Anda di halaman 1dari 169

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian ibu hingga saat ini masih menjadi masalah utama dalam bidang
kesehatan ibu dan anak. Hal ini perlu mendapat perhatian karena bayi yang di tingga
mati oleh ibunya, dibandingkan dengan bayi yang masih memiliki kedua orang tua,
memiliki kemungkinan 3-10 kali lebih besar untuk meninggal dunia dalam waktu 2
tahun setelah kematian ibunya. Jadi perlu dilakukan program kesehatan yang dapat
menurukan factor resiko kematian ibu, terutama ketika melahirkan.
Survey Kesehatan Demografi Indonesia (SDKI) pada tahun 2002/2003
menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) mncapai 307/100.000 kelahiran
hidup. Jumlah ini menurun pada tahun 2007 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup.
Namun angka ini masih tinggi jika dibandingkan dengan AKI di Negara tetangga di
Asia Tenggara. Angka ini 20-30 lebih besar dibandingkan Malaysia dan Singapura.
Tingginya AKI di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal yang lebih dikenal dengan
istilah 4 terlalu dan 3 terlambat, yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
melahirkan, terlalu banyak, terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan, terlambat
mendapatkan pertolongan, serta terlambat mengenali tanda bahaya kehamilan dan
persalinan. Secara berturut-turut, penyebab kematian ibu adalah perdarahan (28%),
eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa nifas 8%), emboli (5%), abortus
(5%), trauma obstetric (5%), persainan macet (partus lama (5%), dan penyebab lain
(11%).
Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan
suatu bangsa. Oleh sebab itu, melalui pembuatan berbgai program kesehatan,
pemerintah berupaya keras meurunkan angka kematian ibu dan bi, contohnya adalah
Geraka Sayang Ibu (GSI), safe motherhood, dan penempatan bidan di berbagai desa.
Oelaksanaan berbagai program kesehatan tersebut sangat membutuhkan sumber daya
manusia yang kompeten agar dapat mencapai tujuannya, terurama bidan. Bidan
berperan pentig sebagai ujung tombak atau orang yang berada digaris terdepan karena

1
2

merupakan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan dnga wanita sebagi
sasaran program. Oleh sebab itu, bidan perlu senantiasa meningkatkan
kompetensinya, salah satunya dengan meningkatkan pemahaman mengenai asuhan
kebidanan mulai dari wanita hamil hingga nifas serta asuhan kebidanan untuk
kesehatan bayi.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumusakan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep dasar mengenai kehamilan?
2. Bagaimana konsep dasar mengenai persalinan?
3. Bagaimana konsep dasar mengenai masa nifas?
4. Bagaimana konsep dasar mengenai bayi baru lahir?
5. Bagaimana manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, dan bayi baru lahir?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
ifas, dan bayi baru lahir.
2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat ilmiah : sebagai referensi untuk mahasiswa, dosen, atau tenaga
kesehatan lainnya yang ingin menambah wawasan mengenai ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan neonates
2. Manfaat institusi: sebagai acuan daam menetapkan kebijakan atau keputusan
yang akan diambil.
3

BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pada Ibu Hamil


1. Pengertian
Kehamilan secara umum adalah suatu keadaan dimana seorang wanita
mengandung hasil konsepsi (individu lain) di dalam tubuhnya yang akan tumbuh
dan berkembang menjadi sosok manusia baru sampai tiba waktunya untuk
melahirkan dengan lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu/9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)

Kehamilan trimester I adalah suatu keadaan dimana seorang wanita


mengandung hasil konsepsi di dalam tubuhnya yang akan tumbuh dan
berkembang menjadi sosok manusia baru dimana pada usia 0 –12 minggu terjadi
pembentukan pertama alat-alat tubuh janin pada usia 8 minggu mempunyai ciri
khas kepala fleksi ke dada, hidung, telinga, jari terbentuk pada usia kehamilan 12
minggu. Ciri khasnya telinga lebih jelas, kelopak mata terbentuk, genetalia
eksterna terbentuk.

Syarat kehamilan yang harus ditemui:


1. Adanya ovum
2. Adanya spermatozoa
3. Konsepsi
4. Nidasi/implantasi
5. Plasentasi

2. Tanda-tanda Kehamilan
Untuk dapat menegakkan diagnosis kehamilan ditetapkan dengan
melakukan penilaian terhadap beberapa tanda gejala hamil. Perubahan fisiologis
yang terjadi pada ibu hamil menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan yang

3
4

menjadi tanda-tanda kehamilan. Tanda-tanda kehamilan tersebut antara lain:,


tanda Tidak Pasti dan Tanda Pasti.
a. Tanda Tidak Pasti
1) Amenore (tidak dapat haid).
Gejalah ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir
(HTHP), supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila
persalinan diperkirakan akan terjadi.
2) Mual (Nausea) dan Muntah (Emesis).
Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai
kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak
selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness.dalam batas-batas
tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis
gravidarum.
3) Ngidam (mengingini makanan tertentu).
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4) Sinkope (Pingsan)
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan
agar tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan=bulan pertama
kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
5) Payudara Tegang
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan
progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma. Glandula
montgomery tampak lebih jelas.
6) Anoreksia (tidak ada nafsu makan
Pada bulan-bulan pertama trjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu
makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian
5

maakan untuk “dua orang”, sehingga kenaikan berat badan tidak


sesuai tengan tuanya kehamilan.
7) Sering Miksi.
Terjadi karena kantung kencing pada bulan-bulan pertama tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Paada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kantong
kencing.
8) Kontipasi atau Obstipasi.
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid.
9) Pigmentasi Kulit.
Terjadi pada kehamilan 12 munggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi
kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berrlebihan, dikenal
seebagai kloasma gravidarum. Areolae mammae juga menjadi lebih
hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher
menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba digaris tengah abdomen
menjadi lebih hitam (linea grisea). Pegmentasi ini terjadi karena
pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit.
10) Epulis
Adalah suatu Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada
triwulan pertama.
11) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Sering dijumpai pada triwulan terakhir, didapt pada daerah genetalia
eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-
kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul
6

kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya varises


merupakan gejala pertama kehamilan muda.
12) Tanda Hegar (Pelunakan dan dapat ditekannya istmus uteri)
13) Tanda Goodel.
Pelunakan Serviks, pada wanita tidak hamil servik seperti ujung
hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
14) Tanda Chadwicks
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).
15) Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran tersebut.
16) Kontaksi Braxton Hicks.
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk
uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi
tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda braxton hicks
tidak ditemukan.
17) Suhu basal
Suhu basal yang sudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2 o sampai
37,8o adalah salah satu tanda adanya kehamilan. Gejala ini sering
dipakai dalam pemeriksaan kemandulan.

b. Tanda Pasti
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin,
yang dapat dilihat langsung oleh Pemeriksa.
a. Gerakan janin dalam Rahim.
Gerakan janin pada Primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada
kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16
7

minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu (Jannah,


2012: 122)
b. Denyut Jantung Janin.
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan Stetoskop leanec, DJJ baru
dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.
c. Teraba Bagian-bagian Janin.
Bagian-bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa
dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.
d. Kerangka Janin.
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG. (Jannah,
2012 h; 123).

3. Perubahan anatomic dan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil


a. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.
Dalam keadaan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dengan
kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, volume tota uterus
mencapai 5 liter bahkan 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100
gram. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh peregangan dan
hipertrofi otot-otot uterus.
b. Serviks uteri
Serviks ueteri juga mengalami perubahan yang dipengaruhi oeh hormone
estrogen dimana konsistensi serviks menjadi lunak dan kebiruan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak yang
berfungsi untuk mencegah masuknya bakteri-bakteri dan zat-zat lain ke
dalam kavum uteri.
8

c. Vagina dan vuva


Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan
untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan. Dengan
meningkatnya ketebaln mukosa, mengendornya jaringan ikat dan
hipertfofi sel ototpolos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah
panjangnya dinding vagina dan kekenyalan(eastifitas) vagina bertambah,
artinya daya regangnya berambah berlipa ganda, sebagai persiapan
persalinan nanti.
d. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi
lebih lunak.setelah bulan kedua payudara akan membesar dan tegang
akibat pengaruh hormone human pacental lactogen, estrogen dan
progesterone. Estrogen menimbulkan hipertrofisistem saluran. Sedangkan
progestron menambah sel-sel asinus pada mamae.
e. System kardiovaskular
Sirkulasi darah ibu selama hamil dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus, payudara, dan alat lain yang memang berfungsi
berlebihan dalam kehamilan. Sejak pertengahan kehamilan pembesaran
uterus akan menekan vena akava inferiordan aorta bawah ketika berada
dalam posisi terlentang . penkanan vena kava inferior ini akan mengurangi
airan balik darah ke jantung/ akibatnya akan terjadi penurunan cardiac
outpit sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang
dikenal dengan sindrom hipotensi supine.
f. Saluran prnafasan
Wanita ahamil dalam triwulan terakhir sering mengeluh sesak nafas. Hal
ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu keaas, oleh karena usus tertekan
oleh uterus yang membesar kearah diafragma. sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak.
9

g. Saluran pencernaan
Pada awal kehamilan wanita sering mengalami mual akibat kadar estrogen
yang menigkat.keluhan muntahpun tidak jarang pada bulan-bulan pertama
kehamilan terutama pagi hari yang sering disebut morning sickness,
pengeluaran air liur juga lebih banyak dari biasanya.
h. Traktus urinarius
Pada awal kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai
membesar sehingga timbul keluhan sering kencing. Keadaan ini hilang
seiring tua nya kehamilan, bila uterus sudah keluar dari rongga panggul.
Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai masuk PAP keluhan sering
kencing akan mulai muncul lagi.
i. Kulit
Pada kulit terjadi hiperpigmentasi di bagian-bagian tertentu yang
menyebabkan perubhan warna menjad kemerahan dan kusam. Adanya
peningkatan hormone melanosit stimulating hormone menyebabkan
adanya hiperpigmentasi didaerah pipi, dahi, dan hidung. Linea nigra dan
striae juga diakibatkan oleh hormone tersebut.

4. Tanda bahaya kehamilan


Hendaknya memberithukan ibu hamil agar segera memerikasakan diri ke
bidan, puskesmas, dokter atau peayanan kesehatan lainnya apabila mendapati
tanda berikut ini:
a. Perdarahan dari jalan lahir
b. Rasa sakit didaerah perut yang berlebihan
c. Bengkak pada tangan, kaki dan wajah
d. Penglihatan kabur
e. Demam dan menggigil
f. Kejang
g. Keuar cairan tiba-tiba dari jalan lahir
10

h. Janin tidak bergerak seprti biasanya


i. Dan keluhan lain yang belum pernah ditemui seblumnya

B. Konsep Dasar Pada Ibu Bersalin


1. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri )
yang dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir (Mochtar R ,1998).
Persalinan adalah suatu proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
serta ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin AB ,2002).
Persalinan adalah proses kelahiran janin pada tua kehamilan sekurang-
kurangnya 28 minggu atau lebih atau kalau bayi yang di lahirkan beratnya 1000
gram lebih (sumapraja s)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro H,2002).
Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada umur aterm / 37 minggu
- 42 minggu, letak memanjang, PBK, disusul plasenta dengan tenaga ibu sendiri
dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau pertolongan buatan, dan
tanpa komplikasi (Sumapraja S,Persalinan Normal, hal:47).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang di mulai secara
spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selam proses
persalinan, bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada
usia kehamilan antara 37- 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun
bayi dalam kondisi baik (Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Paduan Peserta,
hal:13)
Jadi kesimpulan persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang
dikandung selama 37 – 42 minggu, presentasi belakang kepala / ubun-ubun kecil
di bawah sympisis melalui jalan lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang dari 24 jam. Setelah
persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.
11

Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien


dan keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses
yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi
terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus
mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan
yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil dari bidan dapat
menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil
persalinan yang sehat dan memuaskan. (APN Revisi tahun 2010).

2. Bentuk – Bentuk Persalinan


Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
a. Partus biasa (normal / spontan) adalah proses lahirnya bayi pada PBK dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi
yang umumnya berlangsung < 24 jam.
b. Persalina buatan / persalinan abnormal atau distosia, bila persalinan
berlangsung dengan bantuan dari luar sehingga bayi dapat di lahirkan
pervaginam (ekstraksi porceps / cunam, ekstraksi vakum dll) dan perabdomen
(SC).
c. Persalinan anjuran atau induksi persalinan bila persalinan mulai tidak dengan
sendirinya tetapi berlangsung setelah pemberian oksitosin atau prostaglandin
atau setelah pemecahan ketuban.
d. Persalinan lama bila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam.

3. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan


Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga
menimbulkan beberapa teori yang berlaku berkaitan dengan mulainya terjadi
kekuatan his. Ada dua hormon yang dominan mempengaruhi kehamilan,
yaitu :
12

a. Estrogen
- Meningkatnya sensitipitas otot rahim.
- Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik.
b. Progesteron
- Menurunnya sensitifitas otot rahim
- Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik.
- Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan:
a. Teori keregangan
- otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
- Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimilai.
- Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan
tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
b. Teori penurunan progesteron
- proses penurunan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggi,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan.
- Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin.
- Akibatnya otot rahim mulai kontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
c. Teori oksitosin internal
- Perubahan keseimbangan produksi estrogen dan progesteron dapat
mangubah sensitifitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi Broxton hicks.
- Menurunya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dapat dimulai.
13

d. Teori prostaglandin
- Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan.
- Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konspsi dikeluarkan.
- Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
e. Teori hipotalamus pituitary dan grandula suprarenalis
- Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anencepalus sering terjadi
kelambatan persalinan karena tidak terhipotalamus.teori ini dikemukakan
(linggin tahun 1973).
- Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas
janin,induksi mulainya persalinan. (Manuaba, 2005).
4. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut :
a. Terjadinya His Persalinan
Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek. His persalinan mempunyai sifat pinggang terasa sakit
yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, mempunyai pengaruh terhadap
pembukaan serviks, semakin beraktifitas makin bertambah.
b. Pengeluaran Lendir dan Darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan
pendataran tanpa pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis lepas, terjadi perdarahan karena kapiler pembulu darah
pecah.
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban baru pecah menjelang
pembukaan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsug
dalam waktu 24 jam.
14

d. Perubahan Serviks
Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti pelunakan
serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks (Manuaba, 2005).

5. Mekanisme Persalinan
\ His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka
dan mendorong janin ke bawah. Pada persentasi kepala, bila his sudah cukup
kuat,kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Mekanisme jalan lahir menurut (Ujiningtyh, 2009) di antaranya adalah :
1. Penurunan (Kepala masuk PAP)
Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium), sayap sacrum,
linea inominata, ramus superiorost pubis dan pinggir atas simpisis) dengan sutura
sagitalis melintang, dalam sinklitismus arah sumbu kepala janin tegak lurus
dengan bidang pintu atas panggul.dapat juga terjadi keadaan :
- Asinklitismus anterior adalah arah sumbu kepala membuat sudut lancip kepan
dengan pintu atas panggul.
- Asinklitismus posterior adalah arah sumbu kepala membuat studut lancip
kebelakang dengan pintu atas panggul.
2. Fleksi
Fleksi yaitu posisi dagu bayio menempel dada dan ubun-ubun kecil rendah
dari ubun-ubun besar.kepala memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil
(diameter suboksipitobregmatika = 9,5 ) dan di dasar panggul kepala berada
dalam fleksi maksimal.
3. Putar paksi dalam
Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari belakang
atas ke bawah depan.kombinasi elastisitas dipragma pelvis dan tekanan intrauterin
oleh his yang berulang-ulang mengadakan rotasi ubun-ubun kecil berputar kearah
depan di bawah simpisis.
15

4. Defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah
simpisis (sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi berturut-turut lahir
bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.
5. Putar paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung anak.
6. Ekspulsi
Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring
dan menyesuikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul, apabila
kepala telah lahir bahu berada dalam posisi depan belakang dan bahu depan lahir
dahulu, baru kemudian bahu belakang. mekanisme persalinan fisiologis penting di
pahami, bila ada penyimpangan koreksi manual dapat di lakukan sehingga
tindakan operatif tidak dapat dilakukan (Rustam Mochtar,2002).
6. Tanda-Tanda Persalinan
Gejala inpartu menurut (Mochtar, 2000 ), yaitu:
1. Kekuatan his semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir bercampur
darah.
3. Dapat disertai pecah ketuban
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu: perlunakan serviks,
pendataran serviks, dan terjadi pembukaan serviks.

7. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan


1. Power ( Kekuatan )
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
16

atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim.
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi adalah
gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar kesadaran
(involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik. Retraksi adalah
pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya kontraksi.
His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin
lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian
berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin cepat
dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak dilahirkan.
His yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah satu
tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke
seluruh otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang
berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan
pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur
oleh parturient.
Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang
berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala II dan untuk
membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan
diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam
mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul.
Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik.
Kelainan his dan tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri
dan hypertonic/tetania uteri.
2. Passanger (Muatan)
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger utama,
dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin
mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
17

Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah


kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang.
3. Passage (Jalan Lahir)
Passage adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
Rongga-rongga panggul yang normal adalah : pintu atas panggil hampir
berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung, promontorium tidak menonjol
ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalam, sudut arcus pubis
cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran muka belakang pintu atas
panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium) ialah 10-11 cm, ukuran
diameter transversa (ukuran melintang pintu atas panggul) 12-14 cm, diameter
oblique (ukuran sserong pintu atas panggul) 12-14 cm, pintu bawah panggul
ukuran muka melintang 10-10,5 cm.
Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan
hambatan persalinan apabila : panggul sempit seluruhnya, panggul sempit
sebagian, panggul miring, panggul seperti corong, ada tumor dalam panggul.
Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk dapat
dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan mudah
meregang, apabila terdapat kekakuan pada jaringan, maka otot-otot ini akan
mudah ruptur.
Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks yang
kaku (pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau skiatrik),
serviks gantung (OUE terbuka lebar, namun OUI tidak terbuka), serviks
konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak terbuka), edema serviks (terutama
karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit diantara kepala dan jalan
lahir dan timbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada vagina.
18

4. Psyche (Psikologis)
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab lamanya
persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancar.
Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama
yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap
kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama.
5. Penolong
Memilih Penolong persalian yang berkompeten, seperti: bidan, dokter,
perawat atau tenaga kesehatan yang terlatih.
6. Posisi Saat Bersalin
Posisi yang paling baik dalam bersalin adalah posisi semi fowler.
C. Konsep Dasar Ibu Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Terdapat beberapa definisi mengenai masa nifas, antara lain:
1. Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari.(mochtar R,
1998 )
2. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan. (Pusdiknakes, 2003:003).
3. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira
6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
4. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac
Donald,1995:281).
19

5. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
2. Tahap- Tahap Masa Nifas
Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu :
1. Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan – jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan menyeluruh
organ-organ reproduksi yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu– minggu,
berbulan – bulan atau tahunan, terutama bagi ibu hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi. (Mochtar R, 1998).
3. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah
1. Untuk mempercepat involusi uterus ( rahim )
2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.
3. Melaksanakan skrining yang komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari
5. Memberikan pelayanan KB.
6. Mendapatkan kesehatan emosi.
20

4. Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa Nifas (Involusi Traktus


Genetalis)
1. Corpus uterus
Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai
akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Tinggi fundus uterus dan berat
uterus menurut masa involusi
a. Bayi lahir : Setinggi pusat (1000 gr)
b. Uri lahir : 2 jari di bawah pusat – 750 gr
c. I minggu : Pertengahan pusat sympisis – 500 gr
d. 2 minggu : Tak teraba diatas sympisis – 350 gr
e. 6 minggu : Bertambah kecil – 50 gr
f. 8 minggu : Sebesar normal – 30 gr
2. Endometrium
Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan
nekrosis di tempat inplantasi plasenta.
a. Hari pertama : endometrium setebal 2-5 mm dengan permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin
b. Hari ke dua : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian
yang mengalami degenerasi.
3. Involusi tempat plasenta
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
menonjol ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan
tersebut dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5
cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm.
4. Perubahan pada pembuluh darah uterus
Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus
khususnya ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum
otot – otot berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan
terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir
21

5. Perubahan servix
Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena
corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak
berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk
seperti cincin. Warna servix merah kehitam – hitaman karena pembuluh
darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat
dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari
ke dalam cavum uteri.
6. Vagina dan pintu keluar panggul
Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan
luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post
partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac
mirtiformis.
7. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali.
Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum
hamil. (Mochtar, 1998).

5. Tanda-tanda bahaya masa nifas


Dalam minggu pertama hingga minggu keenam masih terdapat beberapa hal
yang terjadi pada ibu nifas, seperti dibawah ini:
1. Perdarahan yang membasahi lebih dari satu pembalut wanita dalam satu jam
selama beberapa jam.
2. Perdarahan yang merah menyala setiap saat setelah minggu ke-4
paska persalinan
3. Lochea yang berbau tidak enak.bau yang normal adalah seperti bau
menstruasi biasa.
22

4. Terdapat gumpalan darah vang besar pada lokea. Namun gumpalan kecil pada
hari pertama adalah normal
5. Tidak adanya lokea selama dua minggu paska persalinan
6. Nyeri atau rasa tidak enak dengan atau tanpa pembekakan pada perut bagian
bawah beberapa hari pasca persalinan.
7. Setelah 24 jam pertama suhu tubuh lebih dari 37,7 -C
selama lebih dari satu hari. Namun kenaikan suhu tubuh hingga 38-C
segera setelah persalinan (akibat dehidrasi) atau demam yang
tidak terlalu tinggi ketika ASI mulai terbentuk adalah hal biasa.
8. Nyeri setempat, nyeri tekan, dan rasa hangat di betis, paha,
dengan atau tanpa kemerahan, serta pembekakan dan nyeri ketika anda
melekukan kaki.
9. Adanya benjolan atau bagian yang keras di payudara setelah pembesaran
mereda. Ini dapat menunjukan adanya penyumbatan pada saluran ASI.
10. Nyeri setempat, pembengkakan, kemerahan, panas dan nyeri tekan pada
payudara setelah pembesaran mereda, yang merupakan tanda dari mastitis
atau infeksi payudara.

6. Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas minimal dilakukan 4 kali selama masa nifas.

1. Kunjungan I ( 6 – 8 jam post partum )

a. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri

b. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan


rujukan bila perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah
perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
23

e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi

g. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus


menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai
keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik

2. Kunjungan kedua (6 hari post partum)

a. Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi


dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan

c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.


e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-
tanda kesulitan menyusui
f. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir

3. Kunjungan ke-3 ( 2 minggu post partum )


Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada
kunjungan 6 hari post partum.
4. Kunjungan ke-4 ( 6 minggu post partum )
a. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas
b. Memberikan konseling KB secara dini
7. Perawatan Masa Nifas
Perawatan puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut:
1. Rawat gabung ( roming in ).
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama.
Tujuannya agar terbentuk ikatan antara ibu dan bayinya dalam bentuk kasih
24

sayang ( bounding attachment ), sehingga ibu lebih banyak memperhatikan


bayinya, memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin.
a. Pemeriksaan umum meliputi kesadaran penderita, keluhan yang terjadi
setelah persalinan.
b. Pemeriksaan khusus meliputi pemeriksaan fisik, tekanan darah, nadi,
suhu, respirasi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
c. Payudara
Perawatan payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu
merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan
oxitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan
involusi uteri akan lebih sempurna.
d. Lochea; lochea rubra, lochea sanguinolenta
e. Luka jahitan
Luka jahitan apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi (
kalor, dolor, turbor, dan tumor ).
f. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri dan kekanan serta
diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke – 4 dan ke- 5 diperbolehkan
pulang.
g. Diet
Makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-
buahan.
h. Miksi
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya, paling
tidak 4 jam setelah kelahiran. Bila sakit, kencing dikaterisasi
25

i. Defekasi
Buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab
dan terjadi obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per oral
atau perektal. Jika belum biasa dilakukan klisma
j. Kebersihan diri
Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh,
membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun, dari vulva terlebih
dahulu dari depan ke belakang kemudian anus, kemudian mengganti
pembalut setidaknya dua kali sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah
membersihkan kelamin.
k. Menganjurkan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah 40
hari (16 minggu post partum)
l. Imunisasi
Menganjurkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke RS, PKM, posyandu
atau dokter praktek untuk memperoleh imunisasi.

D. Konsep Dasar Pada Neonatus


1. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Depkes

RI. 1993).

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 gram sampai 4000

gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital

(cacat bawaan) yang berat (M. Sholeh Kosim. 2007)


26

2. Ciri-Ciri Bayi Normal

Menurut Depkes RI (1993), ciri-ciri bayi normal adalah :

1. Berat badan 2500-4000 gram.

2. Panjang badan lahir 48-52 cm.

3. Lingkar dada 30-38 cm.

4. Lingkar kepala 30-35 cm.

5. Bunyi jantung pada menit-menit pertama yaitu 180 x/menit kemudian

menurun sampai 120-140 x/menit.

6. Kulit kemerah-merahan karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan

diliputi verniks caseosa.

7. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala agak panjang dan lemah.

8. Kuku tampak panjang dan lemas.

9. Genitalia : labia mayora telah menutupi labia minora (pada perempuan),

dan testis sudah turun ke skrotum (pada laki-laki).

10. Refleks :

 Refleks Moro : Bila diberi rangsangan, kedua tangan dan kaki seperti

merangkul.

 Refleks Rooting : Waktu diberi rangsangan pada pipi pada bayi

menoleh kearah rangsangan tersebut.

 Refleks Grasping : Saat telapak tangan bayi disentuh, maka bayi

akan menggenggam.
27

 Refleks Sucking : Saat diberi minum, bayi menghisap dengan

baik.

 Refleks Walking : Waktu bayi diangkat, kaki diletakkan di

tempat yang datar, kakinya seperti berjalan.

 Refleks Babinsky : Bila telapak kaki bayi disentuh maka jari-jari

bayi akan membuka.

 Refleks Tonic Neck : Bila bayi ditiarapkan, bayi akan berusaha

mengangkat kepalanya.

11. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama

berwarna hitam kecoklatan.

3. Penilaian Awal Bayi Baru Lahir

Segera setelah bayi baru lahir harus dilakukan pemeriksaan yang

merupakan bagian dari tahap pengumpulan data. Dari data yang dikumpulkan,

dilakukan penegakan diagnosis sebelum mengambil suatu keputusan klinik

tentang tindakan apa yang paling sesuai bagi BBL tersebut.

Untuk memudahkan penolong, persalinan dianjurkan melakukan penilaian

pada BBL segera setelah lahir berdasarkan :

 Apakah bayi menangis kuat ?

 Apakah bayi bergerak aktif ?

 Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?


28

Penilaian ini dilakukan pada saat bayi lahir (menit ke-10) sehingga dapat

diidentifikasikan BBL yang memerlukan pertolongan lebih cepat. Jika bayi

tidak bernafas atau bernafas megap-megap atau lemah, maka segera lakukan

tindakan resusitasi bayi baru lahir. (APN. 2008)

4. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

a. Perubahan Metabolisme Karbohidrat

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah

untuk menambah energy pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari

hasil metabolisme asam lemak, misalnya bayi mengalami hipotermi,

metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus

maka kemungkinan bayi akan mengalami hipoglikemia misalnya pada

BBLR.

b. Perubahan Suhu Tubuh

Ketika bayi lahir berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah daripada

suhu didalam rahim ibu, apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25 0C

maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi.

 Konveksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan

udara dingin disekitarnya. Contoh : bayi yang ditempatkan didalam

ruangan yang dingin.


29

 Konduksi : Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak dengan

benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah daripada suhu tubuh

bayi. Contoh : bayi ditimbang tanpa menggunakan pakaian.

 Evaporasi : Proses hilangnya panas tubuh bila bayi dalam keadaan

basah. Contoh : bayi kehilangan panas karena penguapan cairan

ketuban pada tubuhnya.

 Radiasi : Proses hilangnya panas tubuh bila bayi diletakkan

dekat dengan benda-benda yang lebih rendah suhunya tetapi tidak

terkena kontak secara langsung dengan kulit bayi. Contoh : bayi

ditempatkan dekat dengan jendela.

c. Perubahan Nafas

Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui

plasenta, tetapi setelah lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.

Rangsangan untuk gerakan pertama adalah :

 Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir.

 Penurunan tekanan O2 dan CO2 merangsang kemoreseptor yang

terletak di sinus karotis.

 Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan

gerakan pernafasan.

 Refleks deflasi pada Hering Breur


30

Pernafasan pertama pada BBL terjadi normal dalam waktu 30 detik

setelah kelahiran. Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir

pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya

80-100 ml kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut, sehingga cairan

yang hilang ini diganti dengan udara).

d. Perubahan Sirkulasi

Dengan berkembangnya paru-paru. Tekanan O2 meningkat dan tekanan

CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah

paru sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat. Hal ini

menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan

duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena

umbilikalis dan kemudian tali pusat dipotong, aliran darah dari plasenta

melalui vena kava inferior terhenti. Sirkulasi bayi yang cukup hidup diluar

badan ibu karena menutupnya foramen ovale tadi.

e. Perubahan Alat Pencernaan, Hati, Ginjal, dan alat lainnya mulai berfungsi.

5. Penatalaksanaan Awal Pada Bayi Baru Lahir Normal Yang Bernafas

Spontan

a. Mencegah pelepasan panas berlebihan, dapat dilakukan dengan cara :

 Mengeringkan tubuh bayi.

Segera setelah bayi diletakkan pada perut ibu, keringkan kepala dan

tubuh bayi dari cairan ketuban / cairan lain yang membasahi tubuh.
31

 Menyelimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain kering.

 Mengganti handuk atau selimut yang basah.

 Jangan menimbang bayi dalam keadaan tidak berpakaian.

 Memandikan bayi setidaknya 6 jam setelah persalinan, hal ini

penting untuk diperhatikan sebelum memandikan bayi, yaitu :

- Memandikan bayi harus ditunda lebih lama lagi bila didapatkan

penyulit seperti asfiksia pada bayi baru lahir.

- Pastikan bahwa suhu tubuh bayi sudah stabil (suhu axial antara

36,5 – 37O C)

- Pastikan bayi tidak mengalami masalah pernafasan.

- Gunakan air hangat untuk memandikan bayi dan dilakukan

dalam ruangan yang cukup hangat.

- Memandikan secara cepat dan segera keringkan bayi dengan

handuk kering untuk mencegah hilangnya panas yang berlebih.

- Segera kenakan pakaian bayi setelah memandikan bayi.

- Letakkan bayi pada lingkungan yang hangat yaitu dengan

meletakkkan bayi di dekapan ibunya.

b. Membebaskan / membersihkan jalan nafas.

Membersihkan jalan nafas bayi dengan cara mengusap mukanya dengan

kain atau kasa yang bersih dari darah dan lender segera setelah kepala

bayi lahir. Apabila bayi baru lahir segera dapat bernafas secara spontan
32

atau segera menangis jangan lakukan pengisapan lender secara rutin

pada jalan nafasnya karena pengisapan yang dilakukan tidak dengan

hati-hati dapat mengakibatkan perlukaan pada jalan nafas sehingga bayi

terjadi infeksi.

c. Memberikan vitamin K 1 1 mg (IM) untuk mencegah perdarahan.

d. Memasang identitas bayi dan pakaian bayi.

e. Merawat tali pusat.

f. Membersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas

bersih, kemudian bungkus dengan longgar/ tidak terlalu rapat dengan

kasa bersih/ steril. Penggunaan antiseptik dan antimikroba sekarang

tidak digunakan, karena dapat mengiritasi kulit dan menghambat

pelepasan tali pusat. (Sarwono.2010)

g. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :

- Bayi dibungkus dengan kain hangat

- Daerah kepala dibungkus atau memakai topi.

h. Memberi obat tetes / salep mata.

Pemberian obat mata erifromisin 0,5 % atau totrasiklin 1 % di anjurkan

untuk segera diteteskan.

i. Laktasi (pemberian ASI).

Rangsangan isapan bayi pada putting susu ibu akan diteruskan oleh

sorobat syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon

prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilakan


33

ASI. Semakin bayi mengisap putting susuakan semakin banyak

proklatin dan ASI dikeluarkan.pada hari-hari pertama kelahiran bayi,

apabila pengisapan putting susu cukup adekuat maka akan dihasilkan

secara bertahap 10-100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari

10-14 usia bayi. Upaya menyusui pada tahap awal ini mempunyai

banyak tujuan, antara lain

- Bayi mendapatkan nutrisi ekstra uteri.

- Molatif refleks isap bayi.

- Membina hubungan psikologis ibu dan anak.

- Membantu kontraksi uterus melalui rangsangan isapan pada putting

susu.

6. Penilaian Bayi Baru Lahir

Keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir dengan

menggunakan nilai AFGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah

bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai adalah frekuansi jantung

(heart rote), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tono), warna

kulit (colour) dan reaksi terhadap rangsangan(response to stimuli) yaitu

dengan memasukkan keteter kelubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan.

Setiap penilaian diberi angka 0, 1 dan 2. Dari hasil penilaian tersebut dapat

diketahui apakah bayi normal (nilai apgar : 7-10), asfiksia sedang ringan (nilai

apgar 4-6) atau bayi menderita asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar

dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan


34

resusitas lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5

menit, kemungkinan terjadinya gejala-gejala neurologic. Lanjutan dikemudian

hari lebih besar. Oleh karena itu, penilaian menurut APGAR dilakukan pada 1

menit pertama, 5 menit kedua dan 10 menit ketiga.

TABEL NILAI APGAR

Score 0 1 2

A = Appereance Tubuh Kemerahan, Seluruh tubuh


Biru Pucat
(warna kulit) ekstrimitas biru kemerahan
P = Pulse (Denyut
Tidak ada <100x/menit ≥100x/menit
nadi)
G = Grimace Menangis, batuk
Tidak ada Megap-megap
(Reflek) bersin
A = Activity Ekstrimitas fleksi
Lumpuh Gerakan aktif
(gerak) sedikit
R = Respiration Lemah, tidak Teratur,
Tidak ada
(pernapasan) teratur menamgis kuat
35

BAB III
TINJUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGIS
PADA NY”P”GIIPIA0 DENGAN UMUR KEHAMILAN 24 MINGGU 5 HARI
DI POLI KIA/KB PUSKESMAS MEKAR
TANGGAL 09 SEPTEMBER 2015

No. Medrec :
Tgl. Masuk : 09-09-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian: 09-09-2015, pukul 10.15 wita
Nama pengkaji: Lisnawati

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas
Nama : Ny. P / Tn. D
Umur : 23 tahun / 29 tahun
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Muna / Jawa
Alamat : Jl. Chairil anwar
B. Data Biologis
1. Alasan kunjungan : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan ingin
mendapatkan imunisasi TT4
2. Keluhan : sering kencing
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang
1. G P A:
Hamil ke : II
Partus : I
35
36

Abortus : 0
2. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 20-3-2015
3. Tafsiran Persalinan : 27-12-2015
4. Keluhan sakit hamil muda : keluar flek (spooting) pada umur
kehamilan 11 minggu
5. Pemeriksaan kehamilan yang lalu :
ANC Trimester I : 1X
ANC Trimester II : 1X
6. Ibu telah mendapatkan 2x imunisasi TT
TT3 : tgl 08-08-2015
TT4 : tgl 09-09-2015
7. Obat yang dikonsusmsi SF, kalk, Vit. C
b. Riwayat haid
 Menarche : 13 tahun
 Siklus : ± 30 hari
 Lamanya : ± 5 hari
 Banyaknya : ± 2 pembalut/hari
 Keluhan : Dysminorhea
37

c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Penyulit kehamilan&

Nifas
Umur kehamilan

Bayi
Jenis partus

persalinan
penolong
Hamil ke

tahun

penyulit
ASI
J/K

BB
PB
Sponta -
Premat Bida 48 3000
I 2012 n, P
ure n cm gr
LBK
II Hamil Sekarang

4. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak mempunyai riwayat infertilitas, tumor, penyakit kandungan dan
opersi caesar.
5. Riwayat KB
 Kontrasepsi yag lalu : KB suntik 3 bulan
 Keluhan : tidak ada
 Lamanya pemakaian : ± 2 tahun
 Alasan berhenti : ibu ingin memiliki anak lagi
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang dan yang lalu:
Tidak ada penyakit yang di derita sekarang
b. Riwayat penyakit keluarga
38

Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular


(TBC, Hep. B, HIV-AIDS, IMS) maupun penyakit keturunan (jantung,
DM, Hipertensi, dll).
7. Aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
 Frekuensi makan : 3x sehari
 Frekuensi minum : 6-7 gelas/ hari
 Pantang : tidak ada
 Perubahan selama hamil : tidak ada
b. Pola eliminasi
1.) BAK
I. Perubahan sebelum hamil
 Frekuensi : 4-5 kali sehari
 Waran : kuning jernih
 Bau : khas amoniak
 Keluhan : tidak ada
II. Perubahan selama hamil : sering kencing
2.) BAB
I. Perubahan sebelum hamil
 Frekuensi : 1x/sehari
 Konsistensi : lunak
 Masalah : tidak ada
II. Perubahan selama hamil : tidak ada
c. Pola istrahat
I. Perubahan sebelum hamil
 Malam : ± 8 jam
 Siang : ± 1 jam
 Masalah : tidak ada
39

II. Perubahan selama hamil : tidak ada


8. Personal hygiene
a. Mandi 2-3 x sehari
b. Keramas 3-4x seminggu
c. Sikat gigi tiap mandi, sesudah makan dan sebelum tidur
d. Genetalia dan anus dibersihkan tiap kali mandi, sesudah BAK dan BAB
e. Pakaian diganti sehabis mandi
f. Pakaian dalam diganti tiap kali basah
g. Perubahan selama hamil : tidak ada.
C. Pengetahuan Ibu
1. Ibu mengetahui pentingnya menjaga kebersihan selama hamil.
2. Ibu mengetahui pentingnya mengonsumsi makanan bergizi selama hamil
3. Ibu mengetahui pentingnya istrahat selama kehamilan
4. Ibu mengetahui pentingnya pemeriksaan kehamilan.
D. Data sosial
1. Lama menikah : ± 4 tahun
2. Suami ke :1
3. Istri ke :1
4. Bentuk dukungan suami : mengantar ibu pelayanan
5. Pengambil keputusan dikeluarga : suami.

E. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
 Berat badan : 52 Kg
Berat badan sebelum hamil:48 Kg
 Tinggi badan : 148 cm
40

 LILA : 25 cm
 Tanda-tanda vital
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,70 Celcius
 Pernapasan : 24 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik (khusus)

Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi

a. Kepala
Inspeksi : rambut hitam, panjang, lurus, tidak berketombe, tidak rontok.
Palpasi : tidak ada benjolan
b. Wajah
Inspeksi : ekspresi tenang, tidak pucat
Palpasi : tidak teraba eodema
c. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, mata simetris
kiri dan kanan
d. Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, epitaksis maupun
sekret
e. Mulut
Inspeksi : bibir tampak lembab, tidak sariawan, ada gigi tanggal 3,
maupun caries
f. Telinga
Inspeksi : telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, daun telinga
berbentuk sempurna
g. Leher
41

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran
vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, getah bening, tidak
teraba pelebaran vena jugularis.
h. Dada
Inspeksi : tidak tampak retraksi dada
i. Payudara
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak tampak
benjolan, belum ada pengeluaran kolostrum
Palpasi : tidak teraba benjolan dan sudah ada pengeluaran kolostrum
j. Abdomen
Inspeksi : perut membesar sesuai umur kehamilan, terdapat linea nigra,
tidak ada luka bekas operasi, tonus otot tegang, tidak ada nyeri
tekan.
Palpasi :
 Leopold I : TFU 24 cm, teraba kurang bulat, kurang keras, dan
kurang melenting (teraba bokong)
 Leopold II : teraba keras, memanjang seperti papan pada sisi kiri
perut ibu, teraba bagian-bagian kecil janin di sisi kanan perut ibu
(teraba punggung kiri).
 Leopold III : bulat, melenting, dan keras (teraba kepala)
 Leopold IV : bagian terendah belum masuk PAP.

Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 130 x/menit
Irama : teratur
Kekuatan : terdengar jelas dan kuat
42

k. Panggul
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Genetalia luar
Tidak dilakukan pemeriksaan
m. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan
n. Ekstremitas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak eodema, kuku
kemerahan
Palpasi : tidak teraba eodema
Perkusi : refleks patella (+)

F. Data penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan untuk data penunjang

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

Diagnosa : GII PI A0,umur kehamilan 24 minggu 5 hari, intra uterine, janin


tunggal, janin hidup, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terendah janin belum
masuk PAP, keadaan umum ibu baik, keadaan janin baik.

1. GII PI A0
Data dasar
DS : ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, melahirkan 1x, namun anaak
pertama meninggal karena premature dan tidak pernah keguguran
DO : tonus otot perut regang dan terdapat linea nigra dan striae albicans
Interpretasi dan analisis
- Tonus otot perut longgar karena merupakan multipara
43

- Linea nigra tampak jelas diakibatkan tingginya hormone MSH (Melaphone


Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh lobus anterior hipofisis (Sarwono
Prawirohardjo, 2012)
2. Umur kehamilan 24 minggu 5 hari
Data dasar
DS : ibu mengatakan hari pertama haid terakhir adalah tanggal 20-03-2015
DO : tanggal periksa : 09-09-2015
TFU : 24 cm
Analisis dan interpretasi
- Dari hari pertama haid terakhir 20-03-2015 sampai tanggal periksa 09-09-
2015 diperkirakan umur kehamilan adalah 24 minggu 5 hari
- Pada umur kehamilan 24 minggu TFU setinggi pusat (24 cm)
3. Intra uterin
Data dasar
DS :
- Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri tekan
- Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan pervaginam

DO :

- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan


- Pemeriksaan palpasi leopold ibu tidak merasakan nyeri tekan

Analisis dan interpretasi

- Salah satu ciri kehamilan intra uterine adalah ibu tidak merasakan nyeri tekan
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan adalah ciri kehamilan intra uterine
(Sofie Rifayani Krisnadi, 2012)

4. Janin tunggal
Data dasar
DS : tidak ada
44

DO :
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Palpasi abdomen teraba 2 bagian terbesar janin ( bokong dan kepala)
- Teraba bagian-bagian kecil janin hanya di satu sisi (kanan)
- Denyut jantung janin hanya terdengar hanya disatu tempat (kuadran kiri
bawah)

Analisis dan interpretasi

Untuk mengetahui janin tunggal dapat dipastikan dari beberapa hal, yaitu:

- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan


- Palpasi abdomen teraba 2 bagian terbesar janin
- Teraba bagian-bagian kecil janin hanya di satu sisi
- Denyut jantung janin terdengar hanya di satu tempat ( kuadran kiri bawah)
(Sarwono Prawirohardjo, 2012)
5. Janin hidup
Data dasar
DS : ibu mengatakan janinnya bergerak sejak umur kehamilan 4 bulan
DO ;
- Auskultasi DJJ (+)
- Frekuensi DJJ 130x/menit
- Puctum maximum kuadran kanan bawah

Analisis dan interpretasi

Dalam menegakkan diagnosa janin dalam keadaan hidup ada beberapa hal yang
dapat di jadikan dasar yaitu : DJJ terdengar, rahim membesar sesuai umur
kehamilan, ibu merasakan gerak janin, pada palpasi teraba jelas bagian-bagian
janin ( Manuaba, 2008)

6. Punggung kiri
45

Data dasar
DS : ibu merasakan gerakan janin sering terasa pada perut sebelah kiri perut ibu
DO : pada palpasi leopold III punggung janin teraba di bagian sisi kanan perut ibu
(puka) teraba keras dan datar.
Analisis dan interpretasi:
Dari palpasi Leopold II dibagian kiri perut ibu teraba keras datar seperti papan
dan bagian kanan teraba bagian-bagian terkecil janin, menandakan punggung kiri
(Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

7. Presentasi kepala
Data dasar
DS : -
DO : leopold III teraba keras, bundar, dan melenting
Analisis dan interpretasi
leopold III untuk mengetahui bagian janin yang berada dibawah uterus(Anita
Lockhart RN. MSN, 2014).

8. Bagian terendah janin belum masuk PAP


Data dasar
DS : -
DO : leopold IV tangan konvergen
Analisis dan interpretasi
Dari Leopold IV yang bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah
dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP),
tangan divergen, atau bagian terendah janin belum masuk PAP., tangan
konvergen(Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

9. Keadaan umum ibu baik


Data dasar
46

DS : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan keturunan.


DO :

- TTV : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,70 Celcius,


Pernapasan : 24 x/menit

Analisis dan interpretasi

- Tekanan darah sistolik 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg


- Nadi normal 60-80 x/menit
- Suhu normal adalah 36,5-37,5 0 Celcius
- Pernapasan normal 16-24 x/menit.
- Pemeriksaan fisik difokuskan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang
menunjukkan gangguan genetik (M. Clevo Rendy, 2009)
10. Keadaan janin baik
Data dasar
DS : -
DO : DJJ (+) , frekuensi 130 x /menit, DJJ terdengar jelas dan kuat dan teratur
pada kuadran kiri bawah perut ibu.
Analisis dan interpretasi
Dari sifat bunyi jantung janin dapat diketahui keadaan janin, janin dalam keadaan
sehat bila denyut jantung janin 120-160 dpm, teratur (Anita Lockhart RN. MSN,
2014).
LANGKAH III DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung

LANGKAH IV EVALUASI TINDAKAN SEGERA /KOLABORASI


Tidak ada tindakan segera yang dilakukan

LANGKAH V RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. Ibu dapat melewati masa kehamilan dengan baik
47

2. Ibu dan janin baik


3. Mendeteksi tanda bahaya kehamilan dan persalinan
B. Kriteria keberhasilan
1. Mengetahui tanda bahaya kehamilan
2. Ibu merespon dengan baik semua anjuran Bidan
3. TTV dalam batas normal
 90-120 / diastol 60-80 mmHg
 Nadi 60-80x/menit
 Suhu 36,5-37,50 Celcius
 Pernafasan 16-24x/menit

C. Rencana Asuhan
1. Jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan dan hasil pemeriksaan
Rasional : agar ibu dan keluarga mengetahui, mengerti dan memberi
persetujuan dengan tindakan yang akan dilakukan
2. Periksa tanda-tanda vital dan fisik ibu
Rasional : untuk mendeteksi tanda-tanda bahaya kehamilan dan
mencegah ibu dari keadaan yang lebih buruk lagi
3. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi salama masa kehamilan
Rasional : untuk menjaga asupan janin agar tetap cukup
4. Anjurkan pada ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat
Rasional : agar kehamilan ibu dapat bertahan dengan baik dan untuk
mencegah terjadinya salah satu tanda bahaya kehamilan.
5. Anjurkan pada ibu untuk sering mengganti pakaian dalamnya setiap kali
basah
Rasional : agar kebersihan organ genetalia selalu terjaga dan mencegah
terjadinya infeksi
6. Jelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan
48

Rasional : agar ibu dapat mengetahui dan dapat segera memerksakan diri
di pelayanan kesehatan untuk mencegah bahaya pada ibu dan janin.
5. Beritahu/anjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
Rasional :agar demam ibu dapat terobati dan dapat terhindar dari resiko
gawat janin.
6. Lakukan pendokumentasian
Rasional : sebagai bukti tindakan yang dilakukan dan catatan medis bagi
tim medis.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 20-01-2015

1. (pukul 10.20 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
2. (pukul 10.22 wita) Memeriksa tanda-tanda vital
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,70 Celcius
 Pernapasan : 24 x/menit
3. (pukul 10.25 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi
selama masa kehamilan
4. (pukul 10.27 wita) Menganjurkan pada ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang
berat
5. (pukul 10.28 wita) Menganjurkan pada ibu untuk sering mengganti pakaian
dalamnya setiap kali basah
6. (pukul 10.29 wita) Memberitahu pada ibu tanda bahaya kehamilan:
 Sakit kepala yang hebat
 Penglihatan kabur
49

 Mual dan muntah yang berlebih


 Hipertensi
 Eodema pada tangan, kaki, dan wajah
 Nyeri epigastrium
 Pergerakan janin berkurang
 Ketuban pecah dini
 Perdarahan pervaginam
 Demam/panas tinggi.
7. (pukul 10.35 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
8. (pukul 10.45 wita) Melakukan dokumentasi hasil asuhan kebidanan pada ibu

LANGKAH VII EVALUASI


Tanggal 20-01-2015 pukul : 10.06 WITA

1. Ibu mengerti dengan semua hasil pemeriksaan yang telah dilakukan


2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,70 Celcius
 Pernapasan : 24 x/menit
 Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, tidak ada masalah dalam
pemeriksaan fisik.
3. Ibu bersedia mengonsumsi makanan bergizi
4. Ibu bersedia untuk tidak melakukan aktivitas yang berat
5. Ibu bersedia mengganti pakaian dalamnya setiap kali basah
6. Ibu mengerti tanda bahaya kehamilan
7. Ibu bersedia mengonsumsi obat
8. Pendokumentasian telah dilakukan
50

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


ANTE NATAL CARE FISIOLOGIS
(S O A P)
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 09-09-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 09-09-2015, pukul 10.15 wita
Nama pengkaji : Lisnawati
Identitas

Nama : Ny. P / Tn. D


Umur : 23 tahun / 29 tahun
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Muna / Jawa
Alamat : Jl. Chairil anwar

Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 20-03-2015


2. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, pernah melahirkan 1 kali, namun
anak pertama meninggal karena lahir premature
3. Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular maupun
keturunan.
4. Ibu mengatakan pernah mengalami blooding spooting saat umur kehamilan 11
minggu
5. Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri tekan
6. Ibu mengatakan gerakan janin dirasaka sejak umur kehamilan 4 bulan
7. Ibu mengatakan tidak menderitaa penyakit menular/ keturunan
51

Objektif (O)
1. TP : 27-12-2015
2. Keadaan umum baik
3. Kesadaran Composmentis
4. Berat badan/tinggi badan : 52 Kg/ 148 cm
5. LILA :25 cm
6. Tanda-tanda vital
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,79 Celcius
 Pernapasan: 24 x/menit
8. Pemeriksaan fisik
Leopold I : 24 cm
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ (+) : 130x/menit terdengar jelas dan kuat serta teratur di sisi kiri
perut ibu (kuadaran kiri bawah)

Assessment (A)

Diagnosa Aktual : GII PI A0, umur kehamilan 24 minggu 5 hari, intra uterine,
janin tunggal, janin hidup, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terendah janin
belum masuk PAP, keadaan umum ibu baik, keadaan janin baik.

Planning (P)

1. (pukul 10.20 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
Hasil : ibu mengerti
52

2. (pukul 10.22 wita) Memeriksa TTV


 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,79 Celcius
 Pernapasan : 24 x/menit
3. (pukul 10.25 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makan bergizi
Hasil : ibu bersedia
4. (pukul 10.27 wita) Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat
Hasil : ibu bersedia
5. (pukul 10.28 wita) Menganjurkan pada ibu untuk mengganti pakaian dalamnya
setiap kali basah
Hasil : ibu bersedia

6. (pukul 10.29 wita) Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan


Hasil : ibu mengerti
7. (pukul 10.35 wita) Memberitahu ibu untuk mengonsumsi obat yang yang
diberikan
Hasil : ibu bersedia
8. (pukul 10.45 wita) Melakukan dokumentasi hasil asuhan kebidanan pada ibu
Hasil : telah dilakukan

Pembahasan

Kasus : Sering Kencing

Berdasarkan kasus diatas keluhan sering kencing yang dialami oleh ibu adalah hal
normal yang dirasakan oleh ibu hamil. Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya
hormone progesterone yang mempengaruhi kandung kencing ibu. Selain itu
keluhan ini juga sering terjadi pada akhir kehamilan bila kepala janin muai masuk
pintu atas panggul sehingga kandung kencing tertekan oleh kepala janin.
53

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGIS


PADA NY” T ” GII PI A0 DENGAN UMUR KEHAMILAN 34 MINGGU 4 HARI
DI POLI KIA/KB PUSKESMAS JATI RAYA
TANGGAL 14 SEPTEMBER 2015

No. Medrec :
Tgl. Masuk : 14-09-2015, pukul 11.40 wita
Tgl. Pengkajian : 09-09-2015, pukul 11.55 wita
Nama pengkaji : Lisnawati

I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas
Nama : Ny. T / Tn. H
Umur : 21 tahun / 23 tahun
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Jawa / Jawa
Alamat : BTN Lacinta
B. Data Biologis
1. Alasan kunjungan : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan : sering kencing
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang
- Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kedua, pernah melahirkan
1 kali, dan tidak pernah keguguran
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 15-1-2015
- Tafsiran Persalinan : 22-10-2015
54

- Keluhan sakit hamil muda : mual dan mundah pada umur


kehamilan 10 minggu
- Pemeriksaan kehamilan yang lalu :
ANC Trimester I : tanggal
ANC Trimester II : tanggal
ANC Trimester III : tanggal
- Ibu telah mendapatkan 2x imunisasi TT
TT3 : tgl 08-08-2015
TT4 : tgl 09-09-2015
- Obat yang dikonsusmsi SF, kalk, Vit. C
c. Riwayat haid
 Menarche : 13 tahun
 Siklus : ± 28 hari
 Lamanya : ± 5 hari
 Banyaknya : ± 2 pembalut/hari
 Keluhan : tidak ada
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Penyulit kehamilan&

Nifas
Umur kehamilan

Bayi
Jenis partus

persalinan
penolong
Hamil ke

tahun

penyulit
ASI
J/K

BB
PB

Sponta - -
Bida 50
I 2011 Aterm n, P 3 kg ya
n cm
LBK
II Hamil Sekarang
55

5. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak mempunyai riwayat infertilitas, tumor, penyakit kandungan dan
opersi caesar.
6. Riwayat KB
 Kontrasepsi yag lalu : KB suntik 3 bulan
 Keluhan : tidak ada
 Lamanya pemakaian : ± 4 tahun
 Alasan berhenti : ibu ingin memiliki anak lagi
7. Riwayat kesehatan
8. Riwayat penyakit sekarang dan yang lalu:
Tidak ada penyakit yang di derita sekarang
9. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
(TBC, Hep. B, HIV-AIDS, IMS) maupun penyakit keturunan (jantung,
DM, Hipertensi, dll).
8. Aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
- Kebiasaan
 Frekuensi makan : 3x sehari
 Jenis : nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan
 Porsi : 1 piring
 Frekuensi minum : 6-7 gelas/ hari
 Jenis : air putih
- Perubahan selama hamil : tidak ada
b. Pola eliminasi
I. BAK
a. Perubahan sebelum hamil
 Frekuensi : 4-5 kali sehari
56

 Waran : kuning jernih


 Bau : khas amoniak
 Keluhan : tidak ada
b. Perubahan selama hamil : sering kencing
II. BAB
a. Perubahan sebelum hamil
 Frekuensi : 1x/sehari
 Konsistensi : lunak
 Masalah : tidak ada
b. Perubahan selama hamil : tidak ada
c. Pola istrahat
- Perubahan sebelum hamil
 Malam : ± 8 jam
 Siang : ± 1 jam
 Masalah : tidak ada
- Perubahan selama hamil : tidak ada
9. Personal hygiene
a. Mandi 2-3 x sehari
b. Keramas 3-4x seminggu
c. Sikat gigi tiap mandi, sesudah makan dan sebelum tidur
d. Genetalia dan anus dibersihkan tiap kali mandi, sesudah BAK dan BAB
e. Pakaian diganti sehabis mandi
f. Pakaian dalam diganti tiap kali basah
g. Perubahan selama hamil : tidak ada.

A. Pengetahuan Ibu
1. Ibu mengetahui pentingnya menjaga kebersihan selama hamil.
2. Ibu mengetahui pentingnya mengonsumsi makanan bergizi selama hamil
57

3. Ibu mengetahui pentingnya istrahat selama kehamilan


4. Ibu mengetahui pentingnya pemeriksaan kehamilan.
B. Data sosial
1. Lama menikah : ± 5 tahun
2. Suami ke :1
3. Istri ke :1
4. Bentuk dukungan suami : mempersiapakan kebutuhan ibu untuk
mengahadapi persalinan nanti. Seperti, menyiapkan dana untuk bersalin.
5. Dukungan keluarga : keluarga sangat senang dengan kehamioan ibu
yang sekarang ini
6. Pengambil keputusan dikeluarga : suami.
C. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
 Berat badan : 55 Kg
Berat badan sebelum hamil:49 Kg
 Tinggi badan : 148 cm
 LILA : 24,5 cm
 Tanda-tanda vital
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 72 x/menit
 Suhu : 36,80 Celcius
 Pernapasan : 24 x/menit
3. Pemeriksaan Fisik (khusus)

Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi

a. Kepala
Inspeksi : rambut hitam, panjang, lurus, tidak berketombe, tidak rontok.
58

Palpasi : tidak ada benjolan


b. Wajah
Inspeksi : ekspresi tenang, tidak pucat
Palpasi : tidak teraba eodema
c. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, mata simetris
kiri dan kanan
d. Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, epitaksis maupun
sekret
e. Mulut
Inspeksi : bibir tampak lembab, tidak sariawan, ada gigi tanggal 3,
maupun caries
f. Telinga
Inspeksi : telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, daun telinga
berbentuk sempurna
g. Leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran
vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, getah bening, tidak
teraba pelebaran vena jugularis.
h. Dada
Inspeksi : tidak tampak retraksi dada
i. Payudara
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak tampak
benjolan, sudah ada pengeluaran kolostrum
Palpasi : tidak teraba benjolan dan sudah ada pengeluaran kolostrum
59

j. Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut sesuai umur kehamilan, terdapat linea nigra
dan striae albicans, tidak ada luka bekas operasi, tonus otot
longgar, tidak ada nyeri tekan.
Palpasi :
 Leopold I : TFU 32 cm, lingkar perut 90 cm, TBJ 2880 gram,
presentase bokong
 Leopold II : punggung kiri
 Leopold III : presentase kepala
 Leopold IV : bagian terendah belum masuk PAP.
Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 141 x/menit
Irama : teratur
Kekuatan : terdengar jelas dan kuat

k. Panggul
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Genetalia luar
Tidak dilakukan pemeriksaan
m. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan
n. Ekstremitas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak eodema, kuku
kemerahan
Palpasi : tidak teraba eodema
Perkusi : refleks patella (+)
60

D. Data penunjang
Pemeriksaan Hb darah : 10 gr %

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

Diagnosa : GII PI A0,umur kehamilan 34 minggu 4 hari, intra uterine, janin


tunggal, janin hidup, punggung kiri, presentasi kepala, bagian terendah janin belum
masuk PAP, keadaan umum ibu baik, keadaan janin baik.

1. GII PI A0
Data dasar
DS : ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, melahirkan 1x,dan tidak
pernah keguguran
DO : tonus otot perut regang dan terdapat linea nigra dan striae albicans
Interpretasi dan analisis
- Tonus otot perut longgar karena merupakan multipara
- Linea nigra tampak jelas diakibatkan tingginya hormone MSH (Melaphone
Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh lobus anterior hipofisis
(Sarwono Prawirohardjo, 2012)
2. Umur kehamilan 34 minggu 4 hari
Data dasar
DS : ibu mengatakan hari pertama haid terakhir adalah tanggal 15-01-2015
DO : tanggal periksa : 14-09-2015
TFU : 32 cm
Analisis dan interpretasi
- Dari hari pertama haid terakhir 15-01-2015 sampai tanggal periksa 14-09-
2015 diperkirakan umur kehamilan adalah 34 minggu 4 hari
- Pada umur kehamilan 34 minggu TFU setinggi pertengahan pusat dan Px (32
cm)
61

3. Intra uterin
Data dasar
DS :
- Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri tekan
- Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan pervaginam

DO :

- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan


- Pemeriksaan palpasi leopold ibu tidak merasakan nyeri tekan

Analisis dan interpretasi

- Salah satu ciri kehamilan intra uterine adalah ibu tidak merasakan nyeri tekan
(Sofie Rifayani Krisnadi, 2012)
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan adalah ciri kehamilan intra uterine
(Sofie Rifayani Krisnadi, 2012)

4. Janin tunggal
Data dasar
DS : tidak ada
DO :
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Palpasi abdomen teraba 2 bagian terbesar janin ( bokong dan kepala)
- Teraba bagian-bagian kecil janin hanya di satu sisi (kanan)
- Denyut jantung janin hanya terdengar hanya disatu tempat (kuadran kiri
bawah)

Analisis dan interpretasi

Untuk mengetahui janin tunggal dapat dipastikan dari beberapa hal, yaitu:

- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan


- Palpasi abdomen teraba 2 bagian terbesar janin
62

- Teraba bagian-bagian kecil janin hanya di satu sisi


- Denyut jantung janin terdengar hanya di satu tempat ( kuadran kiri bawah)
(Sarwono Prawirohardjo, 2012)
5. Janin hidup
Data dasar
DS : ibu mengatakan janinnya bergerak sejak umur kehamilan 4 bulan
DO ;
- Auskultasi DJJ (+)
- Frekuensi DJJ 141 x/menit

Analisis dan interpretasi

Dalam menegakkan diagnosa janin dalam keadaan hidup ada beberapa hal yang
dapat di jadikan dasar yaitu : DJJ terdengar, rahim membesar sesuai umur
kehamilan, ibu merasakan gerak janin, pada palpasi teraba jelas bagian-bagian
janin ( Manuaba, 2008)

6. Punggung kiri
Data dasar
DS : ibu merasakan gerakan janin sering terasa pada perut sebelah kanan perut ibu
DO : pada palpasi leopold III punggung janin teraba di bagian sisi kiri perut ibu
(puki) teraba keras dan datar.
Analisis dan interpretasi:
Dari palpasi Leopold II dibagian kiri perut ibu teraba keras datar seperti papan
dan bagian kanan teraba bagian-bagian terkecil janin, menandakan punggung kiri
(Anita Lockhart RN. MSN, 2014).
63

7. Presentasi kepala
Data dasar
DS : -
DO : leopold III teraba keras, bundar, dan melenting
Analisis dan interpretasi
leopold III untuk mengetahui bagian janin yang berada dibawah uterus. (Anita
Lockhart RN. MSN, 2014).

8. Bagian terendah janin belum masuk PAP


Data dasar
DS : -
DO : leopold IV tangan konvergen
Analisis dan interpretasi
Dari Leopold IV yang bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah
dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP),
tangan divergen, atau bagian terendah janin belum masuk PAP., tangan
konvergen. (Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

9. Keadaan umum ibu baik


Data dasar
DS : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan keturunan.
DO :

- TTV : TD : 120/80 mmHg, Nadi : 72 x/menit, Suhu : 36,80 Celcius,


Pernapasan : 24 x/menit

Analisis dan interpretasi

- Tekanan darah sistolik 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg


- Nadi normal 60-80 x/menit
- Suhu normal adalah 36,5-37,5 0 Celcius
64

- Pernapasan normal 16-24 x/menit.


- Pemeriksaan fisik difokuskan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang
menunjukkan gangguan genetik (M. Clevo Rendy, 2009)

10. Keadaan janin baik


Data dasar
DS : -
DO : DJJ (+) , frekuensi 141 x /menit, DJJ terdengar jelas dan kuat dan teratur
pada kuadran kiri bawah perut ibu.
Analisis dan interpretasi
Dari sifat bunyi jantung janin dapat diketahui keadaan janin, janin dalam keadaan
sehat bila denyut jantung janin 120-160 dpm. (Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

III .DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung

IV. EVALUASI TINDAKAN SEGERA /KOLABORASI


Tidak ada tindakan segera yang harus di lakukan

V. RENCANA ASUHAN
A. Tujuan
1. Ibu dapat melewati masa kehamilan dengan baik
2. Keadaan umum ibu dan janin baik serta TTV dalam batas normal

B. Kriteria keberhasilan
1. Mengetahui tanda bahaya kehamilan
2. Ibu merespon dengan baik semua anjuran Bidan
3. TTV dalam batas normal
 90-120 / diastol 60-80 mmHg
65

 Nadi 60-80x/menit
 Suhu 36,5-37,50 Celcius
 Pernafasan 16-24x/menit

C. Rencana Asuhan
1. Jalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
Rasional : agar komunikasi dapat berjalan dengan baik
2. Jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan dan hasil pemeriksaan
Rasional : agar ibu dan keluarga mengetahui, mengerti dan memberi
persetujuan dengan tindakan yang akan dilakukan
3. Periksa tanda-tanda vital dan fisik ibu
Rasional : untuk mendeteksi tanda-tanda bahaya kehamilan dan
mencegah ibu dari keadaan yang lebih buruk lagi
7. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu gizi seimbang
Rasional : untuk menjaga asupan janin agar tetap cukup
8. Jelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan
Rasional : agar ibu dapat mengetahui dan dapat segera memerksakan diri
di pelayanan kesehatan untuk mencegah bahaya pada ibu dan janin.
7. Beritahu/anjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
Rasional :agar demam ibu dapat terobati dan dapat terhindar dari resiko
gawat janin.
8. Jelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
Rasional : agar ibu dapat menetapkan tempat, penolong, pendamping
dsb dalam menghadapi persalinan nanti
9. Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda prsalinan
Rasional : agar ibu dapat mengetahui tanda awal persalinan
10. Anjurkan pada ibu untuk dating kembali 2 minggu kedepan
66

Rasional : Agar bidan dapat mengontrol ibu karena ibu sudah mendekati
masa persalinan
11. Lakukan pendokumentasian
Rasional : sebagai bukti tindakan yang dilakukan dan catatan medis bagi
tim medis.

VI . IMPLEMENTASI

Tanggal 14-01-2015 pukul : 11.55 WITA

1. (pukul 11.55 wita) Menjalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
2. (pukul 11.56 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
3. (pukul 11.58 wita) Memeriksa tanda-tanda vital dan fisik ibu dan janin
 TD : mmHg
 Nadi : 60-80 x/menit
 Suhu : 36,5-37,50C
 Pernapasan : 16-20 x/menit
4. (pukul 12.10 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu
gizi seimbang seperti nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan
5. (pukul 12.16 wita) Menjelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan:
 Sakit kepala yang hebat
 Penglihatan kabur
 Mual dan muntah yang berlebih
 Hipertensi
 Eodema pada tangan, kaki, dan wajah
 Nyeri epigastrium
 Pergerakan janin berkurang
 Ketuban pecah dini
67

 Perdarahan pervaginam
 Demam/panas tinggi.
6. (pukul 12.17 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
oleh bidan
7. (pukul 12.19 wita) Menjelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
8. (pukul 12.20 wita) Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
- Adanya kontraksi (His)
- Adanya pengeluaran lender bercampur darah
9. (pukul 12.25 wita) Melakukan dokumentasi hasil asuhan kebidanan pada ibu.

LANGKAH VII EVALUASI


Tanggal 20-01-2015 pukul : 10.06 WITA

1. Keadaan umum ibu dan janin baik serta TTV dalam batas normal
2. Ibu bersedia dan memahami semua penjelasan bidan
3. Ibu bersedia melahirkan di fasilitas kesehatan (bidan)
4. Pendokumentasian telah dilakukan
68

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


ANTE NATAL CARE FISIOLOGIS
(S O A P)

No. Medrec :
Tgl. Masuk : 14-09-2015, pukul 11.40 wita
Tgl. Pengkajian : 14-09-2015, pukul 11.55 wita
Nama pengkaji : Lisnawati

Identitas

Nama : Ny. T / Tn. H


Umur : 21 tahun / 23 tahun
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Jawa / Jawa
Alamat : BTN. Latjinta

Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 15-01-2015


2. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, pernah melahirkan 1 kali, dan
tidak pernah keguguran
3. Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular maupun
keturunan.
4. Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri tekan
5. Ibu mengatakan gerakan janin dirasaka sejak umur kehamilan 4 bulan
6. Ibu mengatakan tidak menderitaa penyakit menular/ keturunan
69

Objektif (O)
1. TP : 22-10-2015
2. Keadaan umum baik
3. Kesadaran Composmentis
4. Berat badan/tinggi badan : 52 Kg/ 148 cm
5. LILA :24,5 cm
6. Tanda-tanda vital
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 72 x/menit
 Suhu : 36,89 Celcius
 Pernapasan: 24 x/menit
7. Pemeriksaan fisik
Leopold I : 32 cm, jari di pertengahan pusat dan Px
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ (+) : 141 x/menit terdengar jelas dan kuat serta teratur di sisi kiri
perut ibu (kuadaran kiri bawah)

Assessment (A)

Diagnosa Aktual : GII PI A0, umur kehamilan 34 minggu 4 hari, intra uterine,
janin tunggal, janin hidup, punggung kiri, presentasi kepala, bagian terendah janin
belum masuk PAP, keadaan umum ibu baik, keadaan janin baik.

Planning (P)

Tanggal : 14-09-2015

1. (pukul 11.55 wita) Menjalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
Hasil : komunikasi berjalan dengan baik
70

2. (pukul 11.56 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
Hasil : ibu mengerti
3. (pukul 11.58 wita) Memeriksa TTV
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 72 x/menit
 Suhu : 36,89 Celcius
 Pernapasan : 24 x/menit
4. (pukul 12.10 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu
gizi seimbang
Hasil : ibu bersedia
5. (pukul 12.16 wita) Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan
Hasil : ibu mengerti
6. (pukul 12.17 wita) Menjelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
Hasil : ibu mengerti
7. (pukul 12.19 wita) Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
Hasil : ibu mnegerti
8. (pukul 12.20 wita) Memberitahu ibu untuk mengonsumsi obat yang yang
diberikan
Hasil : ibu bersedia
9. (pukul 12.25 wita) Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan
Hasil : telah dilakukan

Pembahasan

Kasus : Sering Kencing & mual muntah saat hamil muda

Berdasarkan kasus diatas keluhan sering kencing yang dialami oleh ibu adalah
hal normal yang dirasakan oleh ibu hamil. Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya
71

hormone progesterone yang mempengaruhi kandung kencing ibu. Selain itu


keluhan ini juga sering terjadi pada akhir kehamilan bila kepala janin muai masuk
pintu atas panggul sehingga kandung kencing tertekan oleh kepala janin.

Keluhan ibu yang mual dan muntah di pagi hari atau sering disebut dengan
morning sickness adalah hal yang normal (fisiologis) yang terjadi pada awal-awal
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kadar hormone estrogen yang meningkat.
72

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGIS


PADA NY”A”GIIPIA0 DENGAN UMUR KEHAMILAN 36 MINGGU
DI POLI KIA/KB PUSKESMAS POASIA
TANGGAL 12 OKTOBER 2015

No. Medrec :
Tgl. Masuk : 12-10-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 12-10-2015, pukul 10.15 wita
Nama pengkaji : Lisnawati

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas
Nama : Ny. A / Tn. D
Umur : 21 tahun / 26 tahun
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Muna / Muna
Alamat : Jl. Kelapa
B. Data Biologis
1. Alasan kunjungan : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan : sering kencing
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang
1. G P A:
Hamil ke : II
Partus : I
Abortus : 0
2. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 02-02-2015
73

3. Tafsiran Persalinan : 09-11-2015


4. Keluhan sakit hamil muda : Mual dan muntah pada UK 10 minggu
5. Pemeriksaan kehamilan yang lalu :
ANC Trimester I : 1X
ANC Trimester II : 2X
ANC Trimester III : 2X
6. Ibu telah mendapatkan 2x imunisasi TT
TT3 : tgl 11-08-2015
TT4 : tgl 11-09-2015
7. Obat yang dikonsusmsi SF, kalk, Vit. C
b. Riwayat haid
 Menarche : 14 tahun
 Siklus : ± 30 hari
 Lamanya : ± 5 hari
 Banyaknya : ± 2 pembalut/hari
 Keluhan :-
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Penyulit kehamilan&

Nifas
Umur kehamilan

Bayi
Jenis partus

persalinan
penolong
Hamil ke

tahun

penyulit
ASI
J/K

BB
PB

Sponta - -
Bida 3,2
I 2012 Aterm n, ♂ 47 √
n kg
LBK
II Hamil Sekarang
74

6. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak mempunyai riwayat infertilitas, tumor, penyakit kandungan dan
opersi caesar.
7. Riwayat KB
 Kontrasepsi yag lalu : KB suntik 3 bulan
 Keluhan : tidak ada
 Lamanya pemakaian : ± 3 tahun
 Alasan berhenti : ibu ingin memiliki anak lagi
8. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang dan yang lalu:
Tidak ada penyakit yang di derita sekarang
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
(TBC, Hep. B, HIV-AIDS, IMS) maupun penyakit keturunan (jantung,
DM, Hipertensi, dll).
9. Aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
 Frekuensi makan : 3x sehari
 Frekuensi minum : 6-7 gelas/ hari
 Pantang : tidak ada
 Perubahan selama hamil : tidak ada
b. Pola eliminasi
1.) BAK
I. Perubahan sebelum hamil
 Frekuensi : 4-5 kali sehari
 Waran : kuning jernih
 Bau : khas amoniak
 Keluhan : tidak ada
75

II. Perubahan selama hamil : sering kencing


2.) BAB
I. Perubahan sebelum hamil
 Frekuensi : 1x/sehari
 Konsistensi : lunak
 Masalah : tidak ada
II. Perubahan selama hamil : tidak ada
c. Pola istrahat
I. Perubahan sebelum hamil
 Malam : ± 8 jam
 Siang : ± 1 jam
 Masalah : tidak ada
II. Perubahan selama hamil : tidak ada
10. Personal hygiene
a. Mandi 2-3 x sehari
b. Keramas 3-4x seminggu
c. Sikat gigi tiap mandi, sesudah makan dan sebelum tidur
d. Genetalia dan anus dibersihkan tiap kali mandi, sesudah BAK dan BAB
e. Pakaian diganti sehabis mandi
f. Pakaian dalam diganti tiap kali basah
g. Perubahan selama hamil : tidak ada.

C. Pengetahuan Ibu
1. Ibu mengetahui pentingnya menjaga kebersihan selama hamil.
2. Ibu mengetahui pentingnya mengonsumsi makanan bergizi selama hamil
3. Ibu mengetahui pentingnya istrahat selama kehamilan
4. Ibu mengetahui pentingnya pemeriksaan kehamilan.
D. Data sosial
76

1. Lama menikah : ± 4 tahun


2. Suami ke :1
3. Istri ke :1
4. Bentuk dukungan suami : mengantar ibu pelayanan
5. Pengambil keputusan dikeluarga : suami.
E. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
 Berat badan : 55 Kg
Berat badan sebelum hamil:48 Kg
 Tinggi badan : 148 cm
 LILA : 25 cm
 Tanda-tanda vital
 TD : 100/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,70 Celcius
 Pernapasan : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik (khusus)

Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi

a. Kepala
Inspeksi : rambut hitam, panjang, lurus, tidak berketombe, tidak rontok.
Palpasi : tidak ada benjolan
b. Wajah
Inspeksi : ekspresi tenang, tidak pucat
Palpasi : tidak teraba eodema
c. Mata
77

Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, mata simetris


kiri dan kanan
d. Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, epitaksis maupun
sekret
e. Mulut
Inspeksi : bibir tampak lembab, tidak sariawan, ada gigi tanggal 3,
maupun caries
f. Telinga
Inspeksi : telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, daun telinga
berbentuk sempurna
g. Leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran
vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, getah bening, tidak
teraba pelebaran vena jugularis.
h. Dada
Inspeksi : tidak tampak retraksi dada
i. Payudara
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak tampak
benjolan, belum ada pengeluaran kolostrum
Palpasi : tidak teraba benjolan dan sudah ada pengeluaran kolostrum
j. Abdomen
Inspeksi : perut membesar sesuai umur kehamilan, terdapat linea nigra,
tidak ada luka bekas operasi, tonus otot tegang, tidak ada nyeri
tekan.
Palpasi :
78

 Leopold I : dilakukan dengan cara kedua telapak tangan


menyusuri sisi perut kanan dn kiri ibu sampai mencapai fundus.
Tujuannya untuk mengetahui presentasi teratas Janis,TFU, dan umur
kehamilan.
Hasil: TFU 27 cm, teraba kurang bulat, kurang keras, dan kurang
melenting (teraba bokong)
 Leopold II : dilakukan dengan cara kesua telapak tangan berada
disisi perut kiri dan kanan ibu. Apabila punggung kiri maka tangan
kiri mendorong sisi kanan perut ibu dan tanagn kanan menekan sisi
kiri perut ibu. Begitupun selanjutnya
Hasil : teraba keras, memanjang seperti papan pada sisi kiri perut
ibu, teraba bagian-bagian kecil janin di sisi kanan perut ibu (teraba
punggung kiri).
 Leopold III : dilakukan dengan cara tangan kanan membentuk
mangkuk dan meraba daerah diatas simphisis tujuannya untuk
menentukan presentasi terbawah janin apakah keala atau bokong
Hasil : bulat, melenting, dan keras (teraba kepala)
 Leopold IV : dilakukan dengan cara kedua tangan diletakkan diatas
simphisis. kedua telapak tanga mengarah kebawah.
Hasil : bagian terendah belum masuk PAP.
Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 142 x/menit
Irama : teratur
Kekuatan : terdengar jelas dan kuat
k. Panggul
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Genetalia luar
79

Tidak dilakukan pemeriksaan


m. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan
n. Ekstremitas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak eodema, kuku
kemerahan
Palpasi : tidak teraba eodema
Perkusi : refleks patella (+)/(+)

F. Data penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan untuk data penunjang

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

Diagnosa : GII PI A0,umur kehamilan 36 minggu, intra uterine, janin tunggal,


janin hidup, punggung kiri, presentasi kepala, bagian terendah janin belum masuk
PAP, keadaan umum ibu baik, keadaan janin baik.

1. GII PI A0
Data dasar
DS : ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, melahirkan 1x, namun anaak
pertama meninggal karena premature dan tidak pernah keguguran
DO : tonus otot perut regang dan terdapat linea nigra dan striae albicans
Interpretasi dan analisis
- Tonus otot perut longgar karena merupakan multipara
- Linea nigra tampak jelas diakibatkan tingginya hormone MSH (Melaphone
Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh lobus anterior hipofisis (Sarwono
Prawirohardjo, 2012)
2. Umur kehamilan 36 minggu
Data dasar
80

DS : ibu mengatakan hari pertama haid terakhir adalah tanggal 02-02-2015


DO : tanggal periksa : 12-10-2015
TFU : 27 cm
Analisis dan interpretasi
- Dari hari pertama haid terakhir 02-02-2015sampai tanggal periksa 12-10-2015
diperkirakan umur kehamilan adalah 36 minggu
- Pada umur kehamilan 36 minggu TFU 3 jari bawah px (27 cm)
3. Intra uterin
Data dasar
DS :
- Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri tekan
- Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan pervaginam

DO :

- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan


- Pemeriksaan palpasi leopold ibu tidak merasakan nyeri tekan

Analisis dan interpretasi

- Salah satu ciri kehamilan intra uterine adalah ibu tidak merasakan nyeri tekan
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan adalah ciri kehamilan intra uterine
(Sofie Rifayani Krisnadi, 2012)

4. Janin tunggal
Data dasar
DS : tidak ada
DO :
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Palpasi abdomen teraba 2 bagian terbesar janin ( bokong dan kepala)
- Teraba bagian-bagian kecil janin hanya di satu sisi (kanan)
81

- Denyut jantung janin hanya terdengar hanya disatu tempat (kuadran kiri
bawah)

Analisis dan interpretasi

Untuk mengetahui janin tunggal dapat dipastikan dari beberapa hal, yaitu:

- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan


- Palpasi abdomen teraba 2 bagian terbesar janin
- Teraba bagian-bagian kecil janin hanya di satu sisi
- Denyut jantung janin terdengar hanya di satu tempat ( kuadran kiri bawah)
(Sarwono Prawirohardjo, 2012)
5. Janin hidup
Data dasar
DS : ibu mengatakan janinnya bergerak sejak umur kehamilan 4 bulan
DO ;
- Auskultasi DJJ (+)
- Frekuensi DJJ 142x/menit
- Puctum maximum kuadran kiri bawah

Analisis dan interpretasi

Dalam menegakkan diagnosa janin dalam keadaan hidup ada beberapa hal yang
dapat di jadikan dasar yaitu : DJJ terdengar, rahim membesar sesuai umur
kehamilan, ibu merasakan gerak janin, pada palpasi teraba jelas bagian-bagian
janin ( Manuaba, 2008)

6. Punggung kiri
Data dasar
DS : ibu merasakan gerakan janin sering terasa pada perut sebelah kiri perut ibu
DO : pada palpasi leopold III punggung janin teraba di bagian sisi kanan perut ibu
(puka) teraba keras dan datar.
82

Analisis dan interpretasi:


Dari palpasi Leopold II dibagian kiri perut ibu teraba keras datar seperti papan
dan bagian kanan teraba bagian-bagian terkecil janin, menandakan punggung kiri
(Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

7. Presentasi kepala
Data dasar
DS : -
DO : leopold III teraba keras, bundar, dan melenting
Analisis dan interpretasi
leopold III untuk mengetahui bagian janin yang berada dibawah uterus(Anita
Lockhart RN. MSN, 2014).

8. Bagian terendah janin belum masuk PAP


Data dasar
DS : -
DO : leopold IV tangan konvergen
Analisis dan interpretasi
Dari Leopold IV yang bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah
dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP),
tangan divergen, atau bagian terendah janin belum masuk PAP., tangan
konvergen(Anita Lockhart RN. MSN, 2014).

9. Keadaan umum ibu baik


Data dasar
DS : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan keturunan.
DO :
83

- TTV : TD : 100/70 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,70 Celcius,


Pernapasan : 24 x/menit

Analisis dan interpretasi

- Tekanan darah sistolik 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg


- Nadi normal 60-80 x/menit
- Suhu normal adalah 36,5-37,5 0 Celcius
- Pernapasan normal 16-24 x/menit.
- Pemeriksaan fisik difokuskan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang
menunjukkan gangguan genetik (M. Clevo Rendy, 2009)
10. Keadaan janin baik
Data dasar
DS : -
DO : DJJ (+) , frekuensi 142 x /menit, DJJ terdengar jelas dan kuat dan teratur
pada kuadran kiri bawah perut ibu.
Analisis dan interpretasi
Dari sifat bunyi jantung janin dapat diketahui keadaan janin, janin dalam keadaan
sehat bila denyut jantung janin 120-160 dpm, teratur (Anita Lockhart RN. MSN,
2014).
LANGKAH III DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung

LANGKAH IV EVALUASI TINDAKAN SEGERA /KOLABORASI

Tidak dilakukan tindakan segera/kolaborasi

LANGKAH V RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. Ibu dapat melewati masa kehamilan dengan baik
2. Keadaan umum ibu dan janin baik serta TTV dalam batas normal
B. Kriteria keberhasilan
84

1. Mengetahui tanda bahaya kehamilan


2. Ibu merespon dengan baik semua anjuran Bidan
3. TTV dalam batas normal
 90-120 / diastol 60-80 mmHg
 Nadi 60-80x/menit
 Suhu 36,5-37,50 Celcius
 Pernafasan 16-24x/menit
C. Rencana Asuhan
1. Jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan dan hasil pemeriksaan
Rasional : agar ibu dan keluarga mengetahui, mengerti dan memberi
persetujuan dengan tindakan yang akan dilakukan
2. Periksa tanda-tanda vital dan fisik ibu
Rasional : untuk mendeteksi tanda-tanda bahaya kehamilan dan
mencegah ibu dari keadaan yang lebih buruk lagi
3. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu gizi seimbang
Rasional : untuk menjaga asupan janin agar tetap cukup
4. Jelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan
Rasional : agar ibu dapat mengetahui dan dapat segera memerksakan diri
di pelayanan kesehatan untuk mencegah bahaya pada ibu dan janin.
5. Beritahu/anjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
Rasional :agar demam ibu dapat terobati dan dapat terhindar dari resiko
gawat janin.
6. Jelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
Rasional : agar ibu dapat menetapkan tempat, penolong, pendamping
dsb dalam menghadapi persalinan nanti
7. Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda prsalinan
Rasional : agar ibu dapat mengetahui tanda awal persalinan
8. Anjurkan pada ibu untuk dating kembali 1 minggu kedepan
85

Rasional : Agar bidan dapat mengontrol ibu karena ibu sudah mendekati
masa persalinan
9. Lakukan pendokumentasian
Rasional : sebagai bukti tindakan yang dilakukan dan catatan medis bagi
tim medis.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 12-10-2015

1. (pukul 11.55 wita) Menjalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
2. (pukul 11.56 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
3. (pukul 11.58 wita) Memeriksa tanda-tanda vital dan fisik ibu dan janin
 TD : mmHg
 Nadi : 60-80 x/menit
 Suhu : 36,5-37,50C
 Pernapasan : 16-20 x/menit
4. (pukul 12.10 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu
gizi seimbang seperti nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan
5. (pukul 12.16 wita) Menjelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan:
 Sakit kepala yang hebat
 Penglihatan kabur
 Mual dan muntah yang berlebih
 Hipertensi
 Eodema pada tangan, kaki, dan wajah
 Nyeri epigastrium
 Pergerakan janin berkurang
 Ketuban pecah dini
86

 Perdarahan pervaginam
 Demam/panas tinggi.
6. (pukul 12.17 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan
oleh bidan
7. (pukul 12.19 wita) Menjelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
8. (pukul 12.20 wita) Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
- Adanya kontraksi (His)
- Adanya pengeluaran lender bercampur darah
9. (pukul 12.25 wita) Melakukan dokumentasi hasil asuhan kebidanan pada ibu.

LANGKAH VII EVALUASI


Tanggal 20-01-2015 pukul : 10.06 WITA

1. Keadaan umum ibu dan janin baik serta TTV dalam batas normal
2. Ibu bersedia dan memahami semua penjelasan bidan
3. Ibu bersedia melahirkan di fasilitas kesehatan (bidan)
4. Pendokumentasian telah dilakukan
87

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


ANTE NATAL CARE FISIOLOGIS
(S O A P)

No. Medrec :
Tgl. Masuk : 12-10-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 12-10-2015, pukul 10.15 wita
Nama pengkaji : Lisnawati

Identitas
Nama : Ny. A / Tn. D
Umur : 21 tahun / 26 tahun
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Muna / Muna
Alamat : Jl. Kelapa

Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 02-02-2015


2. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, pernah melahirkan 1 kali, dan
tidak pernah keguguran
3. Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular maupun
keturunan.
4. Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri tekan
5. Ibu mengatakan gerakan janin dirasaka sejak umur kehamilan 4 bulan
6. Ibu mengatakan tidak menderitaa penyakit menular/ keturunan
88

Objektif (O)
1. TP : 09-11-2015
2. Keadaan umum baik
3. Kesadaran Composmentis
4. Berat badan/tinggi badan : 55 Kg/ 148 cm
5. LILA :25 cm
6. Tanda-tanda vital
 TD : 100/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,79 Celcius
 Pernapasan: 24 x/menit
7. Pemeriksaan fisik
Leopold I : 27 cm
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ (+) : 142x/menit terdengar jelas dan kuat serta teratur di sisi kiri
perut ibu (kuadaran kiri bawah)

Assessment (A)

Diagnosa Aktual : GII PI A0, umur kehamilan 36 minggu, intra uterine, janin
tunggal, janin hidup, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terendah janin belum
masuk PAP, keadaan umum ibu baik, keadaan janin baik.

Planning (P)

Tanggal : 12-10-2015

1. (pukul 11.55 wita) Menjalin komunikasi yang baik antara bidan dan pasien
89

Hasil : komunikasi berjalan dengan baik


2. (pukul 11.56 wita) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
Hasil : ibu mengerti
3. (pukul 11.58 wita) Memeriksa TTV
 TD : 100/70 mmHg
 Nadi : 72 x/menit
 Suhu : 36,79 Celcius
 Pernapasan : 24 x/menit
4. (pukul 12.10 wita) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan menu
gizi seimbang
Hasil : ibu bersedia
5. (pukul 12.16 wita) Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan
Hasil : ibu mengerti
6. (pukul 12.17 wita) Menjelaskan pada ibu tentang isi stiker P4K
Hasil : ibu mengerti
7. (pukul 12.19 wita) Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
Hasil : ibu mnegerti
8. (pukul 12.20 wita) Memberitahu ibu untuk mengonsumsi obat yang yang
diberikan
Hasil : ibu bersedia
9. (pukul 12.25 wita) Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan
Hasil : telah dilakukan
90

Pembahasan

Kasus : Sering Kencing & mual muntah saat hamil muda

Berdasarkan kasus diatas keluhan sering kencing yang dialami oleh ibu adalah
hal normal yang dirasakan oleh ibu hamil. Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya
hormone progesterone yang mempengaruhi kandung kencing ibu. Selain itu
keluhan ini juga sering terjadi pada akhir kehamilan bila kepala janin muai masuk
pintu atas panggul sehingga kandung kencing tertekan oleh kepala janin.
91

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE FISIOLOGIS


PADA NY” W ” DENGAN INPARTU KALA 1 FASE AKTIF
DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI YUNI ASNA S.Tr. Keb
TANGGAL 24 SEPTEMBER 2015

No. Medrec :
Tgl masuk : 24 September 2015, jam 02.00 wita
Tgl pengkajian : 24 September 2015, jam 08.00 wita
Nama pengkaji : Lisnawati

I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. IDENTITAS Istri Suami
Nama : Ny. W / Tn. L
Umur : 33 tahun / 35 tahun
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Swasta
Agama : Islam / Islam
Suku/bangsa : Muna/Indonesia/ Muna/Indonesia
Alamat : Jl. Chairil Anwar Lr. Pura
Lama menikah : 4 Tahun
B. DATA BIOLOGIS
1. Keluhan utama : Sakit perut tembus ke belakang disertai pelepasan
lendir dan darah sejak tanggal 23 September 2015, jam 01.00 wita
2. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang : G2 P1 A0
1) HPHT : 14 – 01 – 2015
2) TP : 21 – 10 – 2015
3) Gerakan janin : pertama kali dirasakan sejak umur
kehamilan 4 bulan yaitu pada bulan November
4) Keluhan saat hamil muda : Mual dan Muntah
92

5) Pemeriksaan kehamilan yang lalu :


Ibu melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 4 x di Puskesmas dan
posyandu
Kunjungan ANC yaitu :
 1 x pada Trimester I
 1 x pada Trimester II
 2 x pada Trimester III
6) Imunisasi TT :
Ibu mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 x yaitu :
TT3 tanggal 13-08-2015
TT4 tanggal 14-09-2015
7) Ibu mengatakan tidak pernah mengonsumsi jamu atau obat-obatan
lain selain yang diberikan oleh bidan seperti SF, Kalk dan B comb
b. Riwayat haid
1) Menarche : 13 tahun
2) Siklus : 28 – 30 hari
3) Lamanya : 6 – 7 hari
4) Banyaknya : 2-3 pembalut
5) Keluhan : tidak ada
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Penyulit
Kehamila Bayi Nifas
kehamilan

Penolong
Hamil ke

partus

partus
Jenis
Usia
Tgl

n
& J B P AS Penyuli

persalinan K B B I t

1 2013 aterm spontan bidan - ♀ 2, 50 √ -


9
93

3. Riwayat Ginekologi
a. Inferbilitas :-
b. Tumor :-
c. Penyakit :-
d. Operasi :-
4. Riwayat KB
a. Kontrasepsi yang lalu: suntik KB 3 bulan
b. Keluhan : tidak ada
c. Lamanya pemakaian : 2 tahun
d. Alasan berhenti : ingin memiliki anak lagi

5. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti (TBC,
Hepatitis B, dsb) atau penyakit keturunan (DM, Jantung & Hepatitis )

6. Pola Nutrisi
a. Waktu makan terakhir: 1 jam yang lalu (pukul 06.00)
b. Frekuensi makan : 3x/hari
c. Jenis : nasi, bubur, roti, sayur buah, lauk-pauk
d. Frekuensi minum : 7-8 gelas/hari
e. Jenis : air putih, the manis
f. Pantang makan : tidak ada

7. Pola Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi : 3-4 kali sehari
2) Warna : kuning jernih
94

3) Bau : khas amoniak


4) Masalah : tidak ada
b. BAB
1) Frekuensi : 1x sehari
2) Konsistensi : lunak
3) Masalah : tidak ada

8. Pola Istrahat/tidur
a. Malam : ± 8 jam (pukul 21.00-05.00 WITA)
b. Siang : ± 1 jam (pukul 14.00-15.00 WITA)
c. Masalah : selama masa inpartu fase laten ibu tidak tidur
semalaman sejak tanggal 23-09-2015 karena ibu merasa kesakitan.

C. PEMERIKSAAN
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Berat badan : 50 kg
3. Tinggi badan : 149 cm
4. LILA : 25 cm
5. Tanda-tanda Vital
TD : 120/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 0 Celcius
Pernafasan : 20 x/menit
6. Kepala
1) Rambut : warna hitam
2) Rontok : tidak
3) Ketombe : tidak
4) Benjolan : tidak
95

7. Wajah
a. Ekspresi : meringis
b. Cloasma : tidak ada
c. Oedema : tidak ada
8. Mata
a. Simetris : ya
b. Konjungtiva : tidak anemis
c. Sklera : tidak ikterus
d. Penglihatan : baik

9. Hidung
a. Simetris : ya
b. Polip : tidak
c. Epitaksis : tidak
d. Pengeluaran sekret : tidak

10. Mulut
a. Kelembaban bibir : bibir kering
b. Sariawan : tidak
c. Gigi tanggal : tidak
d. Caries : ada
e. Masalah : tidak ada

11. Telinga
a. Simetris : ya
b. Daun telinga terbentuk sempurna : ya
c. Pengeluaran sekret : tidak ada
d. Pendengaran : baik
96

12. Leher
a. Pembesaran vena jugularis : tidak ada
b. Pembesaran kelenjer tiroid : tidak ada

13. Payudara
a. Simetris : ya
b. Puting susu : menonjol
c. Benjolan : tidak ada
d. Ekskresi : sedikit

14. Abdomen
a. Inspeksi
1) Striae : ada
2) Bekas luka operasi : tidak ada
b. Palpasi
1) Tonus otot perut : tegang
2) TFU : 32 cm
3) Lingkar perut : 92 cm
4) Leopold I : TFU 32 cm, teraba bokong
5) Leopold II : Punggung kiri
6) Leopold III : Kepala
c. Leopold IV : Divergen
d. Auskultasi
1) DJJ : 140 x/menit
2) Frekuensi : teratur
3) Irama : jelas
4) Kekuatan : kuat
15. Genitalia luar
a. Pengeluaran pervaginam : darah dan lendir
97

b. Varises : tidak
c. Oedema : tidak
d. Massa/kista : tidak
16. Pemeriksaan Dalam
a. Vulva/vagina : tidak ada kelainan
b. Portio : lunak dan tipis
c. Pembukaan : 4 cm
d. Ketuban : (+)
e. Presentasi : kepala
f. Posisi UUK : UUK kanan depan
g. Penurunan kepala : Hodge I
h. Kesan panggul : Normal
17. Anus
a. Hemoroid : tidak ada
b. Oedema : tidak ada
18. Ekstremitas
a. Simetris : tangan: ya kaki: ya
b. Warna kuku : tangan: normal kaki: normal
c. Refleks patella : (+)/(+)
d. Oedema : tangan: tidak kaki: ya
e. Varises : ada/tidak

D. DATA SOSIAL
1. Dukungan suami : menemani dan memenuhi kebutuhan istri
2. Dukungan keluarga : keluarga senang dengan kelahiran bayi
tersebut
3. Masalah : tidak ada
98

E. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah :-
2. Pemeriksaan urin :-
3. Pemeriksaan USG :-
4. Pemeriksaan Lain :-
II. DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
a. Diagnosa :
G1P0A0, umur kehamilan 36 minggu, intra uterin,situs memanjang, janin
tunggal, janin hidup, presentase kepala, keadaan ibu baik, keadaan janin baik,
dengan inpartu kala I fase aktif.

1. GI P0 A0
DS : Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kedua, pernah
melahirkan 1 kali, dan tidak pernah keguguran.
DO :
- Nampak striae livide
- Tonus otot perut tampak tegang
- Terdapat linea nigra

Analisa dan interpretasi data

- Pada kehamilan pertama, tonus otot masih tegang karena belum mengalami
peregangan sebelumnya dan akibat adanya hormon MSH dalam tubuh
sehingga menimbulkan hyperpigmentasi pada perut dan timbullah linea nigra
dan striae livide. Pada kehamilan primi belum terdapat striae
albicans. (Sinopsis Obstetri Fisiologi jilid 1, hal : 46)

2. Umur Kehamilan 36 minggu


DS : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 14-01-2015
99

DO :
- HPHT : 14 – 01 – 2015
- TP : 21– 10 – 2015
- Tanggal pengkajian : 24 – 09 – 2015
Analisa dan interpretasi data
- Menurut rumus Neagle, bahwa dari HPHT tanggal 14–01–2015sampai
tanggal pengkajian 24 – 09 – 2015 , maka diperoleh umur kehamilan 36
minggu 1 hari. (Perawatan Ibu Hamil, Fitramaya)

3. Intra Uterine
DS : Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil
DO :
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Tidak ada nyeri tekan pada abdomen saat palpasi
Analisa dan interpretasi data
- Tidak adanya nyeri tekan pada abdomen serta ibu tidak pernah merasakan
nyeri perut hebat selama hamil, menunjukkan bahwa janin tumbuh dan
berkembang didalam uterus tepatnya dicavum uteri. (Obstetri Fisiologi
Padjajaran, hal : 96)
- Kehamilan intra uterine sejak hamil muda sudah dapat dipastikan, terlihat dari
pembesaran perut sesuai umur kehamilan. (Ilmu kandungan, Penyakit
kandungan dan KB. Manuaba, hal : 55)

4. Situs Memanjang
DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat terutama disebelah kanan
perut ibu
DO : Palpasi :
- Leopold I : TFU 32 cm, teraba bokong
100

- Leopold II : punggung kiri


- Leopold III : kepala
Analisa dan interpretasi data
- Pada Leopold I, teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong, dan pada
Leopold II teraba seperti papan lebar dan keras, menandakan punggung yang
teraba disebelah kanan perut ibu, sedangkan pada Leopold III teraba bulat,
keras, melenting yaitu kepala, yang menunjukkan situs memanjang.
(Sinopsis Obstetri Jilid I, hal : 351)
- Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu, misalnya
situs memanjang adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang
ibu, terdapat pada letak kepala atau letak bokong. (Ilmu Kebidanan, hal : 207).

5. Janin Tunggal
DS :
- Tidak ada riwayat kehamilan kembar dalam keluarga
- Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat disebelah kiri perut ibu
DO :Palpasi
- Leopold I : TFU 32 cm, teraba bokong
- Leopold II : punggung kiri
- Leopold III : kepala
- Leopold IV : divergen (2/5)
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Djj terdengar pada satu titik yaitu pada kuadran kanan bawah abdomen ibu
dengan frekuensi 140 x/menit.
Analisa dan Interpretasi Data
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, saat palpasi abdomen teraba 1
kepala, 1 punggung, dan pergerakan janin pada 1 sisi, DJJ terdengar pada 1
titik, yang menandakan janin tunggal. (Sinopsis obstetric jilid I, hal : 259)
101

6. Janin Hidup
DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat terutama disebelah kanan perut
ibu
DO :
- Pada palpasi teraba pergerakan janin
- Djj terdengar kuat, jelas, dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu
dengan frekuensi 140 x/menit
Analisa dan interpretasi data
- Pergerakan janin dapat teraba saat palpasi dan terdengarnya DJJ normal dan
teratur dengan frekuensi antara 120 – 160 x/menit, yang menandakan janin
dalam keadaan hidup. (Obstetri fisiologi padjajaran, hal : 172)
7. Presentase kepala
DS :
DO : pada saat melakukan palpasi Leopold III teraba kepala.
Analisa dan interpretasi data
Leopold III untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah uterus
(Obstetri fisiologi padjajaran, hal : 172)

8. Keadaan janin baik


DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat dan aktif disebelah kiri perut
ibu.
DO : DJJ Terdengar jelas,kuat dan teratur pada kuadran kiri bawah perut Ibu
dengan frekuensi 140 x/menit
Analisa dan Interpretasi Data
- Adanya pergerakan janin yang kuat, menandakan janin dalam keadaan baik
102

- DJJ terdengar kuat, jelas, dan teratur dengan frekuensi antara 120 – 160
x/menit, menandakan janin dalam keadaan baik. (Obstetri fisiologi padjajaran,
hal : 170)
9. Keadaan ibu baik
DS : Ibu mengatakaan tidak pernah menderita penyakit sistemik dan
penyakit serius selama hamil.
DO :
- KU : Baik
- TTV  TD : 120/60 mmHg S : 36,50 C
N : 80 x/i P : 20 x/i

- Tidak ada oedema pada wajah dan tungkai


- Tidak ada riwayat penyakit asma, jantung, hipertensi dan DM
Analisa dan Interpretasi Data
- Tanda-tanda vital dalam batas normal dan ibu tidak pernah menderita
penyakit sistemik dan penyakit serius lainnya, menandakan ibu dalam
keadaan baik.
- Tidak oedema pada wajah dan tungkai menandakan tidak ada gangguan pada
ibu. (Sinopsis obstetric padjajaran, Hal : 197)

10. Inpartu kala I fase aktif


DS : Ibu mengeluh sakit perut tembus belakang disertai pelepasan lendir
dan darah
DO :
- Kontraksi Uterus 3 x 10 menit durasi 30 detik
- VT I, tanggal 24 September 2015 pukul 02.00 wita
Vulva / vagina : tidak ada kelainan
Portio : lunak tipis
103

Pembukaan : 4 cm
Ketuban : (+)
Presentasi : kepala
Moulage : tidak ada
Penumbungan : tidak ada
Penurunan : hodge I
Kesan panggul : normal
Pelepasan : lendir dan darah
Analisa dan Interpretasi Data
- Kontraksi uterus disebabkan karena adanya penurunan progesterone dan
peningkatan esterogen sehingga menimbulkan peningkatan oxytocin dan
prostaglandin dalam sel-sel otot uterus sehingga menimbulkan kontraksi
uterus. (Sinopsis obstetric jilid I, hal : 94)
- Kontraksi rahim menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan
dapat menjalar ke arah paha. (Manuaba, hal : 162)
- Kontraksi uterus akan meningkat irama dan keteraturannya pada awal inpartu
dan biasanya akan bertambah lama dan kuat serta frekuensi meningkat dengan
berjalannya waktu. (Ilmu kebidanan, hal : 165)
- Dari hasil VT, terjadi pembukaan 4 cm yang disebabkan karena adanya
kontraksi, sehingga portio akan terjadi pembukaan. Jika terjadi pembukaan 4
– 10 cm, menunjukkan inpartu kala I fase aktif. (Sinopsis obstetric jilid I, hal :
94)

III. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial

IV. TINDAKAN SEGERA


Pemasangan infuse RL 500 cc
104

V. RENCANA TINDAKAN
Tujuan :
- Kala I berlangsung normal
- Ibu mendapatkan dukungan fisik dan psikologis dari keluargaa dan petugas
- Keadaan ibu dan janin baik
- Ibu dapat beradaptasi terhadap keadaannya

Kriteria keberhasilan:

- Kala I fase aktif berlangsung ± 6 jam


- Pembukaan 10 cm terjadi pada pukul 07.15 wita
- Penurunan kepala pada Hodge IV ( 0/5 ) terjadi pada pukul 07.15 wita
- Kontraksi uterus adekuat : 5 x 10 menit durasi 50 – 55 detik
- Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
- TTV dalam batas normal :
TD : Sistolik (90 – 130) mmHg, Diastolik (60 – 90) mmHg
N : 60 – 90 x/menit
S : 36,5 – 37,5° C
P : 16 – 24 x/menit
- DJJ dalam batas normal : 120 – 160 x/menit
- Ibu tenang dan dapaat menerima keadaannya
INTERVENSI
Tanggal 24 September 2015
1. Kaji tingkat nyeri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh ibu dan
memudahkan dalam tindakan selanjutnya.
2. Jelaskan penyebab nyeri
Rasional : Agar ibu dapat mengerti dan memahami rasa nyeri yang
dirasakan sehingga dapat beradaptasi.
105

3. Anjurkan ibu untuk berkemih sesering mungkin


Rasional : Kandung kemih yang penuh dapat menekan majunya kepala
dan juga dapat memberikan perasaan tidak nyaman.
4. Observasi tekanan darah dan suhu tiap 4 jam, dan nadi setiap 30 menit
Rasional : Dengan mengobservasi TTV maka dapat diketahui kaedaan
umum ibu.
5. Observasi His dan DJJ setiap 30 menit
Rasional : Untuk mengetahui kemajuan persalinan dan keadaan janin.
6. Lakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
Rasional : Untuk mencegah kuman pathogen masuk kedalam jalan lahir
7. Lakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam atau bila ada indikasi
Rasional : Untuk mengetahui kemajuan persalinan.
8. Ajarkan ibu untuk melakukan tekhnik relaksasi yaitu menarik nafas lewat
hidung dan mengeluarkan lewat mulut
Rasional : Tehnik relaksasi memberikan rasa nyaman pada ibu karena
dapat mengurangi rasa nyeri.
9. Anjurkan ibu miring kiri dan kanan
Rasional : Untuk memperlancar suplai oksigen ke janin.
10. Beri ibu intake cairan dan nutrisi
Rasional : Dengan intake yang adekuat dapat memberikan energi bagi ibu
agar ibu mempunyai kekuatan selama proses persalinan
11. Beri dukungan emosional
Rasional : Dapat mengurangi ketegangan ibu dan ibu lebih semangat
dalam menjalani proses persalinan.
12. Anjurkan Ibu untuk senantiasa berdo’a kepada Tuhan
Rasional : Berdo’a kepada Tuhan dapat menjadikan ibu lebih sabar dan
ikhlas.
13. Isi partograf
106

Rasional : Partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan


persalinan.

VI. PELAKSANAAN

Tanggal 24 September 2015


1. (pukul 06.00) Mengkaji tingkat nyeri
2. (pukul 06.02) Menjelaskan penyebab nyeri
3. (pukul 06.03) Menganjurkan Ibu untuk berkemih sesering mungkin
4. (pukul 06.10) Mengobservasi TD tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam,dan nadi setiap
30 menit
5. (pukul 06.40) Mengobservasi His dan Djj setiap 30 menit
6. (pukul 06.50) Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
7. (pukul 06.55) Melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam atau bila ada
indikasi
8. (pukul 07.00) Mengajarkan ibu untuk melakukan tekhnik relaksasi yaitu
dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan mengeluarkan lewat mulut
9. (pukul 07.05) Menganjurkan ibu miring kiri dan kanan
10. (pukul 07.07) Memberi Ibu intake cairan dan nutrisi
11. (pukul 07.08) Memberi dukungan emosional
12. (pukul 07.09) Menganjurkan Ibu untuk senantiasa berdo’a kepada Tuhan
YME
13. (pukul 08.00) Catat hasil observasi ibu selama proses persalinan pada
partograf
107

VII. EVALUASI

Tanggal 24 September 2015, jam 07.30 wita


1. Kala I fase aktif berlangsung normal yaitu jam 07.15 wita pembukaan lengkap
(berlangsung + 6 jam).
2. Amniotomi jam 07.15 menggunakan setengah koher
3. Penurunan kepala hodge IV terjadi pukul 07.15 wita.
4. Keadaan umum ibu baik dengan TTV :
TD : 120/60 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,50 C
P : 20 x/i
4. Keadaan janin baik dengan DJJ 140 x/menit.
5. Kontraksi uterus 5 x 10 menit dengan durasi 50 detik.
6. Ibu dapat beradaptasi terhadap nyeri.
7. Ibu dapat bekerjasama dalam setiap asuhan yang diberikan.
8. Ibu telah mendapatkan dukungan fisik dan psikologi.
9. Partograf telah terisi
108

PENDOKUMENTASIAN
(SOAP KALA I)

No. Medrec :xx xx xx xx


Tgl masuk : 24 September 2015, jam 02.00 wita
Tgl pengkajian : 24 September 2015, jam 08.00 wita
Nama pengkaji : Lisnawati

IDENTITAS Istri Suami


Nama : Ny. W / Tn. L
Umur : 33 tahun / 35 tahun
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Swasta
Agama : Islam / Islam
Suku/bangsa : Muna/Indonesia/ Muna/Indonesia
Alamat : Jl. Chairil Anwar Lr. Pura
Lama menikah : 4 Tahun

Data Subyektif :

1. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama


2. Umur kehamilan sekarang sudah 9 bulan
3. Hari pertama haid terakhir tanggal 14 Januari 2015
4. Pergerakan janin mulai dirasakan sejak umur kehamilan 4 bulan sampai sekarang
5. Pergerakan janin dirasakan terutama di sebelah kiri perut ibu
6. Ibu mengeluh sakit perut tembus belakang disertai pelepasan lendir sejak tanggal
23 September 2012 jam 22.00 wita
7. Terakhir makan yaitu pukul 18.00 wita
8. Terakhir BAKyaitu pukul 01.45 wita
109

Data obyektif :

1. GII PI A0
2. TP : 21 – 10 – 2015
3. Keadaan umum ibu baik
4. Kesadaran Composmentis
5. TTV  TD : 120/60 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,50 C
P : 20 x/i
6. Tidak ada oedema pada wajah
7. Mata, konjungtiva merah muda dan sclera putih
8. Leher, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis
9. Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi pada
areola mammae, tidak ada massa dan nyeri tekan, colostrum (+)
10. Abdomen, pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tonus otot perut tampak
tegang, tampak striae livide dan linea nigra, tidak ada bekas operasi
11. Palpasi abdomen
- Leopold I : TFU 32 cm, teraba bokong
- Leopold II : puki
- Leopold III : kepala
- Leopold IV : kepala sudah masuk PAP
12. LP : 92 cm, TBJ : 32 x 92 = 2944 gram
13. Tidak ada nyeri tekan saat palpasi abdomen
14. His : 3 x 10 menit, durasi 25 detik
15. DJJ : 140 x/menit
16. VT I, tanggal 24 September 2015, jam 02.00 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
110

- Portio : lunak tipis


- Pembukaan : 4 cm
- Ketuban : (+)
- Presentasi : kepala
- Moulage : tidak ada
- Penumbungan : tidak ada
- Penurunan : hodge I
- Kesan panggul : normal
- Pelepasan : lendir dan darah

Assesment :

Diagnosa : GII PI AO, Umur Kehamilan 36 Minggu, Situs Memanjang, Intra


Uterine, Janin Tunggal, Janin Hidup, presentasi kepala, Keadaan janin
baik, Keadaan ibu baik dengan Inpartu kala I fase aktif.

Diagnosa masalah Potensial : -

Planning (P)

Tanggal 26 Maret 2012, jam 06.10 wita


1. (pukul 06.00) Mengkaji tingkat nyeri
Hasil : Nyeri tingkat sedang
2. (pukul 06.02) Menjelaskan penyebab nyeri
Hasil : Ibu mengerti serta dapat beradaptasi dengan nyeri
3. (pukul 06.03) Menganjurkan Ibu untuk berkemih sesering mungkin
Hasil : Ibu terakhir BAK jam 01.40 wita di kamar mandi
4. (pukul 06.10) Mengobservasi TD dan suhu tiap 4 jam, ,dan nadi setiap 30 menit
Jam 06.00 wita : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/i
111

S : 36,50 C
5. Mengobservasi His dan Djj setiap 30 menit
Hasil :
a. Jam 06.15 wita : His : 5 x 10 menit dengan durasi 50 detik, DJJ : 137 x/i
b. Jam 06.45 wita : His : 5 x 10 menit dengan durasi 50 detik, DJJ : 138 x/i
6. (pukul 02.00 & 06.00) Melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam atau bila ada
indikasi
Hasil :
a. VT I, tanggal 24 September 2015, jam 02.00 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
- Portio : lunak tipis
- Pembukaan : 4 cm
- Ketuban : (+)
- Presentasi : kepala
- Moulage : tidak ada
- Penumbungan : tidak ada
- Penurunan : hodge I
- Kesan panggul : normal
- Pelepasan : lendir dan darah
b. VT II, tanggal 24 September 2015, jam 06.00 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
- Portio : lunak tipis
- Pembukaan : 9 cm
- Ketuban : (+)
- Presentasi : kepala
- Moulage : tidak ada
- Penumbungan : tidak ada
- Penurunan : hodge IV
- Kesan panggul : normal
112

- Pelepasan : lendir dan darah


c. VT III, tanggal 24 September 2015, jam 07.12 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
- Portio : tipis
- Pembukaan : 10 cm
- Ketuban : (–)
- Presentasi : kepala
- Moulage : tidak ada
- Penumbungan : tidak ada
- Penurunan : hodge IV
- Kesan panggul : normal
- Pelepasan : ketuban
8. Mengajarkan ibu untuk melakukan tekhnik relaksasi yaitu dengan menarik
nafas panjang lewat hidung dan mengeluarkan lewat mulut
Hasil : Ibu mengerti dan dapat melakukannya
9. Menganjurkan ibu miring kiri dan kanan
Hasil : Ibu bersedia melakukannya
10. Memasang infuse RL 500 cc
Hasil : telah dilakukan
11. Memberi dukungan moril
Hasil : Ibu lebih semangat karena dukungan yang telah diberikan
12. Menganjurkan Ibu untuk senantiasa berdo’a kepada Tuhan YME
Hasil : Ibu bersedia melakukannya
13. Mengisi partograf
Hasil : Partograf telah terisi
113

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE FISIOLOGIS


PADA NY” W ” DENGAN INPARTU KALA II

II. DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


Diagnosa :
Perlangsungan kala II persalinan
Data dasar
DS :
- Ibu mengatakan ada tekanan pada anus
- Ibu merasa ingin BAB
- Ibu merasa sakitnya bertambah sering dan kuat
- Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk meneran
DO :

- Kontraksi uterus 5 x 10 menit durasi 50 detik


- DJJ : 138 x/menit
- Tampak perineum menonjol, vulva terbuka, dan tekanan pada anus
- Tampak ibu ingin meneran

III. DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial

IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak dilakukan tindakan segera/kolaborasi
V. RENCANA ASUHAN
A. Tujuan :
- Kala II berlangsung normal
- Ibu mendapatkan dukungan fisik dan psikologis dari keluargaa dan
petugas
- Keadaan ibu dan janin baik
114

B. Kriteria keberhasilan
- Pembukaan lengkap 10 cm terjadi pada pukul 07.15
- Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
- Ibu merasakan tekanan pada anusnya
- Perineum menonjol
- Vulva dan vagina membuka
- Kepala bayi Nampak didepan vulva

Intervensi

Tanggal 24 September 2015, jam 07.00 wita

1. Lihat tanda dan gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan anus, perineum
menonjol, dan vulva terbuka
Rasional : memastikan apakah ibu sudah siap untuk dipimpin persalinannya
2. Siapkan diri dan perlengkapan alat partus
Rasional : agar bidan dapat dengan mudah mengambil alat yang diperlukan
3. Pakai celemek dan masker
Rasional : sebagai alat pencegahan infeksi
4. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian keringkan dengan
handuk bersih
Rasional : untuk pencegahan infeksi
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
Rasional : Sebagai alat PI
6. Isi spoid dengan oxytocin 10 IU dengan menggunakan tehnik satu tangan
Rasional : Sebagai persiapan untuk MAK III
7. Lakukan vulva hygiene dengan menggunakan kapas DTT
Rasional : agar Vulva terhindar dari bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
8. Lakukan pemeriksaan dalam
Rasional : untuk memastikan pembukaan lengkap
115

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung tangan kedalam


larutan clorin 0,5 % secara terbalik selama ± 10 menit.
Rasional : untuk menghilangkan bakteri pathogen pada sarung tangan
10. Dengarkan DJJ saat tidak his.
Rasional : untuk memastikan janin dalam keadaan baik
11. Beritahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik.
Rasional : agar ibu dapat tenang dan dapat menjalani persalinannya dengan
baik.
12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran dengan cara
mengatur posisi ibu setengah duduk dengan tangan lurus dan memegang paha
bagian luar
Rasional : agar ibu nyaman dalam menjalani proses persalinan
13. Pimpinan persalinan saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
Rasional : dengan meneran yang baik dapat meminimalisir robekan perineum
14. Pasang handuk bersih diatas perut ibu pada saat kepala bayi membuka vulvaa
Rasional : sebagai tempat mengeringkan bayi setelah lahir
15. Ambil doek steril dan lipat ⅓ bagian dan diletakkan dibawah bokong ibu
Rasional : sebagai alas bokong ibu sehingga cairan ketuban, lender, dan darah
tidak berhamburan
16. Buka tutup partus set
Rasional : persiapan bidan dan mengecek kembali kelengkapan alat
17. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Rasional : sebagai aat PI
18. Pimpin persalinan, sokong perineum dan tahan puncak kepala
Rasional : mencegah terjadinya rupture perineum dan deflksi kepala yang
terlalu cepat
19. Periksa lilitan tali pusat setelah kepala lahir
116

Rasional : untuk memastikan tidak ada lilitan tali pusat yang dapat
menyebabkan tertariknya tali pusat dan plasenta
20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
Rasional : agar bayi dapat menyesuaikan kepala dengan arah punggungnya
21. Lahirkan bahu depan dan belakang dengan tehnik biparietas
Rasional : agar bahu bayi dapat lahir dan mencegah terjadiya distosia pada
bahu
22. Lahirkan badan bayi dan sanggah tubuh bayi
Rasional : menahan tubuh bayi
23. Lahirkan seluruh badan bayi dengan menyusuri punggung, bokong, dan tungkai
Rasional : mencegah rupture pada uretra
24. Nilai bayi dengan segera dengan meletakkan bayi diatas perut ibu
Rasional : memastikan tidak terjadi gawat janin
25. Keringkan badan bayi dan membungkus bayi dengan selimut bersih dan kering
Rasional : mencegah terjadinya hipotermia
26. cek tinggi fundus uteri (TFU)
Rasional : memastikan bayi tunggal
27. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oxytocin 10 IU/IM
Rasional : agar ibu tidak kaget saat disuntik
28. Suntikkan oxytocin 10 IU /IM pada ⅓ bagian paha luar
Rasional : agar kontraksi uterus baik
29. Jepit tali pusat ± 2 – 3 cm dari umbilicus dengan klem pertama dan kemudian
lakukan pengurutan tali pusat kearah vulva ibu, lalu klem dengan jarak ± 2 – 3
cm dari klem pertama
Rasional : untuk menghnetikan hubungan plasenta antara bayi dan ibu
30. Potong tali pusat diantara kedua klem dengan gunting tali pusat
Rasional : dengan dipotongnya tali pusat maka bayi sudah harus bisa hidup
diluar kandungan
31. Ikat tali pusat dan dan lepaskan klem
117

Rasional : agar tali pusat tidak mengeluarka darah


32. Berikan bayi kepada ibunya untuk disusui (IMD) dengan ditengkurapkan di dada
ibu
Rasional : untuk menjalin hubungan kasih saying antar ibu dan anak
33. Selimuti bayi dan ibu dengan menggunakan selimut kering dan bersih
Rasional : agar Bayi dan ibu terhindar dari hipotermia

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 24 september 2015
1. (pukul 07.00) Melihat tanda dan gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan
anus, perineum menonjol, dan vulva terbuka
2. (pukul 07.05) Menyiapkan diri dan perlengkapan alat partus
3. (pukul 07.06) Memakai celemek dan masker
4. (pukul 07.07)Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian
keringkan dengan handuk bersih
5. (pukul 07.08)Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam
6. (pukul 07.09)Mengisi spoid dengan oxytocin 10 IU dengan menggunakan tehnik
satu tangan
7. (07.10)Melakukan vulva hygiene dengan menggunakan kapas DTT
8. (pukul 07.11)Melakukan pemeriksaan dalam
9. (pukul 07.12)Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung
tangan kedalam larutan clorin 0,5 % secara terbalik selama ± 10 menit.
10. (pukul 07.13)Mendengarkan DJJ saat tidak his.
11. (pukul 07.13)Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik.
12. (pukul 07.14)Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran dengan cara mengatur posisi ibu setengah duduk dengan tangan lurus
dan memegang paha bagian luar
118

13. (pukul 07.15)Memimpinan persalinan saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk
meneran
14. (pukul 07.16)Memasang handuk bersih diatas perut ibu pada saat kepala bayi
membuka vulvaa
15. (pukul 07.17)Mengambil doek steril dan lipat ⅓ bagian dan diletakkan dibawah
bokong ibu
16. (pukul 07.15)Membuka tutup partus set
17. (pukul 07.16)Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18. (pukul 07.18)Memimpin persalinan, sokong perineum dan tahan puncak kepala
19. (pukul 07.19)Memeriksa lilitan tali pusat etelah kepala lahir
20. (pukul 07.20)Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
21. (pukul 07.21)Melahirkan bahu depan dan belakang dengan tehnik biparietas
22. (pukul 07.22)Melahirkan badan bayi dan sanggah tubuh bayi
23. (pukul 07.23)Melahirkan seluruh badan bayi dengan menyusuri punggung,
bokong, dan tungkai
24. (pukul 07.24)Menilai bayi dengan segera dengan meletakkan bayi diatas perut ibu
25. (pukul 07.25)Mengeringkan badan bayi dan membungkus bayi dengan selimut
bersih dan kering
26. (pukul 07.26)Mengecek tinggi fundus uteri (TFU)
27. (pukul 07.27)Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oxytocin 10 IU/IM
28. (pukul 07.28)Menyuntikkan oxytocin 10 IU /IM pada ⅓ bagian paha luar
29. (pukul 07.29)Menjepit tali pusat ± 2 – 3 cm dari umbilicus dengan klem pertama
dan kemudian lakukan pengurutan tali pusat kearah vulva ibu, lalu klem dengan
jarak ± 2 – 3 cm dari klem pertama
30. (pukul 07.30)Memotong tali pusat diantara kedua klem dengan gunting tali pusat
31. (pukul 07.31)Mengikat tali pusat dan dan lepaskan klem
32. (pukul 07.32)Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui (IMD) dengan
ditengkurapkan di dada ibu
119

33. (pukul 07.33)Menyelimuti bayi dan ibu dengan menggunakan selimut kering dan
bersih

VII. EVALUASI

Tanggal 24 september 2015

1. Bayi lahir spontan LBK, Laki-laki langsung menangis


2. Apgar score 8/9
3. Bayi diletakkan pada ibunya
4. Bayi telah diberi kehangatan
5. Kondisi ibu dan bayi baik
120

PENDOKUMENTASIAN
( S O A P K AL A II )

DATA SUBJEKTIF (S)


1. Ibu mengatakan ada tekanan pada anus
2. Ibu merasa ingin BAB
3. Ibu merasa sakitnya bertambah sering dan kuat
4. Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk meneran

DATA OBJEKTIF (O)


- Kontraksi uterus 5 x 10 menit durasi 50 detik
- DJJ : 138 x/menit
- Tampak perineum menonjol, vulva terbuka, dan tekanan pada anus
- Tampak ibu ingin meneran
- VT III, tanggal 24 September 2015 jam 07.12 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
- Portio : tidak teraba
- Pembukaan : 10 cm
- Ketuban : (-)
- Presentasi : kepala
- Moulage : tidak ada
- Penumbungan : tidak ada
- Penurunan : hodge IV
- Kesan panggul : normal
- Pelepasan : lendir dan darah

ASSESMENT (A)
Diagnosa : Perlangsungan kala II persalinan
121

PLANNING (P)
Tanggal 26 Maret 2012, jam 07.00 wita
1. (pukul 07.00) Melihat tanda dan gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan
anus, perineum menonjol, dan vulva terbuka
Hasil : Tampak dorongan kuat untuk meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, dan vulva terbuka
2. (pukul 07.05) Menyiapkan diri dan perlengkapan alat partus
Hasil : Persiapan diri dan perlengkapan alat partus telah siap
3. (pukul 07.06) Memakai celemek dan masker
Hasil : Celemek dan masker telah terpasang
4. (pukul 07.07)Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian
keringkan dengan handuk bersih
Hasil : Tangan dalam keadaan bersih dan kering
5. (pukul 07.08)Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam
Hasil : Tangan kanan telah menggunakan sarung tangan DTT
6. (pukul 07.09)Mengisi spoid dengan oxytocin 10 IU dengan menggunakan tehnik
satu tangan
Hasil : Spoid telah terisi oxytocin 10 IU dan siap pakai
7. (07.10)Melakukan vulva hygiene dengan menggunakan kapas DTT
Hasil : Vulva telah dibersihkan
8. Melakukan pemeriksaan dalam
Hasil : VT III, tanggal 24 September 2015, jam 07.11 wita
- Vulva / vagina : tidak ada kelainan
- Portio : tidak teraba
- Pembukaan : 10 cm
- Ketuban : (–)
- Presentasi : kepala
- Moulage : tidak ada
122

- Penumbungan : tidak ada


- Penurunan : hodge IV
- Kesan panggul : normal
- Pelepasan : lendir dan darah
9. (pukul 07.12)Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung
tangan kedalam larutan clorin 0,5 % secara terbalik selama ± 10 menit.
Hasil : Sarung tangan telah terendam larutan clorin 0,5 %
10. (pukul 07.13)Mendengarkan DJJ saat tidak his.
Hasil : DJJ (+) 132 x/menit
11. (pukul 07.13)Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik.
Hasil : Ibu mengerti dan tidak merasa cemas
12. (pukul 07.14)Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran dengan cara mengatur posisi ibu setengah duduk dengan tangan lurus
dan memegang paha bagian luar
Hasil : Ibu dalam keadaan setengah duduk dengan tangan memegang paha
bagian luar
13. (pukul 07.15)Memimpinan persalinan saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk
meneran
Hasil : Ibu meneran dengan baik saat ada his, dan beristirahat saat tidak ada
his
14. (pukul 07.16)Memasang handuk bersih diatas perut ibu pada saat kepala bayi
membuka vulvaa
Hasil : Handuk bersih telah terpasang diatas perut ibu
15. (pukul 07.17)Mengambil doek steril dan lipat ⅓ bagian dan diletakkan dibawah
bokong ibu
Hasil : Doek telah siap dibawah bokong ibu
16. (pukul 07.17)Membuka tutup partus set
Hasil : Partus set telah terbuka
123

17. (pukul 07.18)Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan


Hasil : Sarung tangan telah terpasang
18. (pukul 07.18)Memimpin persalinan, sokong perineum dan tahan puncak kepala
Hasil : Tangan kanan menyokong perineum dan tangan kiri menahan puncak
kepala
19. (pukul 07.19)Memeriksa lilitan tali pusat etelah kepala lahir
Hasil : Tidak terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi
20. (pukul 07.20)Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
Hasil : Kepala bayi telah mengarah ke paha kiri ibu
21. (pukul 07.21)Melahirkan bahu depan dan belakang dengan tehnik biparietas
Hasil : Bahu depan dan belakang telah lahir
22. (pukul 07.22)Melahirkan badan bayi dan sanggah tubuh bayi
Hasil : Badan bayi lahir dengan spontan saat dilakukan penyanggahan
23. (pukul 07.23)Melahirkan seluruh badan bayi dengan menyusuri punggung,
bokong, dan tungkai
Hasil : Bayi lahir spontan tanggal 24 September 2015, jam 07.23 wita dengan
jenis kelamin perempuan
24. (pukul 07.24)Menilai bayi dengan segera dengan meletakkan bayi diatas perut ibu
Hasil : Bayi telah berada diatas perut ibu, dengan nilai apgar score (A/S) 8/10
25. (pukul 07.25)Mengeringkan badan bayi dan membungkus bayi dengan selimut
bersih dan kering
Hasil : Bayi telah kering dan terbungkus selimut
26. (pukul 07.26)Mengecek tinggi fundus uteri (TFU)
Hasil : TFU setinggi pusat
27. (pukul 07.27)Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oxytocin 10 IU/IM
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia disuntik
28. (pukul 07.28)Menyuntikkan oxytocin 10 IU /IM pada ⅓ bagian paha luar
Hasil : Ibu sudah mendapat suntikan oxytocin
124

29. (pukul 07.29)Menjepit tali pusat ± 2 – 3 cm dari umbilicus dengan klem pertama
dan kemudian lakukan pengurutan tali pusat kearah vulva ibu, lalu klem dengan
jarak ± 2 – 3 cm dari klem pertama
Hasil : Klem telah terpasang
30. (pukul 07.30)Memotong tali pusat diantara kedua klem dengan gunting tali pusat
Hasil : Tali pusat telah terpotong
31. (pukul 07.31)Mengikat tali pusat dan dan lepaskan klem
Hasil : Tali pusat dalam keadaan terikat
32. (pukul 07.32)Memberikan bayi kepada ibunya untuk disusui (IMD) dengan
ditengkurapkan di dada ibu
Hasil : Bayi dalam keadaan tengkurap di dada ibu
33. (pukul 07.33)Menyelimuti bayi dan ibu dengan menggunakan selimut kering dan
bersih
Hasil : Bayi dan ibu dalam keadaan tertutup selimut
125

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE FISIOLOGIS


PADA NY” W ” DENGAN INPARTU KALA III

II. DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


Diagnosa :
Perlangsungan kala III persalinan
Data dasar
DS:
- Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
- Ibu mengeluh sakit perut bagian bawah

DO :

- Bayi lahir spontan PBK tanggal 24 September 2015 jam 07.23 wita
- Bayi lahir langsung menangis dengan jenis kelamin laki-laki
- Bayi lahir dengan APGAR SCORE 8/9
- TFU setinggi pusat
- Kala II berlangsung ± 5 menit
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
- Tali pusat bertambah panjang dan ada semburan darah
- Kandung kemih kosong.
III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak ada yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial
IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak dilakukan tindakan segera /kolaborasi
V. RENCANA ASUHAN
A. Tujuan
1. Kala III berlangsung normal
2. Plasenta lahir lengkap beserta selaput ketuban
3. Kontraksi uterus baik
126

B. Kriteria Keberhasilan
1. Uterus teraba keras dan bundar
2. TFU setinggi pusat
3. Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta

Intervensi

Tanggal 24 september 2015


34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak ± 5 – 10 cm dari vulva
Rasional : agar dapat dengan mudah mengontrol pelepasan plasenta
35. Letakkan tangan kiri diatas supsis untuk untuk menahan bagian bawah uterus dan
tangan kanan memegang klem pada tali pusat
Rasional : memastikan kontraksi uterus baik
36. Regangkan tali pusat dengan tangan kanan kearah bawah dan tangan kiri
mendorong uterus ke arah dorso cranial
Rasional : mongontrol pelepasan plasenta dan mencegah uterus keluar melalui
jalan lahir
37. Minta ibu untuk meneran saat terlihat tanda–tanda terlepasnya plasenta, kemudian
menarik tali pusat dengan lembut kebawah lalu keatas sesuai kurva jalan lahir
Rasional : mempermudah lahirnya plasenta
38. Jemput Plasenta dan memutar searah jarum jam
Rasional : agar plasenta dan selaput ketuban terpilin semua dan mencegah
terjadinya perdarahan
39. Lakukan massase uterus
Rasional : agar uterus berkontraksi dengan baik
40. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
Rasional : mencegah kemungkinan tertinggalnya selaput plasenta dan ketuban
127

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 24 september 2015
34. (pukul 07.35)Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak ± 5 – 10 cm dari
vulva
35. (pukul 07.36)Meletakkan tangan kiri diatas supsis untuk untuk menahan bagian
bawah uterus dan tangan kanan memegang klem pada tali pusat
36. (pukul 07.37)Meregangkan tali pusat dengan tangan kanan kearah bawah dan
tangan kiri mendorong uterus ke arah dorso cranial
37. (pukul 07.38)Meminta ibu untuk meneran saat terlihat tanda–tanda terlepasnya
plasenta, kemudian menarik tali pusat dengan lembut kebawah lalu keatas sesuai
kurva jalan lahir
38. (pukul 07.40)Menjemput Plasenta dan memutar searah jarum jam
39. (pukul 07.41)Melakukan massase uterus
40. (pukul 07.42)Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban

VII. EVALUASI
Tanggal 24 september 2015
1. Plasenta lahir lengkap beserta selaput ketuban
2. Kontraksi uterus baik
128

PENDOKUMENTASIAN
( SOAP KALA III )

DATA SUBJEKTIF (S)


1. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
2. Ibu mengeluh sakit perut bagian bawah

DATA OBJEKTIF (O)


1. Bayi lahir spontan PBK tanggal 24 September 2015 jam 07.18 wita
2. Bayi lahir langsung menangis dengan jenis kelamin laki-laki
3. Bayi lahir dengan APGAR SCORE 8/9
4. TFU setinggi pusat
5. Kala II berlangsung ± 5 menit
6. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
7. Tali pusat bertambah panjang dan ada semburan darah
8. Kandung kemih kosong.

ASSESMENT (A)
Diagnosa : Perlangsungan Kala III persalinan

PLANNING (P)
Tanggal 24 September 2015
34. (pukul 07.35)Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak ± 5 – 10 cm dari
vulva
Hasil : Klem pada tali pusat berjarak ± 5 cm dari vulva
35. (pukul 07.36)Meletakkan tangan kiri diatas supsis untuk untuk menahan bagian
bawah uterus dan tangan kanan memegang klem pada tali pusat
129

Hasil : Tangan kiri menahan bagian bawah uterus dan tangan kanan
memegang klem
36. (pukul 07.37)Meregangkan tali pusat dengan tangan kanan kearah bawah dan
tangan kiri mendorong uterus ke arah dorso cranial
Hasil : Tali pusat diregangkan secara terkendali
37. (pukul 07.38)Meminta ibu untuk meneran saat terlihat tanda–tanda terlepasnya
plasenta, kemudian menarik tali pusat dengan lembut kebawah lalu keatas sesuai
kurva jalan lahir
Hasil : Tanda terlepasnya plasenta sudah terlihat, tali pusat bertambah
panjang, dan ada semburan darah
38. (pukul 07.40)Menjemput Plasenta dan memutar searah jarum jam
Hasil : Plasenta diputar searah jarum jam
39. (pukul 07.41)Melakukan massase uterus
Hasil : Massase telah dilakukan dan kontraksi uterus baik
40. (pukul 07.42)Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
Hasil : Plasenta dan selaput ketuban lahir jam 07.42 wita dengan lengkap
130

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE FISIOLOGIS


PADA NY” W ” DENGAN INPARTU KALA IV

II. DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


Diagnosa :
Perlangsungan kala IV persalinan
Data dasar
DS:
- Ibu merasa lelah
- Ibu masih merasa sakit perut bagian bawah

DO:

- Kontraksi uterus teraba keras dan bundar


- TFU 1 jbpst
- TTV  TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/I, S : 36,50 C,
P : 20 x/i
- Perdarahan ± 200 cc
- Plasenta lahir dengan lengkap jam 07.42 wita
- Kala III berlangsung ± 5 menit
- Ruptur perineum tingkat II
III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak ada yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial
IV. TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak dilakukan tindakan segera /kolaborasi
V. RENCANA ASUHAN
A. Tujuan
1. Kala IV berlangsung normal
2. Perdarahan normal (<500 cc)
B. Kriteria keberhasilan
131

1. TFU 1 Jari bawah pusat


2. Penjahitan rupture perineum
3. Plasenta lahir lengkap
C. Intervensi

Tanggal 24 September 2015

41. Periksa adanya robekan jalan lahir


Rasional : memastikan perdarahan yang terjadi di perineum dan menjahit
untuk menghentikan perdarahan
42. Periksa kembali uterus
Rasional : memastikan Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
43. cuci sarung tangan dengan larutan clorin 0,5 % kemudian larutan DTT
Rasional : menghilangkan bakteri patogen
44. Llakukan penimbangan BB dan ukur PB bayi serta pemberian Vit-K dan salep
mata
Rasional : untuk mengetahui BB dan PB bayi
45. Berikan imunisasi Hepatitis-B
Rasional : untuk mecegah bayi tertular Hep.B
46. Observasi kontraksi uterus tiap 15 menit pada jam pertama, dan tiap 30 menit
pada jam kedua
Rasional : Memastikan Kontraksi uterus baik
47. Ajarkan ibu dan keluarga cara massase uterus yang benar jika kontraksi uterus
tidak baik
Rasional : agar Ibu dan keluarga mengerti dan dapat melakukan massase
uterus
48. Periksa kembali bayi dan berikan bayi pada ibu ± 1 jam/ sampai bayi menyusi
Rasional : memastikan bayi dapat bernafas dengan baik dan tidak terjadi
masalah lain pada bayi
132

49. Evaluasi jumlah perdarahan tiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit
pada jam kedua
Rasional : memastikan tidak terjadi perdarahan yang abnormal
50. Observasi tanda-tanda vital tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit
pada jam kedua
Rasional : Memastikan TTV dalam batas normal
51. Bersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah
Rasional : untuk membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lender dan darah
52. Berikan ibu rasa nyaman dan beritahu keluarga untuk memberikan intake cairan
dan makanan
Rasional : memastikan ibu merasa nyaman dan mengembalikan tenaga ibu
dengan mengonsumsi makanan
53. Rendam semua peralataan dalam larutan clorin 0,5% selama ± 10 menit
Rasional : mendekontaminasi peralatan dari kuman
54. Buang semua bahan-bahan yang telah terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
Rasional : membersihkan semua sampah yang dapat menularkan infeksi
55. Dekontaminasi tempat tidur dengan larutan clorin 0,5%
Rasional : agar ibu merasa nyaman dengan tempat tidur yang bersih
56. Bersihkan sarung tangan, buka terbalik lalu rendam dalam larutan clorin 0,5%
Rasional : membersihkan sarungtangan sebagai pencegahan infeksi
57. cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, dan keringkan dengan handuk
Rasional : sebagai pencegahan infeksi
58. Lengkapi partograf
Rasional : sebagai bukti tindakan yang telah dilakukan

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 24 September 2015
41. (pukul 07.44) Memeriksa adanya robekan jalan lahir
133

42. (pukul 07.45) Memeriksa kembali uterus


43. (pukul 07.46)Mencuci sarung tangan dengan larutan clorin 0,5 % kemudian
larutan DTT
44. (pukul 07.47)Melakukan penimbangan BB dan ukur PB bayi serta pemberian
Vit-K dan salep mata
45. (pukul 07.55)Memerikan imunisasi Hepatitis-B
46. (pukul 07.56)Mengobservasi kontraksi uterus tiap 15 menit pada jam pertama,
dan tiap 30 menit pada jam kedua
47. (pukul 07.57)Mengajarkan ibu dan keluarga cara massase uterus yang benar jika
kontraksi uterus tidak baik
48. (pukul 07.58)Memeriksa kembali bayi dan berikan bayi pada ibu ± 1 jam/ sampai
bayi menyusi
49. (pukul 07.59)Mengevaluasi jumlah perdarahan tiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit pada jam kedua
50. (pukul 08.00)Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 15 menit pada jam pertama
dan tiap 30 menit pada jam kedua
51. (pukul 08.01)Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah
52. Memberikan ibu rasa nyaman dan beritahu keluarga untuk memberikan intake
cairan dan makanan
53. (pukul 08.02)Merendam semua peralataan dalam larutan clorin 0,5% selama ± 10
menit
54. (pukul 08.05)Membuang semua bahan-bahan yang telah terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai
55. (pukul 08.10)Mendekontaminasi tempat tidur dengan larutan clorin 0,5%
56. (pukul 08.11)Membersihkan sarung tangan, buka terbalik lalu rendam dalam
larutan clorin 0,5%
57. (pukul 08.12)Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, dan keringkan
dengan handuk
58. (pukul 08.30) Melengkapi partograf
134

VII. EVALUASI
Tanggal 24 september 2015
1. Perdarahan normal
2. Kondisi ibu dan dan bayi baik
3. Bayi mendapat ASI
4. Partograf telah terisi
135

PENDOKUMENTASIAN
( SOAP KALA IV )

DATA SUBJEKTIF (S)


1. Ibu merasa lelah
2. Ibu masih merasa sakit perut bagian bawah

DATA OBJEKTIF (O)


1. Kontraksi uterus teraba keras dan bundar
2. TFU 1 jbpst
3. TTV  TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,50 C
P : 20 x/i
4. Perdarahan ± 200 cc
5. Plasenta lahir dengan lengkap jam 07.42 wita
6. Kala III berlangsung ± 5 menit
7. Ruptur perineum tingkat II

ASSESMENT (A)
Diagnosa : Perlangsungan kala IV persalinan

PLANNING (P)
Tanggal 24 September 2015
41. (pukul 07.44) Memeriksa adanya robekan jalan lahir
Hasil : Terjadi rupture tingkat II, dilakukan penjahitan dengan tehnik jelujur
42. (pukul 07.45) Memeriksa kembali uterus
Hasil : Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
136

43. (pukul 07.46)Mencuci sarung tangan dengan larutan clorin 0,5 % kemudian
larutan DTT
Hasil : Sarung tangan telah dicuci
44. (pukul 07.47)Melakukan penimbangan BB dan ukur PB bayi serta pemberian Vit-
K dan salep mata
Hasil : BB : 3250 gram, PB : 49 cm, Vit-K disuntikkan pada paha kiri bayi
sebanyak 0,05 cc, dan telah diberikan salep mata
45. (pukul 07.55)Memerikan imunisasi Hepatitis-B
Hasil : Imunisasi Hepatitis-B belum diberikan
46. (pukul 07.56)Mengobservasi kontraksi uterus tiap 15 menit pada jam pertama,
dan tiap 30 menit pada jam kedua
Hasil : Kontraksi uterus baik
47. (pukul 07.57)Mengajarkan ibu dan keluarga cara massase uterus yang benar jika
kontraksi uterus tidak baik
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan dapat melakukan massase uterus
48. (pukul 07.58)Memeriksa kembali bayi dan berikan bayi pada ibu ± 1 jam/ sampai
bayi menyusi
Hasil : Bayi dalam keadaan baik dan masih menyusu pada ibu
49. (pukul 07.59)Mengevaluasi jumlah perdarahan tiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit pada jam kedua
Hasil : Jumlah perdarahan selama kala IV ± 150 cc
50. (pukul 08.00)Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 15 menit pada jam pertama
dan tiap 30 menit pada jam kedua
Hasil : TTV dalam batas normal
51. (pukul 08.01)Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah
Hasil : Ibu telah dibersihkan dengan larutan DTT
52. Memberikan ibu rasa nyaman dan beritahu keluarga untuk memberikan intake
cairan dan makanan
Hasil : Ibu merasa nyaman dan telah makan dan minum
137

53. (pukul 08.02)Merendam semua peralataan dalam larutan clorin 0,5% selama ± 10
menit
Hasil : Semua alat telah terendam
54. (pukul 08.05)Membuang semua bahan-bahan yang telah terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
Hasil : Semua sampah telah dibuang
55. (pukul 08.10)Mendekontaminasi tempat tidur dengan larutan clorin 0,5%
Hasil : Tempat tidur telah dibersihkan
56. (pukul 08.11)Membersihkan sarung tangan, buka terbalik lalu rendam dalam
larutan clorin 0,5%
Hasil : Sarung tangan telah di rendam
57. (pukul 08.12)Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, dan keringkan
dengan handuk
Hasil : Tangan telah bersih dan kering
58. (pukul 08.30) Melengkapi partograf
Hasil : Partograf telah terisi dengan lengkap

Waktu TD N S Kontraksi Kandung


Jam TFU Perdarahan
(wita) (mmHg) (x/i) (°C) uterus kemih
I 08.30 110/70 80 36,5 1 jbpst baik kosong ± 100 cc
08.45 110/70 80 36,5 1 jbpst baik kosong ± 20 cc
09.00 110/70 80 36,5 1 jbpst baik kosong ± 10 cc
09.15 110/70 80 36,5 1 jbpst baik kosong ± 10 cc
II 09.45 110/70 80 36,5 1 jbpst baik kosong ± 5 cc
10.15 110/70 80 36,5 1 jbpst baik kosong ± 5 cc

Tabel Hasil observasi kala IV


138

Pembahasan

Kasus : Nyeri perut tembus belakang


Berdasarkan kasus diatas yaitu nyeri perut tembus belakang, hal ini
merupakan hal yang normal pada ibu yang sedang menghadapi masa inpartu. Adanya
nyeri di perut atau disebut His atau kontraksi diakibatkan oleh pada akhir masa
kehamilan dan mendekati masa persalinan terdapat beberapa factor yang berperan.
Salah satunya diperkirakan adanya sinyal biomolekular dari janin yang ditrima otak
ibu akan akan memulai kaskade penurunan progesterone, estrogen, dan peningkatan
prostaglandin dan oksitosin sehingga terjadilah tanda-tanda persalinan (ilmu
kebidanan jilid empat. hal : 293, 2010)
139

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE (PNC) FISIOLOGIS


PADA NY”S” P1A0 DENGAN POST PARTUM HARI PERTAMA
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SITTI SAMSAH, SST
TANGGAL 01 OKTOBER 2015

No. Medrec :
Tgl. Masuk : 01-10-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 01-10-2015, pukul 11.15 wita
Diagnosa : Nyeri perut / After pains
Nama pengkaji : Lisnawati

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas
Nama : Ny. D / Tn. R
Umur : 25 tahun / 35 tahun
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Jawa / Muna
Alamat : Jl. Kh. Ahmad Dahlan

B. Data Biologis
1. Keluhan utama : ibu mengatakan nyeri pada bagian abdomen
2. Riwayat keluhan
a. Mulai timbul : setelah melahirkan tanggal 01-10-2015, pukul 10.50
WITA
b. Sifat keluhan : hilang timbul
c. Faktor pencetus : adanya kontraksi uterus dalam proses involusio uteri.
d. Keluhan yang mnyertai : tidak ada.
140

e. Usaha klien untuk mengatasi keluhan : istrahat dan berbaring


3. Riwayat obstetri
a. Riwayat haid
1.) Menarche : 14 tahun
2.) Siklus : 28-30 hari
3.) Lamanya : 5-6 hari
4.) Banyaknya : 3-4 pembalut/hari
5.) Keluhan : tidak ada
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
Ibu tidak memiliki riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalus
c. Riwayat persalinan sekarang
1. Ibu mengatakn melahirkan yang pertama kalinya dan tidak pernah
keguguran.
2. Ibu melahirkan tanggal 01-10-2015
3. Tempat bersalin : BPM Sitti Samsah, SST
4. Jenis persalinan : spontan, LBK
5. Apgar score :8/9
6. Jenis kelamin : perempuan
7. Plasenta : lahir utuh tgl 01-10-2015 pukul 10.50 WITA
8. Perdarahan : ± 200 cc
9. Rupture perineum : derajat 2
10. TFU : 2 jari bawah pusat.
11. Lama persalinan
Kala I : lamanya ± 7 jam
Kala II : lamanya ± 30 menit
Kala III : lamanya ± 5 menit
Kala IV : lamanya ± 2 jam
141

4. Riwayat Ginekologi
Ibu tidak mempunyai riwayat infertilitas, tumor, penyakit kandungan dan opersi
caesar.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya. Ibu
berniat menggunakan alkon suntik 3 bulan setelah melewati masa nifas.
6. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang
a. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan (diabetes,
hipertensi, jantung dll) maupun penyakit menular seperti IMS, TBC, hepatitis
B, HIV-AIDS, dll maupun penyakit lainnya.
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC,
Hep. B, HIV-AIDS, IMS) maupun penyakit keturunan (jantung, DM,
Hipertensi, dll).
7. Aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
- kebiasaan
1.) Frekuensi makan : 3x sehari
2.) Porsi : 1 piring
3.) Makanan kesukaan : nasi,ikan, sayur
4.) Alergi makanan : tidak ada
5.) Perubahan selama nifas : ibu sudah makan
6.) Frekuensi minum : 6-7 kelas perhari
7.) Minuman kesukaan : teh
- Perubahan selama nifas : ibu sudah minum dan makan 1 porsi makanan
dengan menu nasi, sayur, dan lauk dan pauk.
142

b. Pola eliminasi
1.) BAK
- kebiasaan
 Frekuensi : 3-4 kali sehari
 Warna : kuning jernih
 Bau : khas amoniak
- Perubahan selama nifas : ibu sudah BAK
2.) BAB
- kebiasaan
 Frekuensi : 1x/sehari
 Konsistensi : lunak
 Masalah : tidak ada
- Perubahan selama nifas : ibu belum BAB
8. Kebiasaan sehari-hari
Obat-obatan : tidak
Jamu : tidak
Alergi terhadap obat : tidak
Merokok : tidak
Minuman berakohol : tidak
NAPZA : tidak

9. Personal hygiene
a. Mandi 2-3 x sehari
b. Keramas 3x seminggu
c. Sikat gigi tiap mandi, sesudah makan dan sebelum tidur
d. Genetalia dan anus dibersihkan tiap kali mandi, sesudah BAK dan BAB
e. Pakaian diganti sehabis mandi
f. Pakaian dalam diganti tiap kali basah
143

g. Perubahan selama nifas : ibu sudah ganti pakaian


10. Pola istrahat/tidur:
a. Malam : ± 8 jam (pukul 21.00-05.00 WITA)
b. Siang : ± 1 jam (pukul 14.00-15.00 WITA)
c. Masalah : tidak ada
d. Perubahan selama nifas : ibu sudah tidur siang

C. Pengetahuan ibu nifas


- Ibu mengetahui pentingnya menyusui bayi
- Ibu mulai belajar menyusui bayinya
- Ibu mengatakn masa nifas berlangsung ± 40 hari dan merupakan masa
peralihan atau penyembuhan setelah melahirkan
D. Data psikososial
1. Lamanya menikah : ± 2 tahun
2. Suami ke :1
3. Istri ke :1
4. Bentuk dukungan suami : memenuhi kebutuhan ibu
5. Pengambilan keputusan : bersama keluarga
E. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
 Berat badan : 50 Kg
 Tinggi badan : 160 cm
 LILA : 25 cm
 Tanda-tanda vital
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi :80x/menit
144

 Suhu : 36,8 0 Celcius


 Pernapasan :20x/menit
2. Pemeriksaan khusus (fisik)
Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
a. Kepala
Inspeksi : rambut hitam, panjang, lurus, tidak berketombe, tidak rontok.
Palpasi : tidak ada benjolan
b. Wajah
Inspeksi : ekspresi tenang, tidak pucat
Palpasi : tidak teraba eodema
c. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, mata simetris
kiri dan kanan
d. Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, epitaksis maupun
sekret
e. Mulut
Inspeksi : bibir tampak lembab, tidak sariawan, tidak ada gigi tanggal,
maupun caries
f. Telinga
Inspeksi : telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, daun telinga
berbentuk sempurna
g. Leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran
vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, getah bening, tidak
teraba pelebaran vena jugularis.
h. Dada
145

Inspeksi : tidak tampak retraksi dada


i. Payudara
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak tampak
benjolan, tidak ada pengeluaran kolostrum
Palpasi : tidak teraba benjolan dan tidak ada pengeluaran kolostrum
j. Abdomen
Inspeksi : tonus otot regang, terdapat striae albicans
Palpasi : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik
k. Genetalia luar
Inspeksi : pengeluaran lochia rubra, tidak ada varises, tidak ada luka
episiotomi, tidak ada eodema
l. Anus
Inspeksi : tidak ada hemoroid dan kista
m. Ekstremitas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak eodema, kuku
kemerahan
Palpasi : tidak teraba eodema
F. Obat-obat yang dikonsumsi
1. Amoxillin
2. Vit. C
3. Asam mafenamat
4. Methylergometrin

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

Diagnosa : P1A0, post partum 1 hari, keadaan umum ibu baik, nyeri perut
146

1. P1A0
data dasar
DS : ibu mengatakan melahirkan yang pertama, dan tidak pernah
keguguran. Ibu melahirkan tanggal 01-10-2015
DO : tonus otot regang dan terdapat linea nigra
Interpretasi dan analisis
- Tonus otot ibu tampak regangkarena sudah tegang oleh kehamilan dan
persalinan sebelumnya (ilmu kebidanan, 2010)
- Pada kulit terdapat perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding
abdomen. Deposit pigmn dan hiperpigmentasi di pengaruhi oleh melani phone
stimulating hormone (MSH) yang meningkat pada kehamilan (linea nigra).
(ilmu kebidanan,2010).

2. Post partum 1 hari


Data dasar
DS : ibu melahirkan tanggal 01-10-2015 pukul 10.50 WITA
DO : - tanggal pengkajian 01-10-2015 pukul 11.15 WITA
- TFU 2 jari dibawah pusat
- pengeluaran lochia rubra
Analisis dan interpretasi
- Dari waktu melahirkan 01-10-2015 pukul 10.50 WITA sampai tanggal
pengkajian 01-10-2015
- Pada involusio uteri dapat diamati dengan memeriksa TFU segera setelah
melahirkan TFU 2 jari dibawah pusat (asuhan kebidanan nifas, 2010)
- Lochia berlangsung dalam masa nifas, lochia rubra berlangsung selama 1-3
hari setelah partus, berwarna merah kehitaman yang terdiri dari sel desidua,
verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah. (asuhan
kebidanan, 2010)
147

3. Keadaan umum ibu baik


DS : ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular maupun
keturunan
DO : kesadaran compos mentis, Tanda-tanda vital
 TD : 110/80 mmHg
 Nadi :80x/menit
 Suhu : 36,8 0 Celcius
 Pernapasan :20x/menit
 TFU 2 jari bawah pusat

Analisis dan interpretasi

Tekanan darah normal orang dewasa : sistol 90-120 / diastol 60-80 mmHg. Nadi
60-80x/menit, Suhu 36,5-37,50 Celcius, pernafasan 16-24x/menit (asuhan
kebidanan 3 nifas, 2014)

4. Nyeri perut bagian bawah


Data dasar
DS : ibu menyatakan nyeri perut bagian bawah
DO : kontraksi uterus teraba keras dan bulat.
Analisis dan interpretasi
After pains atau nyeri perut disebabkan kontraksi dan relaksasi yang terus
menerus pada uterus.(asuhan kebidanan 3 nifas, 2014)

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendungkung

LANGKAH IV EVALUASI TINDAKAN SEGERA /KOLABORASI


Tidak ada data yang mendukung
148

LANGKAH V RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. Keadaan umum ibu baik
2. TFU turun 1 cm tiap hari
3. Pengeluaran lochea normal
4. Nyeri teratasi
B. Kriteria keberhasilan
1. Keadaan umum ibu baik.
2. TTV dalam batas normal
 90-120 / diastol 60-80 mmHg
 Nadi 60-80x/menit
 Suhu 36,5-37,50 Celcius
 Pernafasan 16-24x/menit
3. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
4. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan.
5. TFU berkurang
C. Rencana asuhan
1. Ucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya
Rasional : dengan mengucapkan selamat ibu merasa di perhatikan dan di
hargai
2. Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan dan hasil pemeriksaan
Rasional : agar ibu mengetahui, mengerti dan memberi persetujuan
dengan tindakan yang akan dilakukan.
3. Periksa tanda-tanda vital
Rasional : untuk mengidentifikasi dini masalah kesehatan ibu.
4. Periksa TFU dan kontraksi uterus
Rasional : agar ibu dapat memantau kontraksi uterusnya dan mengetahui
kontraksi dan TFUnya dalam keadaan baik
149

5. Jelaskan penyebab timbulnya nyeri


Rasional : agar ibu mengetahui nyeri yang ia rasakan adalah hal yang
fisiologis.
6. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini dan istrahat cukup
Rasional : agar pemenuhan kebutuhan istrahat ibu terpenuhi
7. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi.
Rasional : untuk membantu pemulihan kondisi ibu dan meningkatkan
kualitas dan kuantitas ASI
8. Anjurkan ibu untuk melakukan personal hygene
Rasional : untuk mencegah infeksi
9. Anjurkan ibu menyusui bayinya tiap 2 jam
Rasional : merangsang produksi ASI, melatih refleks isap bayi, dan
mempercepat involusi uteri
10. Anjurkan ibu mengkonsumsi obat yang diberikan
Rasional : agar pemulihan ibu cepat
11. Lakukan pendokumentasian
Rasional : sebagai bukti tindakan dan sebagai catatan medis.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 01-10-2015 pukul : 11.05 WITA

1. (pukul 11.05)Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan


2. (pukul 11.06)Periksa tanda-tanda vital dan kesadaran umum ibu
3. (pukul 11.12)Periksa TFU dan kontraksi uterus
4. (pukul 11.13)Menjelaskan penyebab nyeri adalah hal yang fisiologis
5. (pukul 11. 14)Menganjurkan ibu mobilisasi dini dan istrahat
6. (pukul 11.15)Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi
seimbang
7. (pukul 11.16)Mangjurkan ibu melakukan personal hygene
150

8. (puku 11.17)Menganjurkan ibu menyusui bayinya tiap 2 jam


9. (pukul 11.18)Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obta yang telah
diberikan
10. (pukul 11.19)Melakukan pendokumentasian

LANGKAH VII EVALUASI


Tanggal 01-10-2015 pukul : 12.00 WITA

1. Ibu mengerti dan bersedia melakukan sesuai anjuran yang diberikan.


2. Hasil pemeriksaan
- Tanda-tanda vital dala batas normal
 TD : 110/80 mmHg
 Nadi :80x/menit
 Suhu : 36,8 0 Celcius
 Pernapasan :20x/menit
- Keadaan umum ibu baik
- TFU 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi uterus baik teraba keras dan bulat.
151

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


POST NATAL CARE FISIOLOGIS
(S O A P)
No. Medrec :
Tgl. Masuk : 01-10-2015, pukul 10.00 wita
Tgl. Pengkajian : 01-10-2015, pukul 11.15wita
Diagnosa : Nyeri perut / After pains
Nama pengkaji : Lisnawati

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR


G. Identitas
Nama : Ny. S / Tn. A
Umur : 20 tahun / 35 tahun
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Jawa / Bali
Alamat : Jl. Batumarupa
Lamanya menikah : ± 1 tahun

Subjektif (S)
- Ibu mengatakan melahirkan yang pertama dan tidak pernah keguguran
- Ibu mengatakan melahirkan tanggal 22-12-2014 pikul 01.13 wita
- Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular dan keturunan
- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

Objektif (O)

- Keadaan umum ibu baik


- Kesadaran Compos mentis
152

- Tanda-tanda vital
 TD : 110/80 mmHg
 Nadi :80x/menit
 Suhu : 36,8 0 Celcius
 Pernapasan:20x/menit
- TFU 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.

Analisis/ Assessmen (A)


Diagnosa : P1A0, post partum 1 hari, KU ibu baik, nyeri perut bagian bawah

Planning (P)
1. (pikul 11.05)Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
Hasil : ibu bersedia dan mengerti
2. (pukul 11.06)Memeriksa tanda-tanda vital dan kesadaran umum ibu
Hasil :

 TD : 110/80 mmHg
 Nadi :80x/menit
 Suhu : 36,8 0 Celcius
 Pernapasan :20x/menit
3. (pukul 11.12)Memeriksa TFU dan kontraksi uterus ibu
Hasil : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, teraba keras dan
bundar.
4. (pukul 11.13)Menjelaskan penyebab nyeri adalah hal yang fisiologis
Hasil : ibu mengerti
5. (pukul 11.14)Menganjurkan ibu mobilisasi dini dan istrahat
Hasil : ibu bersedia
153

6. (pukul 11.15)Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi


seimbang
Hasil : ibu bersedia
7. (pukul 11.16)Menganjurkan ibu melakukan personal hygene
Hasil : ibu bersedia
8. (pukul 11.17)Menganjurkan ibu menyusui bayinya tiap 2 jam
Hasil : ibu bersedia
9. (puku 11.18)Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat yang telah diberikan
Hasil : ibu bersedia
10. (pukul 11.19)Melakukan pendokumentasian
Hasil : pendokumentasian telah dilakukan

Pembahasan
Kasus : nyeri perut bagian bawah dan nyeri luka jahitan perineum
Pada kasus diatas nyeri perut bagian bawah yang dirasakan oleh ibu adalah
hal fisiologis yang terjadi pada ibu yang telah bersalin dan sedang menjalani masa
postpartum mengalami involusio uterus. Involusio atau pengeretan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60
gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos
uterus.
Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah, kira- kira 2 cm di
bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada
saat besr uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16
minggu dengan berat 1000 gram. (Asuhan kebidanan masa nifas, Yeti Anggraini.
2010)
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga trjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intra uterin yang
sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan
154

mengatur kontarksi uterus. Selain itu nyeri abdomen juga di sebabkan oleh perlukaan
bekas implantasi plasenta yang banyak mengandung pembuluh darah. Rasa sakit
yang disebut after pains disebabkan kontraksi rahim biasanya berlangsung selama 3-4
hari pasca persalinan (Cunningham,430)
Nyeri luka jahitan perineum diakibatkan adanya bekas luka jahitan perineum
yang masih basah, sehingga pada saat ibu akan bergerak akan terasa nyeri dan sakit.
155

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


PADA BAYI NY”I” DENGAN UMUR 3 HARI DI BPM ST. HARNIATY
TANGGAL 07 OKTOBER 2015

No. Medrec :
Tgl. Masuk : 04-10-2015
Tgl. Pengkajian : 07-10-2015
Nama pengkaji : Lisnawati

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas Orang Tua
Nama : Ny. I / Tn. H
Umur : 34 tahun / 35 tahun
Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : PNS / Swasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Mandar / Muna
Alamat : Jl. Jati mekar

B. Bayi
Nama : Bayi Ny. I
Tanggal Lahir : 04-10-2015, pukul 09.30 WITA
Umur : 3 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki (♂)

C. Data Biologis
1) Keluhan Utama : pengeluaran ASI yang sedikit sehingga bayi sulit
untuk menyusu
156

2) Riwayat persalinan
a. Umur kehamilan : 38 minggu 4 hari
b. Tempat persalinan : BPM
c. Penolong persalinan : Bidan
d. Jenis persalinan : Spontan, LBK
e. Bayi lahir tanggal : 04-10-2015
f. Jenis Kelamin : Laki-laki (♂)
g. APGAR score : 8/9
h. Berat Badan : 3200 gr
i. Panjang Badan : 46 cm
3) Riwayat kesehatan Bayi
a. Jantung : tidak
b. Asfiksia : tidak
c. Kejang : tidak
d. Sianosis : tidak
4) Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan (diabetes,
hipertensi, jantung dll) maupun penyakit menular seperti IMS, TBC, hepatitis
B, HIV-AIDS, dll maupun penyakit lainnya maupun penyakit keturunan
(jantung, DM, Hipertensi, dll).
5) Riwayat kebutuhan dasar
a. Pola nutrisi
- Jenis minum : ASI
- Frekuensi : 4x/hari
- Waktu minum terakhir : 07-10-2015, pukul 06.00 wita
- Pantang : tidak ada
b. Pola eliminasi
1. BAK
- Frekuensi : 3x/ hari
157

- Warna : kuning jernih


2. BAB
- Frekuensi : 3x/ hari
- Warna/ konsistensi : hijau kehitaman/lunak
- Gangguan BAB : tidak ada
6) Personal Hygene
1. Bayi sudah dimandikan, tetapi hanya satu kali
2. Pakaian bayi diganti tiap kali kotor/ basah
3. Genetalia dan anus di bersihkan setiap kali kotor
D. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik umum
a. Kesadaran/ KU : keadaan umum bayi baik
b. Beran badan : 3200 gr
c. Panjang badan : 546 cm
d. Lingkar kepala : 35 cm
e. Lingkar dad : 34 cm
f. Lingkar perut : 33 cm
g. Lingkar lengan : 10 cm
h. Jenis kelamin : Laki-laki (♂)
2. Tanda-tanda Vital
a. Nadi : 120x/menit
b. Suhu : 36,70C
c. Pernafasan : 44x/menit
3. Pemeriksaan fisik khusus
a. Kepala
Inspeksi : kepala bulat, rambut hitam pendek
Palpasi : tidak ada benjolan, caput succedenum
b. Wajah
Inspeksi : ekspresi tenang, tidak ada sianosis, tidak ada eodema
158

Palpasi : tidak teraba eodema


c. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, mata simetris
kiri dan kanan
Palpasi : konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterus
d. Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, epitaksis maupun
sekret
Palpasi : tidak ada epitaksis dan sekret
e. Mulut
Inspeksi : bibir tampak lembab, tidak pucat
Palpasi : tidak ada tonsillitis
f. Telinga
Inspeksi : telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, daun telinga
berbentuk sempurna
Palpasi : tidak ada secret maupun epitaksis
g. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran
vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, getah bening, tidak
teraba pelebaran vena jugularis.
h. Payudara
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada retraksi dada
i. Abdomen
Inspeksi : tonus otot perut tegang
Palpasi : tali pusat belum puput, tidak berbau
j. Genetalia
Inspeksi : bentuk sempurna, ada lubang uretra
159

Palpasi : terdapat 2 buah skrotum


k. Anus
Inspeksi : terdapat lubang anus .
l. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kuku kemerahan, tidak ada ikterus
Palpasi : tidak teraba eodema
Ekstremitas bawah
Inspeksi : kaki simtris kiri dan kanan, warna kuku kaki kemerahan,
tidak ada ikterus.
Palpasi : tidak ada eodema.
m. Kulit
Inspeksi : tidak ada ikterus, warna kulit kemerahan, terdapat
bercakmongol didaerah punggung.
4. Refleks
a. Refleks Moro : baik
b. Refleks sucking : baik
c. Refleks rooting : baik
d. Refleks babynsky : baik
e. Refleks plantar-grasping : baik

E. Pengetahuan ibu
Ibu mengerti tentang menjaga kebersihan bayi

F. Data Psikososial
Orang tua dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya.

G. Data penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan untuk data penunjang.
160

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

Diagnosa : Seorang bayi laki-laki, lahir cukup bulan, masa gestasi 38 minggu 4
hari, umur bayi 3 hari, Keadaan umum bayi baik.

1. Seorang bayi laki-laki


Data dasar
DS : ibu mengatakan melahirkan bayi laki-laki tunggal.
DO : pemeriksan fisik genetalia luar : terdapat penis dan 2 buah skrotum.
Analisis dan Interpretasi
Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora (Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan, 2012)
2. Lahir cukup bulan
Data dasar
DS :
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 07-01-2015
- Ibu mengatakan melahirkan tanggal 04-10-2015

DO : usia kehamilan saat melahirkan (gestasi) adalah 38 minggu 4 hari.

Analisi dan interpretasi

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu
(Depkes RI, 2005)

3. Masa gestasi 38 minggu 4 hari


Data dasar
DS :
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 07-01-2015
- Ibu mengatakan melahirkan tanggal 04-10-2015
161

DO :-
Analisis dan interpretasi
Dari HPHT 07-01-2015 hingga tanggal meahirkan 04-10-2015 maka dapat
ditafsirkan masa gestasi 38 minggu 4 hari.

4. Umur bayi 3 hari


DS : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 04-10-2015 pukul 09.30 WITA
DO : tanggal pengkajian 07-10-2015, pukul 08.30 WITA
Analisis dan interpretasi
Dari tanggal lahir 04-10-2015 pukul 09.30 WITA sampai tanggal pengkajian 07-
10-2015, pukul 16.00 WITA diperkirakan bayi berumur 3 hari.

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung untuk terjadi masalah potensial

LANGKAH IV EVALUASI TINDAKAN SEGERA /KOLABORASI


Tidak ada tindakan segera/kolaborasi yang dilakukan

LANGKAH V RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. KU bayi baik
2. Bayi menyusu ASI
3. Bayi dapat melewati masa transisi dengan baik.
B. Kriteria keberhasilan
1. Ku bayi baik.
2. TTV dalam batas normsl
- Nadi : 120x/menit
- Suhu : 36,70C
162

- Pernafasan : 44x/menit
3. Bayi menyusu ASI
C. Rencana asuhan
1. Observasi KU
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum bayi. Dan kondisi fisik
untuk mendiagnosa penyakit yang di derita.
2. Jelaskakan pada ibu tindakan yang akan dilakukaan
Rasional : agar ibu dan keluarga mengetahui tindakan yang akan
dilakukan.
3. Beeri kehangatan pada bayi
Rasional : untuk mencegah bayi kehilangan panas.
4. Ganti popok bayi
Rasional : mencegah infeksi pada bayi, ruam popok, dll.
5. Berikan HE pada ibu tentang personal hygene.
Rasional : agar byai terhindar dari infeksi.
6. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
Rasional : agar nutrisi bayi terpenuhi
7. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
Rasional : agar tali pusat bayi terhindar dari infeksi dan lebih cepat
kering
8. Lakukan pendokumentasian
Rasional : sebagai bukti tindakan yang dilakukan dan adanya
perkembangan pasien.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 07-10-2015

1. (pukul 08.30)Mengobservasi KU dan TTV bayi


2. (pukul 08.35)Menjelasksn pada ibu tindakan yang akan dilakukan.
163

3. (pukul 08.36)Memberi kehangatan pada bayi.


4. (pukul 08.37)Mengganti popok bayi
5. (pukul 08.38)Memberikan HE pada ibu tentang personal hygene.
6. (pukul 08.45)Menganjurkan ibu untuk memberikan Asi Eksklusif pada bayinya.
7. (pukul 08.50)Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat pada bayi
8. (pukul 09.00) Melakukan pendokumentasian.

LANGKAH VII EVALUASI


1. Observasi keadaan umum bayi baik
TTV :
a. Nadi : 120x/menit
b. Suhu : 36,50C
c. Pernafasan : 44x/menit
2. Ibu mengerti tindakan yang akan dilakukan
3. Bayi diselimuti kain bersih dan kering
4. Bayi telah di ganti popoknya
5. Ibu mengerti HE yang diberikan
6. Ibu mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI eksklusif
7. Ibu bersedia melakukan perawatan tali pusat
8. Telah dilakukan pendokumentasian.
164

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


BAYI BARU LAHIR
(S O A P)

No. Medrec :
Tgl. Masuk : 04-10-2015
Tgl. Pengkajian : 07-10-2015
Nama pengkaji : Lisnawati

Identitas Orang Tua


Nama : Ny. I / Tn. H
Umur : 34 tahun / 35 tahun
Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : PNS / Swasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Mandar / Muna
Alamat : Jl. Jati mekar

Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. I
Tanggal Lahir : 04-10-2015, pukul 09.30 WITA
Umur : 3 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki (♂)

Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 04-10-2015, pukul 09.30 WITA


165

2. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tangggal 07-01-2015


3. Ibu mengatakn tidak ada riwayat penyakit keturunan dan menular dikeluarga
4. Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah mengalami gangguan kesehatan

Objektif (O)
1. KU bayi baik
2. Apgar Score 8/9
3. TTV
- Nadi : 120x/menit
- Suhu : 36,50C
- Pernafasan : 44x/menit
4. Beran badan : 3200 gr
5. Panjang badan : 46 cm
6. Lingkar kepala : 35 cm
7. Lingkar dada : 34 cm
8. Lingkar perut : 33 cm
9. Lingkar lengan : 10 cm

Assessment (A)

Diagnosa Aktual : seorang bayi laki-laki, cukup bulan, umur bayi 3 hari.

Planning (P)

1. (pukul 08.30) Mengobservasi KU dan TTV bayi


Hasil :
- KU bayi baik
- TTV : Nadi : 120x/menit, Suhu : 36,50C, Pernafasan : 44x/menit
2. (pukul 08.35)Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
166

Hasil : ibu mengerti


3. (pukul 08.36)Memberi kehangatan pada bayi
Hasil : bayi diberi selimut yang hangat
4. (pukul 08.37)Mengganti popok bayi
Hasil : popok bayi telah diganti
5. (pukul 08.38)Memberi HE pada ibu tntang Personal Hygene
Hasil : ibu mengerti
6. (pukul 08.45)Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya
Hasil : ibu bersedia
7. (pukul 08.50) menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
Hasil : ibu mengerti
8. (pukul 09.00) Melakukan pendokumentasian
Hasil : telah dilakukan

Pembahasan

Kasus : pengeluaran ASI yang sedikit sehingga bayi susah untuk menyusui

Berdasarkan kasus diatas bayi susah untuk menyusui karena sedikitya ASI yang
keluar merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh ibu. Bayi membutuhkan ASI
sebagai sumber nutrisisnya, pembentukan daya tahan tubuh, dan pertumbuhan fisik
serta emosional dari ibu. Hal ini jika dibiarkan dapat menjadi tidak normal yang dapat
memungkinkan terjadi bayi bingung putting apabila tidak diberikan ASI oleh ibunya.
Cara untuk mengtasi masalah ini yaitu ibu tidak seharusnya menghentikan proses
menyusui karena ASI tidak ada. Justru sebaliknya ibu harus sering melakukan proses
menyusui kepada bayi untuk merangsang hormone prolaktin dan oksitosin untuk
memproduksi dan mengeluarkan ASI.
167

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan secara umum adalah suatu keadaan dimana seorang wanita
mengandung hasil konsepsi (individu lain) di dalam tubuhnya yang akan tumbuh
dan berkembang menjadi sosok manusia baru sampai tiba waktunya untuk
melahirkan dengan lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu/9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro H,2002).
Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari.(mochtar R, 1998 )
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Depkes RI.
1993).

B. Saran
1. Diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa kebidanan dalam
memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu.
2. Bagi tenaga kesehatan lainnya dapat menerapkan pelayanan asuhan kebidanan
lebih baik lagi.

167
168

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, 2006. Obstetri William. Ed 21 (Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta:

EGC

Manuaba. IGB. 2001. Konsep Obstetri dan ginekologi Sosial Indonesia. EGC.

Jakarta.

Muchtar, R. 2005. Synopsis Obstetri (Ed;3). EGC. Jakarta.

Varney H. Varney,s Midwifery. 3rd ed (Edisi Bahasa Indonesia). Bandung : Eleman,

2004; 495-6

Tesno Fat. 2013. Obstetri dan Gynecologi Fisiologi & patologi. Kendari.

168
169

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai