Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUTORIAL

SGD 3 LBM 2
Modul 4.1 Risk Assessment And Operative Dentistry 1
“ALHAMDULILLAH... TAMBALAN GIGIKU MASIH AWET!”

ANGGOTA KELOMPOK :
1. MUHAMMAD MAR’IE ANWAR 31101600601
2. ARDIYAN CAKRA PATRILIA I. 31101700012
3. ASSYIFA IRWANTO 31101700014
4. BELINDA SALMA SEKARDALU 31101700017
5. CLAUDIA SEKAR AYU MAHASASI 31101700022
6. FARUQ ABDURROHMAN M. 31101700031
7. LULU LAILATAL C 31101700045
8. PUTRI AMANATUN NIKMAH 31101700065
9. RAKHMAT NOOR HIDAYAT 31101700067
10. SINTA HERNINGTIYAS 31101700077
11. SINTA ZULFA NURIYA 31101700079
12. SYAFA LAYINA NUR HANIF 31101700083

FAKULTAS KEDOTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019

1
2
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 4

B. Skenario....................................................................................................................... 4

C. Identifikasi Masalah .................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 5

A. Landasan Teori................................................................................................................ 6

B. Kerangka Konsep .......................................................................................................... 14

BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Karies gigi atau gigi berlubang adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang
sudah dikenal umum oleh masyarakat, paling banyak ditemui di dalam rongga mulut,
dapat mengenai semua populasi tanpa memandang umur, jenis kelamin, ras ataupun
keadaan sosial ekonomi dan merupakan penyebab utama hilangnya gigi, oleh karena itu
harus segera ditanggulangi dengan berbagai upaya kesehatan yang terdiri dari upaya
promotif, preventif dan kuratif . Upaya kuratif yaag dilakukan salah satunya adalah
dengan cara direstorasi menggunakan berbagai bahan restorasi, dengan tujuan
mengembalikan bentuk anatomi gigi, mengembalikan fungsi gigi, mencegah kerusakan
gigi lebih lanjut dan mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut.
Bahan tumpatan yang digunakan berbagai bahan namun yang sering digunakan yaitu
tambalan amalgam alloy yaitu bahan tambalan tertua, pada tahun 1895, 1896 dan 1908
G.V Black seorang dokter gigi amerika serikat memulai penelitiannya tentang dental
amalgam . Penggunaan amalgam untuk bahan restorasi mempunyai banyak keuntungan,
kelebihannya namun juga terdapat kekurangannya, adapun indikasi dan kontraindikasi
yang harus diperhatikan karna kandungan amalgam terdiri dari beberapa campuran dan
bahan amalgam restorasi ini memiliki beberapa generasi dan klasifikasi.

B. Skenario

Judul : “Alhamdulillah.. Tambalan gigiku masih awet!”


Skenario
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke dokter gigi untuk kontrol rutin 6
bulan sekali. Pasien tidak memiliki keluhan, tetapi ingin di pastikan bahwa pada gigi-
geligi nya bersih dan bebas berlubang. Dari pemeriksaan intraoral tampak OHI baik dan
gigi 36 dengan restorasi amalgam klas 1 yang masih baik. Hasil pemeriksaan CE (+) dan
perkusi (-). Pasien mengak bahwa tambalan tersebut sudah dikerjakan sejak lebih dari 10
tahun lalu. Dokter gigi memberi edukasi mengenai kondisi kebersihan mulut pasien,
termasuk restorasi amalgam yang ada

4
C. IdentifikasiMasalah

1. Apasaja komposisi yg trkandung dalam amalgam ?


2. Apasaja kelebihan dan kekurangan amalgam ?
3. Ciri-ciri fisik dari amalgam ?
4. Apasaja klasifikasi dari amalgam ?
5. Apasaja generasi dari amalgam ?
6. Apa indikasi dan kontraindikasi pada restorasi amalgam ?
7. Bagaimana manipulasi amalgam ?
8. Bagaimana cara preparasi amalgam secara umum dan kelas 1 ?
9. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kualitas dari amalgam ?
10. Bagaimana cara menjaga rongga mulut jika mempunyai tambalan amalgam ?

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LandasanTeori
1. Apasaja komposisi yg trkandung dalam amalgam ?
 Merkuri : memberikan reaksi baik pada permukaan alloy, zat matrix yang
mengeratkan semua komposisi,.
 Timah : untuk mengurangi pemuaian saat pengerasan amalgam,
meningkatkan waktu setting dan menurunkan setting ekspansi (pemuaian
dari bahan tersebut )
 Perak : membuat tambalan amalgam menjadi lebih kuat ,
meningkatkan setting ekspansi : menurunkan waktu setting,
 Tembaga : membuat tambalan amalgam menjadi keras,
 Flourida : anti karies
 zinc : mencegah terjadinya oksidasi (reaksi antara logam satu dgn
logam lainnya )
2. Apasaja kelebihan dan kekurangan amalgam ?
Kelebihan :
 mempunyai kekuatan yang tinggi
 beban kunyah tinggi
 paling murah dari bahan restorasi lain
 ketahanan yang lebih kuat terhadap aus
 mudah di masukan dalam kavitas,
 daya adaptasi baik, dan teknik mudah,tidak terlalu “teknik sensitif”
dibanding dengan resin komposit
Kekurangan :
 kurang estetik jika digunakan pda gigi anterior, (warna kontras )
 tidak menempel ada celah dan bisa terjadi penetrasi asam dari bakteri,
 pinggir gigi bsa timbul stain dan susah di bedakan , pinggirannya dapat
meniggalkan warna berbayang.
 menyebabkan nyeri,
 alergi,
 effek galfanik :
galfanik adalah kontak antara 2 jenis logam yang berbeda sehinga menjadi
satu. Efek yang ditimbulkan pada Rongga mulut yaitu sakit pada gigi pada
restorasi amalgam akibat adanya aliran elektrik kontak dari 2 logam yang
berbeda dalam larutan elektrolit/saliva lalu menyebabkan metal anoda
larut dalam elektrolit  terjadi migrasi ion metal dari anoda ke katoda 
terjdi penumpukan deposit metal pada katoda  menyebabkan korosif
pada bagian anoda ,dinamakan sakit pada gigi “galvanick shock” salah
satu dampaknya yaitu : korosif : keadaan dimana permukaan tambalan
atau jembatan terkikis dari bahan kimia atau elektrokimia ,larutan saliva/
atau larutan elektrolit senyawanya NaCl  Na + Cl = mempunyai anion
dan kation.

6
Anion dari Cl bergerak ke arah anoda dan Na ke arah katoda.  tibul arus
listrik.  terjadi karena proses mastikasi yang tersedia ruangan agi saliva
di kedua tumpatan tersebut  jika tdk terdapat saliva kemungkinan tdk
terjadi arus galvanik.
Korosi : karna salah satu dari logam terkalahkan oleh logam lain
(cenderung mengalami korosi) ,semakin lama usia tambalan semakin
sedikit effect arus galvanis , jika lebih dari 5 tahun dapat berpontensi
mengalami korosi galvanik apabila digunakan bersama2 denhan alloy
logam lain dalam rongga mulut. Karna mempunyai beda potensial yang
berbeda.
kesimpulan : amalgam dengan logam yang mempunyai struktur kimia
yang berbedaada logam akan dapat terjadi arus galvanik yaitu antara saliva
dan cairan jaringan.

3. Ciri-ciri fisik dari amalgam ?


 Kekuatan : prosesnya lambat dari mulai manipulasi sampai penumpatan
karna mempunyai komposisi2 yang keras
 Korosi : akan mengikis (cepat/lambat) dapat mengurangi korositas 50%
dalam 5 tahun tetapi menguntungkan karna menambah perlekatan
 Thermal : jika terkena makanan dan minuman dingin akan menembus ke
pulpa
 Tarnis/ discolorisasi : warna kontras dgn gigi jadi di sekitaran tambalan
dapat terkena discolorisasi
 Biokompatibilitas : amalgam yang berada di rongga mulut beradaptasi
dengan baik hubungan harmonis bahan amalgam dengan libgkungan
dengan daerah kavitas rongga gigi
 Perubahan dimensi :
Ekspansi : penyempitan :
Fase gama 1 : saat trituasi terlalu sedikit menyebabkan partikel tidak
berkaitan dgn baik (undr trituasi .)
Fase gamma 2 : menyebabkan amalgam terlalu kental membuat amalgam
terlalu retak. (over trituasi )
Fase gamma 1 dan 2 ini untuk low copper alloy.

4. Apasaja klasifikasi dari amalgam ?


Berdasarkan banyaknya tembaga :
 Low copper alloy : tembaganya 2-6 %
Low copper amalgam : 6% tembaga, sisa perak zink

 High copper alloy : 12-30 %


High copper amalgam : alloy 12 – 13 % tembaga, perak timah
tembaga, zink, ada klasifikasi : Blended alloy ( campuran ) , Single
composition : tiap partikel mempunyai komposisi sama .

7
 Alloy bebas zink ( zink free alloy ): kurang dari 0,01 %
 Alloy yang menggunakan zink (zink containing alloy) : 0,01 – 1 %
Berdasarkan kandungan logam mulia:
 binary ada 2 komponen : perak dan timah
 tenary : ada 3 komponen, perak timah dan tembaga
 quartenary : ada 4 komponen , perak timah tembaga dan zink
Berdasarkan ukuran dari logam
 Mikrocut : 10-30 micrometer
 Macrocut : lebih dari 30 micrometer

Berdasar bentuk partikel


 irreguler : tidak beraturan
 spheroidal : bentuk sperioidal dan terdapat pada permukaan yang
halus,lebih banyak menggunakan merkuri
panjang : 40-50 mikrometer, bentuk partikel bulat dan permukaasn halus ,
mudah di tumpatkan ke kavitas saat kondensasi amalgam ( tdk butuh
tekanan besar saat kondensasi ) , daerah permukaan alloy kecil,

 Latecut : (irreguler ) : panjang partikel antara 60-120 mikrometer.


Zink : 2%, Komponen lain : perak : 66-73 %, Timah : 25-29 %
Tembaga 6%, Merkuri : 3%

5. Apasaja generasi dari amalgam ?


 Kelas 1 : perak dan timah , rasio 8 :1 , peritektik alloy ,
 Kelas 2 : perak ,timah ,tembaga 4 %, zink 1 % , penambahan tembaga
untuk meningkatkan kekerasan dan menurunkan tingkat plastisitasnya.
 Kelas 3 : alloy eutektik yang di tambahkan pada alloy original.
 Alloy eutektik : campuran dari beberapa alloy ( selain dari original ) ,
bahan tambahan atau campuran.
 Kelas 4 : kandungan tembaga meningkat smpe 29 %
 Kelas 5 : indium ditambahkan ke campuran perak, timah dan tembaga,
indium ( untuk menguapkan merkuri dan dapat membasahi alloy2 yang
lain) , mempunyai kelebihan dari kelas lainnya karna mengandung banyak
timah dan tembaga : meningkatkan pementukan fase gamma satu ,
mengurangi reaksi amalgamasi yang membentuk fasse gamma 2 ( anatara
timah dan mekuri ) , mencegar terjadinya tarnis dan korosi pada tumpatan
amalgam.
 Kelas 6 : logam mulia ditambahkan seperti paladium , kumpulan dari
logam2 yang di tambah dengan paladium ( f/ untuk memperbaiki retensi
proporsi mecanikal )
 Sekarng di gunakan kelas 5 dan kelas 6 .

6. Apa indikasi dan kontraindikasi pada restorasi amalgam ?

8
Indikasi :
 Bagus untuk gigi molar : mendapatkan pengunyahan yang baik
 Bagus digunakan gigi permanen maupun gigi sulung
 Bagus untuk yang mempunyai karies tinggi
 Preparasi kelas 1 untuk moderat sampai besar
 Untuk kelas 2 : oklusi tekanan pengunyahan besar dan sampe di akar
 Preparasi kelas 5 : seluruh jaringan dan permukaan akar
Kontraindikasi :
 Tidak baik untuk gigi anterior atau estetik
 Tidak baik untuk pasien yang mempunyai alergi.

7. Bagaimana manipulasi amalgam ?


Pemilihan jenis2 alloy amalgam, diliat kondisi pasien , preparasi menjadi cara
untuk pemilihan alloy
 Proporsi : tahapan penentuan rasio campuran antara alloy dengan merkuri
,terdalapat jumlah takaran perbandingan alloy dan merkuri sebesar 5:7 %
atau 5:8 % apabila kelebihan merkuri maka dapat : mempermudah terjadi
triturasi, saat manipulasi diperas menggunakan kassa/ kertas penyaring
agar merkuri tersaring.

 Triturasi : pencampuran alloy dengan merkuri , tujuan mixing agar


membasahi permukaan alloy dgn merkuri
“undertrituasi” : mudah kering, mudah hancur, porositas tinggi
Overtrituasi : amalgam tterasa panas, susah di ambil, tampak basah,
mengkilap dan lunak , atau plastisitas rendah, workingtime turun
Trituasi tepat : permukaan halus, mengkila
Tedapat 2 metode : manual dan metode mekanis
1. Manual : menggunakan alat mortar dan pastel yang terbuat
dari gelas, memiliki kekurangan , metode pencampuran
lambat.
2. Metode mekanis : alloy dan merkuri apat bercampur scra
mekanis menggunakan pastel stainlistil , pada metode ini
cenderung lebih cepat pencampurannya dibanding metode
manual
Tujuan : membuang lapisan oksida dari partikel alloy sehingga partikel
alloy dapat tercampur dengan merkuri, sehingga menghasilkan masa yag
homogen
pada kondensasi
Saat melakukan ini merkuri melarutkan amalgam : menjadikan fase
gamma 1 dan gamma 2 yang terus bertumbuh
Saat merkuri bercampur semua  logam menjadi keras
Dan terus menerus fase itu berjalan kecepata fase akan terus menurun, 
dalam suatu penelitian 1:1 tidak berhasil tercampur seluruhnya dengan
logam pada amalgam yang mengakibatkan partikel yang tdk bereaksi
dengan merkuri akan mengeras dan membentuk fasse gamma 2 ( fase

9
yang tidak di kehendaki karna meningkatkan korosi )embentuk ruangan
kosong
Ini adalah sebab harus melakukan kondensasi (penekanan untuk ruangan
kosong  jadi tdk membuat korosi )
Campuran logam yang tdk tercampur dengan merkuri akan
 Kondensasi : tahapan pemadatan atau mixing dengan renggang waktu 3 menit,
dimulai di waktu mixing yang bertujuan mendapatkan plastisitas optimum
hingga menghasilkan aaptasi yang baik antara amalgam dan dasar kavitasnya
 dilakukan penutupan yang optimal
Kavitas harus kering bila terkontaminasi air akan menyebabkan resiko korosi
Dapat muncul bubble pada permukaan amalgam
Tujuan : memadatkan dan membuang kelebihan merkuri dari permukaan
 Carving : tahapan pembentukan amalgam yang tlah di lakukan di tumpatan
sesuai anatomis gigi, posisi dalam keadaan plastis , dibentuk dengan amalgam
crver
 Burnishing : menghaluskan permukaan dengan gesekan tepi tumpatan dengn
tekanan ringan
 Pemolesan : dilakukan setelah 24 jam dengan tekanan ringan untuk
memperbaiki anatomis gigi dengan menggunakan stone hijau dan di lanjutkan
rubber.

8. Bagaimana cara preparasi amalgam secara umum dan kelas 1 ?


Secara umum:
 Outline : memperluar margin preparasi kedaerah pada preparasi ahir.
Dinding bukal dan lingual konvergen ke arah oklusal atau bentuk sudut 90
derajat terhdap enamel, dinding mesial dan distal sejaajar enamel root ,
saat kavitas hampir sampe proksimal dibuat merucut , di dalam kan
dibawah sampe titik kontak , bentuk tangga melebar kearah bukal-lingual ,
sudut aksioligual di befel ke gigi sebelahnya jarak 0,5 mm
 Membentuk resistensi primer : agar mendapatkan tempat untuk restorasi
sehingga memiliki kemampuan yang baik dalam menerima beban oklusal
 Membentuk retensi primer : retensi dapat di tingkatkan dengan konvergen
bagian bukanl dan lingual bertujuan untuk menyediakan retensi untuk
restorasi amagam
 Membuat undercut : yang lurus dengan dentin yang dekat dengan dinding
pulpa
 Preparasi gigi akhir : membuang karies dentin yg tersisa, pada tahab ini
karies dentin di hilangkan dengan exavator/bur bulat
Perlindungan pulpa jika di perlukan
 Finsihing dinding dan margin enamel : enamel yang tdk dibutuhkan bisa
dihilagkan
 Membersihkan pereparasi ahir : dibersihkan air dan udara,  di tempat
kan pad udara yang lembab  priksa kembali

Preparasi kelas 1 : pit dan fissure


 Outline form : 2 prinsip

10
Undermine enamel harus dihilagkan
Seluruh batas harus ditempatkan pada posisi yang mampu menghasilkan
hasil ahir yang kuat 
Enameloplasti : kelas 1 mempertahankan kedalaman enamel tidak lebh
dari 1/3 kedalaman enamel. Jika fissure 15 mm di sisakan 1,2 dari
permukaan dentin
 Extention for prefention atau cutting for imuniti : perluasan preparasi
untuk menjauhkan dari karies sekunder.
Kavitas dibuat dengan round bur diamond sampai kedalam 2 mm
Kavitas di perluas keuar ke semua alur (outline form ) yang terjadi
kerusakan . outline form dibuat sudut membulat tidak tajam , pulpa wall di
ratakan dengan bur invertedcone .
Dalam melakukan pengeburan dilakukan hati-hati
Untu tidak menganbil bagian bawah dindng secara berlebihan
Karies di buang dengan exavator/ bur bulat
Ada pertimbangan : bagian pit dan fissure bagian oklusal gigi
Aksialwall di buat sejajar sumbu gigi
Aksialwall pada lingual dari molar atas dan bagian facial M bawah
diratakan
 Fisnishing dengan cara : membuang sisa tumpatan dengan menggunakan
bur pita kuning , membuang semua enamel dengan cara menggunakan
trimmer/ carving
 Polishing : menghaluskan tumpatan dengan menggunakan polishing disk

9. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kualitas dari amalgam ?


 Kondisi kavitas yang tidak kering atau basah : amalgam akan
terkontaminasi dengan air  korosi
 Patahnya tepi tumpatan karna ada kebocoran mikro , berkaitan dengan
terlalu ecil takaran saat kondensasi dan saat dilakukan pemadatan .
dilakukan seharusnya dengan kondensasi yang baik , tidak meninggalkan
ruangan pada kavitas shingga tidak ada bakteri yang masuk , ataupun
saliva, salah satunya kebocaran mikro.

Menurut Robberson :
 Faktor perbandingan merkuri dan alloy
Jika merkuri sedikit : amalgam kering dan kasar, matrix tidak bisa
mengikat
 Faktor trituasi : over : aamalgam kental
Under : kering dan mudah hancur
 Kondensasi : kekuatan amalgam , kondensasi tergantung partikel alloy,
jika tekanan tinggi ( mengurangi korositas )
 Adaptasi matrix yang tidak sempurna apabila tidak menggunaan wedge
dan jika matrix band dilepaskan saat restorasi sblum setting.
 Fraktur prematur restorasi : jika pasien menggunakan langsung giginya
untuk makanan yang keras sebelum restorasi benar2 setting  pecah

11
 Merkuri rendah : keing , perandingan berbeda 2 sesuai ukuran partikel
alloy dan suhu yang digunakan , bentuk partikel.
 Proses preparasi : jangan sampe ada yang terlewat
 Proses kondensasi : tekanan tidak boleh kurang
 Saat memasukan bahan ke kavitas harus lebih cepat

Buku philip : diliat dari pengadukan, pemadatan, aktu kerja, waktu pengerasan .
 Diperhatikan perbandingan air raksa dan logam sesuai pabrik
 Rasio dari latecut 1;1 antara air raksa dan logam
 Untuk logam spherikal , air raksa sebanyak 42 % , jika kandungan
air raksa rendah : kandungan amalgam kering dan kasar, dan tidak
ada matrix untuk pengikatan masa , air raksa yang rendah :
menurunkan kekuatan amalgam dengan kandungan tembaga yang
tinggi yg akan menyebabkan daya tahan terhadap korosi menurun
 Pengadukan : tidak ada anjuran waktu pengadukan karna ada
faktornya : perbedaan kecepatan , perbedaan amalgam
Logam latecut : lebih butuh waktu pengadukan lama dibanding
spherical , drg harus melihat konsistensi  adukan yang sudah
hangat ketika dikeluarkan dari kapsul nantinya akan mempnyai
permukaan yang halus dan lebih lama menkilap, kekuatan akan
mendekati kekuatan maksimal.

10. Bagaimana cara menjaga rongga mulut jika mempunyai tambalan amalgam ?
Menurut oksisitas amalgam :ui 2013
 mengetahui gejala2 dari keracunan merkuri , melakukan pemeriksaan
secara periodik gigi yg di tambal amalgam
 menjaga rongga mulut agar tetap bersih
 mengetahui adanya alergi
 tidak meletakan benda-benda logam dan sebagainya
 hindari menggosok gigi terlalu keras
 tidak menggigit benda2 logam dll
 menghindari makanan asam2an
 menghindari makanan yang keras
 hindari memainkan tambalan dengan menggunakan lidah atau tusuk gigi.
 mengurangi terjadinya korosi : tidak memakan makanan asam terus
menerut
 tumpatan tidak berkontak antara RA dan RB dengan sma2 amalgam
 mengurangi terjadinya perubahan warna : adanya campuran dari bahan
silver dan copper yang mengandung sulfida (mengurangi makanan yang
mneganung reaksi sulfur )
 Jika terjadi reaksi sulfur akan bersamaan dengan eaksi saliva
(elektrokimia) menyebabkan tambalan tidak larut, permukaan tidak
terbentuk

12
 Membatasi tambalan amalgam pada rongga mulut karna amalgam terdiri
dari merkuri (bahan yang beracun yang memberi effek penguapan di RM
yang menyebabkan perubahan warna dentin ) dan organ-organ lainnya .
 Toksisitas berkaitan dengan afinitasnya untuk memebentuk ikatan kovalen
untuk membentuk kovalen yang mengganggu sistem enzim dalam organ ,
eracunan merkuri karna terbentuk karna adanya senyawa yang mudah
terserap yaitu merkuri yang teroksidasi sengan sulfida .
 Keracunan merkuri : inhalasi, penernaa, permukaan kulit
 Menurut, Azzizh hesti : jika terdapat tambalan amalgam masih baik
sbaiknya tdk diganti tambalan yang lain krna membongkar amalgam akan
mengakibatkan struktur gigi berkurang dan mengakibatkan terlepasnya ion
Hg yang akan msuk kedalam tubuh mealui inhalasi

13
B. PETA KONSEP

Karies

Klasifikasi
Amalgam

Generasi

Komposisi

Kualitas Preparasi

Manipulasi

Cara menjaga Rongga


mulut

14
BAB III

KESIMPULAN

Restorasi adalah suatu perawatan terhadap gigi rusak atau berlubang untuk
mengembalikan pada fungsi dan bentuk semula, dan sebuah hasil dari prosedur
kedokteran gigi yang bertujuan untuk mengembalikan warna, bentuk, fungsi gigi. Dental
amalgam merupakan salah satu contoh dari beberapa material bahan tambal dari praktik
kedokteran dan mempunyai komposisi dari beberapa logam dan merkuri dimana merkuri
sebagai liquid dan alloy sbg powder .Adapun Kelebihan dari amalgam yaitu mempunyai
kekuatan yang tinggi, beban kunyah tinggi, paling murah dari bahan restorasi lain .
Adapun kekurangannya , kekurangannya yaitu kurang estetik jika digunakan pda gigi
anterior, (warna kontras ) tidak menempel ada celah dan bisa terjadi penetrasi asam dari
bakteri. Amalgam alloy yaitu bahan tambalan tertua, pada tahun 1895, 1896 dan 1908
G.V Black seorang dokter gigi amerika serikat memulai penelitiannya tentang dental
amalgam .Menurut Clifton Q007), tumpatan Amalgam kadang-kadang dapat
menyebabkan efek merugikan secara ,lokal dalam rongga mulut misalnya reaksi alergi
pada gusi atau mukosa di sekitar gisi yang ditumpat namun kejadian ini sangat jarang dan
apabila tejadi biasanya dapat segera ditangani.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Van Noort R.Introduction to Dental Material . 3th ed london, New York. Moiby.
Elsevier Limite. 2007.
2. Kanneth J. Anusavice. Philipi Buku Ajar Ilmu Kefokteran Gigi. Edisi 10.
Jakarta:EGC.
3. Mc Cabe J.F and Wall A.W.G. Applied Dental Materials. 9th Ed. Oxford.
Bladiwell Publishing 2008.
4. Crary, R.G et al . 2000. Dental Materials Properti and Manipulation 7th edition .
Toronto Morby
5. “Pengaruh Sel Galvanik Kawat Busur Ortodontik Cekat Australia dan Nikel
Titakium dengan Amalgam terhadap pelepasan Ion Nickel : Studi Laboratorium
pada ligkungan saliva tiruan dengan PH normal .” Audi Irawan- Jurnal medika
Vol.7 No2:69-75.Juli. 2007
6. Couche, E.C. 1992. Sali Dental Material. Penerjemah: Slamet Tarigau. Jakarta:
Balai Pustaka
7. Buku Panduan Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut di Masyarakat.
Kementrian kesehatan RI tahun 2012.
8. Chandra, Satish. 2007. Textbook ofoperative Dentistry. New Relks: Jaypee
Brothers. Medical Publishers.
9. Buku pedoman dan tatalaksana praktik K.G., drg. Andrianto, Jembatan Merah
Yogjakarta, 2017. Cetakan kedua.

16

Anda mungkin juga menyukai

  • Perawatan Pulpa (Microteaching Pekerti)
    Perawatan Pulpa (Microteaching Pekerti)
    Dokumen53 halaman
    Perawatan Pulpa (Microteaching Pekerti)
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Salivary Flow Rate
    Salivary Flow Rate
    Dokumen1 halaman
    Salivary Flow Rate
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Mikilih
    Mikilih
    Dokumen10 halaman
    Mikilih
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • 39959
    39959
    Dokumen10 halaman
    39959
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen8 halaman
    Laporan
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • SGD 1 LBM 1
    SGD 1 LBM 1
    Dokumen4 halaman
    SGD 1 LBM 1
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Lap
    Lap
    Dokumen4 halaman
    Lap
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tutorial
    Laporan Tutorial
    Dokumen16 halaman
    Laporan Tutorial
    Sinta Herningtiyas
    Belum ada peringkat