Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275
Email: adisantoso1959@gmail.com
Abstract
Abstrak
tinggi (Kasim dan Triharyuni, 2014). Pada mengetahui pola pertumbuhan ikan, serta
tahun 2011 produksi perikanan Laut Jawa berat ikan dapat dianggap sebagai fungsi
hanya mencapai 861.711 ton atau sebesar dari panjangnya (Effendie, 1997):
16,1% dari total produksi perikanan
nasional dimana ikan tenggiri yang W = a Lb
didaratkan berkonntribusi sebesar 2,6% Log W = log a + b(log L)
dari total pendaratan ikan di utara Jawa.
Produksi ini ditunjang 83.142 unit kapal Dimana:
penangkap ikan yang beroperasi di Laut
Jawa atau sekitar 14% dari total jumlah W = berat ikan
kapal tangkap ikan yang beroperasi di L= panjang ikan
seluruh perairan Indonesia (Statistik a dan b = konstanta
perikanan Tangkap, 2013).
Aplikasi terbaik dalam hubungan
Hubungan antara panjang-berat panjang-berat, menurut Ricker (1975)
sering digunakan untuk mengestimasi terjadi bila panjang dan berat ikan secara
biomasa stok ikan tertentu, menghitung individu diukur dalam waktu beberapa
indek kondisi dan perubahan-perubahan tahun secara berturutan (successive
ontogegeny (Safran, 1992) dan studi years). Nilai b ditentukan dari plotting
pertumbuhan (Moutopoulos and Stergion, logarima berat terhadap logaritma
2002). Bahkan, Froese (2006) menyatakan panjang dari sejumlah besar ikan dari
bahwa dengan studi hubungan panjang- berbagai ukuran, maka slope yang
berat suatu spesies akan lebih dihasilkan merupakan nilai b yang
menajamkan dalam mempelajari diestimasikan (koefisien regresi). Apabila b
ekologinya. Untuk tujuan pengelolaan = 3 maka dinamakan dengan isometrik
sumberdaya perikanan, pengetahuan yang menunjukkan ikan tidak berubah
berbagai parameter populasi mutlak bentuknya dan pertambahan panjang
diperlukan. Dalam konteks ini, tujuan dari ikan seimbang dengan pertambahan
penelitian ini adalah untuk mengestimasi beratnya. Apabila b < 3 dinamakan
hubungn panjang-berat dari ikan tenggiri alometrik negatif, bila pertumbuhan
yang ada di perairan Semarang. panjangnya lebih cepat dibandingkan
pertumbuhan beratnya, jika b > 3
dinamakan alometrik positif yang
MATERI DAN METODE menunjukkan bahawa pertumbuhan
beratnya lebih cepat dibandingkan
Sampel ikan tenggiri tanpa dengan pertambahan panjangnya
membedakan jenis kelaminnya dikoleksi (Effendie,1997).
selama bulan Oktober dan November
2014 dari pengepul di Tambaklorok,
Semarang. Pengepul memperoleh ikan HASIL DAN PEMBAHASAN
dari nelayan yang menangkap ikan di
perairan Semarang dan didaratkan di Sampel ikan yang dikoleksi dari
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tambaklorok pengepul di Tambaklorok Semarang
Semarang. selama bulan Oktober 2014 sebanyak 28
ekor dan selama bulan November 2014
Panjang ikan (mm) yang diukur sebanyak 29 ekor (Tabel 1). Secara umum
adalah panjang total, yaitu panjang ikan panjang total ikan tenggiri rata-rata pada
yang diukur mulai dari ujung terdepan dari bulan Oktober (279, 9 mm) lebih besar
kepala sampai ujung terakhir bagian dibandingkan bulan November 2014 (254
ekornya. Berat ikan (g) diukur sebagai mm), demikian juga dalam berat basah.
berat basah. Rata-rata berat basah pada bulan
Oktober 2014 sebesar 157,2 g, dan pada
Analisis data sampel dilakukan bulan November 2014 sebesar 129,6 g.
dengan mengamati hubungan panjang- Tetapi, variasi penyebaran data lebih
berat ikan sehingga kita dapat besar terjadi pada bulan November 2014.
162 Studi Pendahuluan Hubungan Panjang–Berat Ikan Tenggiri (Adi Santoso dan Endang Sri Susilo)
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):161-165
Analisa beda nilai tengah panjang total ikan yang terlihat lebih langsing, terutama
ikan dengan uju T sampel berpasangan untuk ikan-ikan sampel bulan November.
hasilnya berbeda nyata (Sig 0,002<0,05).
Selama penelitian, untuk bulan
Hubungan panjang-berat dapat Oktober sebetulnya bukan musim
dilihat pada Gambar 1, yang penangkapan ikan tenggiri di Laut Jawa,
digambarkan dalam matriks scatter plot, sebab dari bulan Juli sampai Oktober
dan Gambar 2. merupakan bulan yang bukan musim ikan
tenggiri (Kasim dan Triharyuni, 2014).
Dari total 28 ekor ikan tenggiri pada Sebaliknya, masih menurut Kasim dan
bulan Oktober didapatkan panjang rata- Triharyuni (2014) untuk bulan November
rata 279,9 + 44,84 mm dan berat rata-rata bersama-sama bulan April merupakan
157,29 + 69,03 g. Pertumbuhan S. bulan puncak musim penangkapan ikan
commerson pada bulan tersebut adalah tenggiri di Laut Jawa, termasuk juga
allometrik negative dengan nilai b perairan Semarang tentunya. Adanya
terhitung 2,73 (R2=0,950). Sedangkan, dari variasi suhu dan salinitas secara tahunan
total 29 ekor ikan tenggiri pada bulan antara perairan Laut Jawa dan perairan
November didapatkan panjang rata-rata oseanik, akan mempengaruhi distribusi
254,0 + 78,34 mm dan berat rata-rata dan kelimpahan ikan tenggiri khususnya
129,55 + 110,97 g. Pertumbuhan S. pada musim peralihan sehingga pada
commerson pada bulan November seperti bulan April dan November ikan tenggiri
halnya pada bulan sebelumnya, yaitu cenderung melimpah sepanjang tahun.
allometrik negative dengan nilai b Sangat sulit untuk menjelaskan alasan
terhitung yang lebih kecil lagi sebesar 2,34 bahwa nilai b nilainya kecil (2,34) saat ikan
(R2=0,975). Rendahnya nilai b melimpah. Justru ikan-ikan pelagis besar
mengindikasikan bahwa pertambahan bermigrasi dengan tujuan mencari makan
panjang lebih cepat dibandingkan (Sumadhiharga, 2009), dan ikan tenggiri
dengan pertambahan berat. Keadaan bermigrasi ditandai dengan melimpahnya
seperti ini ditunjukkan dengan keadaan makanan (Noegroho, 2013).
Tabel 1. Analisa data panjang dan berat basah ikan tenggiri (Scomberomorus commerson)
di perairan Semarang selama bulan Oktober dan November 2014
500 500
400 400
Berat (g)
Berat (g)
300 300
200 200
100 100
0 0
0 100 200 300 400 500 0 200 400 600
Panjang Total (mm) Panjang Total (mm)
(a) (b)
Gambar 1. Matriks scatter plot hubungan panjang-berat ikan tenggiri (Scomberomorus
commerson) di perairan Semarang selama bulan Oktober (a) dan November
(b) 2014
Studi Pendahuluan Hubungan Panjang–Berat Ikan Tenggiri (Adi Santoso dan Endang Sri Susilo) 163
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):161-165
3.00
3.00
2.50
2.50
Log Berat
2.00
Log Berat
2.00
1.50 Y = -4.51+ 2.73X
1.50 Y = -3.57+2.34X
1.00 R² = 0.950
1.00 R² = 0.975
0.50 0.50
0.00 0.00
2.20 2.30 2.40 2.50 2.60 2.70 2.20 2.40 2.60 2.80
Log Panjang Total Log Panjang Total
(a) (b)
164 Studi Pendahuluan Hubungan Panjang–Berat Ikan Tenggiri (Adi Santoso dan Endang Sri Susilo)
Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):161-165
Studi Pendahuluan Hubungan Panjang–Berat Ikan Tenggiri (Adi Santoso dan Endang Sri Susilo) 165