Anda di halaman 1dari 12

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

3.1.1 Superkelas Pisces

No. Gambar Klasifikasi


10. Pangasius pangasius (Ikan Patin)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Superkelas: Pisces
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasiidae
Genus : Pengasius
Spesies : Pangasius pangasius

11. Euthynnus affinis (Ikan Tongkol)


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Superkelas: Pisces
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Scombridae
Genus : Euthynnus
Spesies : Euthynnus affinis

12. Carassius auratus (Ikan Mas Koki)


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Superkelas : Pisces
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Carassius
Spesies : Carassius auratus
3.2 Pembahasan

3.2.2. Superkelas Pisces

 Pangasius pangasius

Gambar 1. Pangasius pangasius Gambar 2. Literatur Pangasius pangasius


Sumber: Dokumen pribadi, 2019 Sumber: Myers et al, 2019

Ikan Patin (Pangasius hypophtalmus) adalah salah satu ikan asli perairan Indonesia
yang telah berhasil didomestikasi. Jenis-jenis ikan patin di Indonsia sangat banyak, antara
lain Pangasius pangasius atau Pangasius jambal, Pangasius humeralis, Pangasius
lithostoma, Pangasius nasutus, Pangasius polyuranodon, Pangasius niewenhuisii.
Sedangkan Pangasius sutchi dan Pangasius hypophtalmus yang dikenal sebagai jambal
siam atau lele bangkok merupakan ikan introduksi dari Thailand (Kordi, 2015).

Karakter Spesifik
Tubuh ikan patin secara morfologi dapat dibedakan yaitu bagian kepala (caput),
badan (truncus), dan ekor (caudal). Panjang bagian kepala ikan patin adalah 4,12 cm.
Kepala relatif panjang, melebar kearah punggung, mata berukuran sedang pada sisi
kepala, lubang hidung relatif membesar, mulut subterminal relatif kecil dan melebar ke
samping, Gigi tajam dan sungut mencapai belakang mata, serta jarak antara ujung
moncong dengan tepi mata lebih panjang. Sedangkan untuk bagian badan memiliki
panjang sebesar 3.0 cm, tubuh relatif memanjang, warna punggung kebiru-biruan, pucat
pada bagian perut dan sirip transparan, Perut lebih lebar dibandingkan panjang kepala,
dan jarak sirip perut ke ujung moncong relatif panjang (Manunggal, 2016).
Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang
bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Sementara itu, jari-jari lunak serta sirip
punggung terdapat enam atau tujuh buah. Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang
berukuran kecil sekali. Adapun sirip ekornya membentuk cagak dan bentuknya simetris.
Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya
memiliki enam jari-jari lunak. Sirip dada memiliki 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jari-
jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagai patil (Manunggal, 2016).
Ikan patin bersifat nokturnal (aktivitasnya dilakukan dimalam hari) sebagaimana
umumnya ikan catfish lainnya. Selain itu, patin suka bersembunyi di dalam liang-liang
ditepi sungai habitat hidupnya. Yang membedakan ikan patin dengan ikan catfish pada
umunya : sifat patin yang termasuk omnivora atau golongan ikan pemakan segalanya. Di
alam, makanan ikan ini antara lain ikan-ikan kecil lainnya, cacing, detritus, serangga, biji-
bijian, udang-udang kecil, dan moluska. Ikan patin termasuk ikan dasar. Hal ini bisa
dilihat dari bentuk mulutnya yang agak ke bawah itu (Manunggal, 2016).

Habitat dan Ditribusi


Habitat hidupnya di sungai-sungai dan muara-muara sungai. Distribusi tersebar di
Indonesia, India, dan Myanmar (Manunggal, 2016).

Manfaat Ikan Patin


Manfaat ikan patin bagi kesehatan ditandai dengan adanya kandungan yang
terutama dua asam lemak esensial DHA yaitu kira-kira sebesar 5,45% dan EPA yaitu
kira-kira sebesar 0,78%. Sedangkan, kadar lemak total yang terkandung dalam daging
ikan patin adalah sebesar 2,55% sampai dengan 3,42% dimana asam lemak tak jenuh nya
adalah di atas 50%. Asam oleat adalah asam lemak tak jenuh tunggal yang paling banyak
terkandung di dalam daging ikan patin yaitu sebesar 7,43% (Kordi, 2015).
 Euthynnus affinis

Gambar 3. Euthynnus affinis Gambar 4. Euthynnus affinis


Sumber: Dokumen pribadi, 2019 Sumber: Stender, 2016

Ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan ikan yang hidup di perairan laut
yang merupakan ikan yang banyak ditangkap oleh nelayan laut. Ikan tongkol juga
dapat disebut little tuna dikarenakan ikan tongkol 1 famili dengan ikan tuna. Ciri-ciri
ikan tuna adalah memiliki panjang pada umumnya mencapai 60 cm. Namun, banyak
juga yang berukuran lebih kecil. Pada bagian badan dan perut berwarna putih perak,
sirip ekor berbentuk sabit, memiliki 2 sirip punggung, sepasang sirip dada dan sirip
perut serta sirip dubur (Ramadhanti, 2016).

Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan ini terdapat saluran pencernaan ikan tongkol
yang terdiri atas rongga mulut (rima oris), faring, kerongkongan, lambung, usus
(intestinum), dan anus (anal). Pada system pencernaan juga terdapat kelenjar-kelenjar
saluran pencernaan saluan pencernaan yang menghasilkan enzim-enzim untuk
membantu proses pencernaan dan penyerapan makanan. Kelenjar-kelenjar tersebut
adalah hati (hepar) dan pankreas (pancreas) (Ramadhanti, 2016).

Sistem Peredaran Darah


Sistem sirkulasi berfungsi untuk mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh yang
terdiri dari jantung dan pembuluh-pembuluh darah, mempunyai sisem pembuluh
darah
tunggal bararti darah masuk kejantung hanya sekali arah serta mengandung darah ya
ng miskin oksigen (Ramadhanti, 2016).

Sistem Respirasi
Organ respirasi pada ikan umumnya adalah insang (branchia)/insang ikan
tongkol terdiri atas holobranchia, gill rakers, anti brachialis, dan setiap holobranchia
terdiri atas sepasang hemibranchia terakhir yang termodifikasi menjadi schland
knocken yang berfungsi membantu menghancurkan makanan yang melewati faring
(Ramadhanti, 2016).

Sistem Urogenital
Pada semua vertebrata, sistem ekskresi dan reproduksi berkaitan erat sehingga
keduanya bersama-sama disebut sebagai sistem urogenital (Ramadhanti, 2016).

Sistem Ekskresi
Sistem ini intuk mengatur tubuh, menjaga keseimbangan garam, mengeluarkan
bahan-bahan sisa yang berasal dari metabolisme protein. Organ melakukan fungsi-
fungsi tersebut adalah ginjal (ren dengan tipe mesonepros) (Ramadhanti, 2016).

Sistem Reproduksi
Organ reproduksi pada ikan terdiri atas sepasang testis pada individu jantan dan
sepasang atrium pada betina. Testis berbentuk memanjang, spermataozoa yang
dihasilkan oleh testis disalurkan melalui ductus deferens. Sel-sel telur
yang dihasilkan oleh ovarium disalurkan melalui sepasang oviduct (tuba fallopi)
(Ramadhanti, 2016).

Sistem Urinaria
Ginjall (ren) tedapat pada bagian dorsal dari rongga perut (peritoneal) pada
masing-masing sisi linea mediana bentuknya memanjang ke arah cranial dan
berwarna merah kecoklatan. Ginjaldisusun oleh suatu seri tubulus uriniferus yang
terpilin. Setiap tubulus uriniferus terdiri atas sebuah kapsula bowman yang menutupi
glomerulus dan sebuah tubulus renalis. Saluran yang keluar dari setiap ginjal disebut
ureter. Yang berakhir pada sebuah ruang sinus urogenitalis. Sinus urogenitalis
bermuara kedalam kloaka. Ureter atau ductus mesonefros merupakan sepasang
saluran yang keluar dari tepi lateral dari ginjal tempat lewat urine dan akan
ditampung pada kantung urine (vesika urinaria). Khusus pada jantan digunakan
untuk melekatnya spermatozoa yang dihasilkan oleh testis melalui vasa
everentia kemudian masuk kedalam ureter padabagian bawah dan masuk kedalam ve
sica urinaria. Oleh sebab itu, disebut juga sebagai ductus urospermaticus
(Ramadhanti, 2016).

Habitat dan Distribusi


Habitat adalah suatu lingkungan dengan kondisi tertentu dimana suatu spesies
atau komunitas hidup. Habitat yang baik akan mendukung perkembangbiakan
organisme yang hidup didalamnya secara normal (Nggajo, 2009). Habitat ikan
tongkol yaitu pada perairan lepas dengan suhu 18-290C. Ikan ini merupakan ikan
perenang cepat dan hidup bergerombol (schooling) (Saputra, 2011).
Ikan tongkol mempunyai daerah penyebaran yang sangat luas yaitu pada
perairan pantai dan oseanik. Kondisi oseanografi yang mempengaruhi migrasi ikan
tongkol yaitu suhu, salinitas, kecepatan arus, oksigen terlarut dan ketersediaan
makanan. Ikan tongkol pada umumnya menyenangi perairan panas dan hidup di
lapisan permukaan sampai pada kedalaman 40 meter dengan kisaran optimum antara
20-28°C. Penyebaran ikan tongkol di perairan Samudra Hindia meliputi daerah tropis
dan sub tropis dan penyebaran ini berlansung secara teratur (Saputra, 2011).

Fungsi Ekologis
Ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan predator yang rakus memakan
berbagai ikan kecil, udang, dan cepalopoda, sebaliknya juga merupakan mangsa dari
hiu dan marlin (Saputra, 2011).
 Crassius auratus

Gambar 5. Crassius auratus Gambar 6. Literatur Crassius auratus


Sumber: Dokumen pribadi, 2019 Sumber: (Myers, 2019)

Ikan Maskoki (Carassius auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat


Cina pada tahun 960-1729. Awalnya bentuk ikan maskoki seperti ikan Mas (Cyprinus
carpio L), bedanya ikan maskoki tidak memiliki sepasang sungut di mulutnya. Pada masa
dinasti Ming (tahun 1368-1644) popularitas ikan maskoki mulai menanjak. Di sinilah
bermunculan ikan maskoki dengan bentuk tubuh yang bervariasi dan unik.
Perkembangan ikan maskoki kemudian merambah hingga ke negeri Jepang (Street,
2012).
Di negeri matahari terbit ikan maskoki terus mengalami perkembangan pesat
sehingga menghasilkan bentuk yang lebih bervariatif seperti saat ini. Dari negeri Sakura,
ikan maskoki mulai menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Umumnya, bentuk
tubuh ikan maskoki unik, bermata besar agak menonjol ke luar dan warna sisik yang
menarik. Ikan maskoki tergolong mudah dipelihara karena sifatnya cukup adaptif
terhadap lingkungan yang baru. Tak mengherankan jika ikan maskoki dengan berbagai
varietasnya tersebar di seluruh dunia (Street, 2012).
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan Maskoki terdiri dari mulut, faring dan laring, gigi faring, usus,
kantung empedu, liver, pankreas dan anus. Maskoki tidak bisa menelan makanan besar
langsung ke dalam sistem pencernaan ini, sebab mulut Maskoki kecil; tidak ada gigi di
rahang, mulut menjorok ke depan, dan dinding sistem pencernaan dalam itu halus. Otot
yang tebal terdapat di atas bibir, yang dapat merenggang dengan leluasa, membantu
mendorong makanan di dalam mulut ke dalam dan atau mengeluarkannya dari dalam
mulut. Di samping mulut terdapat faring dan laring, dan di bawahnya ada gigi faring yang
akan mengunyah makanan. Setelah sampai di organ-organ ini, makanan menuju
kerongkongan dan saluran usus. Saluran usus dibagi menjadi tiga bagian: usus depan,
usus tengah dan usus belakang. Tidak ada lambung di dalam sistem pencernaan ini.
Maskoki yang kelebihan makan akan membuat usus depan menggembung; sehingga
perut depan Maskoki akan tampak buncit; dan ini tidak baik bagi kesehatan Maskoki
(Street, 2012).

Sistem Peredaran Darah/Sirkulasi

Aktivitas kehidupan Maskoki diwujudkan melalui sel-sel dengan fungsinya


sendiri-sendiri. Nutrisi dan oksigen yang diserap serta limbah dan karbondioksida yang
dibuang merupakan bagian dari tanggung jawab sistem sirkulasi.
o Jantung: Organ ini tersusun oleh satu atrium dan satu bilik. Terletak di dekat hubungan
antara tubuh dan kepala, jantung sebagai kekuatan utama dalam sistem sirkulasi berada di
dalam rongga perikardial. Darah membuat sirkulasi berjalan dengan baik, yang
pergerakannya sendiripun diatur oleh jantung.
o Pembuluh darah: Ada tiga tipe pembuluh darah pada Maskoki: pembuluh darah arteri,
pembuluh dara vena, dan pembuluh darah kapiler. Di antara ketiga tipe pembuluh darah
ini, pembuluh darah kapiler sangatlah kecil. Akan tetapi, ada banyak sekali pembuluh
darah kapiler yang tersebar di seluruh bagian tubuh Maskoki yang menyediakan ruang
untuk pertukaran udara dan substansi.
o Darah: Darah pada Maskoki berwarna merah. Merah ini berasal dari hemoglobin yang
berfungsi untuk mengikat oksigen.
o Kantung sperma: Kelenjar kelamin utama (gonad) pada Maskoki jantan adalah
sepasang kantung sperma yang berada di bawah organ gelembung renang dan di bagian
belakang hepatopankreas. Kantung sperma berbentuk panjang dan datar. Fungsinya
adalah memproduksi sperma ketika Maskoki jantan sudah memasuki usia matang.
o Indung telur: Kelenjar kelamin utama (gonad) pada Maskoki betina adalah sepasang
indung telur. Indung telur yang sudah matang penuh berisi sel telur yang berwarna
kuning. Zigot yang akan menjadi burayak dihasilkan dari pertemuan sel telur dan sperma
akibat pembuahan di luar tubuh induk betina (Street, 2012).

Sistem Respirasi
Dalam sistem ini, insang adalah organ yang memegang pernanan paling penting.
Organ insang terdapat di rongga insang di bawah opercula. Di setiap opercula terdapat
empat lengkung insang pada dua insang lamella. Insang filamen yang penuh dengan
pembuluh darah kapiler terdapat pada insang lamella. Ketika mulut dan opercula
bergerak dengan harmonis, maka oksigen yang terlarut dalam air akan dibawa ke
pembuluh darah kapiler, air akan keluar melwati insang, sedangkan karbondioksida
dalam darah dilepaskan ke air (Street, 2012).

Sistem Reproduksi

Reproduksi pada Maskoki bergantung pada system urinogenital. Maskoki adalah


makhluk hidup yang berkembang biak dengan cara bertelur. Maskoki dikenal dengan dua
jenis kelamin: jantan dan betina.Sistem keseimbangan
o Gelembung renang: Organ ini berisi udara. Organ gelembung renang sering dibagi
menjadi bagian depan, bagian belakang dengan dikompresi tengah. Fungsi utama dari
organ gelembung renang adalah untuk membantu Maskoki naik atau turun agar dapat
beradaptasi di dalam air.
o Sistem saraf dan sistem endokrin: Sistem saraf dan sistem endokrin ini berfungsi untuk
mengkoordinasi pergerakan semua organ agar semuanya selaras.
o Sistem saraf: Sistem saraf ini terdiri dari otak, sumsum tulang belakang dan saraf. Ujung
saraf ini berhubungan dengan semua organ sensori (organ sensori di kulit, organ akustik,
organ penciuman, dan organ penglihatan, dll.) serta jaringan otot untuk mendapatkan
impuls. Otak, saraf dan saraf tulang belakang dapat mengendalikan semua aktivitas di
seluruh tubuh (Street, 2012).

Sistem Jaringan Otot


Maskoki dapat berenang dengan bantuan sistem jaringan otot. Kerangka Maskoki
dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe: kerangka utama dan kerangka pendukung.
Dikendalikan oleh sistem saraf, jaringan otot melekat dengan kerangka (tulang) dan
membuat kontraksi dan aktivitas otot sehingga Maskoki dapat bergerak dan berenang
(Street, 2012).

Habitat

Di alam liar, ikan mas koki dapat ditemukan di perairan air tawar yang bergerak
lambat. Seperti kerabat dekat mereka, ikan mas, mereka tumbuh subur di air yang agak
berlumpur. Di akuarium, penggantian air dilakukan setiap dua minggu karena tangki ikan
mas koki sulit dijaga kebersihannya. Mereka berkembang di lingkungan kolam sehingga
penambahan tanaman diperlukan agar hidup optimal. Suhu optimal air untuk hidup ikan
maskoki adalah 18-24ºC. Mempertahankan suhu untuk terus berada dalam kisaran suhu
optimal perlu dilakukan. Karena pemeliharaan di luar suhu optimal dapat menekan sistem
kekebalan tubuh ikan dan akan menyebabkan penurunan nafsu makan serta gangguan
pada pertumbuhan ikan. Ikan maskoki dapat hidup dalam air yang memiliki kandungan
oksigen minimal 5 mg/L, pH 7-7.8, tingkat amoniak terlarut maksimal 0,05 mg/L dan
tingkat nitrit terlarut maksimal 0,05 mg/L (Street, 2012).

Ikan maskoki dianggap sebagai ikan yang tangguh karena dapat bertahan hidup
di air berkualitas buruk. Walaupun demikian, kualitas air penting di perhatikan agar
pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ikan berjalan optimal. Ikan maskoki dapat hidup
hingga umur 30 tahun dengan panjang mencapai 23 inches (58 cm) dan berat mencapai
2,7 kg (Street, 2012).
Manfaat Ikan Maskoki

Budidaya ikan maskoki telah menjadi industri dengan omset yang besar. Jutaan
ikan dibiakkan setiap tahun dan dijual ke toko akuarium untuk dijual kembali kepada
penggemar ikan. Di Amerika Utara ada permintaan untuk ikan mas koki untuk digunakan
sebagai umpan oleh pemancing. Toko hewan peliharaan sering memiliki ikan mas
pengumpan untuk dijual kepada pemilik ikan akuarium karnivora (Street, 2012).

Populasi yang diperkenalkan terutama karena orang-orang melepaskan hewan


peliharaan mereka ke saluran air lokal. Ikan mas tidak boleh dilepaskan ke kolam di alam
liar karena mereka berkembang biak dengan cepat dan mampu menangkis spesies ikan
asli. Mereka dianggap hama di sebagian besar tempat dimana mereka telah diperkenalkan
(Street, 2012).
DAFTAR RUJUKAN

Anjali, S. 2016. Pangasius pangasius. USA: University of Michigan.

Manunggal, A. 2016. Ikan Patin ( Pangasius pangasius). Kalimantan: Dinas Ketahanan


Pangan, Pertanian dan Perikanan.

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey. 2019. The
Animal Diversity. USA: University of Michigan.

Nggajo, R. 2009. Keterkaitan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) dengan
Karakteristik Habitat pada Ekosistem Terumbu Karang di Kepulauan Seribu. Tesis.
Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 120 hal.

Ramadhanti, A. 2016. Ikan Tongkol, (Online), (https://www.biodiversitywarriors.org/isi-


katalog.php?idk=5577&judul=Ikan%20Tongkol), diakses tanggal 19 Oktober 2019.

Saputra, L. 2011. Deteksi Morfologi dan Molekuler Parasit Anisakis spp pada Ikan
Tongkol (Auxis thazard). Skripsi Budidaya Perairan. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar. 56 hal.

Stender, K. 2016. Euthynnus affinis, (Online),


(https://www.marinelifephotography.com /fishes/pelagic/euthynnus-
affinis.htm), diakses tanggal 19 Oktober 2019.
Street, R. 2012. Carassius auratus, (Online), (https://animaldiversity.org/accounts/
Carassius_auratus/), diakses tanggal 19 Oktober 2019.

Vandana, S. 2010. Anatomy External Goldfish, (Online),


(http://www.nevadagoldfish.com/ 2010/11/external-goldfish-anatomy.html), ,
diakses tanggal 19 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai