Anda di halaman 1dari 121

MIKROBIOLOGI I

-Pengenalan morfologi M.O


-Isolasi & Identifikasi M.O
-Pertumbuhan M.O
-Sterilisasi
Siti Nur Azizah
AKADEMI FARMASI
JEMBER/2019/RPL
PENDAHULUAN
PEMBAGIAN MIKROBIOLOGI
fisiologi
bakteri

protozoa Taksonomi virus proses

genetika ekologi
Jamur
Neurospora sitophila
Parasitologi ???

Endo/ektoparasit
 Mikroba
Ilmu  Helmintes/cacing
 Antropoda/serangga
 virus

Jasad-jasad hidup

menetap Pada jasad lain sementara

Nutrisinya diambil
sebagian/seluruhnya
PENGELOMPOKAN
MAHLUK HIDUP
MIKROORGANISME
MIKROORGANISME
DI LINGKUNGAN
MIKROBA NORMAL /
SAHABAT
Permasalahan menggunakan herbal ??
bahan baku
cara meningkatkan produksi tanaman yang metode kultur
obat herbal
terancam jaringan biaya
obat herbal  bahan baku sudah mulai
punah atau produksinya
terbatas diambil dari diimpor dari
tanaman masih sangat
tanaman induk beberapa
endemik tinggi
negara lain

(Radji, 2005), (Alvin et al. 2017).

www.designfreebies.org
Bakteri endofit pada
tanaman dan potensinya
Aktinomiset endofit Tanaman inang Potensi Refrensi

Streptomyces sp K.nigriscans Produksi antibiotik munumbycin Castilo et al. 2002


A-D
Streptomyces sp Z.officinale biokontrol terhadap Candida Taecowisan dan
A. galanga albicans dan Fusarium oxysporum Lumyong, 2003

Streptomyces sp Monstrea menghasilkan antifungi dan Ezra et al. 2004


antimalaria (coronamicin)

Streptomyces sp A. comiculatum Memproduksi cyclopentenone Lin et al. 2005


sebagai senyawa sitotoksik
(pterocidin)

Streptomyces Z.officinale menghasilkan antitumor (coumarin) Taecowisah et al.


aureofaciens 2007
Microbispora B. campestris biokontrol terhadap Sun et al. 2008
Streptomyces Plasmodiospora brassicae
Micromonospora
Bacillus subtilis, C.asiatica Menghasilkan antifungi Rakotoniriana et al.
Pseudomonas 2013
fluorescens
Streptomyces sp S. xanthocarpum Menghasilkan antituberkulosis (M. Khunjamayum et al.
Bulkholderia fongorum smegmatis, M. bovis, M. 2017
tuberculosis stains MDR)
the neonate is exposed for the first time to a wide array of
microbes from a variety of sources, including maternal bacteria
Delivery mode shapes the acquisition and structure of the
initial microbiota across multiple body habitats in newborns
by Jeffrey I. Gordon, 2010
MIKROORGANISME DI LINGKUNGAN
• Mikroorganisme di alam berbeda dengan
isolat mikroba di laboratorium karna sifatnya
yang selalu berfluktuasi akibat adaptasi dng
kondisi lingkungan
• Sangat mempengaruhi kehidupan manusia
baik sebagai patogen atau berperan pada
transformasi biokimia
• Hanya 1-5% mikroorganisme di alam yg dpt
dikulturkan/ditumbuhkan dilaboratorium
APLIKASI
MIKROBA
• Penanganan limbah, ex: pupuk
• Kontrol hama penyakit, ex: bakteri: Bacillus thuringiensis
• Bioremidiasi, ex: tumpahan minyak (acetobacter)
• Industri dan pertambangan, ex: pabrik kertas
• Pangan, ex: yoghurt (Lactobacillus), keju
(Streptococcus), dll
• Bioteknologi dan rekayasa genetik, ex: terapi gen
(defisiensi ADA, reseptor LDL), edible vaccine
• Farmasi dan kesehatan, ex: antibiotik (penicillium),
vitamin (streptomyces), enzim, vaksin, dll
• Patogen ???
Bacillus megaterium,
Pseudomonas
Alcaligenes, Azotobacter
Hydrogenomonas
Chromatium
Cyanobacteria,
and many others

Biodegradation by PHA (Polyhydroxyalkanoates) depolymerases


SEPERTI APA
mikroorganisme
??
Anton van
Leeuwenhoek , (1632-1723)
Morfologi Bakteri
Morfologi bakteri
Koloni bakeri
Makroskopis
Kasat mata
Morfologi
Sel bakteri

Mikroskopis
Perlu
mikroskop
tunjukkan mana yg
makroskopis dan mikroskopis?
tunjukkan mana yg makroskopis dan mikroskopis?
Warna koloni
1. Karakterisasi morfologi
makroskopis

Bentuk koloni

Permukaan koloni

Serratia marcescen di
media Nutrien Agar inkubasi
48jam Tepi koloni
Lakukan karakterisasi
morfologi koloni
BAKTERI pada bakteri
di bawa ini !
• Pengembangan sel
2. Karakterisasi
morfologi mikroskopis
•Bentuk sel

Contoh:
Staphylococcus aureus
Bacillus subtilis
Escherichia coli
Spirochaeta sp
Struktur Sel Bakteri

• bakteri  wakil struktur


prokariotik
• 1940 mikroskop
elektron, mengenali
bagian-bagian struktural
sel, komposisi kimiawinya.
• Membantu identifikasi
spesies, penggunaan,
pengendalian
mikroorganisme
Struktur Sel Bakteri
1

3 4 5
2
•Tidak ada organela
•Kromosom tunggal (DNA sirkular) dalam
sitoplasma
Membran Sel
Membran Sel
• Membran tipis
• terdiri dari 20-30% fosfolipida (struktur dasar), 60-
70% protein (protein ekstrinsik, integral dan
intrinsik), lain-lain berupa Ca / logam (Mg++) dll
• Punya sisi hidrofilik (gliserol) dan hidrofobik (asam
lemak)
• Membran merupakan barier selektif bagi senyawa2
yang melewati (transport selektif), sebagai tempat
pembentukan energi sel, juga tempat perlekatan
DNA pada waktu akan membelah
• Protein pada membran berfungsi sebagai porous
melalui fenomena transport aktif, karena perbedaan
asam- basa (H+ dan OH-)
Dinding Sel Bakteri

Dinding sel bakteri merupakan struktur penting untuk


membedakan 2 kelompok besar yaitu bakteri Gram + dan
Gram -
Dinding Sel Bakteri
Gram + dan Gram -
1.Bagian yang tidak tahan dengan lyzozyme
2.Tidak dapat disintesis jika ada Penicillin

Bagian yang rusak dengan alkohol asam


Dinding Sel Bakteri

• Menjadi fokus perhatian karena biokimianya sama sekali lain


dengan dinding sel eukariotik
• Sasaran yang jelas dalam pengendalian pertumbuhan mikrob
patogen
• Fungsi :
- pelindung sel yang kuat, kaku (mukopolisakarida,
peptidoglikan)
- tanpa dinding sel bakteri akan pecah
 Penisilin mampu menghambat sintesa dinding sel Gram +,
tidak terbentuk ikatan NAG-NAMA (N-setilglukosamin-N-asetil
muramat)
• Streptomycin mampu mengganggu sintesis protein (pada 70S,
30S)
Pewarnaan Sel Bakteri

• Pewarnaan bakteri memberikan warna pada


sel bakteri, bagian sel atau latar belakang sel
menggunakan zat pewarna tertentu
• Bakteri tidak berwarna dan sangat transparan
• Tujuan pewarnaan untuk mempermudah
pengamatan bentuk, ukuran sel; mengetahui sifat
fisik/kimia dari reaksi sel terhadap pewarna.
Jenis pewarnaan bakteri berdasarkan fungsi
• Simple staining
Hanya menggunakan 1 jenis pewarna
Contoh: pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif
• Differential staining
Menggunakan lebih dari 1 jenis pewarna dan untuk memilah
kelompok bakteri
Contoh: Gram’s staining, Ziehl Neelsen’s staining
• Special staining
Menggunakan lebih dari 1 jenis cat dan untuk melihat salah satu
struktur kusus sel
Contoh: capsule staining, spore staining
Prinsip Gram’s staining
• Kristal violet seluruh permukaan bakteri baik gram
+/- akan terwarnai
• Iodinmemperkuat ikatan kristal violet-iodin (CV-I)
• Alkohol bakteri dengan kandungan lipid tinggi akan
melepas ikatan CV-I (gram-), bakteri dengan
kandungan lipid rendah maka CV-I tetap menempel
pada dinding sel (gram+).
• Safraninbakteri yang terdecolorization oleh alkohol
akan terwarnai merah (gram-), dan berwarna tetap
ungu (gram +).
Pengecatan Gram
(Differential staining)
(Christian Gram, 1884)
Bacillus turingiensis Psedomonas aeruginosa
Gram + cell wall
Antigen : merangsang inang
membuat antibodi
Gram - Cell Wall

Antigen O (somatik) :
antigen dari
rangkaian gula 10-20
gula tergantung jenis
bakteri
Struktur Peptidoglikan

NAMA =N-Acetyl Muramic Acid


NAG =N-Acetyl Glucosamine

Pada sel Gram + (NAG-NAMA), mudah sekali


hancur karena enzim lyzozym  cairan air
mata, obat tetes mata
Perbedaan Gram +
dan Gram -

Bagian Gram + Gram -


• Dinding sel/Lap peptidoglikan Tebal (20-40nm) Tipis (2-6nm)
• Struktur Lebih simpel Rumit
• Lapisan lipida Sangat tipis Sangat tebal
• Mg-Ribonukleat Ada Tidak ada
• Kepekaan dg pensilin + -
• Reaksi lisis oleh lyzozyme ++++ +
• Persyaratan pertumbuhan/kultur Rumit Lebih mudah
• Toksin Eksotoksin Endotoksin
• Reaksi terhadap cat Gram Ungu/Violet Merah/Safranin
KAPSULA
Kapsula
 Bukan bagian dari sel, tidak disintesis oleh sel
 Sulit diwarnai/tidak bisa menerima zat warna sehingga dapat
dilihat pada preparat basah
 Sangat jelas terlihat pada jenis Strep.pneumonae
 Kegunaan bakteri ybs, sebagai pelindung dari kekeringan sel
 Pelindung sel dari fenomena fagositosis
 Pada bakteri patogen, kapsula mampu meningkatkan
virulensi, terbukti setelah dihilangkan kapsulnya virulensinya
hilang
 biasa banyaknya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pangan
(nata de coco)
Spora (endospora) Bakteri
Bacillus & Clostridium

Inti

Sitoplasma

Mantel
sitoplasma
Spora Bakteri
• Spora bakteri berbeda dengan spora jamur
• Tahan panas, menyulitkan proses sterilisasi
• Tahan kekeringan
• Tahan radiasi
• Tahan asam
• Tahan desinfektan
• Ada 2 jenis bakteri pembentuk spora : Bacillus (aerob)
Clostridium (an aerob)
• Pada waktu sporulasi (pembentukan spora) menghasilkan toksin
(endo, ekso)
• Contoh, Clostridium tetani, menghasilkan Toksin hemolisin
(hemolitik eritrosit) dan Toksin spasmogenik (tetanus)
Flagella Bakteri

monotric

amphotric

lophotric

peritric
Flagella
 Alat motilitas bakteri (pergerakan memutar), dibangun dari
protein flagelin
 Sulit diwarnai dengan pewarna sel, tetapi harus dengan
mordan
 Dikaitkan pada membran dan dinding sel dengan
serangkaian cincin sehingga berkedudukan kuat
 Semua flagella berombak/gelombang (panjang gelombang
merupakan penciri marga, untuk bergerak berputar
mendekati substrat, atraktan ataupun menjauh dari yang
tidak disukai)
 Biakan muda terlihat motil yang aktif, pada biakan tua
tidak aktif karena pembentukan asam dan racun yang
terbentuk
 Tidak ada kaitannya dengan virulensi bakteri patogen
Pili
Pili

• Berbeda dengan flagella, pili belum diketahui banyak


fungsinya
• Tidak berfungsi sebagai pergerakan, karena justru banyak
ditemukan pada bakteri yang tidak bergerak
• Fungsi yang telah diketahui :
- Untuk melekatkan bakteri pada permukaan media,
antar sel
- Bersifat virulen
- Pili F merupakan pili seks, pertukaran bahan genetik
Sitoplasma Ribosom
• 80% air • Banyak di ruang sitoplasma
• Dikelilingi oleh membran (laju aktivitas tinggi)
• Terdapat asam nukleat, • Fungsi : sintesis protein
ribosom dan berbagai
senyawa :
protein,lipida,pigmen,endosp
ora

Kromosom (DNA)
• Tidak mempunyai
pembungkus/membran
• Ada plasmid (kromosom
sirkuler)
Bahan genetik

• Kromosom: DNA sirkular telanjang dalam


sitoplasma “nucleoid”

• Plasmid : DNA sirkular kecil di luar kromosom


Ribosom
Perbedaan prokariotik
dan eukariotik
CIRI SEL PROKARIOTIK SEL EUKARIOTIK

Ukuran 1-10 mikro m 10-100 mikro m

Tipe inti Nukleoid, tanpa inti sejati Inti sejati dengan membra ganda

DNA sirkuler Linier, punya histon protein

Sintesis RNA/Protein Keduanya di sitoplasma RNA: intisel


Protein: sitoplasma
Ribosom 50S dan 30S 60S dan 40s

Struktur sitoplasmik Sederhana Terstruktur

Pergerakan sel flagella Flagella dan silia

Mitokondria Tidak ada 1-beberapa lusin

Kloroplas Tidak ada Alga dan plantae

Organisasi 1 sel 1 sel, organisme tingkat tinggi dengn


sel terspesialisasi
Pembelahan sel Biner Mitosis, sitokinesis

Jenis organisme Bakteri, archaea Protista, fungi, hewan, tanaman


Bagaimana cara isolasi
mikroorganisme???
General approach for
bacterial identification

4 steps : Step 1 : Sampling

Step 2 : Isolasi dan pertumbuhan


bakteri pada media

Step 3 : pengamatan dan


identifikasi

Step 4 : Results
= name of bacteria
SAMPLING

• Random, diusahakan steril (peralatan dan


tempat untuk menyimpan sampel)
Contoh: isolasi bakteri dr tanaman
Sterilisasi Permukaan Sampel

Bahan sterilisasi sampel:


1. alkohol 70% , 1menit
2. natrium hipoklorit
(NaOCl) 1%, 5 menit
3. alkohol 70%,1 menit
4. akuades steril, 3x
bilasan (Combs dan
Teknik
Pengenceran
Pengenceran berseri

25 gram gerusan sampel 225 ml buffer posfat pH 7 (10 -1)

Inkubasi 0,1 ml
suhu ruang,
2-4minggu

Media isolasi:
1. Humic Acid Vitamin (HV) +Vit B
2. HV + Vit B + ektrak tanaman 10% Pengenceran 10-1 sampai 10-3
Media ditambah: nalidixic acid (100ppm),nystatin (100ppm) @5ml dalam larutan garfis NaCl 0,85%
dalm 1L media
Penanaman
Pemurnian
contoh : Pemurnian bakteri dr tanaman

Media ISP 2 padat


Hasil isolasi

Inkubasi
suhu ruang,
2-4minggu

Company Logo
Pemurniaan pada JAMUR
Pengamatan mikroskopis
dan makroskopis

Isolat tidak murni Isolat murni

Stok isolat, Simpan, 4 C


IDENTIFIKASI BAKTERI

Different
identification
techniques

Physical methods Genetical methods Biochemical methods


 Based on the  Based on the  Based on the
characterization of characterization of characterization of
proteome of the bacteria specifics genes of the metabolic pathways of the
bacteria bacteria

To identify unknown bacteria , results are


compared to databases
SECARA BIOKIMIA: The API system

Introducing the API 20E system for Enterobacteria


identification…

1 bacterial
colony

5 mL of sterile water 1-2 ml


The API system

View of API 20E just after seeding…

Nitrogen metabolisms Metabolism of carbohydrates


and specific enzymes

24h / 37°C…..
The API system

API 20 E after incubation…Positive results for all tests :

API 20 E after incubation…Negative results for all tests :


The API system

With an unknown bacteria to identify, which API system use ?

API NH API Listeria


for Neisseria for Listeria

Cocci
Rods Gram+ API 50CH
Gram- for Bacillus
Results
for the
Gram
Catalase+ stain
API Staph Cocci Oxidase +
for Staphylococcus Gram+ Rods Gram-
API 20NE
for no
Enterobacteria
Oxidase-
Catalase-
API 20E
API Strep for Enterobacteria
for Streptococcus
The API system

The most used API system…

API Strep
 Identification of
Streptococcus species

API Staph
 Identification of
Staphylococcus species

API 20NE
 Identification of Non
Enterobacteria
(Pseudomonas for example)

API 20E
 Identification of
Enterobacteria
The API system

Example of results for bacteria to test :

1-Reading results :

2-Entering results in the database software:


The API system

Example of results for bacteria to test :

3-Expression of results by software :

Name of the In this example we


identified have a very good
Quality
bacteria identification of
identification
bacteria
Salmonella spp
Identifikasi Bakteri Berdasarkan Gen 16S rRNA
Ekstraksi DNA
Pelet diekstraksi sesuai
1200 rpm,
4 menit Bacteria Mini Kit

Bakteri 24 Media NB
jam

Amplifikasi Gen 16S rRNA PCR


• Mix PCR: Taq pol, buffer, • gel agarose 1 %
dNTP, DNA template,
primer spesifik, ddH2O
steril.
• Primer : 63f: 5’-CAG
GCC TAA CAC ATG CAA
GTC-3’ dan 1387r: 5’-
GGG CGG WGT GTA
CAA GGC-3’
Reaksi
PCR Elektroferesis

Produk DNA dimurnikan dengan mesin DNA squencer


(Marchesi et al. 1998)
Hasil sekuensing

Hasil alignment
urutan gen
hasil
sekuensing
menggunkanan
program BLAST
dr NCBI
Pohon filogenetik gen 16S rRNA dari ISOLAT BAKTERI SAHA
12.07
Pertumbuhan
Bakteri

2018
Pertumbuhan

• Pertumbuhan merupakan suatu proses pertambahan


total massa sel bersifat irreversibel dan berlangsung
perubahan secara kuantitatif

• Pertumbuhan bakteri : bertambah jumlahnya sel,


bertambah besarnya sel, bertambah beratnya sel atau
volume sel, atau membesarnya koloni (kelompok sel)

• PROKARIOTIK  Binarry fission (pembelahan biner yang


melintang dari satu sel menjadi dua sel dan kelipatannya)
• Berbanding lurus pertambahan komponen seluler sel
(DNA, RNA, protein).
27/09/2019
Pertumbuhan pada Mikrob
Pengukuran
pertumbuhan M.O
• Langsung
1. Counting chamber
2. Plating technique
3. Filtrasi membran
4. Elctronic counter
• Tidak langsung
1. Turbidity/kekeruhan
2. Aktivitas metabolik
3. Berat sel kering
Counting chamber Electronic counter

Digital counter Plating technique


Plating technique

27/09/2019
Pour Plate Method and Spread Plate Method

Kelemahan: beberapa sel


tidak membentuk koloni dan
beberapa koloni mungkin
berdifusi

27/09/2019
Plate count

Di dalam plate ini ada 34 CFU

27/09/2019
Persyaratan plate count

• Jumlah koloni 30-300, jika tidak ada yang


memenuhi dipilih yang terdekat
• Koloni spreader tidak dipakai
• Perbandingan hasil pengenceran yang
berurutan:
a. Jika ≤ 2 : hasilnya direrata
b. Jika ≥ 2 : dipakai pengenceran yang lebih
kecil
 Jika ada ulangan maka jumlah koloni direrata
27/09/2019
Perhitungan sel bakteri

pengenceran Jumlah Kerapatan sel


koloni/petridish (cfu/ml)
10-4 350 280 2.800.000
10-5 25 24

10-4 300 spreader 4.300.000


10-5 62 50

10-4 250 270 2.600.000


10-5 70 80

27/09/2019
Contoh soal
• Seorang farmasis memformulasikan sedian semisolid
yaitu krim untuk luka. Kemudian krim dilakukan
pengujian cemaran terhadap bakteri dan jamur selama
3bulan terkait masa expired date. Berikut hasilnya
Bulan ke Ulangan pada Bakteri (NA) Jamur (PDB)
Pengenceran 10 -1
1 1 0 0
2 0 0
3 0 0
2 1 0 0
2 0 0
3 0 0
3 1 1 1
2 0 2
3 2 0
Pertanyaan :
• Jika syarat ATL untuk produk krim luka yang dikatakan
aman oleh BPOM adalah pada 10 -1 harus negatif
bakteri dan jamur. Berapa jumlah cemaran bakteri
dan jamur yang yang ada sampel tersebut?
Fase Pertumbuhan
mikroorganisme

• Pengamatan jumlah bakteri dalam waktu yang cukup


lama  kurva pertumbuhan dengan fase-fase
pertumbuhan

• fase-fase pertumbuhan:
1. lag phase ( fase adaptasi)
2. log phase ( fase perbanyakan)
3. stationary phase ( fase statis)
4. death phase (fase kematian)

27/09/2019
Kurva Pertumbuhan Bakteri

Grafik pertumbuhan mikroba dalam biakan sistem tertutup (batch


culture)
27/09/2019
Lag Phase (Fase
penyesuaian tumbuh)
• Tergantung lingkungan yang baru (pH, nutrien, air,
temperatur, ada tidaknya O2 dll)
• Tidak terjadi pertambahan sel, tetapi hanya terjadi
peningkatan besarnya (volume) sel
• Terjadi peningkatan metabolisme

Accelerated Phase (Fase pertumbuhan


dipercepat)
• Sel mulai membelah yang dipercepat
• Metabolisme mendekati maksimal
Logarithmic Phase
(Fase logaritme)

• Fase eksponensial, jumlah bakteri menjadi


eksponennya
• Peningkatan jumlah 1  2 4 8 dst (Waktu
generasi = waktu yang diperlukan jumlah sel
menjadi 2X lipatnya)
• Metabolisme sel paling maksimal
• Bentuk membran paling aktif
• Enzim-enzim sel aktif
• Saat yang paling baik untuk sebagai starter
Decelerated Phase
(Fase penurunan percepatan)

• Percepatan pertumbuhan mulai menurun


• Mulai terbentuk zat-zat penghambat pertumbuhan
(toksin, asam, metabolit sekunder dsb)
• Medium (nutrisi) mulai berkurang
Stationer Phase
(Fase pertumbuhan statis)

• Kondisi statis, kecepatan tumbuh=kecepatan mati


• Mulai menipisnya medium (nutrien)
• pembentukan toksin, metabolit sekunder yang dapat
mengganggu pertumbuhan
• Terjadi persaingan ruang hidup antara sel
• Saat yang paling baik panen hasil (metabolit sekunder)
Death phase
 Kematian sel sebanding lurus kurva logaritmik
 Akumulasi zat toksik meningkat tajam
 Nutrisi sudah mulai habis
 Struktur sel telah banyak yang rusak
Waktu yang tepat dlm pembentukan spora bakteri
Generation times for some common bacteria
under optimal conditions of growth.

Generation
Medium
Bacterium Time (minutes)
Escherichia coli Glucose-salts 17
Bacillus megaterium Sucrose-salts 25
Streptococcus lactis Milk 26
Streptococcus lactis Lactose broth 48
Staphylococcus aureus Heart infusion broth 27-30
L. acidophilus Milk 66-87
Mannitol-salts-yeast
Rhizobium japonicum 344-461
extract
M. tuberculosis Synthetic 792-932
Kedudukan Pertumbuhan
Bakteri Patogen

Neisseria
Pengaruh faktor lingkungan
pada pertumbuhan

Fisik Kimia
• Temperature • Nutrisi
• Oxygen • Media kultur

• pH
• air

4-106
Media
pertumbuhan

• Complex/UMUM (contains undefined components), ex:


NB/NA,TSA, PDA
• Chemically defined (all concentrations are known), ex: media
untuk E.coli
• Selective (favors the growth of a particular organism or group
of organisms)
• Differential (has reactions that give isolates different
appearance), ex: media agar darah
• Anaerobic (oxygen-free)
Characteristics of Media
Salmonella dalam
SSA/SELEKTIF

Shigella (bening)

Salmonella (bening dg bag tengah hitam/mata ikan)


Goresan E. coli pada medium yang
mengandung basic fuchsin
Sterilisasi
Sterilisasi

1. Fisik
Kering: Pemijaran, udara panas/oven
Basah: autoklaf
2. Mekanik
Penyaringan, ex: milipore
3. Kimiawi, ex: alkohol
Sterilisasi fisik (kering)

180 C, 2-3 jam -> denaturasi


protein mikroba
Ex: jarum ose, batang L, mulut Ex: alat-alat gelas non skala
Autoklaf

• Prinsip kerjanya  uap air


panas bertekanan 1 atm/
121 C slm 15 menit 
terjadi denaturasi/koagulasi
protein mikroba yg lebih
cepat dibandingkan cara
kering
• Bahan dan alat: tahan
panas, ex: alat gelas, media
Sterilisasi mekanik

• Prinsipnya: menyaring
bahan yang tidak
tahan panas.
• Ez: enzim, antibiotik,
vitamin

Filter/milipore (d=0,4 µm)


DISINFEKTAN

• Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk


mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad
renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit.
• Pengertian lain, senyawa kimia yang bersifat toksik dan
memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang
terpapar secara langsung oleh desinfektan.
• Disinfektan tidak memiliki daya penetrasi sehingga tidak
mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat di
dalam celah atau cemaran mineral.
• disinfektan tidak dapat membunuh spora bakteri sehingga
dibutuhkan metode seperti sterilisasi dengan otoklaf
Amonium
kuartener
Aktif pada bakteri gram Formaldehid
Alkohol negatif, kurang aktif pada
gram positif, mahal, Umunya formalin 8%,
Tidak korisif, cepet menguap, lamabat, ada residu karsinogenik, iritasi mata, kulit,
kurang aktif pada spora, pernapasan, spektrum luas
pada MO

Kalium
Iodin permanganat Efekrif
apada Vibrio colera, tidak
Iodin 2%, lambat ph netral, tepat untuk desinfesi air kaena
tidak aktif pada spora menimbulkan perubahan bau,
rasa dan warna

Fenol
Klorin fenol 1-2%, toksik,
Menghambat oksidasi glukosa desinfektan dpt iritasi, stabil
MO, spektrum luas, namun tahan lama, bau
pHrendah menyebabkan korosif tidak sedap. Efeltif
embunuh MO
Sterlisasi kimiawi

• Bahan/alat: rusak jika suhu tinggi


• Efektif: bakteri dan fungi
mendenaturasi protein dan lipid pd
membran mikroba.
• Sering digunakan: etanol dan
isopropanol 70-90%
• Tidk efektif: endospora dan virus
non enveloped
Pertanyaan:
• Keuntungan dan kerugian metode sterilisasi uap
basah dan udara kering
• Perbedaan desinfektan dan antiseptik
• Jelaskan mekanisme alkohol sebagai desinfektan, dan
jelaskan lebih efektif mana alkohol 70% dengan 100%
Terima Kasih

28/09/2019

Anda mungkin juga menyukai