasi :-
4. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang lalu: suntik KB 3 bulan
b. Keluhan : tidak ada
c. Lamanya pemakaian : 2 tahun
d. Alasan berhenti : ingin memiliki anak lagi
6. Pola Nutrisi
a. Waktu makan terakhir: 1 jam yang lalu (pukul 06.00)
b. Frekuensi makan : 3x/hari
c. Jenis : nasi, bubur, roti, sayur buah, lauk-pauk
d. Frekuensi minum : 7-8 gelas/hari
e. Jenis : air putih, the manis
f. Pantang makan : tidak ada
7. Pola Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi : 3-4 kali sehari
2) Warna : kuning jernih
94
8. Pola Istrahat/tidur
a. Malam : ± 8 jam (pukul 21.00-05.00 WITA)
b. Siang : ± 1 jam (pukul 14.00-15.00 WITA)
c. Masalah : selama masa inpartu fase laten ibu tidak tidur
semalaman sejak tanggal 23-09-2015 karena ibu merasa kesakitan.
C. PEMERIKSAAN
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Berat badan : 50 kg
3. Tinggi badan : 149 cm
4. LILA : 25 cm
5. Tanda-tanda Vital
TD : 120/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 0 Celcius
Pernafasan : 20 x/menit
6. Kepala
1) Rambut : warna hitam
2) Rontok : tidak
3) Ketombe : tidak
4) Benjolan : tidak
95
7. Wajah
a. Ekspresi : meringis
b. Cloasma : tidak ada
c. Oedema : tidak ada
8. Mata
a. Simetris : ya
b. Konjungtiva : tidak anemis
c. Sklera : tidak ikterus
d. Penglihatan : baik
9. Hidung
a. Simetris : ya
b. Polip : tidak
c. Epitaksis : tidak
d. Pengeluaran sekret : tidak
10. Mulut
a. Kelembaban bibir : bibir kering
b. Sariawan : tidak
c. Gigi tanggal : tidak
d. Caries : ada
e. Masalah : tidak ada
11. Telinga
a. Simetris : ya
b. Daun telinga terbentuk sempurna : ya
c. Pengeluaran sekret : tidak ada
d. Pendengaran : baik
96
12. Leher
a. Pembesaran vena jugularis : tidak ada
b. Pembesaran kelenjer tiroid : tidak ada
13. Payudara
a. Simetris : ya
b. Puting susu : menonjol
c. Benjolan : tidak ada
d. Ekskresi : sedikit
14. Abdomen
a. Inspeksi
1) Striae : ada
2) Bekas luka operasi : tidak ada
b. Palpasi
1) Tonus otot perut : tegang
2) TFU : 32 cm
3) Lingkar perut : 92 cm
4) Leopold I : TFU 32 cm, teraba bokong
5) Leopold II : Punggung kiri
6) Leopold III : Kepala
c. Leopold IV : Divergen
d. Auskultasi
1) DJJ : 140 x/menit
2) Frekuensi : teratur
3) Irama : jelas
4) Kekuatan : kuat
15. Genitalia luar
a. Pengeluaran pervaginam : darah dan lendir
97
b. Varises : tidak
c. Oedema : tidak
d. Massa/kista : tidak
16. Pemeriksaan Dalam
a. Vulva/vagina : tidak ada kelainan
b. Portio : lunak dan tipis
c. Pembukaan : 4 cm
d. Ketuban : (+)
e. Presentasi : kepala
f. Posisi UUK : UUK kanan depan
g. Penurunan kepala : Hodge I
h. Kesan panggul : Normal
17. Anus
a. Hemoroid : tidak ada
b. Oedema : tidak ada
18. Ekstremitas
a. Simetris : tangan: ya kaki: ya
b. Warna kuku : tangan: normal kaki: normal
c. Refleks patella : (+)/(+)
d. Oedema : tangan: tidak kaki: ya
e. Varises : ada/tidak
D. DATA SOSIAL
1. Dukungan suami : menemani dan memenuhi kebutuhan istri
2. Dukungan keluarga : keluarga senang dengan kelahiran bayi
tersebut
3. Masalah : tidak ada
98
E. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah :-
2. Pemeriksaan urin :-
3. Pemeriksaan USG :-
4. Pemeriksaan Lain :-
II. DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
a. Diagnosa :
G1P0A0, umur kehamilan 36 minggu, intra uterin,situs memanjang, janin
tunggal, janin hidup, presentase kepala, keadaan ibu baik, keadaan janin baik,
dengan inpartu kala I fase aktif.
1. GI P0 A0
DS : Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kedua, pernah
melahirkan 1 kali, dan tidak pernah keguguran.
DO :
- Nampak striae livide
- Tonus otot perut tampak tegang
- Terdapat linea nigra
- Pada kehamilan pertama, tonus otot masih tegang karena belum mengalami
peregangan sebelumnya dan akibat adanya hormon MSH dalam tubuh
sehingga menimbulkan hyperpigmentasi pada perut dan timbullah linea nigra
dan striae livide. Pada kehamilan primi belum terdapat striae
albicans. (Sinopsis Obstetri Fisiologi jilid 1, hal : 46)
DO :
- HPHT : 14 – 01 – 2015
- TP : 21– 10 – 2015
- Tanggal pengkajian : 24 – 09 – 2015
Analisa dan interpretasi data
- Menurut rumus Neagle, bahwa dari HPHT tanggal 14–01–2015sampai
tanggal pengkajian 24 – 09 – 2015 , maka diperoleh umur kehamilan 36
minggu 1 hari. (Perawatan Ibu Hamil, Fitramaya)
3. Intra Uterine
DS : Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil
DO :
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Tidak ada nyeri tekan pada abdomen saat palpasi
Analisa dan interpretasi data
- Tidak adanya nyeri tekan pada abdomen serta ibu tidak pernah merasakan
nyeri perut hebat selama hamil, menunjukkan bahwa janin tumbuh dan
berkembang didalam uterus tepatnya dicavum uteri. (Obstetri Fisiologi
Padjajaran, hal : 96)
- Kehamilan intra uterine sejak hamil muda sudah dapat dipastikan, terlihat dari
pembesaran perut sesuai umur kehamilan. (Ilmu kandungan, Penyakit
kandungan dan KB. Manuaba, hal : 55)
4. Situs Memanjang
DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat terutama disebelah kanan
perut ibu
DO : Palpasi :
- Leopold I : TFU 32 cm, teraba bokong
100
5. Janin Tunggal
DS :
- Tidak ada riwayat kehamilan kembar dalam keluarga
- Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat disebelah kiri perut ibu
DO :Palpasi
- Leopold I : TFU 32 cm, teraba bokong
- Leopold II : punggung kiri
- Leopold III : kepala
- Leopold IV : divergen (2/5)
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Djj terdengar pada satu titik yaitu pada kuadran kanan bawah abdomen ibu
dengan frekuensi 140 x/menit.
Analisa dan Interpretasi Data
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, saat palpasi abdomen teraba 1
kepala, 1 punggung, dan pergerakan janin pada 1 sisi, DJJ terdengar pada 1
titik, yang menandakan janin tunggal. (Sinopsis obstetric jilid I, hal : 259)
101
6. Janin Hidup
DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat terutama disebelah kanan perut
ibu
DO :
- Pada palpasi teraba pergerakan janin
- Djj terdengar kuat, jelas, dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu
dengan frekuensi 140 x/menit
Analisa dan interpretasi data
- Pergerakan janin dapat teraba saat palpasi dan terdengarnya DJJ normal dan
teratur dengan frekuensi antara 120 – 160 x/menit, yang menandakan janin
dalam keadaan hidup. (Obstetri fisiologi padjajaran, hal : 172)
7. Presentase kepala
DS :
DO : pada saat melakukan palpasi Leopold III teraba kepala.
Analisa dan interpretasi data
Leopold III untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah uterus
(Obstetri fisiologi padjajaran, hal : 172)
- DJJ terdengar kuat, jelas, dan teratur dengan frekuensi antara 120 – 160
x/menit, menandakan janin dalam keadaan baik. (Obstetri fisiologi padjajaran,
hal : 170)
9. Keadaan ibu baik
DS : Ibu mengatakaan tidak pernah menderita penyakit sistemik dan
penyakit serius selama hamil.
DO :
- KU : Baik
- TTV TD : 120/60 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/i P : 20 x/i
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : (+)
Presentasi : kepala
Moulage : tidak ada
Penumbungan : tidak ada
Penurunan : hodge I
Kesan panggul : normal
Pelepasan : lendir dan darah
Analisa dan Interpretasi Data
- Kontraksi uterus disebabkan karena adanya penurunan progesterone dan
peningkatan esterogen sehingga menimbulkan peningkatan oxytocin dan
prostaglandin dalam sel-sel otot uterus sehingga menimbulkan kontraksi
uterus. (Sinopsis obstetric jilid I, hal : 94)
- Kontraksi rahim menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan
dapat menjalar ke arah paha. (Manuaba, hal : 162)
- Kontraksi uterus akan meningkat irama dan keteraturannya pada awal inpartu
dan biasanya akan bertambah lama dan kuat serta frekuensi meningkat dengan
berjalannya waktu. (Ilmu kebidanan, hal : 165)
- Dari hasil VT, terjadi pembukaan 4 cm yang disebabkan karena adanya
kontraksi, sehingga portio akan terjadi pembukaan. Jika terjadi pembukaan 4
– 10 cm, menunjukkan inpartu kala I fase aktif. (Sinopsis obstetric jilid I, hal :
94)
V. RENCANA TINDAKAN
Tujuan :
- Kala I berlangsung normal
- Ibu mendapatkan dukungan fisik dan psikologis dari keluargaa dan petugas
- Keadaan ibu dan janin baik
- Ibu dapat beradaptasi terhadap keadaannya
Kriteria keberhasilan:
VI. PELAKSANAAN
VII. EVALUASI
PENDOKUMENTASIAN
(SOAP KALA I)
Data Subyektif :
Data obyektif :
1. GII PI A0
2. TP : 21 – 10 – 2015
3. Keadaan umum ibu baik
4. Kesadaran Composmentis
5. TTV TD : 120/60 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,50 C
P : 20 x/i
6. Tidak ada oedema pada wajah
7. Mata, konjungtiva merah muda dan sclera putih
8. Leher, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis
9. Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi pada
areola mammae, tidak ada massa dan nyeri tekan, colostrum (+)
10. Abdomen, pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tonus otot perut tampak
tegang, tampak striae livide dan linea nigra, tidak ada bekas operasi
11. Palpasi abdomen
- Leopold I : TFU 32 cm, teraba bokong
- Leopold II : puki
- Leopold III : kepala
- Leopold IV : kepala sudah masuk PAP
12. LP : 92 cm, TBJ : 32 x 92 = 2944 gram
13. Tidak ada nyeri tekan saat palpasi abdomen
14. His : 3 x 10 menit, durasi 25 detik
15. DJJ : 140 x/menit
16. VT I, tanggal 24 September 2015, jam 02.00 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
110
Assesment :
Planning (P)
S : 36,50 C
5. Mengobservasi His dan Djj setiap 30 menit
Hasil :
a. Jam 06.15 wita : His : 5 x 10 menit dengan durasi 50 detik, DJJ : 137 x/i
b. Jam 06.45 wita : His : 5 x 10 menit dengan durasi 50 detik, DJJ : 138 x/i
6. (pukul 02.00 & 06.00) Melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam atau bila ada
indikasi
Hasil :
a. VT I, tanggal 24 September 2015, jam 02.00 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
- Portio : lunak tipis
- Pembukaan : 4 cm
- Ketuban : (+)
- Presentasi : kepala
- Moulage : tidak ada
- Penumbungan : tidak ada
- Penurunan : hodge I
- Kesan panggul : normal
- Pelepasan : lendir dan darah
b. VT II, tanggal 24 September 2015, jam 06.00 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
- Portio : lunak tipis
- Pembukaan : 9 cm
- Ketuban : (+)
- Presentasi : kepala
- Moulage : tidak ada
- Penumbungan : tidak ada
- Penurunan : hodge IV
- Kesan panggul : normal
112
B. Kriteria keberhasilan
- Pembukaan lengkap 10 cm terjadi pada pukul 07.15
- Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
- Ibu merasakan tekanan pada anusnya
- Perineum menonjol
- Vulva dan vagina membuka
- Kepala bayi Nampak didepan vulva
Intervensi
1. Lihat tanda dan gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan anus, perineum
menonjol, dan vulva terbuka
Rasional : memastikan apakah ibu sudah siap untuk dipimpin persalinannya
2. Siapkan diri dan perlengkapan alat partus
Rasional : agar bidan dapat dengan mudah mengambil alat yang diperlukan
3. Pakai celemek dan masker
Rasional : sebagai alat pencegahan infeksi
4. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian keringkan dengan
handuk bersih
Rasional : untuk pencegahan infeksi
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
Rasional : Sebagai alat PI
6. Isi spoid dengan oxytocin 10 IU dengan menggunakan tehnik satu tangan
Rasional : Sebagai persiapan untuk MAK III
7. Lakukan vulva hygiene dengan menggunakan kapas DTT
Rasional : agar Vulva terhindar dari bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
8. Lakukan pemeriksaan dalam
Rasional : untuk memastikan pembukaan lengkap
115
Rasional : untuk memastikan tidak ada lilitan tali pusat yang dapat
menyebabkan tertariknya tali pusat dan plasenta
20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
Rasional : agar bayi dapat menyesuaikan kepala dengan arah punggungnya
21. Lahirkan bahu depan dan belakang dengan tehnik biparietas
Rasional : agar bahu bayi dapat lahir dan mencegah terjadiya distosia pada
bahu
22. Lahirkan badan bayi dan sanggah tubuh bayi
Rasional : menahan tubuh bayi
23. Lahirkan seluruh badan bayi dengan menyusuri punggung, bokong, dan tungkai
Rasional : mencegah rupture pada uretra
24. Nilai bayi dengan segera dengan meletakkan bayi diatas perut ibu
Rasional : memastikan tidak terjadi gawat janin
25. Keringkan badan bayi dan membungkus bayi dengan selimut bersih dan kering
Rasional : mencegah terjadinya hipotermia
26. cek tinggi fundus uteri (TFU)
Rasional : memastikan bayi tunggal
27. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oxytocin 10 IU/IM
Rasional : agar ibu tidak kaget saat disuntik
28. Suntikkan oxytocin 10 IU /IM pada ⅓ bagian paha luar
Rasional : agar kontraksi uterus baik
29. Jepit tali pusat ± 2 – 3 cm dari umbilicus dengan klem pertama dan kemudian
lakukan pengurutan tali pusat kearah vulva ibu, lalu klem dengan jarak ± 2 – 3
cm dari klem pertama
Rasional : untuk menghnetikan hubungan plasenta antara bayi dan ibu
30. Potong tali pusat diantara kedua klem dengan gunting tali pusat
Rasional : dengan dipotongnya tali pusat maka bayi sudah harus bisa hidup
diluar kandungan
31. Ikat tali pusat dan dan lepaskan klem
117
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 24 september 2015
1. (pukul 07.00) Melihat tanda dan gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan
anus, perineum menonjol, dan vulva terbuka
2. (pukul 07.05) Menyiapkan diri dan perlengkapan alat partus
3. (pukul 07.06) Memakai celemek dan masker
4. (pukul 07.07)Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian
keringkan dengan handuk bersih
5. (pukul 07.08)Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam
6. (pukul 07.09)Mengisi spoid dengan oxytocin 10 IU dengan menggunakan tehnik
satu tangan
7. (07.10)Melakukan vulva hygiene dengan menggunakan kapas DTT
8. (pukul 07.11)Melakukan pemeriksaan dalam
9. (pukul 07.12)Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung
tangan kedalam larutan clorin 0,5 % secara terbalik selama ± 10 menit.
10. (pukul 07.13)Mendengarkan DJJ saat tidak his.
11. (pukul 07.13)Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik.
12. (pukul 07.14)Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran dengan cara mengatur posisi ibu setengah duduk dengan tangan lurus
dan memegang paha bagian luar
118
13. (pukul 07.15)Memimpinan persalinan saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk
meneran
14. (pukul 07.16)Memasang handuk bersih diatas perut ibu pada saat kepala bayi
membuka vulvaa
15. (pukul 07.17)Mengambil doek steril dan lipat ⅓ bagian dan diletakkan dibawah
bokong ibu
16. (pukul 07.15)Membuka tutup partus set
17. (pukul 07.16)Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18. (pukul 07.18)Memimpin persalinan, sokong perineum dan tahan puncak kepala
19. (pukul 07.19)Memeriksa lilitan tali pusat etelah kepala lahir
20. (pukul 07.20)Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
21. (pukul 07.21)Melahirkan bahu depan dan belakang dengan tehnik biparietas
22. (pukul 07.22)Melahirkan badan bayi dan sanggah tubuh bayi
23. (pukul 07.23)Melahirkan seluruh badan bayi dengan menyusuri punggung,
bokong, dan tungkai
24. (pukul 07.24)Menilai bayi dengan segera dengan meletakkan bayi diatas perut ibu
25. (pukul 07.25)Mengeringkan badan bayi dan membungkus bayi dengan selimut
bersih dan kering
26. (pukul 07.26)Mengecek tinggi fundus uteri (TFU)
27. (pukul 07.27)Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oxytocin 10 IU/IM
28. (pukul 07.28)Menyuntikkan oxytocin 10 IU /IM pada ⅓ bagian paha luar
29. (pukul 07.29)Menjepit tali pusat ± 2 – 3 cm dari umbilicus dengan klem pertama
dan kemudian lakukan pengurutan tali pusat kearah vulva ibu, lalu klem dengan
jarak ± 2 – 3 cm dari klem pertama
30. (pukul 07.30)Memotong tali pusat diantara kedua klem dengan gunting tali pusat
31. (pukul 07.31)Mengikat tali pusat dan dan lepaskan klem
32. (pukul 07.32)Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui (IMD) dengan
ditengkurapkan di dada ibu
119
33. (pukul 07.33)Menyelimuti bayi dan ibu dengan menggunakan selimut kering dan
bersih
VII. EVALUASI
PENDOKUMENTASIAN
( S O A P K AL A II )
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Perlangsungan kala II persalinan
121
PLANNING (P)
Tanggal 26 Maret 2012, jam 07.00 wita
1. (pukul 07.00) Melihat tanda dan gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan
anus, perineum menonjol, dan vulva terbuka
Hasil : Tampak dorongan kuat untuk meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, dan vulva terbuka
2. (pukul 07.05) Menyiapkan diri dan perlengkapan alat partus
Hasil : Persiapan diri dan perlengkapan alat partus telah siap
3. (pukul 07.06) Memakai celemek dan masker
Hasil : Celemek dan masker telah terpasang
4. (pukul 07.07)Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian
keringkan dengan handuk bersih
Hasil : Tangan dalam keadaan bersih dan kering
5. (pukul 07.08)Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam
Hasil : Tangan kanan telah menggunakan sarung tangan DTT
6. (pukul 07.09)Mengisi spoid dengan oxytocin 10 IU dengan menggunakan tehnik
satu tangan
Hasil : Spoid telah terisi oxytocin 10 IU dan siap pakai
7. (07.10)Melakukan vulva hygiene dengan menggunakan kapas DTT
Hasil : Vulva telah dibersihkan
8. Melakukan pemeriksaan dalam
Hasil : VT III, tanggal 24 September 2015, jam 07.11 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
- Portio : tidak teraba
- Pembukaan : 10 cm
- Ketuban : (–)
- Presentasi : kepala
- Moulage : tidak ada
122
29. (pukul 07.29)Menjepit tali pusat ± 2 – 3 cm dari umbilicus dengan klem pertama
dan kemudian lakukan pengurutan tali pusat kearah vulva ibu, lalu klem dengan
jarak ± 2 – 3 cm dari klem pertama
Hasil : Klem telah terpasang
30. (pukul 07.30)Memotong tali pusat diantara kedua klem dengan gunting tali pusat
Hasil : Tali pusat telah terpotong
31. (pukul 07.31)Mengikat tali pusat dan dan lepaskan klem
Hasil : Tali pusat dalam keadaan terikat
32. (pukul 07.32)Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui (IMD) dengan
ditengkurapkan di dada ibu
Hasil : Bayi dalam keadaan tengkurap di dada ibu
33. (pukul 07.33)Menyelimuti bayi dan ibu dengan menggunakan selimut kering dan
bersih
Hasil : Bayi dan ibu dalam keadaan tertutup selimut
125
DO :
- Bayi lahir spontan PBK tanggal 24 September 2015 jam 07.23 wita
- Bayi lahir langsung menangis dengan jenis kelamin laki-laki
- Bayi lahir dengan APGAR SCORE 8/9
- TFU setinggi pusat
- Kala II berlangsung ± 5 menit
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
- Tali pusat bertambah panjang dan ada semburan darah
- Kandung kemih kosong.
III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak ada yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial
IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak dilakukan tindakan segera /kolaborasi
V. RENCANA ASUHAN
A. Tujuan
1. Kala III berlangsung normal
2. Plasenta lahir lengkap beserta selaput ketuban
3. Kontraksi uterus baik
126
B. Kriteria Keberhasilan
1. Uterus teraba keras dan bundar
2. TFU setinggi pusat
3. Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
Intervensi
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 24 september 2015
34. (pukul 07.35)Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak ± 5 – 10 cm dari
vulva
35. (pukul 07.36)Meletakkan tangan kiri diatas supsis untuk untuk menahan bagian
bawah uterus dan tangan kanan memegang klem pada tali pusat
36. (pukul 07.37)Meregangkan tali pusat dengan tangan kanan kearah bawah dan
tangan kiri mendorong uterus ke arah dorso cranial
37. (pukul 07.38)Meminta ibu untuk meneran saat terlihat tanda–tanda terlepasnya
plasenta, kemudian menarik tali pusat dengan lembut kebawah lalu keatas sesuai
kurva jalan lahir
38. (pukul 07.40)Menjemput Plasenta dan memutar searah jarum jam
39. (pukul 07.41)Melakukan massase uterus
40. (pukul 07.42)Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
VII. EVALUASI
Tanggal 24 september 2015
1. Plasenta lahir lengkap beserta selaput ketuban
2. Kontraksi uterus baik
128
PENDOKUMENTASIAN
( SOAP KALA III )
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Perlangsungan Kala III persalinan
PLANNING (P)
Tanggal 24 September 2015
34. (pukul 07.35)Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak ± 5 – 10 cm dari
vulva
Hasil : Klem pada tali pusat berjarak ± 5 cm dari vulva
35. (pukul 07.36)Meletakkan tangan kiri diatas supsis untuk untuk menahan bagian
bawah uterus dan tangan kanan memegang klem pada tali pusat
129
Hasil : Tangan kiri menahan bagian bawah uterus dan tangan kanan
memegang klem
36. (pukul 07.37)Meregangkan tali pusat dengan tangan kanan kearah bawah dan
tangan kiri mendorong uterus ke arah dorso cranial
Hasil : Tali pusat diregangkan secara terkendali
37. (pukul 07.38)Meminta ibu untuk meneran saat terlihat tanda–tanda terlepasnya
plasenta, kemudian menarik tali pusat dengan lembut kebawah lalu keatas sesuai
kurva jalan lahir
Hasil : Tanda terlepasnya plasenta sudah terlihat, tali pusat bertambah
panjang, dan ada semburan darah
38. (pukul 07.40)Menjemput Plasenta dan memutar searah jarum jam
Hasil : Plasenta diputar searah jarum jam
39. (pukul 07.41)Melakukan massase uterus
Hasil : Massase telah dilakukan dan kontraksi uterus baik
40. (pukul 07.42)Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
Hasil : Plasenta dan selaput ketuban lahir jam 07.42 wita dengan lengkap
130
DO:
49. Evaluasi jumlah perdarahan tiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit
pada jam kedua
Rasional : memastikan tidak terjadi perdarahan yang abnormal
50. Observasi tanda-tanda vital tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit
pada jam kedua
Rasional : Memastikan TTV dalam batas normal
51. Bersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah
Rasional : untuk membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lender dan darah
52. Berikan ibu rasa nyaman dan beritahu keluarga untuk memberikan intake cairan
dan makanan
Rasional : memastikan ibu merasa nyaman dan mengembalikan tenaga ibu
dengan mengonsumsi makanan
53. Rendam semua peralataan dalam larutan clorin 0,5% selama ± 10 menit
Rasional : mendekontaminasi peralatan dari kuman
54. Buang semua bahan-bahan yang telah terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
Rasional : membersihkan semua sampah yang dapat menularkan infeksi
55. Dekontaminasi tempat tidur dengan larutan clorin 0,5%
Rasional : agar ibu merasa nyaman dengan tempat tidur yang bersih
56. Bersihkan sarung tangan, buka terbalik lalu rendam dalam larutan clorin 0,5%
Rasional : membersihkan sarungtangan sebagai pencegahan infeksi
57. cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, dan keringkan dengan handuk
Rasional : sebagai pencegahan infeksi
58. Lengkapi partograf
Rasional : sebagai bukti tindakan yang telah dilakukan
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 24 September 2015
41. (pukul 07.44) Memeriksa adanya robekan jalan lahir
133
VII. EVALUASI
Tanggal 24 september 2015
1. Perdarahan normal
2. Kondisi ibu dan dan bayi baik
3. Bayi mendapat ASI
4. Partograf telah terisi
135
PENDOKUMENTASIAN
( SOAP KALA IV )
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Perlangsungan kala IV persalinan
PLANNING (P)
Tanggal 24 September 2015
41. (pukul 07.44) Memeriksa adanya robekan jalan lahir
Hasil : Terjadi rupture tingkat II, dilakukan penjahitan dengan tehnik jelujur
42. (pukul 07.45) Memeriksa kembali uterus
Hasil : Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
136
43. (pukul 07.46)Mencuci sarung tangan dengan larutan clorin 0,5 % kemudian
larutan DTT
Hasil : Sarung tangan telah dicuci
44. (pukul 07.47)Melakukan penimbangan BB dan ukur PB bayi serta pemberian Vit-
K dan salep mata
Hasil : BB : 3250 gram, PB : 49 cm, Vit-K disuntikkan pada paha kiri bayi
sebanyak 0,05 cc, dan telah diberikan salep mata
45. (pukul 07.55)Memerikan imunisasi Hepatitis-B
Hasil : Imunisasi Hepatitis-B belum diberikan
46. (pukul 07.56)Mengobservasi kontraksi uterus tiap 15 menit pada jam pertama,
dan tiap 30 menit pada jam kedua
Hasil : Kontraksi uterus baik
47. (pukul 07.57)Mengajarkan ibu dan keluarga cara massase uterus yang benar jika
kontraksi uterus tidak baik
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan dapat melakukan massase uterus
48. (pukul 07.58)Memeriksa kembali bayi dan berikan bayi pada ibu ± 1 jam/ sampai
bayi menyusi
Hasil : Bayi dalam keadaan baik dan masih menyusu pada ibu
49. (pukul 07.59)Mengevaluasi jumlah perdarahan tiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit pada jam kedua
Hasil : Jumlah perdarahan selama kala IV ± 150 cc
50. (pukul 08.00)Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 15 menit pada jam pertama
dan tiap 30 menit pada jam kedua
Hasil : TTV dalam batas normal
51. (pukul 08.01)Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah
Hasil : Ibu telah dibersihkan dengan larutan DTT
52. Memberikan ibu rasa nyaman dan beritahu keluarga untuk memberikan intake
cairan dan makanan
Hasil : Ibu merasa nyaman dan telah makan dan minum
137
53. (pukul 08.02)Merendam semua peralataan dalam larutan clorin 0,5% selama ± 10
menit
Hasil : Semua alat telah terendam
54. (pukul 08.05)Membuang semua bahan-bahan yang telah terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
Hasil : Semua sampah telah dibuang
55. (pukul 08.10)Mendekontaminasi tempat tidur dengan larutan clorin 0,5%
Hasil : Tempat tidur telah dibersihkan
56. (pukul 08.11)Membersihkan sarung tangan, buka terbalik lalu rendam dalam
larutan clorin 0,5%
Hasil : Sarung tangan telah di rendam
57. (pukul 08.12)Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, dan keringkan
dengan handuk
Hasil : Tangan telah bersih dan kering
58. (pukul 08.30) Melengkapi partograf
Hasil : Partograf telah terisi dengan lengkap
Pembahasan
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 01-10-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 01-10-2015, pukul 11.15 wita
Diagnosa : Nyeri perut / After pains
Nama pengkaji : Lisnawati
B. Data Biologis
1. Keluhan utama : ibu mengatakan nyeri pada bagian abdomen
2. Riwayat keluhan
a. Mulai timbul : setelah melahirkan tanggal 01-10-2015, pukul 10.50
WITA
b. Sifat keluhan : hilang timbul
c. Faktor pencetus : adanya kontraksi uterus dalam proses involusio uteri.
d. Keluhan yang mnyertai : tidak ada.
140
4. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak mempunyai riwayat infertilitas, tumor, penyakit kandungan dan opersi
caesar.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya. Ibu
berniat menggunakan alkon suntik 3 bulan setelah melewati masa nifas.
6. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang
a. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan (diabetes,
hipertensi, jantung dll) maupun penyakit menular seperti IMS, TBC, hepatitis
B, HIV-AIDS, dll maupun penyakit lainnya.
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC,
Hep. B, HIV-AIDS, IMS) maupun penyakit keturunan (jantung, DM,
Hipertensi, dll).
7. Aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
- kebiasaan
1.) Frekuensi makan : 3x sehari
2.) Porsi : 1 piring
3.) Makanan kesukaan : nasi,ikan, sayur
4.) Alergi makanan : tidak ada
5.) Perubahan selama nifas : ibu sudah makan
6.) Frekuensi minum : 6-7 kelas perhari
7.) Minuman kesukaan : teh
- Perubahan selama nifas : ibu sudah minum dan makan 1 porsi makanan
dengan menu nasi, sayur, dan lauk dan pauk.
142
b. Pola eliminasi
1.) BAK
- kebiasaan
Frekuensi : 3-4 kali sehari
Warna : kuning jernih
Bau : khas amoniak
- Perubahan selama nifas : ibu sudah BAK
2.) BAB
- kebiasaan
Frekuensi : 1x/sehari
Konsistensi : lunak
Masalah : tidak ada
- Perubahan selama nifas : ibu belum BAB
8. Kebiasaan sehari-hari
Obat-obatan : tidak
Jamu : tidak
Alergi terhadap obat : tidak
Merokok : tidak
Minuman berakohol : tidak
NAPZA : tidak
9. Personal hygiene
a. Mandi 2-3 x sehari
b. Keramas 3x seminggu
c. Sikat gigi tiap mandi, sesudah makan dan sebelum tidur
d. Genetalia dan anus dibersihkan tiap kali mandi, sesudah BAK dan BAB
e. Pakaian diganti sehabis mandi
f. Pakaian dalam diganti tiap kali basah
143
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran
vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, getah bening, tidak
teraba pelebaran vena jugularis.
h. Dada
145
Diagnosa : P1A0, post partum 1 hari, keadaan umum ibu baik, nyeri perut
146
1. P1A0
data dasar
DS : ibu mengatakan melahirkan yang pertama, dan tidak pernah
keguguran. Ibu melahirkan tanggal 01-10-2015
DO : tonus otot regang dan terdapat linea nigra
Interpretasi dan analisis
- Tonus otot ibu tampak regangkarena sudah tegang oleh kehamilan dan
persalinan sebelumnya (ilmu kebidanan, 2010)
- Pada kulit terdapat perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding
abdomen. Deposit pigmn dan hiperpigmentasi di pengaruhi oleh melani phone
stimulating hormone (MSH) yang meningkat pada kehamilan (linea nigra).
(ilmu kebidanan,2010).
Tekanan darah normal orang dewasa : sistol 90-120 / diastol 60-80 mmHg. Nadi
60-80x/menit, Suhu 36,5-37,50 Celcius, pernafasan 16-24x/menit (asuhan
kebidanan 3 nifas, 2014)
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Subjektif (S)
- Ibu mengatakan melahirkan yang pertama dan tidak pernah keguguran
- Ibu mengatakan melahirkan tanggal 22-12-2014 pikul 01.13 wita
- Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular dan keturunan
- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
Objektif (O)
- Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi :80x/menit
Suhu : 36,8 0 Celcius
Pernapasan:20x/menit
- TFU 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.
Planning (P)
1. (pikul 11.05)Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
Hasil : ibu bersedia dan mengerti
2. (pukul 11.06)Memeriksa tanda-tanda vital dan kesadaran umum ibu
Hasil :
TD : 110/80 mmHg
Nadi :80x/menit
Suhu : 36,8 0 Celcius
Pernapasan :20x/menit
3. (pukul 11.12)Memeriksa TFU dan kontraksi uterus ibu
Hasil : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, teraba keras dan
bundar.
4. (pukul 11.13)Menjelaskan penyebab nyeri adalah hal yang fisiologis
Hasil : ibu mengerti
5. (pukul 11.14)Menganjurkan ibu mobilisasi dini dan istrahat
Hasil : ibu bersedia
153
Pembahasan
Kasus : nyeri perut bagian bawah dan nyeri luka jahitan perineum
Pada kasus diatas nyeri perut bagian bawah yang dirasakan oleh ibu adalah
hal fisiologis yang terjadi pada ibu yang telah bersalin dan sedang menjalani masa
postpartum mengalami involusio uterus. Involusio atau pengeretan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60
gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos
uterus.
Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah, kira- kira 2 cm di
bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada
saat besr uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16
minggu dengan berat 1000 gram. (Asuhan kebidanan masa nifas, Yeti Anggraini.
2010)
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga trjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intra uterin yang
sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan
154
mengatur kontarksi uterus. Selain itu nyeri abdomen juga di sebabkan oleh perlukaan
bekas implantasi plasenta yang banyak mengandung pembuluh darah. Rasa sakit
yang disebut after pains disebabkan kontraksi rahim biasanya berlangsung selama 3-4
hari pasca persalinan (Cunningham,430)
Nyeri luka jahitan perineum diakibatkan adanya bekas luka jahitan perineum
yang masih basah, sehingga pada saat ibu akan bergerak akan terasa nyeri dan sakit.
155
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 04-10-2015
Tgl. Pengkajian : 07-10-2015
Nama pengkaji : Lisnawati
B. Bayi
Nama : Bayi Ny. I
Tanggal Lahir : 04-10-2015, pukul 09.30 WITA
Umur : 3 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki (♂)
C. Data Biologis
1) Keluhan Utama : pengeluaran ASI yang sedikit sehingga bayi sulit
untuk menyusu
156
2) Riwayat persalinan
a. Umur kehamilan : 38 minggu 4 hari
b. Tempat persalinan : BPM
c. Penolong persalinan : Bidan
d. Jenis persalinan : Spontan, LBK
e. Bayi lahir tanggal : 04-10-2015
f. Jenis Kelamin : Laki-laki (♂)
g. APGAR score : 8/9
h. Berat Badan : 3200 gr
i. Panjang Badan : 46 cm
3) Riwayat kesehatan Bayi
a. Jantung : tidak
b. Asfiksia : tidak
c. Kejang : tidak
d. Sianosis : tidak
4) Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan (diabetes,
hipertensi, jantung dll) maupun penyakit menular seperti IMS, TBC, hepatitis
B, HIV-AIDS, dll maupun penyakit lainnya maupun penyakit keturunan
(jantung, DM, Hipertensi, dll).
5) Riwayat kebutuhan dasar
a. Pola nutrisi
- Jenis minum : ASI
- Frekuensi : 4x/hari
- Waktu minum terakhir : 07-10-2015, pukul 06.00 wita
- Pantang : tidak ada
b. Pola eliminasi
1. BAK
- Frekuensi : 3x/ hari
157
E. Pengetahuan ibu
Ibu mengerti tentang menjaga kebersihan bayi
F. Data Psikososial
Orang tua dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya.
G. Data penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan untuk data penunjang.
160
Diagnosa : Seorang bayi laki-laki, lahir cukup bulan, masa gestasi 38 minggu 4
hari, umur bayi 3 hari, Keadaan umum bayi baik.
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu
(Depkes RI, 2005)
DO :-
Analisis dan interpretasi
Dari HPHT 07-01-2015 hingga tanggal meahirkan 04-10-2015 maka dapat
ditafsirkan masa gestasi 38 minggu 4 hari.
- Pernafasan : 44x/menit
3. Bayi menyusu ASI
C. Rencana asuhan
1. Observasi KU
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum bayi. Dan kondisi fisik
untuk mendiagnosa penyakit yang di derita.
2. Jelaskakan pada ibu tindakan yang akan dilakukaan
Rasional : agar ibu dan keluarga mengetahui tindakan yang akan
dilakukan.
3. Beeri kehangatan pada bayi
Rasional : untuk mencegah bayi kehilangan panas.
4. Ganti popok bayi
Rasional : mencegah infeksi pada bayi, ruam popok, dll.
5. Berikan HE pada ibu tentang personal hygene.
Rasional : agar byai terhindar dari infeksi.
6. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
Rasional : agar nutrisi bayi terpenuhi
7. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
Rasional : agar tali pusat bayi terhindar dari infeksi dan lebih cepat
kering
8. Lakukan pendokumentasian
Rasional : sebagai bukti tindakan yang dilakukan dan adanya
perkembangan pasien.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 07-10-2015
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 04-10-2015
Tgl. Pengkajian : 07-10-2015
Nama pengkaji : Lisnawati
Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. I
Tanggal Lahir : 04-10-2015, pukul 09.30 WITA
Umur : 3 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki (♂)
Subjektif (S)
Objektif (O)
1. KU bayi baik
2. Apgar Score 8/9
3. TTV
- Nadi : 120x/menit
- Suhu : 36,50C
- Pernafasan : 44x/menit
4. Beran badan : 3200 gr
5. Panjang badan : 46 cm
6. Lingkar kepala : 35 cm
7. Lingkar dada : 34 cm
8. Lingkar perut : 33 cm
9. Lingkar lengan : 10 cm
Assessment (A)
Diagnosa Aktual : seorang bayi laki-laki, cukup bulan, umur bayi 3 hari.
Planning (P)
Pembahasan
Kasus : pengeluaran ASI yang sedikit sehingga bayi susah untuk menyusui
Berdasarkan kasus diatas bayi susah untuk menyusui karena sedikitya ASI yang
keluar merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh ibu. Bayi membutuhkan ASI
sebagai sumber nutrisisnya, pembentukan daya tahan tubuh, dan pertumbuhan fisik
serta emosional dari ibu. Hal ini jika dibiarkan dapat menjadi tidak normal yang dapat
memungkinkan terjadi bayi bingung putting apabila tidak diberikan ASI oleh ibunya.
Cara untuk mengtasi masalah ini yaitu ibu tidak seharusnya menghentikan proses
menyusui karena ASI tidak ada. Justru sebaliknya ibu harus sering melakukan proses
menyusui kepada bayi untuk merangsang hormone prolaktin dan oksitosin untuk
memproduksi dan mengeluarkan ASI.
167
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan secara umum adalah suatu keadaan dimana seorang wanita
mengandung hasil konsepsi (individu lain) di dalam tubuhnya yang akan tumbuh
dan berkembang menjadi sosok manusia baru sampai tiba waktunya untuk
melahirkan dengan lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu/9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro H,2002).
Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari.(mochtar R, 1998 )
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Depkes RI.
1993).
B. Saran
1. Diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa kebidanan dalam
memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu.
2. Bagi tenaga kesehatan lainnya dapat menerapkan pelayanan asuhan kebidanan
lebih baik lagi.
167
168
DAFTAR PUSTAKA
EGC
Manuaba. IGB. 2001. Konsep Obstetri dan ginekologi Sosial Indonesia. EGC.
Jakarta.
2004; 495-6
Tesno Fat. 2013. Obstetri dan Gynecologi Fisiologi & patologi. Kendari.
168
169
LAMPIRAN