Tugas 7 (5 Maret)
Tugas 7 (5 Maret)
NIM : 180342618012
OFFERING :I
Selasa, 5 Maret 2019
TUGAS KETUJUH
Di setiap jenis sel, struktur membran plasma hampir sama. Membran mengandung
dua bentuk molekul, yaitu lipid dan protein. Lipid membentuk struktur utama dari membran
plasma, sedangkan protein yang terdispersi di dalamnya menentukan fungsi utama dari
membran plasma. Selain itu, membran plasma memiliki karbohidrat eksternal, yang disebut
dengan glycocalyx (glıı -kō -kā ́liks; glykys = sweet, kalyx = sekam).
Lipid membran
Membran mengandung beragam lipid dan semuanya termasuk amphipati, yaitu
mengandung daerah hidrofilik dan hidrofobik. Ada tiga jenis utama membran lipid,
diantaranya adalah phosphoglycerida, sphingolipid, dan kolesterol.
Phosphoglycerida
Sebagian besar lipid membran mengandung gugus fosfat, yang membuatnya menjadi
fosfolipid. Disebut Phosphoglycerida, karena sebagian besar membran fosfolipid dibangun
dari gliserol. Kerangka dasar gliserol ini menambat dua fatty acyl dan sebuah gugus
phospat. Kelompok phospat berlaku sebagai penghubung yang mengikatkan cholin,
ethanolamine, glycerol, inositol, serine atau treonin dengan struktur lipid.
Sphingolipid
Sphingolipid dibangun berdasar kerangka sphingosine yang mengandung gugus amino (-
NH2) dan hidroksil (-OH) sebagai sisi yang reaktif. Pada membran sphingolipid, suatu rantai
fatty acyl menambat pada nitrogen dari gugus amino, sedangkan hidroksil kemungkinan
besar tidak terikat, seperti pada ceramid atau berikatan melalui gugus fosfat pada satu dari
alkohol polar yang sama yang terjadi pada fosfogliserida. Beberapa sphingolipid
mengandung gugus phospate dan bersama-sama dinamakan phospholipid.
Kolesterol
Kolesterol adalah sejenis lipid yang disebut steroid, jumlahnya sekitar 20% dari lipid
membran plasma. Kolesterol tersebar dalam daerah hidrofobik dari lapisan ganda fosfolipid,
di mana berperan dalam memperkuat membran dan menstabilkannya pada suhu ekstrem.
Protein membran
Macam dan jumlah protein dalam membran menggambarkan kegiatan fungsional dari
membran. Protein membran mengandung asam amino hydrophobic dengan perbandingan
yang sama sebagai protein yang larut dalam sitoplasma bagian dalam, lebih sedikit kurang
dari 50%. Beberapa protein membran mengandung ruas transmembran di mana satu
sampai tiga asam amino hydrophobic menyela pada pola pengulangan dengan jumlah yang
sama dari residu hydrophilic. Bila belilitan ke dalam suatu alpha heliks, susunan ini
menempatkan residu hydro-phobic pada satu sisi dari heliks dan bagian yang hydrophilic
pada sisi yang lain. Susunan ini menciptakan celah polar yang meluas menembus protein
membran dari satu permukaan ke permukaan membran yang lain. Susunan demikian
dipercaya menjadi ciri dari protein transport yang berperan sebagai molekul yang bermuatan
dan molekul polar melintasi membran melalui celah tersebut.
Karbohidrat membran
Membran plasma sel eukariotik juga mengandung karbohidrat. Tergantung pada spesies dan
jenis sel, karbohidrat mengisi membran plasma berkisar antara 2 dan 10 persen dari berat
total. Lebih dari 90% karbohidrat membran secara kovalen terkait dengan protein untuk
membentuk glikoprotein, sedangkan karbohidrat yang tersisa secara kovalen akan terkait
dengan lipid untuk membentuk glikolipid. Semua karbohidrat dari membran plasma
menghadap ke luar yaitu ke ruang ekstraseluler. Karbohidrat membran seluler internal juga
menghadap jauh dari sitosol.
Membran plasma bukanlah lapisan molekul yang kaku. Karakteristik dari membran
plasma adalah matriks fluida yang terdiri dari suatu campuran yang sama dari lemak
dan protein berdasarkan beratnya. Lipid membentuk struktur utama dari membran
plasma, sedangkan protein yang terdispersi di dalamnya menentukan fungsi utama dari
membran plasma. Selain itu, membran plasma memiliki karbohidrat eksternal, yang
disebut dengan glycocalyx (glıı -kō -kā ́liks; glykys = sweet, kalyx = sekam).
Komponen-komponen yang membentuk membran plasma antara lain adalah
1. Lipid
Lipid adalah bahan yang tidak larut dalam air, contohnya adalah lemak dan minyak,
serta steroid. Ketidaksuburan lipid dalam membran plasma memastikan bahwa
membran tidak akan mudah "Larut" jika terkena air. Tiga jenis lipid dalam membran
plasma adalah fosfolipid, kolesterol, dan glikolipid.
Fosfolipid
Sebagian besar lipid pada membran plasma adalah fosfolipid, yang mengandung
komponen larut dan tidak laut di dalam air serta tidak larut dalam unsur fosfat.
Molekul-molekul ini disebut polar, artinya muatan didistribusikan secara tidak merata
sehingga satu daerah memiliki muatan positif dan daerah lainnya memiliki muatan
negatif. Seringkali molekul-molekul ini digambarkan di membran sebagai balon
dengan dua ekor. Bagian kutub disebut "Kepala" yang bersifat hidrofilik ("suka air,"
atau tertarik pada air). Bagian kedua adalah "ekor", yaitu tidak bermuatan, nonpolar,
dan bersifat hidrofobik ("Membenci air," atau ditolak oleh air). Karena kedua molekul
fosfolipid ini memiliki dua daerah dengan sifat asosiasi air yang berbeda, maka
mereka mudah bergabung untuk membentuk dua lembar paralel molekul fosfolipid
yang terbentang dari ekor ke ekor lainnya. Struktur dasar membran plasma ini
disebut fosfolipid bilayer yang berfungsi untuk memastikan cairan intraseluler (cairan
di dalam sel) tetap berada di dalam sel, dan cairan ekstraseluler (cairan di luar sel)
tetap ada di luar.
Kolesterol
Kolesterol adalah sejenis lipid yang disebut juga dengan steroid. Jumlahnya sekitar
20% dari membran plasma lipid. Kolesterol tersebar dalam daerah hidrofobik dari
lapisan ganda fosfolipid, di mana berperan dalam memperkuat membran dan
menstabilkannya pada suhu ekstrem.
Glikolipid
Glikolipid, lipid dengan karbohidrat yang melekat seacara kelompok membentuk
sekitar 5% hingga 10% dari lipid membran. Mereka terletak hanya pada lapisan luar
membran, di mana mereka berada pada bagian yang terkena cairan ekstraseluler.
Glikokaliks yang merupakan (karbohidrat) bagian dari molekul glikolipid berfungsi
untuk membantu molekul-molekul berpartisipasi dalam pengenalan sel-sel, adhesi
intraseluler, dan komunikasi.
2. Protein
Struktur molekul umum lainnya di dalam membran plasma adalah protein. Protein
adalah molekul kompleks dan tersusun atas beragam rantai molekul lebih kecil yang
disebut asam amino. Protein memilki berbagai peran struktural dan fungsional di
dalam sel dan di dalam tubuh. Berdasarkan beratnya, protein membentuk sekitar
setengah dari membran plasma. Sebagian besar fungsi spesifik dari membran
ditentukan oleh protein. Protein membran plasma terdiri dari dua jenis yaitu, protein
integral dan perifer.
Protein integral tertanam di dalam dan meluas melintasi fosfolipid bilayer. Beberapa
spesies protein integral berperan sebagai saluran membran dan memberikan pori
(lubang) pada membran melalui zat tertentu yang lewat. Protein integral lainnya,
disebut sebagai reseptor, yang berfungsi sebagai pengikat untuk molekul di luar sel.
Daerah hidrofobik dalam protein integral berinteraksi dengan interior membran
hidrofobik. Sebaliknya, daerah hidrofilik protein integral terpapar ke lingkungan berair
di kedua sisi membran.
Protein perifer tidak tertanam dalam fosfolipid bilayer. Protein ini melekat dengan
longgar baik di permukaan membran bagian eksternal maupun internal, namun lebih
sering ke bagian-bagian protein integral yang terbuka. Protein perifer dapat
"mengambang" dan bergerak di sekitar bilayer, seperti bola pantai yang melayang di
atas permukaan laut.
Protein membran integral dan perifer dapat berfungsi sebagai enzim, yang juga
disebut dengan katalis. Enzim adalah molekul yang penting untuk aktivitas fungsional
atau metabolisme di sel karena mereka mengubah laju reaksi tanpa menjadi
dipengaruhi oleh reaksi itu sendiri. Protein membran integral yang banyak adalah
glikoprotein. Protein ini membentuk sekitar 90% dari semua molekul membran yang
memiliki karbohidrat di permukaan eksternal mereka. Secara bersama-sama,
kelompok karbohidrat melekat pada glikoprotein dan glikolipid membentuk glikokaliks
fuzzy pada permukaan eksternal membran plasma.
3. Transportasi trans-membran!
Sistem transportasi membran adalah sistem transportasi di mana berbagai molekul
masuk dan keluar dari sel melintasi membran sel. Sel memiliki berbagai mekanisme
transportasi.
a) Transport pasif
Transportasi pasif adalah mekanisme perpindahan molekul atau zat yang tidak
melewati selaput membran semipermeable dan tidak membutuhkan energi.
Transportasi pasif bersifat spontan dan dapat berlangsung karena adanya perbedaan
konsentrasi larutan di antara kedua sisi membran. Transpor pasif dibedakan menjadi
tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi
(facilitated diffusion), dan osmosis.
Osmosis
Pergerakan pelarut (air) melintasi membran dalam menanggapi gradien
konsentrasi zat terlarut dikenal sebagai Osmosis. Mekanisme terjadinya
osmosis pada sel hewan dapat dipengaruhi oleh konsentrasi zat pelarut di
dalam sel. Jika dalam keadaan isotonis yaitu konsentrasi zat pelarut di dalam
sel dan di luar sel seimbang tidak akan ada aktivitas osmosis di dalamnya.
Sedangkan jika dalam keadaan hipertonis atau konsentrasi zat pelarut di
dalam sel lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut di luar sel akan
menyebabkan terjadinya osmosis. Aktivitas osmosis ini dapat dilihat dengan
adanya krenasi atau penyusutan yang terjadi pada sel hewan. Mekanisme
osmosis yang terjadi pada sel hewan juga dapat dilihat jika konsentrasi zat
pelarut di dalam sel lebih rendah dari konsentrasi zat pelarut di luar sel (sel
dalam keadaan hipotonis). Kegiatan osmosis ini dapat dilihat dengan adanya
perpindahan molekul zat pelarut di luar sel yang masuk ke dalam sel sehingga
menyebabkan terjadinya hemolisis atau pecahnya membran plasma yang
dimiliki sel hewan.
Gambar 8. Perbedaan Konsentrasi Zat Terlarut Di Sisi Berlawanan Dari
Membran Plasma
Sumber: Karp & Patton (2013)
Mekanisme terjadinya osmosis juga dapat dilihat dari sel tumbuhan. Jika
sel tumbuhan dalam keadaan hipotonis atau molekul zat pelarut di dalam sel
lebih rendah daripada di luar sel ,mekanisme osmosis yang terjadi adalah
masuknya molekul zat pelarut dari luar sel tumbuhan memenuhi sel tumbuhan
sehingga terlihat adanya kenaikan volume dari sel tumbuhan yang dinamakan
turgid. Sel tumbuhan tidak pecah karena adanya dinding sel selulosa untuk
menjaga bentuk sel. Jika Sel tumbuhan dalam keadaan hipertonis atau
konsentrasi zat pelarut didalam sel lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut di
luar sel akan terlihat terjadinya osmosis dengan keluarnya molekul zat pelarut
didalam sel dan membuat mengekerutnya sel tumbuhan serta terlepasnya
protoplasma dari dinding sel, keadaan ini disebut plasmolisis.
Gambar 9. Efek Osmosis Pada Sel Tumbuhan
Sumber: Karp & Patton (2013)
b) Transport aktif
Transportasi aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi dan memerlukan
energi dalam bentuk ATP. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam sel.
Selain memerlukan ATP, transportasi aktif juga membutuhkan bantuan dari
beberapa potein. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai
keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel juga
dapat mempengaruhi proses ini. Transport aktif terbagi menjadi dua, yaitu
transport aktif primer dan sekunder.
Gambar 10. Mekanisme Transpor Aktif
Sumber: Alberts, dkk. (2008)
2. Proses Endosistosis
Endositosis adalah mekanisme untuk memasukkan makromolekul ke dalam
sel melalui membran sel. Terdapat dua jenis proses endositosis. Pertama,
fagositosis. Pada dasarnya fagositosis adalah kebalikan dari eksositosis,
dimana materi ekstraselular melekat di membran dan terjadi pelekukan ke
dalam atau cleavage. Zat yang dimasukkan ke dalam sel dengan fagositosis
adalah materi yang berukuran besar. Sebagai contoh suatu amuba yang
”memakan” bakteri dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia). Kedua
pseudopodia nantinya akan menyatu di bagian ujung dan menyelubungi
seluruh bakteri. Pelekukan yang semakin dalam ini nantinya akan
memisahkan diri dari membran sel dan menjadi vakuola. Kedua, pinositosis.
Proses ini hampir sama dengan fagositosis, namun untuk molekul yang
memiliki ukuran lebih kecil. Biasanya berupa droplet atau tetesan cairan yang
di dalamnya mengandung bahan-bahan makanan. Perbedaan antara
fagositosis dan pinositosis adalah jika fagositosis partikel padatan yang akan
masuk ke dalam sel, sedangkan pinositosis adalah larutan yang masuk ke
dalam sel.
Erlinger, I & Erlinger, A. 2014. Smallest Unit of Life: Cell Biology. Verlag Wien: Springer.
Karp, G. 2010. Cell and Molecular Biology. 6th Ed. United States of America: John Wiley &
Sohn, Inc.
Karp, G. & Patton, J.,G. 2013. Cell and Molecular Biology. 7th Ed. United States of America:
John Wiley & Sohn, Inc.
Karp, G., Iwasa, J. & Marshall, W. 2016. Cell and Molecular Biology. 8th Ed. United States of
America: John Wiley & Sohn, Inc.