Anda di halaman 1dari 4

ROLE PLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Pada PASIEN NYERI AMPUTASI

NAMA KELOMPOK :

1. ALFINA KARTIKASARI (S17109)

2. ERIKA MUNA VERAWATI (S17125)

3. FAUZIAH TRISKA (S17126)

4. RIKA NOVIA PARAMITHA (S17146)

5. RISKI NANDA YUNIAR (S17147)

6. UMU ZULAIHAH AL FITROH (S17156)

7. DITA PRAMIANTI FIRDAUS (S16141)


PEMAIN PERAN :

1. ALFINA : ADIK & KAKAK

2. ERIKA : PERAWAT 1

3. FAUZIAH : PERAWAT 2

4. RIKA : IBU

5. NANDA : PASIEN

6. UMU : AYAH

7. DITA : DOKTER

KASUS :

Seorang laki-laki umur 25th dirawat bangsal bedah dirumah sakit kusuma setelah diamputasi tangan
kirinya. Klien mengatakan luka bekas amputasi pada tangan kiri terasa nyeri seperti terbakar, skala nyeri
7, waktu nyeri terasa pada waktu bergerak dan berkurang saat tidur. Klien mengatakan tangan
diamputasi karena terkena penggiling bakso. Klien saat ini mengatakan masih belum percaya kalau
tangan kirinya diamputasi dan mengatakan kepada perawat khawatir tidak dapat aktivitas dan bekerja
lagi karena sudah tidak punya tangan kiri.

Naskah :

Pada pagi hari disebuah rumah sakit kusuma datanglah seorang pasien ke IGD yang bernama sigit umur
25th bersama keluarganya dengan kondisi tangannya penuh dengan darah dan merasakan sakit yang
begitu luar biasa karena tangannya tergiling oleh penggiling bakso.

Perawat 1 : Selamat pagi mas, perkenalkan saya perawat erika yang berjaga pada pukul 07:0-13:30
wib.

Pasien : Iya sus.

Perawat 1 : Apakah benar ini dengan pasien yang bernama sigit yang beralamat jebres.

Ibu : Iya benar sus.

Pasien : Tolong…! aduhh tanganku sakit. (Sambil menujukkan tangannya keperawat). Jangan
banyak omong sus.

Ayah : Sus tolong anak saya. Tangannya patah terkena mesin penggiling bakso.
Perawat 1 : Baik mas tenang dulu saya akan melakukan tindakan supaya mengurangi rasa nyeri
pada tangan mas.

Pasien : Cepat sus saya sudah gak betah lagi rasanya kayak seperti terbakar

Kakak : Tenang dek sudah ditangani sama suster

Adek : (Menangis karena melihat tangan kakaknya yang penuh dengan darah dan patah)

Kemudian dokter memanggil ayah dan ibu pasien untuk masuk keruangan dokter.

Dokter : Sebelumnya apakah ini benar dengan keluarga pasien sigit?

Ibu : Iya benar dok.

Bapak : Bagiamana keadaan anak saya ya dok.

Dokter : Begini bu pak setelah dilakukan pengkajian lebih lanjut anak ibu harus segera
diamputasi dikarenakan kalau tidak diamputasi segera akan membahayakan nyawa anak ibu dan bapak.

Ibu : Apa gak ada jalan lain selain diamputasi dok?

Dokter : Mohon maaf bu ini jalan satu-satunya tindakan untuk menyelamatkan nyawa anak ibu
dan bapak.

Bapak : Ya sudah kalau begitu dok, saya serahkan kepada dokter baiknya anak saya.

Ibu : Kira-kira biaya semuanya berapa ya dok?

Dokter : Kalau untuk soal biaya silahkan tanya kebagian adminstrasi, dan ini tolong ditanda
tangani jika keluarga menyetujui tindakan amputasi kepada pasien.

Akhirnya pasien, dokter dan perawat menuju keruang amputasi. Setelah dilakukan tindakan amputasi
pasien mengatakan luka bekas amputasi pada tangan kiri terasa nyeri seperti terbakar, skala nyeri 7,
waktu nyeri terasa pada waktu bergerak dan berkurang saat tidur.

Pasien : Tolong…! Aduuhhhhhhhhh….! Kenapa tanganku hilang 1.

Adik : Kenapa kak kok teriak-teriak, aku panggilin suster ya. Suster tolong kakak saya
kesakitan.

Perawat 2 : Baik dek saya akan segera keruangan pasien.

Adik : Cepat sus kakak saya sudah kesakitan.

Perawat 2 : Yang sabar mas , ini obat nya baru di ambil kan oleh dokter , di tunggu dulu ya mas

Adik : Lama tidak sus?

Perawat 2 : Tidak mas

Kemudian dokter dantang ke ruangan pasien dan membawa obat yang berbentuk tablet untuk di
berikan kepada pasien untuk mengurangi rasa nyeri nya.

Dokter : Mas ini obat nya , nanti di minum saat nyeri ya mas.
Pasien : Baik dok , Terima kasih

Dan akhirnya pasien meminum obat nya dan badan nya sudah terasa enak dan tidak mengeluh nyeri lagi
kemudian di bawa pulang sama keluarga nya.

Anda mungkin juga menyukai