Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER PADA TN. T


DI RUANG DAHLIA 3 RSUD TUGUREJO SEMARANG

DISUSUN OLEH:
TRINURHILAWATI
P27220019311

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2019/2020
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER PADA TN. T
DI RUANG DAHLIA 3 RSUD TUGUREJO SEMARANG

Hari : Senin
Tanggal : 21 oktober 2019
Jam : 11.00 WIB

A. Keluhan Utama: Sesak, batuk berdahak

B. Diagnosa Medis: SVT, Dispneu

C. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. penumpukan sekret

D. Data yang Mendukung Diagnosa Keperawatan


DS : - Klien mengatakan bahwa ia merasakan sesak nafas ketika batuk, batuk
berdahak tapi agak susah dikeluarkan.
DO : - Suara nafas tambahan: Ronkhi
- RR: 24x/menit

Dasar Pemikiran: Tn.T sesak nafas ketika batuk dan terdengar suara nafas
ronkhi yang menandakan adanya penumpukan sekret. Hal ini dapat mengganggu
pernafasan pasien. Oleh sebab itu, diperlukan suatu terapi untuk mengatasi masalah
tersebut, yaitu dengan terapi inhalasi atau nebulizer.

Terapi inhalasi merupakan suatu metode yang mengubah obat cair menjadi aerosol,
dihisap melalui masker/mouthpiece dan bekerja secara langsung ke target organ di
saluran napas.2

C. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Melakukan nebuliser combivent 1 amp dan Nacl 0.9% 2 cc
D. Prinsip-prinsip tindakan
Nebuliser merupakan tindakan keperawatan dengan prinsip bersih karena bukanlah
tidakan invasif. Prinsip-prinsip pelaksanaan nebulizer, seperti menyiapkan alat-alat dan
bahan (mesin nebulizer dan masker, obat), klien diposisikan fowler/duduk. Suara nafas,
denyut nadi, status respirasi, dan saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah tindakan.
Ajarkan klien cara menghirup yang benar.3

E. Analisa tindakan keperawatan


Tujuan dilakukan nebulizer adalah mengencerkan secret, mengobati peradangan
saluran napas atas, melegakan saluran napas.4 Terapi nebulizer dapat diberikan
langsung pada tempat/sasaran aksinya (seperti paru) oleh karena itu dosis yang
diberikan rendah, dosis yg rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek
samping sistemik, pengiriman obat melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga
aksinya lebih cepat dari pada rute lainnya seperti subkutan atau oral, udara yang
dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat membantu mengeluarkan sekresi
bronchus.5
Perawat langsung menyiapkan alat-alat untuk nebuliser seperti alat nebuliser,
masker oksigen disambungkan dengan selang pada mesin nebuliser, obat yang
dimasukkan (combivent 1 amp + Nacl 0.9% 2 cc) .Sakelar dalam mesin nebuliser
dihubungkan dengan sumber listrik.
Tn. T diposisikan fowler, combivent 1 amp + Nacl 0.9% 2 cc kemudian
dimasukkan dalam tabung di dalam nebuliser. Memasang masker oksigen pada klien,
kemudian menekan tombol on. Maka uap obat akan mengalir dari mesin nebuliser ke
masker oksigen dan akhirnya akan dihirup oleh klien. Perawat mengajarkan cara
menghirup yang benar. Setelah obat habis, nebulizer dimatikan dan klien kembali
memakai kanul oksigen.
Ketika hendak melakukan nebuliser, perawat tidak cuci tangan terlebih dahulu,
dan tidak menggunakan sarung tangan, paling tidak sarung tangan bersih. Wadah
nebulizer untuk cairan obat tidak dibersihkan. Wadah dalam nebulizer sebaiknya
dibersihkan setelah dipakai, yaitu dengan membuang sisa obatnya, dibersihkan
dengan air panas dan sabun setelah dipakai, dibersihkan dengan disinfektan setiap 24
jam bila penggunaan setiap hari.2 Perawat juga hanya mengkaji frekuensi nafas, dan
suara napas sebelum dan sesudah tindakan.
Bronkopneumonia Proses peradangan pada
saluran pernapasan atas

Eksudat plasma masuk Akumulasi sekret di


ke alveoli bronkus

Gangguan difusi dalam Ketidakefektifan bersihan


plasma jalan napas

Airway management
- Posisikan pasien untuk
Edema antara kapiler dan
memaksimalkan ventilasi
alveoli: edema paru
- Berikan bronkodilator
Gangguan pertukaran bila perlu (terapi
Supply oksigen menurun nebulizer)
gas
- Monitor respirasi dan
status oksigen
Dispneu, retraksi dada,
- Pemberian terapi
napas cuping hidung
oksigen

F. Bahaya yang dapat terjadi3


1. Pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan
2. Mual
3. Muntah
4. Tremor
5. Bronkospasme
6. Takikardi

G. Hasil yang didapat dan maknanya


S: pasien mengatakan sudah lega, sesak napas berkurang, rasa ingin batuk berkurang.
O: irama napas teratur, frekuensi 20x/menit, suara nafas vesikuler tidak ada bunyi
nafas tambahan
A: masalah teratasi
P: anjurkan pasien untuk napas dalam, batuk efektif, minum air putih hangat

H. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa di atas
(mandiri dan kolaboratif)
1. Pemeriksaan suara napas
2. Memposisikan semifowler/fowler
3. Melakukan fisioterapi dada
4. Pemberian bronkodilator

I. Evaluasi diri
Dalam mempersiapkan alat-alat sampai melakukan nebuliser, akan lebih baik
jika cuci tangan terlebih dahulu. Membersihkan masker oksigen dengan kapas
alkohol, membuang sisa obat dan membersihkan wadah dalam nebuliser dengan air
hangat dan sabun. Suara nafas, denyut nadi, status respirasi, dan saturasi oksigen
diukur sebelum dan sesudah tindakan

J. Kepustakaan
1. Bulecheck et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC), 6th Edition.
Elsevier Global Rights: United Kingdom.
2. Linda A.Sowden; Lynn Bezt.Cecilin. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri.
EGC: Jakarta.
3. Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI. Terapi Inhalasi.
Upload: 1 Mei 2009.
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/7001abad927d536232531639aaf2
b156d9e1ea62.pdf . Diakses tanggal 21 oktober 2019.
4. Layman, ME. Nebuliser Therapy, dalam buku Emergency Nursing
Procedures. Edisi ke-2 oleh Jean A Proehl. USA: W.B. Saunders Company.

Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI

(TRINURHILAWATI) (Kus Arifin S.Kep,Ns)

Anda mungkin juga menyukai