Anda di halaman 1dari 8

DISKUSI KELOMPOK 5

NO NIM NAMA
1 8146171059 Nur Asyiah
2 8146171074 Risky Yasmita Sari Hasibuan
3 8146171076 Roh Mahyani

Prinsip Matematika Sekolah

Prinsip Penilaian

Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat
ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu
saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak biasa. Sistem penilaian yang
baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada
gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa
sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi untuk selalu
meningkatkan kemampuannya.

Penilaian harusmendukung pembelajaranmatematikayang


pentingdanmemberikaninformasi yang bergunabagi guru dansiswa. Penilaianharus lebih
darisekadartespada akhirinstruksiuntuk mengukurbelajar. Ini harusmenjadi bagian
integraldariinstruksiyang memanduguru danmeningkatkanpembelajaransiswa.

Guruharusterusmengumpulkan informasi tentangsiswamereka melaluipertanyaan,


wawancara, menulistugas, dan sarana lainnya. Mereka kemudian dapatmembuat keputusan
yang tepattentang hal-halsepertimeninjaubahan, mengajarkan kembalikonsep yang sulit, atau
memberikansesuatu yang lebihatau berbedabagi siswayang berjuangatau butuhpengayaan.

Agar konsistendenganprinsipbelajar, penilaian harus fokus padapemahamanserta


keterampilanprosedural. Karenasiswa yang berbedamenunjukkanapa yang mereka ketahuidan
dapatdilakukandengan cara yang berbeda, penilaian juga harusdilakukandalam berbagai cara,
dan guruharus mencarikonvergensibuktidari berbagai sumber. Guruharus memastikan bahwa
semuasiswa diberikesempatan untukmenunjukkan pembelajaranmatematikamereka.
Misalnya, guru harusmenggunakan peningkatan komunikasidan teknikbilingualuntuk
mendukungmahasiswa yang sedangbelajar bahasa Inggris.
Untuk dapat memahaminya berikut ini merupakan beberapa pendapat ahli tentang
definisipenilaian.

1. Djemari Mardapi penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan


hasil pengukuran.
2. Menurut Cangelosi penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu,
langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian.
Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes.
Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.
3. Menurut Hill “Assessment is the process of gathering evidence and
documenting a child’s lerning and growth” dimana penilaian adalah proses
mengumpulkan peristiwa dan mendokumentasikan pertumbuhan dan
pembelajaran anak.
4. Menurut Robert M Smith, suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan
anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil
keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan
anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
5. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis“Proses sistematika dalam
mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan
dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk
menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi
tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat
realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
6. Menurut Sumarno. Assessment adalah proses sistematis untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
7. Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Ada beberapa makna dari proses penilaian antara lain sebagai berikut:
 Makna Bagi Siswa
Dengan diadakannya penilaian maka siswa dapt mengetahui sejauh
man telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil
yang diperoleh oleh siswa ada 2 kemungkinan :
1. Memuaskan. Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan siswa
akan memiliki motvasi yang cukup besar agar dapat belajar lebih
giat.
2. Tidak Memuaskan. Jika siswa tidak puas dengan hasil yang
diperolehnya, maka ia akan beruaha agar lain kali tidak seperti itu
lagi.

 Makna Bagi Guru


1. Dengan hasil penilaian guru dapat mengetahui siswa mana saja
yang berhak melanjutkan pelajaran.
2. Guru dapat mengetahui apakah pelajaran yang ia sampaikan tepat
sasaran kepada siswa.
3. Guru akan mengetahui apakah metode yang ia gunakan sudah
dapat maksimal atau belum.

 Makna Bagi Sekolah


1. Apabila guru-guru mangadakan penilaian akan diketahui hasil
siswa, maka dapat diketahui pula apakah kondisi belajar disekolah
sudah sesuai harapan atau belum.
2. Akan ada informasi tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah.
3. Akan ada informasi hasil penilaian dari tahun ke tahun yang bias
digunakan sebagai pedoman dari tahun ke tahun

Dari beberapa pendapat ahli tadi dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah
pengambilan suatu keputusan atas pengukuran yang telah dilaksanakan dan bersifat kualitatif.

Fungsi Penilaian

Dengan diketahuinya makna dari penilaian, maka dapat dikatakan bahwa fungsi
penilaian adalah sebagai berikut:

a. Penilaian berfungsi selektif.


Dengan cara penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksiatau
penilaian terhadap siswanya.
b. Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi syarat, maka dengan
melihat hasilnya guru dapat mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu akan
diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian guru
sebanarnya melakukan diagnosis kepada siswanya.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga belajar akan
lebih efektif jika di sesuaikan dengan pembawaan yang ada. Untuk dapat
menentukan dengan pasti kelompok mana yang sesuai dengan kemampuan siswa,
maka digunakan suatu penilaian.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Funsi ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu mana suatu program berhasil
diterapkan kepada siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan
dalam proses belajar.

Karakteristik Penilaian Menurut Kurikulum 2013

Karakterisktik penilain menurut kurikulm 2013, adalah:

1) Belajar Tuntas

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4),
siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. Asumsi
yang digunakan dalam belajar tuntas adalah siswa dapat belajar apapun, hanya waktu
yang dibutuhkan yang berbeda. Siswa yang belajar lambat perlu waktu lebih lama
untuk materi yang sama, dibandingkan siswa pada umumnya.

2) Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus


mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai
cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh siswa,
tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh siswa.
3) Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan


hasil belajar siswa, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus
dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan
(ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan
kenaikan kelas).

4) Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan siswa tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan


terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan masing-masing.

5) Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk
kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

Prinsip Penilaian Menurut Kurikulum 2013

Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru pada saat melaksanakan
penilaian untuk implementasi Kurikulum 2013 baik pada jenjang pendidikan dasar
(SD/MI) maupun pada jenjang pendidikan menengah (SMP/MTs, SMA/MA dan
SMK/MAK) adalah:

1) Sahih

Penilaian yang dilakukan haruslah sahih, maksudnya penilaian didasarkan pada data
yang memang mencerminkan kemampuan yang ingin diukur.

2) Objektif

Penilaian yang objektif adalah penilaian yang didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas penilai (guru).

3) Adil

Penilaian yang adil maksudnya adalah suatu penilaian yang tidak menguntungkan
atau merugikan siswa hanya karena mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta
memiliki perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.

4) Terpadu

Penilaian dikatakan memenuhi prinsip terpadu apabila guru yang merupakan salah
satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5) Terbuka

Penilaian harus memenuhi prinsip keterbukaan di mana kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan yang digunakan dapat diketahui oleh semua pihak yang
berkepentingan.

6) Menyeluruh dan berkesinambungan

Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan oleh guru dan
mesti mencakup segala aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai. Dengan demikian akan dapat memantau perkembangan
kemampuan siswa.

7) Sistematis

Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dilakukan secara bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah yang baku.

8) Beracuankriteria

Penilaian dikatakan beracuan kriteria apabila penilaian yang dilakukan didasarkan


pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9) Akuntabel

Penilaian yang akuntabel adalah penilaian yang proses dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

10) Edukatif

Penilaian disebut memenuhi prinsip edukatif apabila penilaian tersebut dilakukan


untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan siswa.
Pendekatan Penilaian Menurut Kurikulum 2013

Menurut Kurikulum 2013, penilaian yang dilakukan harus menggunakan


pendekatan-pendekatan berikut:

1) Acuan Patokan

Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada aspek penilaiannya, maka semua


kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada
indikator hasil belajar. Sekolah terlebih dahulu harus menetapkan acuan patokan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.

2) Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar menurut kurikulum 2013 ditentukan sebagai berikut:

Ketuntasan belajar dan konversi nilai menurut Kurikulum 2013

 Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, siswa dapat dikatakan belum tuntas belajar untuk
menguasai KD yang dipelajarinya bila menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari
hasil tes formatif.
 Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, siswa dinyatakan sudah tuntas belajar untuk
menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66
dari hasil tes formatif.
 Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan siswa dilakukan dengan
memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran,
yakni jika profil sikap siswa secara umum berada pada kategori baik (B) menurut
standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai