Anda di halaman 1dari 8

Effect of Thyroxine Hormone (T4) Addition in Feed to the Growth Rate

Epinephelus fuscoguttatus
By
Mahyuddin salim , Iskandar Putra2),Rusliadi2)
1)

Fisheries and Marine Science Faculty


Riau University
Email : Salimmahyudin9@gmail.com
ABSTRACT

The research was conducted from February 2016 to March 2016 at Batam Mariculture
Development Center .The aim of this research was to investigate the dose of Thyroxine
(T4) hormone in fish meal on the growth of fish Epinephelus fuscoguttatus. The
research method used was experimental method and Complete Random Device (CRD)
with four treatments and three replications. The treatments in this study were control
(without thyroxine hormone), 0,3 mg Thyroxine hormone/kg of feed, 0,6 mg Thyroxine
hormone/kg of feed and 0,9 mg Thyroxine hormone / kg of feed. The best result was
treatment on 0,6 mg Thyroxine hormone/kg of feed with absolute growth weights
(17,60 g), absolute growth length (1,75 cm), specific growth rate (1,30 %) and survival
rate (100 %).

Key word :Thyroxine (T4), Enlargement, Epinephelus fuscoguttatus


1. Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
2. Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

PENDAHULUAN pemilihan jenis pakan sangat penting


Ikan kerapu macan merupakan dilakukan untuk meningkatkan
salah satu komoditas budidaya laut yang pertumbuhan ikan. Protein, lemak,
telah populer dan mempunyai nilai karbohidrat diperlukan oleh tubuh ikan
ekonomis tinggi dapat dilihat dari jumlah sebagai materi dan energi untuk
permintaan pasar baik domestik maupun pertumbuhan yang diperoleh dari pakan
luar negeri yang terus meningkat, untuk yang dikonsumsi. Selain itu proses
ukuran benih harga ikan kerapu macan metabolisme dan pertumbuhan pada
Rp.1.000/cm sedangkan untuk ukuran ikan dipengaruhi oleh faktor hormonal.
konsumsi dalam keadaan hidup (berat 600 Hormon adalah zat organik yang
–1200 gram/ekor) sampai saat ini dihasilkan oleh sel-sel khusus dalam
mencapai Rp.200.000–300.000/kg. Oleh jumlah yang sedikit yang dirembeskan
karena itu, pengembangan usaha budidaya melalui aliran darah dan dapat merangsang
kerapu macan masih mempunyai prospek sel tertentu dalam badan untuk berfungsi.
yang sangat cerah. Salah satu hormon yang mempengaruhi
Beberapa hal yang masih menjadi pertumbuhan adalah hormon tiroksin (T4)
perhatian utama dalam usaha budidaya yang dapat ditambahkan dalam pakan
kerapu macan (Ephinephelus buatan yang bisa kita buat sendiri sesuai
fuscoguttatus) yaitu ketersediaan benih dengan kebutuhan.
yang belum dapat terpenuhi baik dari segi Berdasarkan uraian diatas maka
jumlah maupun mutu. Pertumbuhan ikan perlu dilakukan suatu penelitian mengenai
dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang penambahan hormon tiroksin (T4) pada
terdapat di dalam pakan oleh sebab itu
pakan terhadap laju pertumbuhan ikan Tahap selanjutnya adalah
kerapu macan (E. fuscoguttatus). persiapan pakan, pakan uji yang digunakan
Tujuan dari penelitian ini adalah adalah pakan buatan (pelet) lalu
untuk Mengetahui dosis optimal hormon ditambahkan hormon tiroksin (T4).
tiroksin (T4) pada pakan terhadap laju Hormon tiroksin yang digunakan
pertumbuhan ikan kerapu macan berbentuk tablet, setiap tablet mengandung
(E. fuscoguttatus). 0,1 mg levothyroxine, dihaluskan dengan
mengunakan alat penggerus lalu
BAHAN DAN METODE dimasukkan ke dalam alat penyemprot
Penelitian ini dilaksanakan selama sesuai dosis yang diterapkan dan
30 hari yang dimulai pada 6 Februari ditambahkan bahan perekat (boster progol)
sampai 6 Maret 2016 yang bertempat di sebanyak 2 g/kg pakan serta ditambah 30
Balai Perikanan Budidaya Laut Batam ml aquades dan diaduk hingga merata
Propinsi Kepulauan Riau. sehingga menjadi campuran yang
Bahan dan alat yang digunakan homogen. Setelah itu disemprotkan pada
selama penelitian adalah 240 ekor benih pelet yang telah disiapkan didalam toples
ikan kerapu macan ukuran 11-12 cm kemudian pelet diangin-anginkan hingga
berasal dari pembenihan BPBL Batam, kering sehingga pakan siap digunakan.
pelet, hormon tiroksin (T4), aquades dan Persiapan ikan uji dilakukan
bahan perekat. Sedangkan Alat yang dengan cara di grading terlebih dahulu
digunakan adalah tiga buah bak fiber untuk mendapatkan ukuran seragam.
bervolume 1000 L kemudian dilakukan Selanjutnya ikan ditimbang beratnya satu
penyekatan sehingga diperoleh 12 unit persatu sebanyak 100 % (240 ekor)
wadah. kemudian di rata-ratakan untuk
Penelitian ini menggunakan mendapatkan data awal. Padat tebar ikan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 1 ekor/ 12 L atau 20 ekor/ wadah.
faktor 4 taraf perlakuan, masing-masing Parameter yang akan diukur yaitu
taraf perlakuan dilakukan ulangan pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan
sebanyak 3 kali. Bila terdapat perbedaan panjang mutlak, laju pertumbuhan harian,
nyata antar perlakuan maka dilanjutkan uji dan derajat kelulushidupan. Parameter
rentang Newman-Keuls. Perlakuan yang kualitas air juga diukur dalam penelitian
digunakan adalah : P0 = Tanpa hormon ini meliputi suhu, pH, DO dan salinitatas.
tiroksin (kontrol), P1 = Penambahan
hormon tiroksin 0,3 mg/kg P 2 = HASIL DAN PEMBAHASAN
Penambahan hormon tiroksin 0,6 mg/kg,
P3 = Penambahan hormon tiroksin 0,9 Berdasarkan hasil penelitian yang
mg/kg. dilakukan selama 30 hari dan pengamatan
Hal pertama yang dilakukan dalam yang dilakukan setiap 10 hari, maka
prosedur penelitian ini adalah persiapan diperoleh seluruh data pertumbuhan benih
wadah, wadah yang digunakan selama ikan kerapu macan (E.fuscoguttatus). Hasil
penelitian adalah 3 buah bak fiber penimbangan bobot rata-rata individu ikan
bervolume 1000 L selanjutnya kerapu macan (E.fuscoguttatus) selama
pembersihan wadah dengan cara pencucian penelitian pada masing-masing perlakuan
bak hal ini bertujuan untuk membersihkan dapat dilihat pada Gambar 1.
kotoran yang menempel dan memastikan
wadah dalam kondisi baik agar dapat
digunakan dalam proses pemeliharaan.
Setelah itu dilakukan penyekatan dengan
mengunakan jaring.
terhadap pertumbuhan serta differinsiasi
60 dari berbagai struktur organ dan efeknya
bobot rata rata (g)

55 terhadap metabolisme.
50 p0
Pertumbuhan Bobot Mutlak
45 p1
Pertumbuhan bobot mutlak ikan
p2 kerapu macan (E. fuscoguttatus) yang
40
p3 diukur selama penelitian maka didapat
35
0 10 20 30 pertumbuhan bobot mutlak pada masing-
Waktu pengamatan ke (hari) masing perlakuan, dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan bobot
Gambar 1. Bobot rata-rata ikan kerapu
mutlak ikan kerapu macan pada
macan selama penelitian.
masing-masing perlakuan
Berdasarkan Gambar 1 dapat Ulangan Pertumbuhan bobot mutlak (g)
dilihat bahwa terdapat peningkatan P0 P1 P2 P3
pertambahan bobot ikan yang diberikan 1 8,12 14,00 18,82 17,64
pakan dengan penambahan hormon 2 10,20 13,42 16,97 16,04
tiroksin dan tanpa penambahan hormon 3 6,90 10,86 17,02 14,40
tiroksin (kontrol). Pada perlakuan 0,9
Jumlah 25,22 38,28 52,81 48,08
mg/kg pertumbuhan bobot ikan terlihat
Rata-rata (Std. Dev) 8,41± 12,76± 17,60± 16,03±
lebih rendah dibandingkan dosis 0,6 mg/kg 1,67a 1,67b 1,05c 1,62c
pakan hal ini diduga karena pemberian
hormon tiroksin dengan dosis 0,9 mg/kg Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris yang
pakan menyebabkan kelebihan konsentrasi sama menunjukkan adanya perbedaan
tiroksin dalam tubuh ikan uji. Hal ini yang nyata antar perlakuan
didukung oleh Djojosoebagio (1996), yang Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
menyatakan kelebihan konsentrasi tiroksin pertumbuhan bobot mutlak ikan kerapu
(T4) dalam tubuh dapat menyebabkan macan (E. fuscoguttatus) selama penelitian
abnormalitas pada metabolisme tubuh. dari yang tertinggi hingga terendah yaitu
Menurut Hidayat (2013) pada penambahan hormon 0,6 mg/kg
peningkatan pertumbuhan yang cepat pada pakan sebesar 17.60 g, penambahan
ikan dengan pemberian hormon tiroksin hormon 0,9 mg/kg pakan sebesar 16,03 g,
karena hormon yang di berikan dapat penambahan hormon 0,3 mg/kg sebesar
merangsang sistem syaraf pusat yaitu 12,76 g dan pada kontrol yaitu pakan yang
hypothalamus dan merangsang tidak ditambahkan hormon tiroksin sebesar
adenohypophysis yang mengandung 8,41 g.
hormon tyrotropik yaitu TSH untuk
mengaktifkan kelenjar tyroid pada ikan Ikan kerapu macan dengan
sehingga kelenjar tyroid mengumpulkan pemberian pakan yang mengandung
iodine mensenyawakan dengan tyrosil hormon tiroksin (T4) dengan dosis 0,6
yang diberikan lalu mengaktifkan mg/kg pakan merupakan dosis yang tepat
metabolisme ikan. Karena metabolisme sehingga menunjukkan pertumbuhan bobot
pada ikan berjalan dengan baik sehingga yang tinggi pada ikan kerapu macan,
nafsu makan meningkat dan sedangkan pada perlakuan 0,9 mg/kg
mengakibatkan pertumbuhan meningkat terlihat lebih rendah dibandingkan 0,6
pula. mg/kg pakan hal ini diduga karena
Menurut Lagler et al., dalam pemberian hormon tiroksin dengan dosis
Lukistiyowati (1992) bahwa fungsi dari 0,9 mg/kg pakan menyebabkan kelebihan
hormon tiroid yaitu memberikan efek konsentrasi tiroksin dalam tubuh ikan uji.
Hal ini didukung oleh Djojosoebagio Tabel 2. Pertumbuhan panjang mutlak ikan
(1996), yang menyatakan kelebihan kerapu macan pada masing-
konsentrasi tiroksin (T4) dalam tubuh dapat masing perlakuan selama
menyebabkan abnormalitas pada penelitian.
metabolisme tubuh.
Ikan kerapu macan yang diberi Ulangan pertumbuhan panjang multak (cm)
hormon tiroksin dengan dosis 0,6 mg/kg P0 P1 P2 P3

pakan menunjukkan hasil yang baik 1 0,77 1,61 1,77 1,67


karena hormon tiroksin yang diberikan 2 0,99 1,43 1,69 1,49
dapat merangsang syaraf pusat ikan dan 3 1,13 0,97 1,79 1,43
bekerja dalam tubuh sehingga dapat Jumlah 2,89 4,01 5,25 4,59
mencapai sel target yaitu efek terhadap Rata-rata (Std. Dev) 0,96± 1,34± 1,75±. 1,53±
metabolisme. Hal ini sesuai dengan yang 0,18a 0,33ab 0,05b 0,35b
dinyatakan oleh Mcdonald dalam
Evasandrawati (1997) bahwa hormon Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris yang
sama menunjukkan adanya
tiroksin yang diberikan dapat merangsang
perbedaan yang nyata antar
syaraf pusat ikan dan bekerja dalam tubuh perlakuan (P<0,05).
sehingga dapat mencapai sel target yaitu
efek terhadap metabolisme. Selanjutnya Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahi
Samsudin (2004) mengatakan bahwa rata-rata pertumbuhan panjang mutlak
pertumbuhan bobot pada ikan dapat terjadi mulai dari yang tertinggi hingga terendah
karena adanya alokasi energi yang berasal pada masing- masing perlakuan adalah
dari pakan untuk pertumbuhan. 1,75 cm untuk penambahan hormon 0,6
Pakan yang dimanfaatkan oleh ikan mg/kg, 1,53 cm untuk penambahan
pertama digunakan untuk memelihara hormon 0,9 mg/kg, 1,34 cm untuk
tubuh dan untuk memperbaiki alat-alat penambahan hormon 0,3 mg/kg dan 0,96
tubuh yang rusak, setelah itu kelebihan cm untuk perlakuan kontrol. Pada
pakan yang ada digunakan untuk penelitian ini panjang mutlak tertinggi
pertumbuhan. terjadi pada perlakuan P2, hal ini
disebabkan oleh penambahan hormon
Dari hasil uji analisis variansi tiroksin dengan dosis yang tepat pada
(ANAVA) menunjukan pengaruh sangat pakan selain dapat memperbaiki sistem
nyata pada pertumbuhan bobot mutlak ikan metabolisme juga dapat meningkatkan
kerapu macan (E. fuscoguttatus) yang kualitas pakan sehingga dapat memicu laju
diberikan pakan dengan penambahan pertumbuhan yang lebih baik.
hormon tiroksin (P < 0,01). Hasil uji lanjut Pakan merupakan faktor pembatas
Student Newman Keuls menunjukan produksi dalam suatu kegiatan budidaya
kontrol berbeda nyata dengan dosis terutama budidaya ikan secara intensif,
hormon 0,3 mg/kg (P1) , dan sangat setelah faktor kunci yang lain terpenuhi.
berbeda nyata dengan 0,6 mg/kg (P2) dan
Pemberian pakan yang tidak tepat
dosis hormon 0,9 mg/kg (P3), dosis mengakibatkan menumpuknya pakan di
hormon 0,6 mg/kg (P2) tidak berbeda air. Menurut Arief et al., (2011) bahwa
nyata dengan dosis hormon 0,9 mg/kg jumlah pakan dan kualitas pakan
(P3), merupakan faktor penyebab rasio konversi
pakan tinggi. Pemberian pakan yang
Pertumbuhan panjang mutlak berlebihan menyebabkan banyak sisa
pakan sehingga rasio konversi pakan
Pertumbuhan panjang mutlak rata- menjadi tinggi. Kualitas pakan yang tidak
rata ikan kerapu pada masing-masing baik misalnya pakan yang mudah hancur
perlakuan selama penelitian disajikan pada atau bau pakan yang tidak merangsang
Tabel 2 berikut ini.
akan menyebabkan pakan tidak termakan disebabkan karena salah satu fungsi
dan terbuang. hormon tiroksin adalah mampu
Dari hasil uji analisis variansi meningkatkan laju metabolisme tubuh.
(ANAVA) adanya pengaruh nyata pada Pahlawan et al., (2005) menyatakan
pertumbuhan panjang multak ikan kerapu bahwa hormon tiroksin dapat
macan yang diberikan pakan dengan meningkatkan aktivitas protease dan lipase
penambahan hormon tiroksin (T4) (P < pada saluran pencernaan sehingga dapat
0,05). Hasil uji lanjut Student Newman meningkatkan metabolisme protein dan
Keuls menunjukan kontrol (P0) berbeda lemak dalam tubuh. Protease merupakan
nyata dengan dosis hormon 0,6 (P2) mg/kg enzim yang menghidrolisis protein menjadi
dan dosis hormon 0,9 (P3) mg/kg. asam-asam amino dan peptida sederhana,
sedangkan lipase merupakan enzim yang
Laju pertumbuhan Harian menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan
Berdasarkan hasil pengukuran
asam lemak yang kemudian akan
terhadap laju pertumbuhan harian kerapu diabsobrsi melalui dinding usus.
macan (E. fuscoguttatus ) maka diperoleh Brett dalam Setiawati dan
rata-rata laju pertumbuhan harian pada Suprayudi (2003) mengatakan bahwa
masing-masing perlakuan selama jumlah pakan yang mampu dikonsumsi
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. ikan setiap harinya merupakan salah satu
Tabel 3. Rata-rata laju pertumbuhan harian faktor yang mempengaruhi potensi ikan
ikan kerapu macan untuk tumbuh secara maksimal dan laju
Ulangan Laju pertumbuhan Harian (%)
konsumsi makanan berhubungan erat
P0 P1 P2 P3
dengan kapasitas dan pengosongan perut.
1 0,66 1,07 1,37 1,30 Dari hasil uji analisis variansi
2 0,81 1,03 1,26 1,20 (ANAVA) adanya pengaruh sangat nyata
3 0,57 0,86 1,26 1,10 pada laju pertumbuhan harian ikan kerapu
Jumlah 2.04 2,96 3,89 3,60 macan (E. fuscoguttatus) yang diberikan
Rata-rata (Std. Dev) 0,68± 0,99± 1,30± 1,20± pakan dengan penambahan hormon
0,12a 0,11b 0,06c 0,10c tiroksin (P < 0,01). Hasil uji lanjut Student
Newman Keuls yaitu kontrol berbeda nyata
Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris yang dengan dosis hormon 0,3 mg/kg (P1), dan
sama menunjukkan adanya
perbedaan yang nyata antar sangat berbeda nyata dengan 0,6 mg/kg
perlakuan (P<0,05). (P2) dan dosis hormon 0,9 mg/kg (P3),
sedangkan dosis hormon 0,6 mg/kg (P2)
Berdasarkan Tabel 3 diketahi laju
tidak berbeda nyata dengan dosis hormon
pertumbuhan harian ikan berbeda untuk 0,9 mg/kg (P3).
tiap-tiap perlakuan, hal ini disebabkan
dosis hormon yang ditambahkan pada
Derajat Kelulushidupan
pakan ikan mempengaruhi laju
Derajat kelulushidupan ikan kerapu
pertumbuhan harian ikan tersebut. Nilai macan (E. fuscoguttatus) selama penelitian
rata-rata laju pertumbuhan harian ikan dari pada masing-masing perlakuan dapat
tertinggi hingga terendah adalah dilihat pada Tabel 4.
penambahan hormon 0,6 mg/kg pakan Tabel 4. Rata-rata kelulushidupan pada
yaitu 1,3 %, penambahan hormon 0,9 masing-masing perlakuan
mg/kg pakan yaitu 1,2 %, selanjutnya
penambahan hormon 0,3 mg/kg pakan
yaitu 0,99 %, dan kontrol yaitu 0,68 %.
pada pemberian hormon tiroksin dengan
dosis 0,6 mg/kg pakan yang menunjukkan
pertumbuhan bobot yang tertinggi. Hal ini
Ulangan Produksi (g) mungkin untuk menghindari ikan stress,
Kontrol 2 ppm 4 ppm 6 ppm faktor yang mempengaruhi tinggi
1
rendahnya kelangsungan hidup adalah
80 100 100 90
faktor biotik antara lain kompetitor,
2 80 100 100
80 kepadatan, populasi, umur, dan
3
90 90 100 100 kemampuan organisme beradaptasi
Jumlah
terhadap lingkungan.
250 270 300 290
Menurut Putra (2012), semakin
Rata-rata (Std. Dev) 90±10 100± 96,66±
83,33
a
baik metabolism dalam tubuh ikan maka
±5,77a ,00a 0,00a 5,7 selera makan meningkat, daya tahan tubuh
ikan terhadap pengaruh lingkungan
Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris yang sekitarnya akan semakin baik sehingga
sama menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata antar perlakuan (P<0,05) mortalitas ikan lebih rendah.
7a

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat Dari hasil uji analisis variansi


bahwa pemberian pakan dengan (ANAVA) tidak berpengaruh pada derajat
penambahan hormon tiroksin tidak kelulushidupan ikan kerapu macan (E.
berpengaruh kepada tingkat fuscoguttatus) yang diberikan pakan
kelulushidupan, dimana kelulushidupan dengan penambahan hormon tiroksin (P >
tertinggi terdapat pada P2 yaitu 100 % 0,05).
disusul P3 96,66 % P2 90 dan yang
terendah pada perlakuan kontrol 83,33 % Kualitas Air
Menurut Yadi (2010), nilai
kelangsungan hidup atau derajat Selama penelitian parameter
kelulushidupan ikan merupakan salah satu kualitas air yang diukur meliputi suhu,
perameter yang menunjukan keber hasilan oksigen terlarut, pH, dan Salinitas. Hasil
dalam budidaya pembesaran ikan. Hal ini pengukuran dari masing-masing parameter
menunjukkan bahwa ikan mampu kualitas air tersebut dapat dilihat pada
bertoleransi dan beradaptasi dengan Tabel 5.
pemberian pakan yang telah ditambahkan Tabel 5. Pegukuran kualitas air ikan
hormon tiroksin dengan dosis yang kerapu macan perlakuan selama
berbeda-beda untuk masing-masing penelitian.
perlakukan, untuk lebih jelas tingkat
kelulushidupan Perlakuan Kisaran Parameter
Awal Pertengah Akhir
pemberian pakan dengan Suhu (°c) 29 28 an 30
penambahan hormon tiroksin tidak Ph 7.80 7.00 7.8
berpengaruh kepada tingkat Salinitas(ppm) 29 29 29
kelulushidupan, Kematian ikan selama DO (ppm) 6.5 5 5-6
6.3
pemeliharaan hanya sedikit , kematian ikan
terjadi pada 10 hari pertama pemeliharaan Berdasarkan Tabel 5 diatas dapat
hal ini diduga karena ikan mengalami diketahui bahwa suhu air selama penelitian
stress yang disebabkan kesulitan dalam berkisar antara 28-30 ºC, pH air berkisar
beradaptasi dengan media pemeliharaan antara 7-7.80, konsentrasi oksigen terlarut
selain itu hal ini juga disebabkan oleh (DO) berkisar antara 5- 6. 5 ppm Salinitas
kesalahan dalam penanganan (human 29 ppt jika dibandingkan dengan SNI
error). Hal ini sesuai menurut Salamudin Baku mutu kualitas air pemeliharan ikan
(2012), bahwa hal yang mendukung kerapu macan adalah suhu 28-35ºC, pH 7-
tingkat kelulushidupan yang tinggi adalah 7.85, konsentrasi oksigen terlarut >5 ppm
penanganan selama pengukuran dan Salinitas 28 – 32. Fisika kimia air yang
penimbangan ikan dilakukan seakurat diukur selama penelitian dapat dilihat
sesuai SNI Baku mutu kualitas air KESIMPULAN DAN SARAN
pemeliharan ikan kerapu macan secara
umum cukup baik dan mendukung untuk Penambahan hormon tiroksin (T4)
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan pada pakan ikan Kerapu Macan
kerapu macan. (Ephinephelus fuscoguttatus) memberikan
Selama penelitian, suhu yang pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan
terdapat pada wadah penelitian berkisar kerapu macan, penambahan hormon
antara 28-30ºC. Menurut Boyd (1982), tiroksin 0,6 mg/kg pakan (P2)
perbedaan suhu tidak melebihi 100 C masih menghasilkan laju pertumbuhan bobot
tergolong baik dan kisaran suhu yang baik mutlak tertinggi 17.60 g, panjang mutlak
untuk organisme di daerah tropis adalah 1.75 cm, laju pertumbuhan harian 1.30 %.
25-320C. Suhu penting artinya bagi derajat kelulushidupan sebesar 100 %.
organisme di perairan terutama terhadap Adapun saran yang dapat diberikan
kebutuhan oksigen terlarut untukrespirasi. adalah dalam budidaya ikan kerapu macan
Derajat keasaman (pH) selama sebaiknya dilakukan penambahan hormon
penelitian berkisar antara 7-7.83 Boyd et tiroksin (T4) sebab berpengaruh nyata
al., (1979) menyatakan bahwa kisaran pH terhadap pertumbuhan ikan kerapu macan.
yang baik untuk kehidupan ikan adalah Selanjutnya, Perlu dilakukan penelitian
5,4–8,6. Keadaan pH yang dapat lanjutan tentang penggunaan hormon
mengganggu kehidupan ikan adalah pH tiroksin (T4) dengan waktu yang lebih lama
yang terlalu rendah (sangat asam) dan pH agar pertumbuhan ikan dapat teramati
yang terlalu tinggi (sangat basa), sebagian dengan jelas.
besar ikan dapat beradaptasi dengan baik
pada lingkungan perairan yang mempunyai DAFTAR PUSTAKA
pH berkisar antara 5-9 (Afrianto dan
Liviawati, 1993). Afrianto., E. dan Liviawati. 1993.
Kandungan oksigen terlarut selama Beberapa Metode Budidaya Ikan.
penelitian yaitu 5-6, 5 ppm. Tingginya Kanasius. Yogyakarta. 62 hal.
konsentrasi oksigen terlarut pada setiap
perlakuan disebabkan karena adanya Arief, M., Dwi, K. P., dan Yudi, C. 2011.
pengaruh dari sistem air mengalir dan Pengaruh Pemberian Pakan
aerasi di dalam wadah penelitian. Menurut Buatan, Pakan Alami, dan
Menurut Syafriadiman et al., (2005) DO Kombinasinya terhadap
yang paling ideal untuk pertumbuhan dan Pertumbuhan, Rasio Konservasi
perkembangan organisme akuatik yang Pakan dan Tingkat
dipelihara adalah lebih dari 5 ppm. Kelulushidupan Ikan Sidat
Nilai salinitas yang diperoleh (Anguilla bicolor). Jurnal Ilmiah
selama penelitian berkisar antara 29,0 – Perikanan dan Kelautan Vol.
30,0 ppt. Nilai ini cenderung rendah karena 3,No. 1, April 2011.
menurut Sambas (2010), kisaran salinitas
air laut adalah 30 – 35 ppt. Menurut Peter Boyd. C. E., 1982. Water Quality
(1979), salinitas merupakan salah satu Management in Fish Pond Culture
faktor lingkungan yang dapat Research and Development. Series
mempengaruhi laju pertumbuhan dan no.22. International Center for
konsumsi pakan. Aquaculture.Aquaculture
Experiment Station. Auburn
University. Auburn. 300.
Djojosoebagio, S. 1996). Fisiologi
Kelenjar Endokrin. UI-Press.
Jakarta.
Evasandrawati. 1997. Pengaruh Pemberian Samsudin, R. 2004. Pengaruh Substitusi
Hormon Tiroksin (T4) Melalui Tepung Ikan dengan Single Cell
Pakan Dengan Dosis Berbeda Protein (SCP) yang Berbeda dalam
Terhadap Pertumbuhan Ikan Pakan Ikan Patin (Pangasius sp.)
Gurami (Osphronemus gouramy Terhadap Retensi Protein,
Lac) di kolam. Skripsi. Fakultas Pertumbuhan, dan Efisiensi pakan.
perikanan dan Ilmu Kelautan. Skripsi. Jurusan Teknologi dan
Universitas Riau. Pekanbaru. 53 Manajemen Akuakultur, IPB.
halaman (tidak diterbitkan). Bogor. 53 hal. (tidak diterbitkan)

Hidayata, K. 2013. Pembesaran Ikan Selais Salamudin, 2012. Pembesaran Ikan


(Ompok hypopthalmus) dengan Motan(Thynnicthys thynnoides
Pemberian Pakan yang Blkr) Dalam Jaring Di Kolam
Mengandung Hormon Tiroksin Dengan Pemberian Pakan Yang
(T4). Skripsi. Fakultas Perikanan Mengandung Hormon Tiroksin
dan Ilmu Kelautan Universitas (T4). Skripsi.Fakultas Perikanan
Riau. Pekanbaru. 50 hal. (tidak dan Ilmu Kelautan Universitas
diterbitkan) Riau.Pekanbaru. (tidak diterbitkan).

Lukistiyowati.I., 1992.Pengaruh T3 dan Setiawati, M dan Suprayudi, M. A. 2003.


Hormon-hormon (Gonadtropin dan Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan
Steroi Sex) terhadap Pendewasaan Ikan Nila Merah (Oreochromis Sp.)
Ikan Mas (Cyprinus carpio L). yang Dipelihara pada Media
Bahan Kuliah Fisologi ikan. Bersalinitas. Jurnal Akuakultur
Fakultas Perikanan. Universitas Indonesia 2(1) : 27-30.
Riau Pekanbaru. 21 hal. (tidak
diterbitkan). Sambas, N. 2010. Pengaruh salinitas
Naziri.blogspot.com/2010/07/
Pahlawan, R.G., M. Zairin., dan M. Pengaruh-salinitas- terhadap.html.
Raswin. 2005. Pengaruh Diakses tanggal 20 Mei 2016.
Pemberian Hormon Tiroksin Secara
Oral Terhadap Pertumbuhan dan Yadi. 2010. Perbesaran Lele.
Kelangsungan Hidup Ikan Plati http://yadi45.wordpress.com/. Diakses
Koral Xiphophorus maculates. tanggal 20 Mei 2016
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1):
31–35 (2005).

Putra, S. 2012. Pembesaran ikan motan (


Thynnichthys thynnoides Blkr ) di
perairan sungai siak dengan
pemberian pakan mengandung
hormon tiroksin ( T4 ). Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas
Riau.Pekanbaru. 55 hal (tidak
diterbitkan).

Anda mungkin juga menyukai