Anda di halaman 1dari 26

SOP / Protap Penanganan Demam Tifoid

SOP Penanganan Demam Tifoid


Pengertian Demam tifoid adalah suatu penyakit
sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi
kuman Salmonella typhi.

Kriteria Diagnosis

Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit


kepala

- Kesadaran menurun

- Lidah kotor, hepatosplenomegali, dsb

- Bradikardia relatif
Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita tifoid
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan
dokter
Prosedur Diagnosis Diferensial

- Infeksi karena virus + (Dengue influenza)

- Malaria

- Broncho pnemonia

Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan lab

- Hb, Leko, Diff, Trombist, Ht

- Urine lengkap

- Widal

Terapi

1. Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2


gr/hr atau kotrimoksasol 2 x 2 tab diberikan
sampai 7 hari bebas napas atau Quinolon

2. pemberian cairan infuse RL / D 5%

Penyulit :

- Toksis

- Perforasi usus mengakibatkan peritonitis

- Perdarahan dari usus

Lama perawatan :

Umumnya sampai 7 hari bebas panas


Unit RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES
terkait
1 of 9
2 of 9
Kerangka acuan

1. 1. Kerangka Acuan Kerja Puskesmas Madising Na Mario Program : Upaya


Kesehatan Masyarakat Kegiatan : Pengobat Tradisional Akupresure Capaian Program
: Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan tradisional khususnya akupresur Input :
Masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan terdisional Output :
Terlaksananya Kegiaatan Kesehatan tradisional akupresure Outcom : Meningkatnya
Pelayanan kesehatan tradisional akupresure I. PENDAHULUAN Undang-undang No
17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-
2025 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatnya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam upaya
mencapai tujuan tersebut, maka pembangunan kesehatan dilaksanakan secara
sistematis dan berkesinambungan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat. Dalam undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 pada pasal 59
bahwa pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi pelayanan kesehatan
tradisional yang menggunakan keterampilan dan yang menggunakan ramuan, dibina
dan diawasi oleh pemerintah agar dapat di pertanggung jawabkan manfaat dan
keamanannya, serta tidak bertentangan dengan norma agama. Di sisi lain pasal 61
dinyatakan bahwa masyrakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional
yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Undang undang
Republik Indonesia No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah menyatakan
bahwa bidang kesehatan merupakan urusan bersama/ konkuren antara pemerintah
pusat dan pemrintah daerah. Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui
peningkatan upaya kesehatan termasuk di antaranya pelayanan kesehatan tradisional.
2. 2. Dalam Keputusan menteri Kesehatan No.374/MENKES/SK/V/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa pengobatan tradsional merupakan
bagian dari subsistem Upaya kesehatan. Upaya kesehatan diselengagarakan di
Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan
(pengembangan) dimana pelayanan kesehatan tradisional merupakan upaya kesehatan
pilihan (pengembangan) II. LATAR BELAKANG Pelayanan Kesehatan tradisional
merupakan warisan budaya bangsa yang selama ini tumbuh dan berkembang serta
terpelihara secara turun temurun di kalangan masyarakat, digunakan sejak dahulu
sampai kini dengan kecendrungan yang terus meningkat. Komitmen Asean dalam
“Declaration of the 7 th Sean Health Ministers” 22 April 2014 di Penang Malaysia,
menghendaki integrasi pelayanan kesehatan tradisional ke dalam system pelayanan
kesehatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dasar. Salah satu pelayanan
kesehantan tradisional jenis keterampilan yang banyak berkembang adalah pijat. Pijat
telah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala sebagai bagian dan upaya untuk
membuat mereka lebih sehat dan telah member andil yang cukup besar dalam
memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Jenis pijat yang berkembang saat ini
diantaranya adalah akupresur. Dalam rangka mewujudkan pelayanan akupresur yang
dapat dipertanggung jawabkan manfaat dan keamanaannya, tidak bertentangan
dengan norma yang berlaku serta memberikan perlindungan kepada masyarakat
penerima pelayanan, maka dalam penyelenggaraannya perlu dilakukan pembinaan
dan pengawasan. Pembinaan terhadap pelayanan akupresur dilakukan secara
berjenjang oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota, Puskesmas dengan melibatkan Lintas ektor terkait dan Assosiasi
pengobat tradisional pijat, sesuai dengan tugas poko dan fungsinya masing-masing.
3. 3. III. TUJUAN A. Tujuan Umum Mampu memahami Tatalaksana penyelenggaraan
pelayanan akupresur di puskesmas. B. Tujuan Khusus - Mengetahui dan memahami
alur pelayanan akupresur di puskesmas - Mengetahui dan memahami tata hubungan
kerja sama antar unit pelayanan akupresur - Memahami dan melaksanakan pencatatan
dan pelaporan pelayanan akupresur IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
KEGIATAN Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional akupresur di
puskesmas diperlukan persiapan dalam beberapa aspek sebagai berikut : 1. Aspek
Regulasi a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 b. Kepmenkes RI Nomor
HK.03.01/160/I/20120 tentang Rencana Strategis Kemetrian Kesehatan Tahun 2010-
2-14 c. SKN (Sistem Kesehatan Nasional) Untuk pengembangan pelayanan
Kesehatan Tradisional diperlukan dukungan Regulasi yang mengacu pada
peraturan/kebijakan di pusat terkait dengan pelayanan kesehatan tradisional dan
dukungan APBD dari pemerintah Kabupaten/Kota 2. Aspek Menajemen Manajemen
pelayanan kesehatan tradisional akupresur terdiri dari perencanaan (Rencana Usulan
Kegiatan/RUK dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan /RPK), pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Pelayanan kesehatan
tradisional harus dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan dengan
manajemen Puskesmas. Beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian dalam
pelaksanaan manajemen pelayanan kesehatan trdisional akupresur adalah : a. Tahap
perencanaan : 1. Inventarisasi sarana, prasarana dan alat pelayanan akupresur 2. Jenis
dan jumlah bahan penunjang yang dibutuhkan 3. Invebtarisasi keluhan penyakit yang
memerlukan pelayanan akupresur
4. 4. b. Tahap pelaksanaan dan pengendalian 1. Plan of Action (POA) 2. Tim pelaksana
pelayanan akupresur 3. Pengadaan sarana dan prasarana 4. Uraian tugas dan Standar
Pelayanan Operasional (SOP) 5. Sosialisasi dan koordinasi 6. Lokakarya mini c.
Tahap pengawasan dan pertanggung jawaban 1. Pencatatan 2. Penilaina kerja 3.
Pelaporan 4. Bimbingan teknis 3.Aspek Sumber Daya a. Tenaga Kesehatan
Pelayanan akupresur di puskesmas dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang terlatih
akupresur b. Sarana dan Prasarana 1. Ruang pelayanan dan kesehatan tradisional
Puskesmas dapat menyediakan ruangan khusus untuk pelayanan akupresur kesehatan
tradisional atau mengoptimalkan ruangan pelayanan yang tersedia 2.Peralatan dan
bahan Fasilitas pelayanan akupresur di puskesmas minimal harus tersedia : 1. Meja
dan kursi 2. Tempat tidur pelayanan 3. Peralatan cuci tangan : wastafel, handuk kecil,
sabun 4. Bahan pelican (minyak urut, handybody) 5. Alat bantu pijat akupresur 6.
4.Aspek Pembiayaan
5. 5. 7. Pembiayaan pelayanan kesehatan tradisional akupresur di puskesmas dapat
berasal dari APBD kabupaten/kota, APBD provinsi, APBN, sumber- sumber lain
yang tidak mengikat dan tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Pasien
yang dating ke Puskesmas tetap dilakukan pemeriksaan secara konvensional dan
diagnosis menggunakan ICD X. Dalam memberikan pilihan pengobatan terdapat tiga
pilihan : 1. Konvensional saja 2. Konvensional + Pelayanan Kesehatan Tradisional
(komplemet) Disebut komplemen apabila pelayanan kesehatan tradisional
melengkapi pelayanan kesehatan konvensional. 3. Pelayanan kesehatan tradisional
(alternative) Disebut alternative apabila pelayanan kesehatan tradisional menjadi
pengganti pelayanan kesehatan konvensional dengan indikasi tertentu. Mekanisme
integrasi tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut : PASIEN DATANG
PEMERIKSAAN & DIAGNOSA OLEH DOKTER (PenegakanDiagnosatetapsacara
konvensional)
6. 6. Alur Pelayanan Akupresur : a. Klien mendaftar di tempat pendaftaran b. Klien
menunggu giliran sesuai nomor urut c. Klien menuju tempat periksa dan pelayanan d.
Klien dipijat akupresur e. Kilen diberi saran dan jadwal kunjungan berikutnya apabila
diperlukan f. Klien menyelesaikan administrasi pelayanan VI. SASARAN Sasaran
pada akupresure yaitu klien yang memerlukan pelayanan kesehatan tradisional
akupresure dengan cara melakukan pendaftaran untuk mendata identitas klien di buku
pendaftaran. Adapaun klien yang memerlukan pelayanan akupresure diseleksi layak
atau tidak untuk dilakukan tindakan akupresur, maka klien harus diidentifiksai
keluhannya. Klien yang tidak boleh dilayani : 1. Anak usia dibawah 2 tahun
INFORMCONSENT,REQUEST CONSENTDAN TERAPI 1.
Pengisiansuratpersetujuanpasienatastindakanalternatif komplementer(informconsent)
2. Pengisian suratpermintaanpasienataspelayanankesehatan alternative
dankomplementer(requestconsent) 3. Pilihanterapi yangdiberikan dokter: a.
Konvensional saja b. Konvensional +Yankestradisional (complement) c. Murni
YankesTradisional (alternative) HAL-HAL YANGDIPERHATIKAN
Tindakandapatdiberikanoleh:
Tenagakesehatanyangmendapatpelatihankhususdibidangtradisiona, alternative
dankomplementer(dalampengawasandokter)
7. 7. 2. Klien sedang berobat dengan obat pengencer darah 3. Klien diketahui menderita
kelainan pembekuan darah 4. Luka bakar pada lokasi akupresur 5. Penyakit infeksi
pada kulit, koreng pada lokasi akupresur 6. Penyakit infeksi menular : HIV-AIDS,
hepatitis, Typhus dll 7. Kondisi umum klien yang sangat lemah dan penyakit berat
lainnya 8. Untuk ibu hamil, pelayanan akupresur hanya dapat dilakukan untuk
perawatan payudara dan mengurangi mual muntah Klien yang tidak dapat dilayani
dengan akupresur berdasarkan seleksi klien, dianjurkan memeriksakan diri ke
Puskesmas atau dokter terdekat. Kilen yang akan ditangani dilakukan pencatatan data
umum yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat dan keluhan. Jenis
pelayanan akupresur yang dilayani yaitu : 1. Pelayanan untuk anak diatas 2 tahun a.
Sesak Nafas (asma) b. Batuk pilek (common cold) c. Perut kembung (dyspepsia) d.
Gangguan nafsu makan (anoreksia) e. Mengompol (enuresis) 2. Pelayaanan akupresur
untuk wanita a. Gangguan nyeri haid (Dismenorhea) b. Ibu hamil (untuk perawatan
payudara, mual dan muntah) c. Perawatan setelah melahirkan (Post partum care) ASI
sedikit dan tidak lancar Kelelahan dan pusing Menguatkan darah dan
mengembalikan kondisi rahim 3. Pelayanan akupresur untuk gangguan kesehatan
umum a. Nyeri kepala sebelah (migraine) b. Nyeri otot (myalgia)
8. 8. c. Nyeri gigi d. Mual (nausea) e. Sembelit/ susah buang air besar (konstipasi) f.
Susah tidur (insomnia) g. Relaksasi otot h. Pemulihan stamina sehabis sakit i.
Arthritis genu (daerah lutut) VII. JADWAL KEGIATAN Ruangan Pelayanan
kesehatan tradisional akupresur bergabung dengan poli PTM dan jadwalnya
dilaksanakan bersamaan rawat jalan dalam puskesamas dan pasiennya berasal dari
poli umum yang di rujuk oleh dokter. Dan untuk pelayaanan awal terapi untuk pasien
dilaksanakan tiap hari sabtu. VIII. RENCANA PEMBIAYAAN PROGRAM Dalam
mendukung terselenggaranya Pelayanan kesehatan tradisoanl akupresur
diperlukanpembiayaan yang memadai. Berasal dari dana BOK ataudana-dana lain
yangada di puskesmas sesuai dengan Keputusan kepala puskesamas selaku pengambil
kebijakan dalam puskesmas. IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
KEGIATAN 1. Pencatatan Pencatatan yang diperlukan pada pelayanan kesehatan
tradisional akupresur meliputi : a. Pencatatan klien Pencatatan klien menjelaskan
informasi tentang : Identitas klien (nama, umur, jenis kelamin, alamat) Kunjungan
klien baru dan kunjungan lama Keluhan klien
9. 9. Rencana tindakan akupresur Tindakan yang diberikan Keterangan (nasihat,
anjuran atau keterangan lain yang diperlukan b. Sarana Pencatatan Catatan
pelayanan kesehatan tradisional kunjungan setiap klien Buku Catatan/register setiap
klien Form laporan bulanan 2. Pelapaoran Mekanisme pelaporan dilakukan secara
berjenjang dimulai praktik mandiri pengobat tradisional dari griya kesehatan
tradisional ke puskesmas. Puskesmas kepada dinas kesehatan Kabupaten/kota.
Selanjutnya dinas kesehatan provinsi ke Kementerian kesehatan RI yang dilakukan
berkala. 3. Evaluasi Kegiatanmonitoringdilakukanmelalui pencatatandanpelaporan
yangberlakuataumelaluipengamatan langsung, untuk melihat apakah pelaksanaan
sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan keberhasilan kegiatan, disamping melihat
hambatan/masalah yang timbul serta kinerja oleh petugas Puskesmas . Upaya ini
dilakukan juga agar terjadi kesinambungan kegiatan dan peningkatannya Evaluasi
kegiatan dilakukan melalui pemanfataan data hasil pencatatan dan pelaporan,
pengamatan, langsungataupundengan melakukanstudidanatau penelitiankhusus untuk
melakukanpengembangan kegiatan selanjutnya. Instrumen monitoring dan evaluasi
yang dipergunakan adalah pencatatan kegiatan dalam Puskesmas serta umpan balik
laporan dari Kabupaten/Kota.

Recommended

Up and Running with NoSQL Databases

Data Visualization for Data Analysts


Foundations of Programming: Databases

Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat

Theodorus Indarto

Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas

Zakiah dr

Pemetaan kriteria pokja 2


Theodorus Indarto

Bab v.

Arm Adi

Perencanaan Puskesmas Dalam Standar Akreditasi

nug nugroho

Akreditasi Puskesmas

Juwitour MICE Training


Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama

Fendy dc

 English
 Español
 Português

angka acuan
12,750 views

    

Atma Patang
Follow

Published on Dec 1, 2015

KERANGKA A

Published in: Data & Analytics


0 Comments
3 Likes
Statistics
Notes
 Be the first to comment

Kerangka acuan

1. 1. Kerangka Acuan Kerja Puskesmas Madising Na Mario Program : Upaya


Kesehatan Masyarakat Kegiatan : Pengobat Tradisional Akupresure Capaian Program
: Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan tradisional khususnya akupresur Input :
Masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan terdisional Output :
Terlaksananya Kegiaatan Kesehatan tradisional akupresure Outcom : Meningkatnya
Pelayanan kesehatan tradisional akupresure I. PENDAHULUAN Undang-undang No
17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-
2025 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatnya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam upaya
mencapai tujuan tersebut, maka pembangunan kesehatan dilaksanakan secara
sistematis dan berkesinambungan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun masyarakat. Dalam undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 pada pasal 59
bahwa pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi pelayanan kesehatan
tradisional yang menggunakan keterampilan dan yang menggunakan ramuan, dibina
dan diawasi oleh pemerintah agar dapat di pertanggung jawabkan manfaat dan
keamanannya, serta tidak bertentangan dengan norma agama. Di sisi lain pasal 61
dinyatakan bahwa masyrakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional
yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Undang undang
Republik Indonesia No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah menyatakan
bahwa bidang kesehatan merupakan urusan bersama/ konkuren antara pemerintah
pusat dan pemrintah daerah. Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui
peningkatan upaya kesehatan termasuk di antaranya pelayanan kesehatan tradisional.
2. 2. Dalam Keputusan menteri Kesehatan No.374/MENKES/SK/V/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa pengobatan tradsional merupakan
bagian dari subsistem Upaya kesehatan. Upaya kesehatan diselengagarakan di
Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan
(pengembangan) dimana pelayanan kesehatan tradisional merupakan upaya kesehatan
pilihan (pengembangan) II. LATAR BELAKANG Pelayanan Kesehatan tradisional
merupakan warisan budaya bangsa yang selama ini tumbuh dan berkembang serta
terpelihara secara turun temurun di kalangan masyarakat, digunakan sejak dahulu
sampai kini dengan kecendrungan yang terus meningkat. Komitmen Asean dalam
“Declaration of the 7 th Sean Health Ministers” 22 April 2014 di Penang Malaysia,
menghendaki integrasi pelayanan kesehatan tradisional ke dalam system pelayanan
kesehatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dasar. Salah satu pelayanan
kesehantan tradisional jenis keterampilan yang banyak berkembang adalah pijat. Pijat
telah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala sebagai bagian dan upaya untuk
membuat mereka lebih sehat dan telah member andil yang cukup besar dalam
memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Jenis pijat yang berkembang saat ini
diantaranya adalah akupresur. Dalam rangka mewujudkan pelayanan akupresur yang
dapat dipertanggung jawabkan manfaat dan keamanaannya, tidak bertentangan
dengan norma yang berlaku serta memberikan perlindungan kepada masyarakat
penerima pelayanan, maka dalam penyelenggaraannya perlu dilakukan pembinaan
dan pengawasan. Pembinaan terhadap pelayanan akupresur dilakukan secara
berjenjang oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota, Puskesmas dengan melibatkan Lintas ektor terkait dan Assosiasi
pengobat tradisional pijat, sesuai dengan tugas poko dan fungsinya masing-masing.
3. 3. III. TUJUAN A. Tujuan Umum Mampu memahami Tatalaksana penyelenggaraan
pelayanan akupresur di puskesmas. B. Tujuan Khusus - Mengetahui dan memahami
alur pelayanan akupresur di puskesmas - Mengetahui dan memahami tata hubungan
kerja sama antar unit pelayanan akupresur - Memahami dan melaksanakan pencatatan
dan pelaporan pelayanan akupresur IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN
KEGIATAN Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional akupresur di
puskesmas diperlukan persiapan dalam beberapa aspek sebagai berikut : 1. Aspek
Regulasi a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 b. Kepmenkes RI Nomor
HK.03.01/160/I/20120 tentang Rencana Strategis Kemetrian Kesehatan Tahun 2010-
2-14 c. SKN (Sistem Kesehatan Nasional) Untuk pengembangan pelayanan
Kesehatan Tradisional diperlukan dukungan Regulasi yang mengacu pada
peraturan/kebijakan di pusat terkait dengan pelayanan kesehatan tradisional dan
dukungan APBD dari pemerintah Kabupaten/Kota 2. Aspek Menajemen Manajemen
pelayanan kesehatan tradisional akupresur terdiri dari perencanaan (Rencana Usulan
Kegiatan/RUK dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan /RPK), pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Pelayanan kesehatan
tradisional harus dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan dengan
manajemen Puskesmas. Beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian dalam
pelaksanaan manajemen pelayanan kesehatan trdisional akupresur adalah : a. Tahap
perencanaan : 1. Inventarisasi sarana, prasarana dan alat pelayanan akupresur 2. Jenis
dan jumlah bahan penunjang yang dibutuhkan 3. Invebtarisasi keluhan penyakit yang
memerlukan pelayanan akupresur
4. 4. b. Tahap pelaksanaan dan pengendalian 1. Plan of Action (POA) 2. Tim pelaksana
pelayanan akupresur 3. Pengadaan sarana dan prasarana 4. Uraian tugas dan Standar
Pelayanan Operasional (SOP) 5. Sosialisasi dan koordinasi 6. Lokakarya mini c.
Tahap pengawasan dan pertanggung jawaban 1. Pencatatan 2. Penilaina kerja 3.
Pelaporan 4. Bimbingan teknis 3.Aspek Sumber Daya a. Tenaga Kesehatan
Pelayanan akupresur di puskesmas dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang terlatih
akupresur b. Sarana dan Prasarana 1. Ruang pelayanan dan kesehatan tradisional
Puskesmas dapat menyediakan ruangan khusus untuk pelayanan akupresur kesehatan
tradisional atau mengoptimalkan ruangan pelayanan yang tersedia 2.Peralatan dan
bahan Fasilitas pelayanan akupresur di puskesmas minimal harus tersedia : 1. Meja
dan kursi 2. Tempat tidur pelayanan 3. Peralatan cuci tangan : wastafel, handuk kecil,
sabun 4. Bahan pelican (minyak urut, handybody) 5. Alat bantu pijat akupresur 6.
4.Aspek Pembiayaan
5. 5. 7. Pembiayaan pelayanan kesehatan tradisional akupresur di puskesmas dapat
berasal dari APBD kabupaten/kota, APBD provinsi, APBN, sumber- sumber lain
yang tidak mengikat dan tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Pasien
yang dating ke Puskesmas tetap dilakukan pemeriksaan secara konvensional dan
diagnosis menggunakan ICD X. Dalam memberikan pilihan pengobatan terdapat tiga
pilihan : 1. Konvensional saja 2. Konvensional + Pelayanan Kesehatan Tradisional
(komplemet) Disebut komplemen apabila pelayanan kesehatan tradisional
melengkapi pelayanan kesehatan konvensional. 3. Pelayanan kesehatan tradisional
(alternative) Disebut alternative apabila pelayanan kesehatan tradisional menjadi
pengganti pelayanan kesehatan konvensional dengan indikasi tertentu. Mekanisme
integrasi tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut : PASIEN DATANG
PEMERIKSAAN & DIAGNOSA OLEH DOKTER (PenegakanDiagnosatetapsacara
konvensional)
6. 6. Alur Pelayanan Akupresur : a. Klien mendaftar di tempat pendaftaran b. Klien
menunggu giliran sesuai nomor urut c. Klien menuju tempat periksa dan pelayanan d.
Klien dipijat akupresur e. Kilen diberi saran dan jadwal kunjungan berikutnya apabila
diperlukan f. Klien menyelesaikan administrasi pelayanan VI. SASARAN Sasaran
pada akupresure yaitu klien yang memerlukan pelayanan kesehatan tradisional
akupresure dengan cara melakukan pendaftaran untuk mendata identitas klien di buku
pendaftaran. Adapaun klien yang memerlukan pelayanan akupresure diseleksi layak
atau tidak untuk dilakukan tindakan akupresur, maka klien harus diidentifiksai
keluhannya. Klien yang tidak boleh dilayani : 1. Anak usia dibawah 2 tahun
INFORMCONSENT,REQUEST CONSENTDAN TERAPI 1.
Pengisiansuratpersetujuanpasienatastindakanalternatif komplementer(informconsent)
2. Pengisian suratpermintaanpasienataspelayanankesehatan alternative
dankomplementer(requestconsent) 3. Pilihanterapi yangdiberikan dokter: a.
Konvensional saja b. Konvensional +Yankestradisional (complement) c. Murni
YankesTradisional (alternative) HAL-HAL YANGDIPERHATIKAN
Tindakandapatdiberikanoleh:
Tenagakesehatanyangmendapatpelatihankhususdibidangtradisiona, alternative
dankomplementer(dalampengawasandokter)
7. 7. 2. Klien sedang berobat dengan obat pengencer darah 3. Klien diketahui menderita
kelainan pembekuan darah 4. Luka bakar pada lokasi akupresur 5. Penyakit infeksi
pada kulit, koreng pada lokasi akupresur 6. Penyakit infeksi menular : HIV-AIDS,
hepatitis, Typhus dll 7. Kondisi umum klien yang sangat lemah dan penyakit berat
lainnya 8. Untuk ibu hamil, pelayanan akupresur hanya dapat dilakukan untuk
perawatan payudara dan mengurangi mual muntah Klien yang tidak dapat dilayani
dengan akupresur berdasarkan seleksi klien, dianjurkan memeriksakan diri ke
Puskesmas atau dokter terdekat. Kilen yang akan ditangani dilakukan pencatatan data
umum yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat dan keluhan. Jenis
pelayanan akupresur yang dilayani yaitu : 1. Pelayanan untuk anak diatas 2 tahun a.
Sesak Nafas (asma) b. Batuk pilek (common cold) c. Perut kembung (dyspepsia) d.
Gangguan nafsu makan (anoreksia) e. Mengompol (enuresis) 2. Pelayaanan akupresur
untuk wanita a. Gangguan nyeri haid (Dismenorhea) b. Ibu hamil (untuk perawatan
payudara, mual dan muntah) c. Perawatan setelah melahirkan (Post partum care) ASI
sedikit dan tidak lancar Kelelahan dan pusing Menguatkan darah dan
mengembalikan kondisi rahim 3. Pelayanan akupresur untuk gangguan kesehatan
umum a. Nyeri kepala sebelah (migraine) b. Nyeri otot (myalgia)
8. 8. c. Nyeri gigi d. Mual (nausea) e. Sembelit/ susah buang air besar (konstipasi) f.
Susah tidur (insomnia) g. Relaksasi otot h. Pemulihan stamina sehabis sakit i.
Arthritis genu (daerah lutut) VII. JADWAL KEGIATAN Ruangan Pelayanan
kesehatan tradisional akupresur bergabung dengan poli PTM dan jadwalnya
dilaksanakan bersamaan rawat jalan dalam puskesamas dan pasiennya berasal dari
poli umum yang di rujuk oleh dokter. Dan untuk pelayaanan awal terapi untuk pasien
dilaksanakan tiap hari sabtu. VIII. RENCANA PEMBIAYAAN PROGRAM Dalam
mendukung terselenggaranya Pelayanan kesehatan tradisoanl akupresur
diperlukanpembiayaan yang memadai. Berasal dari dana BOK ataudana-dana lain
yangada di puskesmas sesuai dengan Keputusan kepala puskesamas selaku pengambil
kebijakan dalam puskesmas. IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
KEGIATAN 1. Pencatatan Pencatatan yang diperlukan pada pelayanan kesehatan
tradisional akupresur meliputi : a. Pencatatan klien Pencatatan klien menjelaskan
informasi tentang : Identitas klien (nama, umur, jenis kelamin, alamat) Kunjungan
klien baru dan kunjungan lama Keluhan klien
9. 9. Rencana tindakan akupresur Tindakan yang diberikan Keterangan (nasihat,
anjuran atau keterangan lain yang diperlukan b. Sarana Pencatatan Catatan
pelayanan kesehatan tradisional kunjungan setiap klien Buku Catatan/register setiap
klien Form laporan bulanan 2. Pelapaoran Mekanisme pelaporan dilakukan secara
berjenjang dimulai praktik mandiri pengobat tradisional dari griya kesehatan
tradisional ke puskesmas. Puskesmas kepada dinas kesehatan Kabupaten/kota.
Selanjutnya dinas kesehatan provinsi ke Kementerian kesehatan RI yang dilakukan
berkala. 3. Evaluasi Kegiatanmonitoringdilakukanmelalui pencatatandanpelaporan
yangberlakuataumelaluipengamatan langsung, untuk melihat apakah pelaksanaan
sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan keberhasilan kegiatan, disamping melihat
hambatan/masalah yang timbul serta kinerja oleh petugas Puskesmas . Upaya ini
dilakukan juga agar terjadi kesinambungan kegiatan dan peningkatannya Evaluasi
kegiatan dilakukan melalui pemanfataan data hasil pencatatan dan pelaporan,
pengamatan, langsungataupundengan melakukanstudidanatau penelitiankhusus untuk
melakukanpengembangan kegiatan selanjutnya. Instrumen monitoring dan evaluasi
yang dipergunakan adalah pencatatan kegiatan dalam Puskesmas serta umpan balik
laporan dari Kabupaten/Kota.

Recommended

Up and Running with NoSQL Databases

Data Visualization for Data Analysts


Foundations of Programming: Databases

Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat

Theodorus Indarto

Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas

Zakiah dr

Pemetaan kriteria pokja 2


Theodorus Indarto

Bab v.

Arm Adi

Perencanaan Puskesmas Dalam Standar Akreditasi

nug nugroho

Akreditasi Puskesmas

Juwitour MICE Training


Pedoman penyusunan dokumen akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama

Fendy dc

 English
 Español
 Português
 Français
 Deutsch

 About
 Dev & API
 Blog
 Terms
 Privacy
 Copyright
 Support





LinkedIn Corporation © 2017

Anda mungkin juga menyukai