Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................
D. Manfaat ..................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................................

A. Definisi ....................................................................................................................
B. Etiologi ...................................................................................................................
C. Patofisiologi ...........................................................................................................
D. Manisfestasi klinis ..................................................................................................
E. Komplikasi .............................................................................................................
F. Penatalaksanaan ......................................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TRAUMA DADA ................

A. Pengkajian ...............................................................................................................
B. Pemeriksaan Fisik ...................................................................................................
C. Analisa data .............................................................................................................
D. Diagnosa keperawatan ...........................................................................................
E. Tindakan keperawatan ...........................................................................................
F. Implementasi dan Evaluasi .....................................................................................

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorak yang
dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thoraks atau pun isi dari cavum thorak
yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan
gawat thoraks akut ( Sudoyo, 2010)
Trauma adalah penyebab kematian terbanyak pada dekade 3 kehidupan
diseluruh kota besar didunia dan diperkiraan 16. 000 kasus kematian akibat trauma
pertahun yang disebabkan oleh trauma thorak diamerika. Sedangkan insiden penderita
trauma thorak di amerika serikat diperkirakan 12 penderita per seribu populasi perhari
dan kematian yang disebabkan oleh trauma thorak sebesar 20 – 25 % dan hanya 10 –
15% penderita trauma tumpul thorak yang memerlukan tindakan operasi, jadi sebagian
besar hanya memerlukan tindakan sederhana untuk menolong korban dari ancaman
kematian ( Sudoyo, 2010)
Pada trauma dad biasanya disebabkan oleh benda tajam, kecelakaan lalu lintas
atau luka temba. Bila tidak mengenai jantung, biasanya dapat menembus rongga paru
– paru. Akibatnya, selain terjadi perdarahan dari rongga paru – paru, udara juga akan
masuk ke dalam rongga paru – paru. Oleh karena itu paru – paru pada sisi yang luka
akan mengempis. Penderita nampak kesakitan ketika bernafas dan mendadak merasa
sesak dan gerakan iga disisi yang luka menjadi berkurang. (Sudoyo, 2010)
Trauma tumpul pada thoraks sebanyak 96.3% dari seluruh trauma thorak
sedangkan sisanya sebanyak 3,7% adalah trauma tajam. Penyebab trauma tumpul pada
thorak masih didominasi oleh korban kecelakaan lalu lintas (70%). Sedangkan,
mortalitas pada setiap trauma pada setiap trauma yang disertai trauma thorak lebih
tinggi 15,7% dari pada yang tidak disertai trauma thoraks (12,8%) pengolahan trauma
thoraks, apapun jenis dan penyebabnya tetap harus menganut kaidah klasik dari
pengolahan trauma pada umumnya yakni pengolahan jalan nafas, pemberian pentilasi
dan control hemodianamik (Patriani, 2012).
Jadi menurut kelompok kami trauma thorak adalah luka atau cedera fisik
sehingga dapat menyebabkan kematian utama pada anak – anak atau orang dewasa. Di
dalam thorak terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru
– paru sebagai alat pernafasan dan jantung sebagai alat pemompa darah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori Trauma thorak ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan trauma thoraks pada pasien yang
mengalami trauma thoraks ?
3. Bagaimana tindakan keperawatan pada pasien trauma thoraks ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai trauma thoraks serta asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan terhadap pasien dengan masalah trauma thoraks
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui teori Trauma thoraks.
b. Mahasiswa mampu mengetahui konsep teori asuhan keperawatan pada pasien
Trauma thoraks.
c. Mahasiswa mampu tindakan keperawatan pada pasien Trauma thoraks.
D. Manfaat
a. Mahasiswa mampu memahami teori Trauma thoraks.
b. Mahasiswa mampu konsep teori asuhan keperawatan pada pasien Trauma thoraks.
c. Mahasiswa mampu memahami tindakan keperawatan pada pasien Trauma thoraks
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat
gangguan emosional yang hebat (Nugroho, 2015).
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan
pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma
ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan (Rendy, 2012).
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang
dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat
thorax akut.Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma
tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan
oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala
umum dan rancu (Sudoyo, 2010)
Dari berberapa definisi diatas dapat didefinisikan trauma thoraks adalah trauma
yang mengenai dinding toraks yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh pada pada organ didalamnya, baik sebagai akibat dari suatu trauma tumpul
maupun oleh sebab trauma tajam.
B. Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan
trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks tersering adalah
kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al., 2010). Dalam trauma akibat
kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang berbeda, yaitu depan, samping,
belakang, berputar, dan terguling (Sudoyo, 2010).
Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat yang
lengkap karena setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda. Penyebab trauma
toraks oleh karena trauma tajam dibedakan menjadi 3 berdasarkan tingkat energinya,
yaitu berenergi rendah seperti trauma tusuk, berenergi sedang seperti tembakan pistol,
dan berenergi tinggi seperti pada tembakan senjata militer. Penyebab trauma toraks
yang lain adalah adanya tekanan yang berlebihan pada paru-paru yang bisa
menyebabkan Pneumotoraks seperti pada aktivitas menyelam (Hudak, 2011).
Trauma toraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan sternum,
rongga pleura saluran nafas intratoraks dan parenkim paru. Kerusakan ini dapat terjadi
tunggal ataupun kombinasi tergantung dari mekanisme cedera (Sudoyo, 2010).
C. PATOFISIOLOGI
Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah
ventilasipernapasan yang normal. Pengembangan dinding toraks ke arah luar oleh otot
-otot pernapasan diikuti dengan turunnya diafragma menghasilkan tekanan negative
dari intratoraks. Proses ini menyebabkan masuknya udara pasif ke paru – paru selama
inspirasi. Trauma toraks mempengaruhi strukur - struktur yang berbedadari dinding
toraks dan rongga toraks. Toraks dibagi kedalam 4 komponen, yaitudinding dada,
rongga pleura, parenkim paru, dan mediastinum.Dalam dindingdada termasuk tulang -
tulang dada dan otot - otot yang terkait (Sudoyo, 2009).
Rongga pleura berada diantara pleura viseral dan parietal dan dapat terisi oleh
darah ataupunudara yang menyertai suatu trauma toraks. Parenkim paru termasuk paru
– parudan jalan nafas yang berhubungan, dan mungkin dapat mengalami kontusio,
laserasi, hematoma dan pneumokel.Mediastinum termasuk jantung, aorta/pembuluh
darah besar dari toraks, cabang trakeobronkial dan esofagus. Secara normal toraks
bertanggung jawab untuk fungsi vital fisiologi kardiopulmonerdalam menghantarkan
oksigenasi darah untuk metabolisme jaringan pada tubuh. Gangguan pada aliran udara
dan darah, salah satunya maupun kombinasi keduanya dapat timbul akibat dari cedera
toraks (Sudoyo, 2009).
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada beberapa
faktor, antara lain mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari cedera, cedera lain yang
terkait, dan penyakit - penyakit komorbid yang mendasari. Pasien – pasien trauma
toraks cenderung akan memburuk sebagai akibat dari efek pada fungsi respirasinya dan
secara sekunder akan berhubungan dengan disfungsi jantung (Sudoyo, 2009) Pathway

Trauma tajam atau

Tumpul

Thoraks

Cedera jaringan lunak,

cedera/hilangnya
kontinuitas struktur

Perdarahan jaringan interstitium,

pendarahan intra alveolar, kolaps

arteri dan arteri-arteri kecil,

hingga tahanan perifer pembulh

darah paru meningkat.

Reabsorbsi darah oleh pleura

tidak memadai/tidak optimal

Akumulasi cairan

Ekspansi paru Hemathoraks

dalam kavum pleura

Gangguan

Merangsang reseptor Pemasangan WSD

ventilasi

nyeri pada pleura viseralis

dan parietalis

Thorakdrains
Ketidakefektifan Bergeser

pola nafas

Diskontinuitas jaringan

Merangsang reseptor

nyeri pada periver kulit

Edema

Nyeri akut
tracheal/faringeal
,

peningkatan
produksi

Resiko infeksi

secret dan penurunan Ketidakefektifan

kerusakan integritas

kemampuan batuk bersihan jalan

Kulit

Efektif Napas
D. Manisfestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak,(2009) yaitu :
1. Temponade jantung
a. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus
jantung
b. Gelisah
c. Pucat, keringan dinginPeninggian TVJ (9Tekanan Vena Jugularis)
d. Pekak jantung melebar
e. Bunyi jantung melemah
f. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure

ECG terdapat low Voltage seluruh lead Perikardiosentesis kuluar darah


(FKUI:2005)

2. Hematothorax
a. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD
Gangguan pernapasan (FKUI:2005)
3. Pneumothoraks
a. Nyeri dada mendadak dan sesak napas
b. Gagal pernapasan dengan sianosis
c. Kolaps sirkulasi
d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas
yang terdapat jauh atau tidak terdengar sama sekali
e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik
E. KOMPLIKASI
Trauma thorak memiliki beberapa komplikasi seperti pneumonia 20%,
pneumotoraks 5%, hematotoraks 2%, empyema 2%, dan kontusio pulmonum 20%.
Dimana50-60% pasien dengan kontusio pulmonum yang beratakan menjadi
ARDS.Walaupun angka kematian ARDS menurun dalam decadeterakhir, ARDS masih
merupakan salah satu komplikasi trauma toraks yang sangat serius dengan angka
kematian 20-43% (Nugroho, 2015).
1. Kontusio dan hematoma dinding toraks adalah bentuk trauma toraks yangpaling
sering terjadi.Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding toraks,perdarahan masif
dapat terjadi karena robekan pada pembuluh darah pada kulit,subkutan, otot dan
pembuluh darah interkosta.
2. Fraktur kosta terjadi karena adanya gaya tumpul secara langsung maupuntidak
langsung. Gejala yang spesifik pada fraktur kosta adalah nyeri, yang meningkat
pada saat batuk, bernafas dalam atau pada saat bergerak.
3. Flail chest adalah suatu kondisi medis dimana kosta - kosta yang berdekatan patah
baik unilateral maupun bilateral dan terjadi pada daerah kostokondral.
4. Fraktur sternum terjadi karena trauma tumpul yang sangat berat sering kalidisertai
dengan fraktur kosta multipel.
5. Kontusio parenkim paru adalah manifestasi trauma tumpul toraks yang
palingumum terjadi.
6. Pneumotoraks adalah adanya udara pada rongga pleura. Pneumotoraks pada trauma
tumpul toraksterjadi karena pada saat terjadinya kompresi dada tiba - tiba
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraalveolar yang dapat
menyebabkan rupture alveolus..Gejala yang paling umum pada Pneumotoraks
adalah nyeri yang diikuti oleh dispneu.
F. Penatalaksanaan
Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan pasien
trauma lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with care ofcervical
spine, B: Breathing adequacy, C: Circulatory support, D: Disabilityassessment, dan
E: Exposure without causing hypothermia (Nugroho, 2015).
Pemeriksaan primary survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan harus
dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang
mengancam nyawa dengan segera, seperti obstruksi jalan napas, tension
Pneumotoraks, pneuomotoraks terbuka yang masif, hemotoraks masif, tamponade
perikardial, dan flail chest yang besar (Nugroho, 2015).
Apnea, syok berat, dan ventilasi yang inadekuat merupakan indikasi utama
untuk intubasi endotrakeal darurat.Resusitasi cairan intravena merupakan
terapiutama dalam menangani syok hemorhagik.Manajemen nyeri yang efektif
merupakan salah satu hal yang sangat penting pada pasien trauma toraks. Ventilator
harus digunakan pada pasien dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan takipnea berat
atau ancaman gagal napas (Hudak, 2011).
Pasien dengan tanda klinis tension Pneumotoraks harus segera menjalani
dekompresi dengan torakosentesis jarum dilanjutkan dengan torakostomi tube. Foto
toraks harus dihindari pada pasien - pasien ini karena diagnosis dapat ditegakkan
secara klinis dan pemeriksaan x - ray hanya akan menunda pelaksanaan tindakan
medis yang harus segera dilakukan (Hudak, 2011).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit M.Yunus
bengkulu pada tanggal 01 Januari 2019 karena mengalami kecelakaan bermobil.
Dari pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran. Penolong mengatakan
dada korban membentur stir mobil, setelah kecelakaan pasien muntah darah lalu
kemudian pasien tidak sadar. Keaadaan pasien saat di IGD klien mengalami
penurunan kesadaran, napas cepat dan dangkal, auskultasi suara napas ronchi, dan
pasien ngorok. Terdapat bengkak dan jejas di dada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan
GCS 8(E2V2M4) kesadaran sopor, hasil pemeriksaan TTV, TD : 120/80 mmHg,
nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit, suhu : 38,7oC, akral teraba dingin, tampak
sianosis, penggunaan otot-otot pernapasan, dan napas cuping hidung.

A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Circulation : Ada nadi, nadi 110x/menit, TD : 120/80 mmHg, akral
teraba dingin dan tampak sianosis, gangguan perfusi jaringan
b. Airway : Pernapasan ada , napas ronchi, cepat dan dangkal
dengan RR 35x/menit, tampak gelisa dan sesak, ketidakefektifan
bersihan jalan napas.
c. Breathing : Pernapasan cuping hidung, pasien ngorok,
penggunaan otot – otot pernapasan, pasien sesak dengan RR
35x/menit, gangguan pola napas.
d. Disability : Penurunan kesadaran, kesadaran sopor GCS 8
(E2V2M4)
e. Exposure : Terdapat bengkak dan jejas di bagian dada sebelah kiri,
akral teraba dingin, tampak sianosis dan bagian tubuh lain nya
baik.

Anda mungkin juga menyukai