Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam ilmu kedokteran sering digunakan suatu istilah anestesi untuk penanganan suatu
pembedahan dalam meja operasi. Dalam proses anestesi atau pembiusan sering dilakukan dengan
tahapan yang terdiri dari beberapa stadium yaitu stadium 1 sampai 4. Anestesi adalah suatu tindakan
menahan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan
rasa sakit pada tubuh.

Istilah anestesia dikemukakan pertama kali oleh O.W. Holmes berasal dari bahasa Yunani
anaisthēsia (dari an- ‘tanpa’ + aisthēsis ‘sensasi’) yang berarti tidak ada rasa sakit.

Anestesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: (1) anestesia lokal: hilangnya rasa sakit tanpa disertai
kehilangan kesadaran; (2) anestesia umum: hilangnya rasa sakit disertai hilang kesadaran.

Dan pembiusan lokal adalah suatu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh
manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius ini bila di gunakan dalam
operasi tidak membuat lama waktu penyembuhkan operasi.

Usaha menekan rasa nyeri pada tindakan operasi dengan menggunakan obat telah dilakukan
sejak zaman dahulu termasuk pemberian alcohol dan opodium secara oral. Setiap obat anestesi
mempunyai variasi tersendiri bergantung pada jenis obat, dosis yang diberikan, dan keadaan secara
klinis. Anestetik yang ideal akan bekerja secara tepat dan baik serta mengembalikan kesadaran dengan
cepat segera sesudah pemberian dihentikan. Selain itu, batas keamanan pemakaian harus cukup
lebar dengan efek samping yang sangat minimal. Tidak satu pun obat anestetik dapat memberikan efek
yang diinginkan tampa disertai efek samping, bila diberikan secara tunggal.

Pada orang Mesir juga telah menggunakan narkotika, orang China menggunakan Cannabis indica,
sementara orang primitif menggunakan pemukulan kepala dengan kayu untuk menghilangkan
kesadaran. Pada tahun 1776 ditemukan anestesia gas pertama, yaitu N2O, namun kurang efektif
sehingga ada penelitian lebih lanjut pada tahun 1795 menghasilkan eter sebagai anestesia inhalasi
prototipe, yang kemudian berkembang hingga berbagai macam yang kita kenal saat ini.
Pada praktikum ini, kami melihat pengaruh pemberian eter terhadap perubahan kondisi
kesadaran kelinci yang dapat diamati dengan beberapa parameter penting, yaitu, respon nyeri, lebar
pupil, jenis pernafasan, frekuensi jantung, dan tonus otot.

Kelinci adalah hewan yang biasa digunakan sebagai hewan coba dikarenakan kelinci termasuk
hewan mamalia yang mempunyai struktur organ yang sama dengan manusia . Selain itu percobaan
menggunakan kelinci dirasa mudah dan juga ekonomis, maka dari itu percobaan obat anestesi umum ini
digunakan eter pada kelinci.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu melakukan percobaan anastesi umum dengan menggunakan eter pada
kecinci coba.
2. Mahasiswa mampu mengamati stadium-stadium anastesi yang terjadi meliputi stadium
I,II,III (plane 1234) yang dilihat berdasarkan parameter -parameter (respon nyeri, lebar
pupil,jenis pernapasan,frekuensi jantung dan tonus otot).
3. Mahasiswa mampu menjelaskan stadium-stadium pada anastesi.

1.3 Manfaat

1. Mampu melakukan anastesi umum dengan menggunakan eter pada kelinci coba
2. Mampu mengamati stadium.stadium pada anastesi yang dilihat berdasarkan parameter
3. Mampu menjelaskan stadium anastesi

Anda mungkin juga menyukai