Anda di halaman 1dari 12

NAMA : FIKA CAHYA LOVELY

NIM : 180342618012
OFFERING :I
Kamis, 4 April 2019

TUGAS KESEMBILAN

Sintesis Protein
Protein disintesis dalam sitoplasma dengan suatu proses kompleks yang disebut
dengan Translasi. Proses kompleks ini membutuhkan puluhan komponen yang berbeda,
termasuk ribosom. Ribosom adalah suatu "mesin" sitoplasma kompleks yang bekerja seperti
komputer, dan berfungsi untuk menerjemahkan informasi yang disandikan oleh mRNA.
Ribosom mengandung protein dan RNA. RNA dari ribosom disebut dengan RNA ribosom
(atau rRNA), dan seperti mRNA, yang masing-masing ditranskripsi dari salah satu untai DNA
dari suatu gen.

Gambar 1. Struktur 2 Dimensi rRNA Bakteri


Sumber: Karp & Patton (2013)
Gambar 2. Ribosom Martil atau Molekul RNA Kecil dari Viroid
Sumber: Karp & Patton (2013)

Mekanisme Sintesis Protein


Langkah paling awal dari translasi adalah penambatan subunit ribosom kecil (30S)
pada molekul mRNa. Bila tidak terlibat dalam sintesis protein ribosom memisah menjadi
komponen subunitnya. Dengan demikian “pool” ribosom dalam sel tersusun dar sejumlah
besar subunit 30S dan 50S. Penambatan ribososm subunit 30 S pada molekul mRnA berada
pada tempat yang khas, ke arah hulu dari kodon permulaan gen. Tempat penambatan yang
tepat pada E. Coli ditandai dengan sisi pengikatan ribosom yang mempunyai urutan
(perjanjian) 5’ – AGGAGGU – 3’. Urutan ini dikenal sebagai ”Shine – Dalgarno Sequence”
(urutan Shine- Dalgarno). Selanjutnya, ribosom sub unit 30S akan bergerak sepanjang
mRNAsampai menemukan kodon AUG yang akan ditemukan biasnya pada sisi pengikatan
10 nukleotida.

Pembentukan Kompleks Permulaan


Proses translasi dimulai bila pasangan basa tRNA yang sudah mengalami
aminoasilasi berpasangan dengan kodon permulaan yang ditempati tempatnya oleh
ribososm sub unit 30S. tRNA permulaan ini membawa metionin, karena metionin adalah
asam amino yang dibawa oleh tRNA dengan anti kodon yang komplementer dengan kode
AUG. Meskipun demikian pada bakteria (bukan eukariot). Metionin ini dimodifikasi melalui
substitusi gugus formil (-COH) dari satu atom hidrogen dari gugus amino, untuk
menghasilkan N-formyl methionine (f met). Substitusi ini akan menghalangi sedemikian
sehingga tidak dapat ikut serta dalam pembentukan ikatan peptida, polimerasi polipeptida
hanya dapat terjadi melalui gugus karboksil.
Faktor permulaan Bagian dari translasi yang belum sepenuhnya dimengerti adalah
fungsi utama dari berbagai faktor non-ribosomal protein. Sebagai contoh : pada E. coli
diperlukan tiga protein yang dinamakan sebagai faktor permulaan yaitu IF1 dan IF3 yang
bertanggung jawab untuk dissosiasi ribosom menjadi subunit 30S dan 50S. IF3 berperan
dalam pengenalan sisi pengikatan ribosom sedangkan IF2 berperan dalam pengikatan pada
kompleks permulaan dan molekul GTP yang memberikan energi untuk langkah berikutnya.

Pemanjangan Rantai Polipeptida


Bila kompleks permulaan telah terbentuk ribosom subunit besar dapat menambat. Ini
membutuhkan hidrolisa molekul GTP yang bergabung dengan kompleks permulaan dan
dihasilkan dua tempat yang terpisah dan berbeda. Yang pertama dinamakan sisi-peptidil
atau P-site ditempati oleh tRNA yang telah membawa/mengikat asam amino (Trna f met).
Aminoasil atau A-site adalah posisi kodon kedua dari gen yang pada mulanya kosong.
Pemanjangan dimulai ketika tRNA yang membawa asam amino yang tepat masuk
pada A-site tRNA ini basa-basanya berpasangan dengan kodon kedua. Ini memerlukan dua
faktor pemanjangan, EF – Fu dan EF – Fs. Proses ini membutuhkan energi GTP.
Bila kedua sisi ribosom telah ditempati oleh tRNA yang membawa asam aminonya
masing-masing, langkah selanjutnya adalah terbentuknya ikatan peptida melalui reaksi
gugus karboksil dari fM dan gugus amino dari asam amino kedua. Reaksi ini dikatalisa oleh
enzim kompleks yang dinamakan peptidil transferase, yang kemungkinan merupakan
kombinasi dari berbagai protein ribosom yang berbeda. Peptidil transferase bekerja
bersamaan dengan enzim ribosomal yang kedua, tRNA deasilase yang memecah hubungan
fM dengan tRNA. Akibatnya dipeptida yang terbentuk menambat pada tRNA yang berada
pada A-site.
Sekarang terjadilah translokasi. Ribosom menggelincir sepanjang mRNA melalui tiga
nat
nukleotidanya, oleh karena itu aa-aa – tRNA masuk ke sisi-P, tRNA f dipaksa keluar, sisi-A
menjadi kosong lagi, tRNA ketiga yang telah membawa asam amino masuk pada sisi A dan
siklus pemanjangan diulang. Setiap siklus membutuhkan hidrolisa molekul GTP dan diawasi
oleh faktor pemanjangan yang ketiga, EF-G.
Gambar 3. Struktur Asam Amino
Sumber: Karp & Patton (2013)

Gambar 4. Stereisomer Asam Amino


Sumber: Karp & Patton (2013)
Gambar 5. Ikatan Peptida
Sumber: Karp & Patton (2013)

Pengehentian Rantai
Pengakhiran translasi terjadi bila kodo pengakhir (UAA, UAG atau UGA) masuk pada
sisi-A. Tidak ada molekul tRNA dengan anti-kodonnya yang dapat berpasangan dengan
basa pada kodon terminasi, justru faktor pembebas akan masuk pada sisi-A dan bersamaan
dengan hidrolisa molekul GTP, memisahkan polipeptida dari tRNA yang terakhir. Ribosom
terpisah menjadi subunit 30S dan 50S masuk pada “pool” seluler, sebelum terlibat kembali
pada translasi baru.
SIKLUS SEL

Pembelahan sel adalah proses yang sangat penting dalam semua organisme hidup.
Selama pembelahan sel, replikasi DNA dan pertumbuhan sel juga terjadi. Semua proses-
proses ini, yaitu pembelahan sel, replikasi DNA, dan pertumbuhan sel, harus dilakukan
secara terkoordinasi untuk memastikan pembagian yang benar dan pembentukan sel
progeni yang mengandung genom utuh. Urutan peristiwa di mana sel menduplikasi
genomnya, mensintesis konstituen sel yang lain dan akhirnya membelah menjadi dua sel
anak disebut siklus sel. Meskipun pertumbuhan sel (dalam hal peningkatan sitoplasma)
adalah proses yang berkelanjutan, sintesis DNA hanya terjadi selama satu tahap spesifik
dalam siklus sel. Kromosom yang direplikasi (DNA) kemudian didistribusikan ke anak inti
oleh serangkaian peristiwa kompleks. Peristiwa ini terjadi di bawah kendali genetik. Ada dua
jenis pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel yang
terjadi dalam sel somatik, yang semua sel dalam tubuh kecuali sel kelamin.Meiosis terjadi
dalam sel-sel seks, yang memunculkan sperma atau oosit "telur”. Peristiwa pembelahan sel
membentuk suatu siklus sel. Siklus sel memiliki dua fase, yaitu fase interphase dan mitosis
(M). Interphase adalah waktu antara pembelahan sel ketika sel mempertahankan dan
melakukan aktivitas metabolisme normal dan mungkin juga mempersiapkan pembagian.
Fase mitosis (M) adalah saat ketika sel membelah menjadi dua sel.

Gambar 6. Siklus Sel


Sumber: Broyles (2011)
Kehidupan sel bervariasi, tergantung pada jenis spesifik dan lingkungan mereka.
Sebagai contoh, sel-sel darah dan sel-sel kulit epitel sering diganti, sehingga sel-sel yang
memproduksi mereka sering mengalami pembelahan sel. Sel-sel lain, seperti kebanyakan
sel saraf, mengalami pembelahan sel jarang atau tidak sama sekali. Namun, semua sel
somatik itu melalui tahapan yang sama.
1. Interphase
Interphase adalah saat sel tampak beristirahat karena tidak ada aktivitas
nyata yang diamati. Namun, sementara sel sedang menjalankan kegiatan normal,
mungkin sel tersebut sedang mempersiapkan materi genetik untuk pembelahan.
Interphase juga merupakan waktu untuk pertumbuhan dan pembuatan komponen
seluler baru, replikasi DNA dan sentriol, serta menghasilkan protein, RNA, dan
organel yang dibutuhkan untuk pembelahan sel. Interphase dibagi menjadi tiga fase
yang berbeda yaitu G1, S, dan G2.

Fase G1
Selama fase G1 ("pertumbuhan" atau tahap gap pertama), sel tumbuh,
menghasilkan organel baru, melakukan aktivitas metabolisme spesifik, dan
menghasilkan protein yang dibutuhkan untuk pembelahan. Menjelang akhir G1,
centrioles mulai mereplikasi dalam persiapan pembelahan sel. Sel yang tidak terbagi
tidak pernah menyelesaikan G1, dan tetap dalam kondisi ditangkap pengembangan
disebut G0. Sebagian besar sel saraf tampak dalam keadaan ini dan tidak memasuki
proses pembelahan sel.

S Phase
Fase S (fase "sintesis") adalah periode interfase berikutnya untuk sel yang
akhirnya akan membelah. Selama fase singkat ini, setiap molekul DNA bereplikasi
(membuat salinannya sendiri) sepenuhnya. Replikasi sedang dipersiapkan untuk
pembelahan sel dan menyediakan untuk mempartisi semua bahan herediter dari sel
induk menjadi dua sel anak yang identik. Molekul DNA induk memiliki dua untaian
DNA yang saling melengkapi, artinya setiap basis pada satu untai dipasangkan
dengan pasangan tertentu: pasangan Adenine (A) dengan timin (T), dan sitosin (C)
berpasangan dengan guanin (G). Langkah pertama dalam replikasi adalah unwinding
heliks diikuti oleh pemisahan, atau "membuka ritsleting," dari untaian DNA keduanya
dalam molekul induk. Setelah dipisahkan, masing-masing induk strand berfungsi
sebagai templat untuk urutan basis di untaian komplementer yang baru sesuai
dengan pola pasangan. Setiap molekul DNA baru sekarang terdiri dari satu untai
induk dan satu untai baru.
Fase G2
Bagian terakhir dari interfase, disebut fase G2 ( "Fase pertumbuhan" atau
tahap gap kedua ). Selama fase ini, replikasi sentriol selesai, produksi organel
berlanjut, dan enzim dibutuhkan untuk pembelahan sel serta sintesis.

2. Fase Mitosis (M)


Pembelahan sel diperlukan untuk menyediakan sejumlah besar sel penting
untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup manusia. Sel membelah pada tingkat
yang berbeda melalui tahapan spesifik dalam siklus hidup mereka. Dua peristiwa
berbeda terjadi selama fase ini: mitosis atau pembelahan nukleus, dan diikuti oleh
sitokinesis, pembelahan sitoplasma. Pembelahan sel mitosis menghasilkan dua sel
anak identik dengan sel asli (induk). Inti membagi seperti itu bahwa molekul DNA
yang direplikasi dari sel induk asli dibagi ke dalam dua sel anak baru, dengan
masing-masing menerima salinan identik dari DNA sel asli. Empat fase berturut-turut
terjadi selama mitosis: profase, metafase, anafase, dan telofase. Setiap fase
menyatu dengan lancar ke selanjutnya dalam proses nonstop. Durasi mitosis
bervariasi sesuai dengan jenis sel, tetapi biasanya berlangsung sekitar 2 jam.

Profase
Selama profase terjadi perubahan pada nukleus dan sitoplasma. Pada
nukleus, nukleoli menghilang. Serabut- serabut kromatin menjadi lebih menggulung
rapatdan melipat menjadi kromosom yang mempunyai ciri tersendiridapat diamati
dengan mikroskop cahaya. Setiap kromosom yang menduplikasi nampak sebagai
dua kromatid anak yang sama, bergabung pada sentromer. Di sitoplasma spindel
mitosis terbentuk, tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan protein spindel
mitosis tersusun teratur antara dua sentrosom. Selama profase sentrosom bergerak
berlawanan satu sama lain dan nampaknya bergerak sepanjang permukaan inti
melalui pemanjangan berkas mikrotubul di antara dua sentrosom.

Prometafase
Selama prometafase membran inti terpotong-potong. Mikrotubul dari spindel
sekarang dapat masuk ke dalam inti dan berhubungan dengan kromosom yang telah
menjadi lebih padat. Berkas mikrotubul dinamakan serabut spindel, meluas dari
setiap kutub ke arah ekuator sel. Setiap kromati dari kromosom sekarang mempunyai
struktur khusus yang dinamakan kinekotor, terletak pada daerah sentromer.
Mikrotubul yang menambat pada kinetokor secara khusus dinamakan mikrotubul-
kinetokor. Struktur ini menyebabkan kromosom bergerak. Mikrotubul yang lain,
berupa mikrotubul non kinetokor tersusun radier dari kutub menuju ke ekuator sel
tanpa menambat pada kromosom.

Metafase
Sentrosom sekarang berada pada kedua kutub sel yang berlawanan.
Kromosom berada pada bidang metafase ; bidang yang mempunyai jarak yang sama
antara spindel kedua kutub. Spindel sentromer dari semua kromosom lurus satu
sama lain pada bidang metafase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari permukaan
kroma-tid anak berlawanan kutub sel. Karena itu kromatid yang sama dari setiap
kromosom adalah menambat pada mikrotubul kinetokor yang tersusun radier dari
kutub yang berlawanan dari sel induk.

Anafase
Anafase dimulai ketika pasangan sentromer dari setiap kromosom terbagi,
kromatid anak terpisah satu sama lain. Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai
calon kromosom. Spindel mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang
berlawanan, karena mikrotubul kinetokor menambat pada sentromer. Mikrotubul
kinetokor memendek ketika kromosom mendekati kutub sel. Pada saat yang
bersamaan kutub dari sel juga bergerak lebih jauh. Akhir anafase kedua kutub sel
sama jaraknya dan lengkap merupakan kumpulan dari kromosom.

Telofase dan Sitokinesis


Pada fase telofase, mikrotubul non kinetokor selalu memanjang dan anak inti
mulai terbentuk pada kdua kutub sel, serta kromosom berada dalam keadaan
terhimpun. Membran inti terbentuk dari potongan-potongan membran inti sel induk
dan bagian lain dari sistem endromembran. Pada fase profase dan prometafase
selanjutnya nukleoli nampak kembali dan serabut kromatin dari masing-masing
kromosom menjadi kurang erat memilin. Mitosis merupakan pembelahan dari satu inti
menjadi dua inti yang secara genetik sama.

Mekanisme Sitokinesis
Pada sel hewan, sitokinesis terjadi melalui suatu proses yang dikenal sebagai
pembelahan. Tanda pertama dari pembelahan adalah nampaknya alur yang
membelah, dimulai sebagai alur yang dangkal. Alur ini terletak pada permukaan sel
dekat metafase induk. Pada sisi sitoplasma dari alur ada suatu cincin kontraktil dari
mikrofilamen yang tersusun dari protein aktin. Protein ini mempunyai fungsi utama
yang sama pada kontraksi otot, dan gerakan sel. Bila cincin dari mikrofibril
berkontraksi dan diameternya mengecil, berpengaruh seperti tali celana. Alur
pembelahan terjadi menjadi lebih dalam sampai sel induk menggenting menjadi dua.
Jembatan terakhir antara dua sel anak mengandung spindel mikrofibril, yang
akhirnya pecah meninggalkan dua sel baru yang memisah.
Sitokinesis pada sel tumbuhan yang mempunyai dinding sel berbeda. Tidak
ada alur pemisah tetapi suatu struktur yang dinamakan “bidang sel” terbentuk selama
telofase melintang di tengah-tengah sel induk. Gelembung-gelembung dari apparatus
Golgi didorong sepanjang mikrotubul ke tengah sel, meluas membentuk bidang sel.
Peleburan gelembung membentuk dua membran yag seringkali bergabung dengan
membran plasma. Ini berakibat terbentuknya dua sel anak dengan membran
plasmanya masing-masing. Dinding sel baru terbentuk antara dua membran dari
bidang sel.

Gambar 7. Interfase dan Mitosis


Sumber: Broyles (2011)
Gambar 8. Interfase dan Mitosis
Sumber: Broyles (2011)

DAFTAR RUJUKAN

Broyles, R. B. 2011. Anatomy & Physiology. New York: McGraw Hill Higher Education.

Karp, G. 2010. Cell and Molecular Biology. 6th Ed. United States of America: John Wiley &
Sohn, Inc.

Karp, G. & Patton, J.,G. 2013. Cell and Molecular Biology. 7th Ed. United States of America:
John Wiley & Sohn, Inc.
Karp, G., Iwasa, J. & Marshall, W. 2016. Cell and Molecular Biology. 8th Ed. United States of
America: John Wiley & Sohn, Inc.

Anda mungkin juga menyukai