Anda di halaman 1dari 16

MENENTUKAN BENTUK DAN UKURAN

MAKROMOLEKUL DENGAN METODE VISKOSITAS DAN


HAMBURAN SINAR

MATA KULIAH : KIMIA LARUTAN

Kelompok 7

Ketua : Ari Akbar (06101281823064)

Anggota : 1. Dwi Surya Desita (06101181823001)

2. Galluh Apda (06101181823067)

3. Noti Zulita Midiana (06101181823015)

4. Tatik Yulia (06101281823022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
A.ORIENTASI

1. Latar Belakang

Berat molekul merupakan variabel yang penting sebab berhubungan langsung dengan
sifat-sifat fisika polimer. Pada umumnya,polimer dengan berat molekul tinggi bersifat lebih
kuat,tetapi berat molekul yang terlalu tinggi menyebabkan kesukaran dalam prosesnya.
Kelarutan merupakan prasyarat untuk menetapkan berat molekul. Untuk menetapkan berat
molekul senyawa yang sederhana digunakan teknik spektrometri massa, penurunan titik beku,
kenaikan titik didih, dan ketika hadir gugus fungsi yang cocok. Teknik kovensiaonak dari
spektrometri massa tidak banyak lagi digunakan dalam bidang polimer di luar karakterisasi
produk-produk degradasi polimer karena syarat-syarat pengukurannya untuk sampel yang
mudah menguap. Akhir-akhir ini telah ditemukan beberapa perkembangan baru yang menarik
dalam desorpsi medan yang telah memperluas sprektrometri massa ke dalam daerah
makromolekul. Namun perkembangan demikian masih dalam fase awal dan tidak memiliki
pemakaian rutin dari metode-metode yang lebih tradisional dalam penetapan berat
molekul[1].

Teknik yang umum digunakan untuk menetapkan berat molekul polimer adalah
osmometri, hamburan cahaya dan ultrasentrifugasi. Meskipun titrasi, krioskopi, dan
ebulliometri juga digunakan dalam beberapa aplikasi. Metode yang paling mudah untuk
menetapkan berat molekul melibatkan pengukuran viskositas larutan, tetapi ini bukan metode
yang mutlak dan hanya bisa digunakan bersama salah satu dari teknik pengukuran berat
molekul mutlak. Nilai berat molekul yang diperoleh tergantung pada besarnya ukuran dalam
metode pengukurannya. Metode yang bergantung pada analisis gugus ujung atau sifat-sifat
koligatif menimbulkan apa yang dikenal sebagai berat molekul rata-rata jumlah karena
bilangan atau jumlah molekul dari setiap berat dalam sampel yang bersangkutan dihitung.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana menentukan ukuran dan bentuk makromolekul dengan menggunakan


metode viskositas?
b. Bagaimana menentukan ukuran dan bentuk makromolekul dengan menggunakan
metode hamburan sinar?
3. Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Sub-CPMK)

Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Sub-CPMK) pada pembuatan makalah ini


adalah menggunakan metode viskositas dan hamburan sinar untuk menentukan ukuran
makromolekul.
B. DISKUSI

1. Menentukan Bentuk dan Ukuran Makromolekul dengan Metode


Viskositas

Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan dalam suatu fluida. Viskositas terdapat
pada zat cair maupun gas, dan intinya pada gerakan merupakan gaya gesekan-gesekan antara
lapisan yang bersisisan pada fluida amtara lapisn- lapisan tersebut bergerak saat melewati
yang lainnya. Pada viskositas gas, viskosistas muncul dari tumbukan antar molekul. Pada zat
cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul. Fluida yang berbeda
memiliki besar viskositas yang berbeda, dan zat cair umumnya lebih kental dari gas. Sifat
yang disebut viskositas fluida merupakan ukuran sebuah ketahanan fluida terhadap deformasi
atau perubahan bentuk fluida. Viskositas suatu gas bertambah dengan naiknya temperatur,
karena makin besarnya suatu molekuler ketika temperatur meningkat. Sedangkan pada zat
cair, jarak antar molekul lebih kecil dibanding pada gas, sehingga kohesi molekuler kuat
sekali. Peningkatan temperatur meningkatkan kohesi molekuler dan diwujudkan dengan
berkurangnya viskositas fluida. Viskometer merupakan alat untuk mengukur suatu fluida.
Model viskometer yang digunakan biasanya berupa viskometer bola jatuh, viskometer rotasi
silinder bersumbuh (Maulida, 2010).
Intersept dari garis lurus tersebut dinamakan dengan viskositas intrinsik. Sedangkan
untuk memperoleh nilai berat molekul dapat dicari dengan menggunakan persamaan Mark-
Kuhn-Houwink. Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa viskositas intrinsik berbanding
lurus dengan berat molekul. Berat molekul selulosa sangat bervariasi tergantung pada asal
sampelnya dan pada viskositas dari larutannya (Habibah, 2013) .
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir.
Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat.
Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil.
Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai
viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan.
Viskositas dihitung sesuai persamaanPoiseuille berikut dengan t ialah waktu yang
diperlukan cairan bervolumeV, yang mengalir melalui pipa kapiler dengan panjang l dan jari-
jari r. Tekanan P merupakan perbedaan tekanan aliran kedua ujung pipa viskosimeter dan
besarnya diasumsikan sebanding dengan berat cairan. Hal ini disebabkan harga r dan l sukar
ditentukan secara tepat. Kesalahan pengukuran terutama r, sangat besar pengaruhnya karena
harga ini dipangkatkan empat. Untuk menghindari kesalahan tersebut dalam prakteknya
digunakan suatu cairan pembanding. Cairan yang paling sering digunakan adalah air Jadi,
cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalir
kedua cairan melalui alat yang sama dapat ditentukan cairan yang sudah diketahui rapatannya
(Firdausi, 2008).
Viskositas adalah suatu pernyataan “tahanan untuk mengalir” dari suatu system yang
mendapatkan suatu tekanan. Semakin kental suatu cairan, maka semakin besar gaya yang
dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Apabila viskositas gas
meningkat jika temperatur dinaikan , maka sebaliknya viskositas cairan akan menurun jika
temperatur dinaikan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas
akan meningkat dengan makin tinggi temperatur (Martin, 1993).
Cara menentukan viskositas suatu zat digunakan alat yang disebut viskometer, yang
terdiri atas: Viskometer kapiler / Ostwald. Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan
mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika
mengalirkarena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang
diuji,dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yangviskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut. Viskometer Hoppler. Berdasarkan hukum Stokes
pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat –
gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca)
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan
fungsi dari harga resiprok sampel. Viskometer Cup dan Bob, Prinsip kerjanya sample digeser
dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk
persis ditengah-tengah.Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengahzat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat. Viskometer Cone dan Plate. Cara
pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,kemudian dinaikkan hingga
posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan olehmotor dengan bermacam kecepatan dan
sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar (Moechtar,1990).
Untuk fluida yang mengencer akibat geseran viskositasnya berkurang dengan
meningkatnya laju geseran maka semakin kuat fluida yang mengalami geseran dan fluida
akan semakin encer (viskositasnya berkurang). Untuk fluida yang mengental akibat geseran
viskositasnya meningkat dengan peningkatan laju geseran maka semakin kuat fluida yang
mengalami geseran dan fluida akan semkin kental. Viskositas biasanya hanya tergantung
pada tekanan dan biasanya pengaruh tekanan diabaikan (Munson, 2001).
Kitosan adalah kitin yang telah dihilangkan gugus asetilnya menyisakan gugus amina
bebas yang menjadikannya bersifat polikationik. Dengan sifat polikationiknya maka kitosan
dapat berfungsi sebagai agen penggumpal dalam penanganan limbah terutama limbah
berprotein dan lebih mudah diolah menjadi bentuk lain. Kitosan banyak terdapat dalam kulit
luar hewan golongan Crustasea seperti udang dan kepiting. Biopolimer kitosan dapat
digunakan pada salah satu upaya untuk menurunkan kadar kolesterol dalam lemak.
Senyawa ini akan membawa muatan listrik positif, dapat menyatu dengan zat asam empedu
yang bermuatan negatif sehingga menghambat penyerapan kolesterol, karena zat lemak yang
masuk bersama makanan harus dicerna dan diserap dengan bantuan zat asam empedu yang
disekresi liver (Hargono, 2008).

2. Menentukan Bentuk dan Ukuran Makromolekul dengan Metode


Hamburan Sinar

Efek Compton adalah peristiwa terhamburnya sinar X (foton) ketika menumbuk


electron diam menjadi foton terhambur dan electron. Perhatikan Gambar untuk memperjelas.
Campton menyebutkan bahwa gelombang elektromagnetik termasuk di dalamnya adalah
cahaya memiliki sifat kembar yaitu sebagai gelombang dan sebagai materi atau partikel.

Pada 1923, Compton melakukan percobaan dengan menjatuhkan sinar-X yang


dikeluarkan dari bahan radioaktif pada lempengan tipis. Hasil pengamatannya menunjukkan
bahwa setelah keluar dari lempengan, gelombang elektromagnetik mengalami hamburan.

Terbukti panjang gelombang bertambah panjang. Hal itu dirasa aneh, karena teori
klasik yang ada pada saat itu tidak dapat menjelaskan peristiwa tersebut. Untuk menjelaskan
masalah itu, Compton menganggap foton (gelombang elektromagnetik) sebagai materi.
Karena dianggap sebagai materi, foton mempunyai momentum sehingga tumbukan antara
foton sebagai materi dan elektron dalam lempengan berlaku hukum kekekalan momentum.

Dengan persamaan kesetaraan energi-massa dari Einstein, diperoleh:

E = m . c2

E = mc . c = p . c

Mengingat energi foton Planck E = hf maka momentum foton dapat ditentukan:

p = h f / c atau p = h / λ

dengan:

p = momentum foton (Ns)


h = tetapan Planck (Js)
f = frekuensi gelombang elektromagnetik (Hz)
c = laju cahaya (m/s)
λ= panjang gelombang foton (m)

Compton berkesimpulan bahwa gelombang elektromagnetik (termasuk di dalamnya


cahaya) mempunyai sifat kembar, yaitu sebagai gelombang dan sebagai materi atau partikel.
Pada peristiwa interferensi, difraksi, dan polarisasi lebih tepat apabila cahaya dipandang
sebagai gelombang, sedangkan pada peristiwa efek fotolistrik dan efek Compton lebih tepat
apabila cahaya dipandang sebagai partikel.

Hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton dari sinar X menunjukkan bahwa
foton dapat dipandang sebagai partikel, sehingga memperkuat teori kuantum yang
mengatakan bahwa cahaya mempunyai dua sifat, yaitu cahaya dapat sebagai
gelombang dan cahaya dapat bersifat sebagai partikel yang sering disebut sebagai dualime
gelombang cahaya. Compton mempelajari bahwa hamburan foton dari sinar X oleh elektron
dapat dijelaskan dengan menganggap bahwa foton seperti partikel dengan energi hf dan
momentum hf/c.

Percobaan Compton,
Percobaan Compton menggunakan sinar X monokromatik. Percobaannya dilakukan
dengan memberikan sinar X monokromatik (sinar X yang memiliki panjang gelombang
tunggal) ke permuakaan keping tipis berilium sebagai sasarannya.

Kemudian untuk mengamati foton dari sinar X dan elektron yang terhambur dipasang
detektor. Sinar X yang telah menumbuk elektron akan kehilangan sebagian energinya yang
kemudian terhambur dengan sudut hamburan sebesar θ terhadap arah awal. Berdasarkan hasil
pengamatan ternyata sinar X yang terhambur memiliki panjang gelombang yang lebih besar
dari panjang gelombang sinar X mula mula. Hal ini dikarenakan sebagian energinya terserap
oleh elektron.

Jika energi foton sinar X mula -mula adalah h.f , maka energi foton sinar X yang
terhambur adalah (hf1 – hf2), dimana frekuensi awal lebih besar dari frekuensi setelah
tumbukan, f1 > f2, sedangkan Panjang gelombang yang terhambur menjadi tambah besar
yaitu λ2 > λ1. Hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton dari sinar X
menunjukkan bahwa foton dapat dipandang sebagai partikel, sehingga memperkuat teori
kuantum yang mengatakan bahwa cahaya mempunyai dua sifat, yaitu cahaya dapat sebagai
gelombang dan cahaya dapat bersifat sebagai partikel yang sering disebut sebagai dualisme
gelombang cahaya.,

Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi, Compton
berhasil membuktikan bahwa perubahan panjang gelombang foton yang terhambur (setelah
tumbukan) dengan panjang gelombang mula mula (sebelum tumbukan), memenuhi
persamaan seperti berikut:

(λ2 – λ1) = h.(1-cos θ)/(m.c)

dengan keterangan:

λ1 = panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m)

λ2 = panjang gelombang sinar X setelah tumbukan (m)

h = konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)

m = massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg)

c = kecepatan cahaya (3 × 108 ms-1)


θ = sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)

Besaran h/(m.c) sering disebut dengan panjang gelombang Compton.

C. RINGKASAN

Untuk menentukan berat molekul primer dengan menggunakan metode viskositas itu
dengan menggunakan viskosimeter Ostwald dan menggunakan persamaan Mark-Houwink
serta untuk menentukan bentuk dan ukuran makromolekul dengan metode hamburan sinar itu
melalui efek compton.
D. TEST FORMATIF

A. PILIHAN GANDA

1. Berikut adalah senyawa heterosiklik cincin enam, yaitu. . . .


A. Kuinola, Pirazola dan Pirimidina
B. Piridina, Pirola dan pirimidina
C. Furan, Pirola dan Pirimidina
D. Tiofena, Furan dan Kuinola
E. Pirola, Fulan dan Imadzola

Jawaban :E.
Pembahasan : Yang termasuk ke dalam senyawa heterosiklik cincin enam antara
lain Pirola,fulan, imadzola, pirimidina, kuinolin, dan purin.

2. Berikut contoh senyawa heterosiklik yang memiliki 2 atom adalah, kecuali . . . . .


A. Oxazole
B. Imidazole
C.Tiazole
D.Pirazole
E.Piridine\

Jawaban :E.
Pembahasan : Senyawa heterosiklik yang memiliki 2 atom antara lain oxizole,
inadazole, tiazole, pirazole, morpholine, pirimidine, pirazine dan piridazine

3. Glukosa dan fruktosa berbeda secara struktur sebab . . . . .


A.Glukosa aldehid dan fruktosa eter
B.Glukosa keton dan fruktosa aldehid
C.Glukosa aldehid dan fruktosa keton
D.Glukosa aldehid dan fruktosa ester
E.Glukosa amida dan fruktosa asam

Jawaban :C.
Pembahasan : Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena
molekulnyahanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat di uraikan dengan
hidrolisis menjadikarbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi dua yaitu:
aldosa dan ketosa. Contohaldosa yaitu glaktosa dan glukosa. Contoh ketosa yaitu
fruktosa. Aldosa ini mengandung gugus aldehid, sedangkan ketosa mengandung
gugus keton.

4. Berikut ini adalah fungsi karbohidrat, kecuali . . . . .


A. Sumber karbon
B. Sebagai cadangan makanan
C. Penyusun dinding sel
D. Pengganti sel yang rusak
E. Pelumas sendi kerangka

Jawaban :D.
Pembahasan : Fungsi karbohidrat yaitu sebagai sumber karbon, penyusun struktur
asamnukleat, penyusun kerangka luar (eksoskeleton), penyusun dinding sel,
sebagai cadanganmakanan, pelumas sendi kerangka, senyawa perekat di antara
sel. Sedangkan Pengganti selyang rusak merupakan fungsi dari protein.

5. Berikut ini beberapa polimer :


1)Amilum
2)Asam Nukleat
3) Nilon
4)Polietilena
5)Poliisoprena
6)Polipropilena
7)PVC
8)Protein
9)Selulosa
10)Teflon

Dari beberapa polimer di atas, yang termasuk polimer alam adalah . . . . .


A.1), 2), 3), 4), dan 5)
B.1), 2), 5), 8), dan 9)
C.1), 2), 6), 8), dan 9)
D.2), 4), 5), 7), dan 10)
E.3), 4), 6), 7), dan 10)

Jawaban :B.
Pembahasan : Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan terbentuk
secaraalami. Dari beberapa polimer tersebut yang termasuk polimer alam yaitu
amilum, asamnukleat, poliisoprena, protein, dan selulosa. Sedangkan nilon,
polietilena, polipropilena, PVC,dan Teflon termasuk dalam polimer sintetik.

6. Pasangan Polimer Berikut yang terbentuk melalui reaksi kondensasi adalah….


A. Protein dan Nilon 66
B. PVC dan Poliisoprena
C. Protein dan Poliisoprena
D. Selulosa dan Teflon
E. Dakron dan Polipropilena

Jawaban :A.
Pembahasan : Polimerisasi kondensasi adalah reaksi antara dua gugus fungsi pada
monomermembentuk polimer dengan melepaskan molekul kecil. Polimerisasi
kondensasi terjadi padamonomer yang mempunyai gugus fungsi. Karena melepas
molekul kecil, maka jumlah atommonomer tidak sama dengan jumlah atom yang
terdapat dalam polimer. Polimer yangterbentuk melalui reaksi kondensasi yaitu
protein dan nilon 66. Protein terbentuk darimonomer-monomer asam amino,
sedangkan Nilon 66 terbentuk dari monomer asam adipatdan
heksametilendiamina.

7. Polimer dapat terurai secara alami menjadi senyawa yang lebih


sederhana(Biodegradable) .Yang Bukan termasuk penyebab Biodegradable
polimer adalah . . . . .
A. Bakteri / Jamur
B. Cahaya
C. Enzim
D. Hidrolisis
E. Hidrogenasi

Jawaban :E.
Pembahasan : Biodegradable polimer merupakan polimer yang dapat terurai
secara alamimenjadi senyawa yang lebih sederhana. Biodegradable polimer
disebabkan oleh bakteri / jamur, cahaya (fotodegradasi), enzim (degradasi
enzimatik), hidrolisis (degradasi kimiawi),dan angin, abrasi (degradari mekanik).
Sedangkan yang bukan termasuk penyebab terjadinya biodegradable polimer yaitu
hidrogenasi, karena hidrogenasi merupakan reaksi yang digunakan dalam
pembuatan margarine dan minyak nabati.

8. Karbohidrat yang tergolong disakarida adalah . . . . .


A. Pati
B. Glukosa
C. Galaktosa
D. Fruktosa
E. Maltosa

Jawaban :E.
Pembahasan : Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul
monosakarida yang berkaitan melalui gugus-OH dengan melepaskan molekul air.
Contoh darisakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.

9. Unit yang menyusun amilosa dalam sebuah rantai adalah . . . . .


A. D-glukosa yang terikat dengan ikatan 1,4-glikosidik
B. D-glukosa yang terikat sebagian besar dengan ikatan 1,4-glikosidik dan
sebagiankecil dengan ikatan 1,6-glikosidik.
C. D-glukosa yang terikat dengan ikatan 1,6-glikosidik
D. D-glukosa yang terikat sebagian besar dengan ikatan 1,6-glikosidik dan
sebagiankecil dengan ikatan 1,4-glikosidik.
E. D-fruktosa yang terikat dengan ikatan 1,5-glikosidik
Jawaban :A.
Pembahasan : Amilosa : 20 % bagian pati, tersusun atas 50 – 300 unit glukosa
melalui ikatan ɑ-1,4 glikosidik larut di dalam air. Amilopektin : 80 % bagian pati,
tersusun atas 300 – 5.000 unit glukosa melalui ikatan glikosidik ɑ-1,6.

10. Struktur glukosa atau karbohidrat dapat digambarkan dalam berbagai bentuk.
Salahsatunya adalah bentuk siklik atau cincin sederhana, yang disebut dengan...
A. Proyeksi Fisher
B. Proyeksi Haworth
C. Konfigurasi kursi
D. Konfigurasi perahu
E. Konformasi

Jawaban :B.
Pembahasan : Struktur glukosa atau karbohidrat yang lain dapat digambarkan
dalam bentukstereokimia sebagai berikut: Proyeksi Fisher: rantai lurus (linier),
Proyeksi Haworth:siklik/cincin sederhana, Konformasi: konfigurasi kursi dan
perahu.

B. ESSAI

1. Tuliskan persamaan reaksi hidrolisis maltosa, laktosa, dan sukrosa !


2. Jelaskan apa yang dikmaksud dengan denaturasi protein dan apa yang
menyebabkanterjadinya denaturasi protein !
3. Apa yang dimaksud dengan polimer sintetik? Berikan 5 contoh polimer sintetik!

Jawab :
1. Persamaan reaksi hidrolisis maltosa, laktosa, dan sukrosa:
 Maltosa + air → glukosa + glukosa
 Laktosa + air → glukosa + galaktosa
 Sukrosa + air → glukosa + fruktosa
2. Denaturasi adalah ikatan – ikatan kimia yang lemah pada protein dapat
dipecahkanatau dirusak dengan perlakuan tertentu yang mengakibatkan
suatu polipeptida melakukan “unfold” .Denaturasi disebabkan jikaprotein
dipanaskan kalor dapatmemecahkan beberapa ikatan lemah , seperti ikatan
hidrogen , gaya van der waals ,maupun antaraksi hidrofob ,perubahan pH
juga dapat mengubah juga dapatmengubah stuktur protein sebab akan
mengubah muatan dari gugus rantai sampingasam amino yang pada akhirnya
mempengaruhi ikatan ionik dan ikatan hidrogen,Pereaksi seperti larutan urea
8 Mdapat merusak baik ikatan hidrogen maupunikatan hidrofob.

3. Polimer sintetik adalah polimer buatan yang dibuat sebagai tiruan. Polimer
sintetikmerupakan polimer yang tidak terdapat di alam dan dibuat oleh
manusia. Polimer sintetikmeliputi plastic, karet sintetik, dan serat
sintetik.Contoh : Plastik Polietilena, PVC (Polivinil Klorida),
Teflon(Politetrafluoroetilena/PTFE), Dakron, dan SBR (Styrena Butadiena
Rubber).
E. DAFTAR PUSTAKA
Habibah, rudrinin. 2013. Penentuan Berat Molekul Dan Derajat Polimerisasi Α
– Selulosa Yang Berasal Dari Alang-Alang (Imperata Cylindrica)
Dengan Metode Viskositas. Jurnal saintia kimia . Vol. 1. No 2.
Hargono, 2008. Pembuatan Kitosan Dari Limbah Cangkang Udang Serta
Aplikasinya Dalam Mereduksi Kolesterol Lemak
Kambing. Reaktor.Vol. 12 No. 1.
Martin , A., 1993, Farmasi Fisik , Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Maulida, HR, dkk. Analisis Karakteristik Pengaruh Suhu Dan Kontaminan
Terhadap Viskositas Oli Yang Menggunakan Rotarati Viscometer.Jurnal
neutrino. Vol 3. No 1.
Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, UGM-press: Yogyakarta. Sutiah, dkk.
2008. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas Dan
Indeks Bias. Berkala Fisika. Vol 11. No 2. ISSN : 1410 – 9662.
https://ardra.biz/tag/pengertian-sinar-x/

Anda mungkin juga menyukai