Anda di halaman 1dari 15

MEMASARKAN PRODUK PENDIDIKAN MELALUI 7P

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran, Manajemen Humas dan Analisis Kebijakan
Dosen Pengampu : Dr. Fatkurroji M.Pd

Disusun oleh:
Moch Alfi Fajrin
1803038009

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2019

1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa salah satu tujuan Negara
Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan oleh
karena itu warga negara Indonesia tanpa memandang status sosial, ras,
etnis, agama, dan jender berhak memperoleh pelayanan pendidikan yang
bermutu. Berbagai peningkatan mutu pendidikan baik pada jalur formal
maupun nonformal telah ditempuh pemerintah kita. Hal ini terbukti
lahirnya berbagai program peningkatan mutu yang lain, seperti SBI salah
satunya. Namun adapun demikian program-program peningkatan mutu
yang telah dijalankan tersebut ternyata masih banyak ketertinggalan yang
harus dikejar untuk menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK.
Pendidikan adalah produk jasa yang dihasilkan dari lembaga
pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan
kasat mata. Dan ketika melihat lembaga pendidikan itu sendiri dari kaca
mata sebuah corporate, maka lembaga pendidikan adalah suatu organisasi
produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para
konsumen. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil
produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan, dikarenakan mutunya tidak
dapat memuaskan konsumen, maka produksi jasa yang ditawarkan tidak
laku. Berbeda denagan produk fisik, suatu jasa pelayanan pedidikan tidak
bisa disimpan. Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersama. Dampaknya
terjadi pada sistem pemasaran, terutaman pada sisi permintaan. Jika
permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa pendidikan untuk
melakukan persiapan, baik dari sarana dan prasarana maupun peralatan
teknologi pendidikan lainnya. Tetapi, jika permintaan fluktuatif, lebih sulit
bagi penyedia jasa pendidikan untuk melakukan straregi pemasaran.
Jasa pendidikan tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen
sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa pendidikan
secara langsung. Konsumen juga tidak dapat memprediksi apa hasil yang

2
akan diperoleh dengan mengonsumsi jasa pendidikan tersebut, kecuali
setelah membelinya.
Tujuan utama proses ini adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan secara berkelanjutan, terus-menerus, dan terpadu. Upaya
peningkatan mutu pendidikan yang dimaksudkan tidak sekaligus, tetapi
dituju berdasarkan peningkatan mutu pada setiap komponen pendidikan.
Penggunaan istilah pemasaran saat ini sudah sangat berkembang di semua
sektor kegiatan kita. Jadi, dalam hal ini pemasaran pendidikan dapat
diartikan sebagai bagaimana memuaskan konsumen atau pelanggan
pendidikan dengan memakai dasar pemikiran yang logis, jika konsumen
tidak puas berarti pemasaran tersebut gagal.

B. Rumusan Masalah
Berawal dari deskripsi latar belakang masalah di atas maka yang
menjadi pokok permasalahan yang akan dijadikan kajian utama dalam
makalah ini yaitu :
1. Bagaimana pengertian pemasaran pendidikan ?
2. Bagaimana fungsi pemasaran pendidikan ?
3. Bagaimana strategi pemasaran pada lembaga pendidikan ?
4. Bagaimana Penerapan Pemasaran dalam Pendidikan ?

C. Tujuan
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk
mengetahui penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001. Adapun tujuan
khususnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pemasaran pendidikan.
2. Untuk mengetahui fungsi pemasaran pendidikan
3. Untuk mengetahui strategi pemasaran pada lembaga pendidikan
4. Untuk mengetahui Penerapan Pemasaran dalam Pendidikan

3
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemasaran Pendidikan
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain. Pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan
menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat
pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan
komunikasi yang tepat. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan
melalui proses pertukaran.1
Dalam bahasan tentang pengertian pemasaran telah dikemukakan
bahwa inti penerapan pemasaran tidak hanya berorientasi pada
peningkatan laba perusahaan/lembaga semata-mata, akan tetapi bagaimana
menciptakan kepuasan bagi para pengguna produk iru, sebagai bentuk
tanggung jawab kepada stakeholder atas mutu dari setiap produk yang
dihasilkannya. Penerapan pemasaran tersebut terlebih dahulu harus
memperbaiki fondasifondasi (image building), diantaranya: perhatian
pada kualitas yang ditawarkan (quality offered in core service), serta jeli
melihat segmentasi dan penentuan sasaran ( careful market segmentation
and targeting).
Konsep pemasaran tidak hanya berorientasi asal barang habis tanpa
memperhatikan sesudah itu, tetapi juga berorientasi jangka panjang yang
lebih menekankan pada kepuasan pengguna, dimana pemasaran itu sendiri
adalah suatu usaha bagaimana memuaskan , memenuhi needs and wants
dari konsumen, needs itu merupakan kebutuhan akan hal yang dirasakan
kurang oleh konsumen yang harus segera dipenuhi, sedangkan wants
adalah keinginan suatu kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh berbagai

1
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-
YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-5-Pemasaran_Pendidikan.pdf 1 Oktober pukul 12.51),

4
faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, famili dan
sebagainya.
Demikian halnya dengan pemasaran pendidikan, beberapa ahli
memberikan pengertian yang mengemukakan bahwa pemasaran
merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh individu atau
kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan
melalui penciptaan (creation) penawaran, pertukaran produk yang bernilai
dengan pihak lain. Dengan kata lain bahwa etika pemasaran dalam dunia
pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan
pembentukan watak secara menyeluruh. Hal itu karena pendidikan sifatnya
lebih kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, hasil
pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga
megara, generasi penerus ilmuwan di kemudian hari

B. Fungsi Pemasaran Pendidikan

Fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk


citra baik terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa.
langkah-langkah untuk memenangkan persaingan dengan menggunakan
pemasaran, yaitu tujuan harus didefinisikan secara jelas, yang mencakup
hasil, proses dan juga strategi, buat rencana pemasaran dan usaha-usaha
pemasaran untuk masing-masing kelompok sasaran, lakukan komunikasi
baik ke dalam maupun keluar serta lakukanlah pelatihan, daftarkanlah
kebutuhan logistik yang dibutuhkan.2
1. Perencanaan
Ada beberapa hal yang harus diperhayikan dalam pembuatan rencana
pemasaran di sekolah atau madrasah, yaitu diantaranya:
a. Menentukan visi, misi, tujuan umum, tujuan khusus sekolah atau
madrasah.
b. Menganalisis ancaman dan peluang eksternal.

2
Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Parabowo. 2010. Manajemen Pendidikan “Aplikasinya
dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah”. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

5
c. Sekolah atau madrasah harus mengetahui kondisi pasar terlebih
dahulu supaya sekolah atau madrasah dapat mengembangkan
pendidikannya.
d. Sekolah harus bisa memilih calon siswanya. Ada beberapa kategori
dalam pemilihannya, yaitu berdasarkan intelektual, berdasarkan
bakat khusus, berdasarkan kelompok atau golongan,
berdasarkankeinginan sosial, berdasarkan semua anak.
e. Sekolah atau madrasah harus mampu membandingkan antara
besarnya peluang dan ancaman dalam lingkungan eksternal yang
akan dihadapi.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pemasaran sekolah atau madrasah harus
memperhatikan beberapa variabel, baik yang dapat dikontrol maupun yang
tidak dapat dikontrol variabel yang tidak dapat dikontrol meliputi budaya,
kondisi ekonomi dan kecenderungan sosial. Sedangkan variabel yang
dapat dikontrol antara lain meliputi kurikulum atau pelayanan lembaga
pendidikan yang cocok dengan lembaga, lokasi pelayanan, komunikasi
dengan siswa, alumni, donatur, dan lainnya, serta besarnya uang sekolah
yang memungkinkan sekolah atau madrasah untuk melayani siswa dengan
baik dan efisien.
3. Pengendalian
Ada empat sistem untuk informasi pemasaran organisasi, yaitu3:
a. Internal record system yang meliputi keseluruhan informasi yang
berkaitan dengan jumlah siswa pendaftar, biaya pemasaran, calon
siswa potensial, segmen pasar, dan lainnya.
b. Marketing intelligence system yang meliputi serangkaian sumber
dan prosedur yang menyediakan informasi tentang perkembangan
yang terjadi di masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan
masyarakat intelegen pemasaran dengan memperbaiki kualitasnya.
c. Marketing research system yang terdiri dari desain sitematis
pengumpulan, analisis, dan pelaporan data, penemuan masalah
spesifik.

3
Philip Kotler. 1995. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, Hlm. 683-
684

6
d. Analytical marketing system yang terdiri dari dua perangkat
pemasaran dan permasalahan pemasaran.
Informasi yang telah didapat digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan kontrol dan evaluasi. Ada tiga jenis kontrol pemasran yang
dapat digunakan oleh sekolah atau madrasah, yaitu:
a. Rencana kontrol tahunan yang meliputi monitoring pada kinerja
pemasaran yang berlangsung untuk meyakinkan bahwa volume
penjualan tahunan dan keuntugan yang ditargetkan tercapai.
b. Kontrol profitabilitas yang terdiri dari determinasi profitabilitas
yang aktual dari pemasran yang telah dilakukan.
c. Audit pemasaran yang bertujuan untuk menganalisis tujuan
pemasaran, strategi, dan sistem yang diadaptasi secara optimum
dan lingkungan tujuan pemasaran yang telah diramalkan.

C. Strategi Pemasaran pada Lembaga Pendidikan


Manajemen pemasaran pada lembaga pendidikan ditanah air sudah
diakui dan kembangkan. Ada enam tingkatan dalam evolusi pemasaran
yang dihubungkan dengan penerimaan siswa/mahasiswa, yakni4:
1. Pemasaran tidak diperlukan
Adanya asumsi yang berlaku terhadap lembaga pendidikan yang
menyatakan, lembaga pendidikan nmerupakan badan sosial sehingga tidak
memerlukan pemasaran. Padahal sekarang ini pendidikan diperlukan
masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sehingga
pendidikan memerlukan adanya suatu unit teknis untuk mengelola
pemasaran itu.
2. Pemasaran adalah promosi
Lembaga pendidikan menyadari, tidak dapat menarik
siswa/mahasiswa yang diinginkan. Lembaga pendidikan ini berasumsi,
masyarakat tidak mengenal lembaga pendidikannya, karena itu lembaga
harus membuat unit teknis atau bagian informasi tentang pelayanan
masyarakat salah satunya adalah menangani publikasi san informasi

4
Muhadjir, Effendy. 2010. Manajemen Humas Di Lembaga Pendidikan. Malang:UMM Press.

7
penerimaan siswa/mahasiswa. Untuk publikasi dan informasi lembaga
pendidikan dibutuhkan media seperti: brosur, poster, surat kabar, televisi,
dan radio, website atau media tatap muka langsung dan media lainnya.
3. Pemasaran adalah segmentasi dari riset pemasaran
Sekarang ini lembaga dituntut menjaring calon siswa/mahasiswa
lebih banyak. Karena itu lembaga tersebut menyadari perlu manajemen
yang baik dari bagian penerimaan siswa/mahasiswa untuk
mempromosikan atau memasarkan lembaga pendidikan kepada
masyarakat, melalui informasi yang dikelola dengan baik dan dengan
waktu yang tepat. Untuk itu diperlukan bagian informasi yang bisa
mempromosikan lembaga pendidikan tersebut, agar seseorang atau orang
tua siswa/mahasiswa bisa memutuskan mana lembaga pendidikan yang
sesuai dan baik untuk putra putri mereka. Kemudian staf informasi/staf
humas harus bisa mengembangkan suatu penelitian mengenai hal itu
melalui kerjasama dengan direktur atau pimpinan lembaga tersebut. dapat
juga menghubungi konsultan untuk menganalisis dan memeberikan
gambaran mengenai implikasi dari riset tersebut.
4. Pemasaran adalah menetapkan posisi
Bertambah banyaknya lembaga pendidikan yang melakukan
promosi, akan terjadi persaingan yang sengit. Lembaga pendidikan akan
mencari basis baru agar ungguk dalam persaingan menjaring
siswa/mahasiswa barunya. Lembaga pendidikan mulai melakukan
penelitian dan mempelajari sejarah berdiriny, melihat peluang dan
kemuadian memposisikan diri diantara berbagai ;embaga pendidikan
lainnya. Memposisikan diri dalam hal ini berarti membuat suatu lembaga
pendidikan berbeda dengan persaingannya menyebabkan lembaga tersebut
punya keistimewaan tersendiri, sehingga banyak siswa/mahasiswa
memilih lembaga pendidikan tersebut. strategi memposisikan diri kepada
calon siswa/mahasisiwa untuk mengetahui perbedaan antara lembaga
pendidikan tersebut dan bagaimana lembaga pendidikan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan calon siswa/mahasiswa.

8
5. Pemasaran adalah perencanaan strategi
Masalah menurunnya minat calon siswa/mahasiswa dibeberapa
lembaga pendidikan tidak hanya karena persaingan yang cukup kuat antar
sesama lembaga pendidikan, tetapi juga berpengaruh perubahan yang
besar dalam perekonomian, demografi, keinginan agar cepat dapat kerja,
kesesuaian anatara pendidikan dan keterampilan dengan pasar kebutuhan
tenaga kerja dan bidang-bidang lain diluar kontrol pimpinan lembaga
pendidikan. Karena itu lembaga pendidikan mulai menyadari bagaimana
perubahan eksternal telah mengubah citra lembaga, posisi, program, dan
berbagai hal lainnya yang mencakup kemampuan menari siswa/mahasiswa
dan pelayanannya. Lembaga pendidikan harus memperluas kemampuan
perencanaan dengan mengidentifikasi kecenderungan pokok, kemudian
menyesuaikan diri dengan kecenderungan tersebut. Berikutnya, lembaga
pendidikan tersebut mengubah program, prosedur, dan kegiatan lainnya
untuk dapat menyesuaikan dengan kecenderungan tersebut.
6. Pemasaran adalah manajemen penerimaan siswa/mahasiswa
Ada asumsi pada lembaga pendidikan bagian promosi dan hubungan
masyarakat (public relations) merupakan program bagian yang kecil
dibandingkan dengan kegiatan penerimaan siswa/mahasiswa. Padahal
kegiatan promosi dan public relations merupakan program kegiatan yang
cukup besar mempengaruhi minat siswa/mahasiswa untuk bergabung
menjadi peserta didik dilembaga pendidikan tersebut. ini merupakan
kegiatan yang amat penting.
D. Penerapan Pemasaran dalam Pendidikan
Pemasaran pendidikan mempunyai mengandung 7 (tujuh) elemen
pokok yaitu5:
1. Product
Merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadi
pertimbangan preferensi pilihan bagi masyarakat. Produk pendidikan
merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada masyarakat yang

5
Tim dosen Administrasi Pendidikan. 2010. Manajemen Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

9
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Produk itu
sendiri terbagi atas lima tingkatan yaitu : core benefit merupakan manfaat
dasar yang sebenarnya dibeli oleh customer , dalam hal ini adalah
pendidikan; basic product atau versi dasar dari suatu produk dalam hal ini
misalnya pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas; expected
product yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya adalah
kurikulum, silabus, tenaga pendidik dan sebagainya; augmented
product merupakan produk tambahan dengan tujuan agar berbeda dengan
produk pesaing, misalnya output dari lembaga tersebut mampu berbahasa
inggris baik lisan maupun tulisan, computer, bahasa arab dan
sebagainya; potensial product yaitu seluruh tambahan dan perubahan yang
mungkin didapat produk tersebut adalah pengakuaan lulusan lembaga
tersebut dari dunia kerja.
2. Price
Merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana
apabila mutu produk baik, maka calon siswa/mahasiswa berani membayar
lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan
pendidikan. Salah satu strategi yang sekarang dikembangkan oleh
beberapa perguruan tingggi adalah skiming price artinya adalah memasang
harga yang setinggi-tingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan
bahwa produk yang ditawarkan memang berkualitas tinggi sehingga tidak
mengecewakan konsumennya. Akan tetapi ketika hendak menetapkan
harga sebaiknya lembaga pendidikan memperhatikan sasaran yang hendak
dicapai yaitu : sasaran yang berorientasi pada keuntungan yang bertujuan
untuk mencapai target pengembalian investasi, untuk memperoleh laba
maksimum; sasaran yang berorientasi pada penjualan yang bertujuan
meningkatkan volume penjualan, mempertahankan/meningkatkan market
share, dan sasaran yang berorientasi status quo yang bertujuan untuk
menstabilkan harga dan menghadapi pesaing.

10
3. Place
Letak lokasi sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, karena
lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan
manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan pilihan. Dalam hal ini penyedia jasa
perlu mempertimbangkan faktor-faktor:
a. akses yaitu kemudahan mencapai lokasi;
b. vasibilitas yaitu lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan
fisiknya;
c. lalu lintas dalam arti tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi
minat customer terhadap jasa tersebut;
d. tempat parkir yang luas;
e. ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha;
f. persaingan yaitu dengan memperhitungkan lokasi pesaing kita;
g. ketentuan pemerintah tentang peruntukan lahan sesuai dengan standar
pelayanan minimum yang harus di anut oleh setiap lembaga pendidikan.
4. Promotion
Suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh lembaga
tersebut. aktivitas tentang bagaimana memberitahu pelanggan tentang
keberadaan produk/jasa. Aspek yang harus dipertimbangkan adalah bentuk
komunikasi, khususnya iklan (advertising), penjualan personal (personal
selling), promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity).
Tujuan promosi dalam konteks pemasaran adalah: membangun
kepedulian dan ketertarikan terhadap produk jasa dan lembaga penyedia
jasa, membedakan jasa yang ditawarkan dan lembaga dari
pesaing, mengkomunikasikan dan menggambarkan kelebihan dari jasa
yang tersedia/lembaga penyedia jasa tersebut, membujuk customer untuk
membeli dan menggunakan jasa tersebut. Promosi ini lebih diarahkan pada

11
penyedia jasa pendidikan sehingga pengaruh image tersebut berperan
penting terhadap penjatuhan pilihan customer. promosi yang berlebihan
mempunyai hubungan korelatif yang negatif terhadap daya tarik peminat.
5. Physical evidence
Merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses
penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji
lembaga kepada pelanggannya.
6. Process
Dengan demikian proses penyampaian jasa pendidikan merupakan
inti dari seluruh pendidikan, kualitas dalam seluruh elemen yang
menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk
menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan
evaluasi terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan citra yang
terbantuk akan membentuk sirkulasi dalam merekrut pelanggan
pendidikan.
7. People
Ini menyangkut peran pemimpin dan civitas akademika dalam
meningkatkan citra lembaga, dalam arti semakin berkualitas unsur
pemimpin dan civitas akademika dalam melakukan pelayanan pendidikan
maka akan meningkat jumlah pelanggan.

12
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasaran pendidikan merupakan langkah pembaharuan ketika
sebuah lembaga pendidikan harus mengikuti ketatnya persaingan untuk
memperoleh pelanggan. Bagi lembaga pendidikan yang telah memiliki
image yang bagus di masyarakat seperti sekolah favorit, implementasi
pemasaran pedidikan hanya membutuhkan plenning yang lebih
menyempurnakan keeradaan sekolah tersebut dengan melakukan
improvement quality yang berkesinambungan dengan inovasi sebagai
terobosan baru dalam mengantisipasi permintaan dunia kerja sebagai
relevansi dari dunia pendidikan.
Pendidikan yang dapat dipasarkan adalah pendidikan yang memiliki
produk sebagai komuditas, produknya memiliki standar, spesifikasi dan
kemasan, memiliki sasaran yang jelas, memiliki jaringan dan media, dan
memiliki tenaga pemasar. Pemasaran pendidikan dapat dilakukan melalui
promosi, dengan tujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat
tentang produk-produk sekolah, meningkatkan minat dan ketertarikan
masyarakat tentang produk sekolah, membedakan produk sekolah dengan
produk sekolah lainnya, memberi penekanan nilai lebih yang diteria
masyarakat atas produk yang ditawarkan, dan menstabilkan eksistensi
dan kebermaknaan sekolah di masyarakat.
Cara-cara yang dapat dilakukan dalam promosi, yaitu komunikasi
personal dan interpersonal, periklanan, promosi penjualan,
publisitas/hubungan masyarakat, peralatan intruksional, dan corporate
design. Adapun penerapannya sendiri dalam pemasaran pendidikan
terdapat beberaa elemen, yakni product, price, place, promotion, people,
physical evidence, dan process.
Semua elemen di atas menjadi panduan dalam melakukan analisis
untuk menciptakan strategi pemasaran yang sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki oleh suatu lembaga. Penerapan dengan improvement
quality secara berkesinambungan secara pasti akan meningkattkan posisi

13
lembaga pada posisi yang diinginkan. Adapun sebuah citra terbentuk dari
bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan oprasionalnya yang
mempunyai landasan utama pada segi layanan. Citra juga terbentuk
berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami oleh
seseorang terhadap sesuatu, sehingga dapt membangun suatu sikap
mental. Dan sikap mental inilah yang nantinya dipakai sebagai
pertimbangan untuk mengambil keputusan. Sebab citra dianggap
mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Lembaga
pendidikan dan lembaga non profit lainnya, mencari dana yang
diperlukan untuk membiayai organisasi. Dana ini diperoleh dari orang-
orang yang berhubungan dengan organisasi. Oleh sebab itu, agar lebih
mudah mengalir maka perlu dibentuk citra yang baik terhadap organisasi.
Dengan demikian, intinya dengan adanya penerpan pemasaran
pendidikan maka akan menciptakan budaya kualitas dal setiap segmen
dan langkahnya, sehingga proses pendidikan yang disediakan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan dan menimbulkan kepuasan, sedangkan
kepuasan dari pelanggan pendidikan akan mengantarkan lembaga
tersebut pada citra yang lebih baik serta peningkatan peminat pendidikan,
sehingga pendapatan pada lembaga menjadi meningkat juga.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1962100
11991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-5-
Pemasaran_Pendidikan.pdf 1 Oktober pukul 12.51),
Muhadjir, Effendy. 2010. Manajemen Humas Di Lembaga Pendidikan.
Malang:UMM Press.
Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Parabowo. 2010. Manajemen Pendidikan
“Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Philip Kotler. 1995. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Salemba Empat,
Jakarta, Hlm. 683-684
Tim dosen Administrasi Pendidikan. 2010. Manajemen Pendidikan.
Bandung:Alfabeta.

15

Anda mungkin juga menyukai