Anda di halaman 1dari 4

Skenario

Seorang anak berusia 7 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan gigi depan kanan kiri bawah
berlubang hasil anamnesis gigi berlubang sudah lama dan terasa sakit saat minum es satu bulan
terakhir tidak mengonsumsi obat tertentu serta tidak memiliki alergi berdasarkan klasifikasi ASA
perilaku anak tergolong ASA 1 dokter gigi melakukan teknik sedasi untuk manajemen farmakologi
anak agar dapat melakukan perawatan oral.

STEP 1

1. Sedasi :
- Teknik dengan pemberian obat sedatif/asosiatif dengan atau tanpa analgesik dengan
tetap menjaga fungsi kardiovaskular
- Dilakukan selama perawatan/tindakan medis
- Teknik dilakukan apabila pasien tidak kooperatif dan merasa cemas saat dilakukan
perawatan
2. ASA :
- American Society Anesthesiologist standar yang dilakukan tenaga medis untuk
menentukan keadaan fisik pasien
- Digunakan untuk menentukan seberapa besar anesthesi yang diberikan pada pasien
- Penggolongan pasien untuk pemberian anesthesi
3. Manajemen farmakologi :
- Tindakan medis untuk menangani pasien dengan menggunakan obat obatan dengan
tujuan membuat pasien kooperatif dan menurunkan kecemasan nya.
- Dilakukan apabila manajemen non farmakologi tidak berhasil

Step 2
1. Apa saja macam macam manajemen perilaku farmakologi dan non farmakologi?
2. Bagaimana klasifikasi menurut ASA?
3. Apa saja tujuan dari ASA?
4. Apa tujuan dilakukan nya sedasi?
5. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari manajemen farmakologi sedasi?
6. Apa saja teknik sedasi?
7. Apa saja obat obatan yang tergolong dalam sedasi?
8. Bagaimana cara kerja obat sedasi?
9. Apa saja efek samping yang dapat timbul pada teknik sedasi?
10. Apa saja yang harus dipertimbangkan jika akan melakukan sedasi?
11. Apa yang harus dilakukan dokter gigi sebelum dilakukan teknik sedasi?

Step 3

1. Apa saja macam macam manajemen perilaku farmakologi dan non farmakologi?
- Manajemen perilaku nonfarmakologi : tidak menggunakan obat obatan
- Dengan teknik tell show do : seorang drg menjelaskan ke pasien nya dengan bahasa
yang mudah digunakan. Show : memperlihatkan bagaimana tindakan yang akan
dilakukan
- Teknik distraksi : menggunakan film/video animasi mengalihkan perhatian pasien
- Modelling : melihat contoh anak yang lebih dewasa
- Desensitasi : Pada anak phobia agar dikurangi secara perlahan agar anak mau dilakukan
perawatan
- Reinforcement : reward yang dapat diberikan kepada anak setelah dilakukan perawatan
medis bisa barang, fisik, ucapan
- Farmakologi
- Teknik relatif analgesia : menggunakan nitrous oksida sedation drg menggunakan teknik
ini untuk manajemen anak anak. Farmakogenetik : kelarutan sangat rendah sehingga
onset dan waktu sangat cepat. Farmakodinamik : konsentrasi 30-50% yang akan
menimbulkan efek mengantuk, tenang, sehingga kecemasan berkurang jika konsentrasi
melebihi 50% akan menyebabkan pusing (tidak direkomendasikan)
- Oral sedation : Menggunakan obat obatan melalui oral. Kelemahan harus menunggu 30-
60 menit. Jarang digunakan karena dapat masuk ke lambung dan menimbulkan masalah
lambung
- Intra muscular sedation : paling aman dilakukan di bagian paha, lebih cepat dari oral
sedation 20-30 menit
- Rectal sedation : digunakan karena penyerapan pada mukosa lebih baik.

2. Bagaimana klasifikasi menurut ASA?


- ASA 1 : pasien tidak memiliki penyakit sistemik (normal). Secara fisik dan mental contoh
tidak menggunakan alkohol/merokok. Boleh menjalankan perawatan sedasi
- ASA 2 : pasien memiliki penyakit sistemik ringan tidak menyebabkan keterlibatan
fungsional. Contoh : well controlled DM dan hipertensi, ibu hamil. Boleh tetapi harus
dengan kontrol dokter anak
- ASA 3 : pasien memiliki penyakit sistemik tingkat parah, sedang – berat. Sudah
melibatkan keterbatasan fungsional. Contoh : pasien DM dan hipertensi tidak terkontrol,
hepatitis aktif, end stage renal disease dengan hemodialisis rutin, pasien dengan PPOK.
Perawatan di rumah sakit
- ASA 4 : pasien memiliki penyakit sistemik tingkat parah dan mengancam jiwa pasien.
Contoh : disfungsi katup jantung, end stage renal disease dengan pasien tidak menjalani
hemodialisis rutin.
- ASA 5 : pasien memiliki masa hidup kurang dari 24 jam dengan bantuan operasi.
Contoh : sepsis
- ASA 6 : brain dead, organ masih dapat didonorkan tetapi otak sudah tidak berfungsi
- E : emergency digunakan saat kondisi darurat bisa ditambahkan pada ASA 1-6 tetapi
ditambahkan huruf E

3. Apa saja tujuan dari ASA?


- Mulai diterapkan 1941
- Untuk standarisasi standar fisik di rekam medis : untuk pemilihan jenis anestesi yang
tepat
- Data statistik di bidang anestesi
4. Apa tujuan dilakukan nya sedasi?
- Menghasilkan pasien anak yang tenang
- Menghasilkan suasana perawatan yang nyaman  meminimalisir rasa sakit
- Supaya perawatan lebih kompleks sehingga mengurangi waktu tindakan
- Untuk memudahkan drg dalam melakukan tindakan pada pasien yang kurang kooperatif
sehingga perawatan bisa maksimal
- Dilakukan apabila teknik non farmakologi tidak bisa dipakai
- Menurunkan kesadaran pasien tetapi tetap menjaga fungsi kardiovaskular dan
pernafasan
- Memberikan efek analgesia sehingga pasien tidak merasakan nyeri saat perawatan
dilakukan
- Untuk mengurangi cidera dan trauma saat tindakan karena pasien dalam keadaan relax
- Anak dapat dikontrol agar tidak mengganggu saat dilakukan prosedur
- Mempertahankan psikologis dari pasien

5. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari manajemen farmakologi sedasi?


- Indikasi :
- Saat prosedur nonfarmakologi sudah tidak dapat dilakukan, pengecualian tindakan
ekstraksi
- Pada pasien yang mengalami anxiety tinggi
- Pasien yang tidak kooperatif
- Orang tua setuju tindakan sedasi
- Pasien dengan hambatan fisik, mental, dan medis
- Pasien pra sekolah yang belum mengetahui tindakan yang akan dilakukan
- Pasien anak yang cemas, histeris, berteriak
- Pasien yang sensitif terhadap mual saat pemeriksaan

- Kontraindikasi :
- Pada pasien yang memiliki penyakit kelainan jantung signifikan
- Pada pasien yang mengalami renal disease
- Pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan (PPOK)
- Pasien prematur kurang dari 50 minggu
- ASA 2 – 6 karena harus dilakukan di rumah sakit dan konsultasi pada dokter spesialis
anak
- Anak yang mengalami otitis media akut (khusus inhalasi) karena nitrous oxide sedasi
akan masuk ke telinga tengah dan tekanan pada telinga akan naik sehingga terjadi rasa
sakit pada anak
- Pasien anak flu, sinusitis : kontraindikasi nitrous oxide

6. Apa saja teknik sedasi?


- Sedasi inhalasi : melalui pernafasan. Onset cepat, dosis dapat dititrasi, kedalaman sedasi
dapat dikontrol. Nitrous oxide : untuk pasien cemas tapi kooperatif
Kelemahan : dapat menyebabkan hipoksia, untuk anesthesi ringan
- Sedasi interal (oral dan rectal)
Oral : kelebihan nya pemberian nyaman dan tidak menakutkan (diazepam dan
midazolam) midazolam bisa diberikan inhalasi. Oral 0,25-1mg/kgBB
Inhalasi 0,2-0,3mg/kgBB
Kelemahan : membutuhkan waktu yang lebih lama dari teknik sedasi lain.
Akan menyebabkan efek sedasi ringan pasien dapat merespon stimulus verbal, fungsi
pernafasan dan cardiovascular berjalan dengan baik
- Sedasi parenteral (Intravascular dan Intramuscular)

7. Apa saja obat obatan yang tergolong dalam sedasi? Indikasi dan kontraindikasi
pengunaan
- Midazolam : short term action. Waktu kerja 15 menit
- Diazepam : long term action. Waktu kerja 60 menit. Dosis yang diberikan intravena, oral
0,25-0,5mg/kgBB

8. Bagaimana cara kerja obat sedasi?


- Inhalasi : obat anesthesi diberikan dalam bentuk gas dimasukan dalam inhaler sehingga
gas nitrous oxide masuk ke paru paru, masuk ke alveoli paru paru. Setelah itu gas masuk
ke pembuluh darah, diedarkan masuk ke otak.

9. Apa saja efek samping yang dapat timbul pada teknik sedasi?
- Sakit kepala
- Tenggorokan tidak enak
- Susah tidur
- Mual
- Rasa tidak nyaman

10. Apa saja yang harus dipertimbangkan jika akan melakukan sedasi?
- Memperhatikan tanda vital pasien
- Memperhatikan riwayat penyakit pasien dan keluarga
- Mencaritau riwayat alergi pasien
- Obat apa saja yang sedang dikonsumsi
- Riwayat perawatan sebelumnya
- Memperhatikan umur dan berat badan pasien

11. Apa yang harus dilakukan dokter gigi sebelum dilakukan teknik sedasi?
- Melakukan informed consent pada wali pasien
- Dokter gigi menjelaskan informasi tindakan sedasi

Anda mungkin juga menyukai