DAN MANUSIA
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia
yang dibimbing oleh Dra. Susilawati, M.S.
Disusun oleh :
Offering G
Kelompok 6
Alat
a. Alat pada uji refleks katak: b. Alat pada uji refleks manusia:
Bahan
a. Bahan pada uji refleks katak : b. Bahan pada uji refleks manusia:
Mengamati posisi kepala, kornea dan alat gerak pada kata dalam
keadaan normal.
Mengamati posisi kepala, gerakan mata dan kepala dan angota gerak
yang lain.
2. Refleks katak spinal atau ter-single phit (katak yang sudah mengalami
pengrusakan otak)
Refleks patela
A. B.
Duduk dengan kaki terjuntai bebas Duduk dengan kaki terjuntai bebas saat
sedang menghitung
Respon kaki
Respon kaki
C.
Respon kaki
Refleks achilles
Duduk berlutut dikursi dengen kedua
telapak kaki tergantung
Respon kaki
Refleks cornea
Dekatkan kapas kekornea
Respon mata
Refleks menelan
Saliva dalam mulut ditelan secara terus Saliva dalam mulut ditelan setelah
menerus selama 20 detik minum air secara terus menerus selama
20 detik
Reaksi
Reaksi
Refleks salivari
Menahan tidah menelan saliva selama 2 2 – 3 tetes sari jeruk di teteskan pada
menit lidah
Frekuensi
3. 85 kali 24 kali 0 kali
pernapasan
Katak membalik
kearah
Katak sedikit
kanan,bagian
bereaksi ke
tengkorok
kanan,mata kiri
Keseimbangan dan menempel pada Tidak ada
4. katak tidak
diputar papan,tidak ada responan
merespon tetapi
gerakan sama
kanan sedikit
sekali,selaput mata
merespon
menutupi sebagian
mata
Katak membalik
Katak membalik
kearah kanan
kearah kanan
Katak saat dalam 12 detik Tidak ada
5. dalam waktu 6
dimiringkan dengan gerakan respon
detik dengan
sedikit condong
membalik ke kanan
kekanan
Katak berenang Katak berenang
dengan hanya dengan
menggunakan 2 menggunakan Katak tidak
6. Katak di berenangkan
ekstremitasnya ekstremitas berenang
secara bersama- anterior saja atau
sama condong ke kanan
Adanya tarikan
Katak dicubit dengan Ada respon tetapi Ada respon
7. kaki katak secara
pinset lambat sangat lambat
langsung
Kaki katak dicelupkan Respon katak pada Respon katak Respon katak
8.
kedalam air suhu 480 C pada suhu 380 C pada suhu 520 C
Perlakuan Respon
1. Refleks Lutut
Saat sedang rileks Sudut gerakan kaki = >
Saat sedang berhitung Sudut gerakan kaki = >>
Saat sedang bergerak Sudut gerakan kaki = >>
2. Refleks
Telapak kaki ditekuk ke arah Kaki bergerak kearah atas
betis kemuadian tepuk tendon
dengan pemukul karet
3. Refleks Cornea
Kapas didekatkan kearah mata Mata berkedip kemudian
mengeluarkan air mata
4. Refleks foto pupil atau cahaya
Mata terbuka dengan penerangan Diameter pupil = 0,4 cm
dari lampu ruangan
Mata terbuka dihadapkan ke Diameter pupil = 0,2 cm
jendela yang diterangi sinar
matahari setelah mata dipejamkan
selama 6 menit
5. Akomodasi
Mata melihat benda sejauh 6 m Diameter pupil = 0,4 cm
Mata melihat benda sejauh 20 cm Diameter pupil = 0,3 cm
6. konvergensi
Mata melihat benda jauh Posis bola mata normal
Mata melihat benda dekat Posisi bola mata juling
7. Refleks menelan
Meminum saliva secara berturut- Sulit dan kering
turut selama 20 detik tanpa
didahului meminum air
Menelan saliva secara berturut- Mudah
turut selama 20 detik didahului
meminum air
8. Refleks salivari
Saliva dikumpulkan setelah PH saliva = 8
menahan tidak menelan selama 2 Volume saliva = 2 ml
menit
Saliva diuji pH setelah ditetesi 3 PH = 3
tetes sari jeruk pada lidah dan di
biarkan selama 10 detik
Saliva dikumpulkan setelah PH saliva = 7
menahan tidak menelan selama 2 Volume saliva = 4 ml
menit untuk kedua kalinya
VI. Analisis Data
a. Katak normal
Letak kepala katak terangkat, kepala katak meski di tekan katak akan tetap
melawan yang mengakibatkan kepala katak terangkat.Mata katak berkedip
normal, mengedip dan membuka mengawasi gerakan tim penguji.Anggota gerak
bergerak normal, gerakan katak terkonrtrol bergerak ke arah depan begitupula
anggota gerak tangan dan kaki ketika di tarik katak akan langsung memberikan
perlawanan dengan menarik tangan dan kakinya.Kornea mata setelah di sentuh
dengan kapas langsung memberikan reaksi selaput mata langsung menutupi mata
dan gerakan mengkerut mengecilnya selaput mata.
Jumlah frekuensi pernafasan katak sebesar 85 kali dalam waktu satu menit,
hal tersebut dilihat dari menggembung dan menggempisnya kulit dibawah rahang
katak.
Keseimbangan katak saat posisi diterlentangkankatak diam dan
menunjukkan keadaan lurus ke depan dan condong ke depan. Posisi kepala katak
saat diterlentangkankepalanya kadang terangkat dan kadang posisi kepala katak
telentang. Mata pada katak saat di terlentangkan selaputnya sedikit menutup,
kisaran menutupnya sampai sebagian mata. Anggota gerak katak saat
diterlentangkan nampak sama posisinya saat katak berdiri, tangannya ditekuk ke
arah dada dan kakinya ditekuk ke arah perut. Saat papan di miringkan, katak
membalikkan tubuhnya pada waktu 6 detik dan ke arah samping kanan.
Cara berenang katak normal tangan dan kaki aktif bergerak dan dapat
bermanufer, arah berenang katak condong ke depan dan dapat mengatur kecepatan
berenangnya.
Saat katak diberikan cubitan pada kakinya didapatkan respons katak
berupa penarikan kaki dengan sangat cepat, kaki katak langsung ditekuk ke arah
perut.
Saat kaki katak direndam pada suhu kamar 28o C katak tidak memberikan
respons, tetapi saat suhu mencapai 48o C katak langsung menarik kakinya dengan
sangat cepat. Setelah itu, kaki katak yang satunya dimasukkan ke dalam suhu 80o
C katak langsung melakukan refleks dengan menarik kakinya.
b. Katak Spinal
Letak kepala katak tidak terangkat, kepala katak meski di angkat katak
tetap tidak melawan dan kepala tetap menempel di papan. Mata katak berkedip
normal, tetapi tidak mengawasi gerakan tim penguji dan mata katak jauh lebih
lebar.Anggota gerak terlihat lemas meski masih bisa melakukan gerakan, gerakan
katak tidak terkontrol dan gerakan condong ke kanan begitu pula saat dilihat
gerakannya kaki katak mengarah ke abah kanan.Kornea mata setelah di sentuh
dengan kapas tidak langsung memberikan reaksi selaput mata kadang-kadang
menutupi mata dan gerakan mengkerut mengecilnya selaput mata, tetapi
kebanyakan tidak mengedip.
Jumlah frekuensi pernafasan katak sebesar 24 kali dalam waktu satu menit,
hal tersebut dilihat dari menggembung dan menggempisnya kulit dibawah rahang
katak.
Keseimbangan katak saat posisi di terlentangkan katak diam dan
menunjukkan keadaan condong ke kanan. Posisi kepala katak saat
diterlentangkankepalanya kebanyakan menempel di papan . Mata pada katak saat
di terlentangkan selaputnya sedikit menutup, kisaran menutupnya sampai
sebagian mata. Anggota gerak katak saat diterlentangkan nampak lemas dan
tangan dan kaki bagian kanan bergerak-gerak tidak terkendali. Saat papan di
miringkan, katak membalikkan tubuhnya pada waktu 12 detik dan ke arah
samping kanan.
Cara berenang katak tangan dan kaki hanya bagian kanan saja yang aktif
bergerak, arah berenang katak condong ke kanan dan kebanyakan mengapung
dengan sedikit gerakan.
Saat katak diberikan cubitan pada kakinya didapatkan respons katak
berupa penarikan kaki tetapi dengan respons lamban, kaki katak ditekuk ke arah
perut.
Saat kaki katak direndam pada suhu kamar 28o C katak tidak memberikan
respons, tetapi saat suhu mencapai 50o C katak langsung menarik kakinya dengan
sangat cepat. Setelah itu, kaki katak yang satunya dimasukkan ke dalam suhu 80o
C katak langsung melakukan refleks dengan menarik kakinya.
Letak kepala katak tidak terangkat, kepala katak meski di angkat katak
tetap tidak melawan dan kepala tetap menempel di papan. Mata katak seperti
mengantuk agak menutup, tidak mengawasi gerakan tim penguji dan mata katak
jauh lebih kecil dari mata moral dan spinal. Anggota gerak terlihat lemas meski
tidak bisa melakukan gerakan, gerakan katak tidak terlihat.Kornea mata setelah di
sentuh dengan kapas tidak memberikan reaksi selaput mata tidak bergerak
menutupi mata, tidak mengedip.
Jumlah frekuensi pernafasan katak sebesar 0 kali dalam waktu satu menit,
tak terlihat adanya gerakan dari menggembung dan menggempisnya kulit dibawah
rahang katak.
Keseimbangan katak saat posisi di terlentangkan katak diam dan lemas
tidak ada gerakan. Posisi kepala katak saat diterlentangkan kepalanya kebanyakan
menempel di papan tidak ada perlawanan . Mata pada katak saat di terlentangkan
selaputnya menutup. Anggota gerak katak saat diterlentangkan nampak lemas,
tangan dan kakinya tidak ditekuk ke arah badan. Saat papan di miringkan, katak
tidak membalikkan badan.
Cara berenang katak tangan dan kaki tidak melakukan apa-apa, hanya
mengapung dan bagian hidung berada di atas.
Saat katak diberikan cubitan pada kakinya tidak di dapatkan respons, kaki
katak tetap direnggangkan tidak di tarik.
Saat kaki katak direndam pada suhu kamar 28o C katak tidak memberikan
respons, tetapi saat suhu mencapai 55o C katak langsung menarik kakinya dengan
sangat cepat. Setelah itu, kaki katak yang satunya dimasukkan ke dalam suhu 80o
C katak langsung melakukan refleks dengan menarik kakinya.
2. Analisis data pada uji refleks manusia
a. Refleks Lutut
Lutut dipukul dengan pemukul karet ketika sedang rileks akibatnya kaki
bergerak kearah atas dan membentuk sudut >. Lutut dipukul dengan pemukul
karet ketika sedang mengerjakan penjumlahan sederetan tiga digit angka
akibatnya kaki bergerak kearah atas dan membentuk sudut >>. Lutut dipukul
dengan pemukul karet ketika sedang melakukan aktifitas otot akibatnya kaki
bergerak kearah atas dan membentuk sudut >>.
b. Refleks Achilles
Tendon achilles dipukul dengan pemukul karet ketika sedang duduk
berlutut dikursi dengan kedua telapak kaki tergantung bebas pada tepi kursi dan
telapak kaki ditekuk kearah betis akibatnya kaki bergerak keatas.
c. Refleks Kornea
Saat mata masih berada di cahaya ruangan diameter pupil mata sebesar 0,4
cm, sedangkan saat mata dengan cahaya matahari setelah mata dipejamkan selama
6 menit diameter mpupil mata sebesar 0,2 cm
e. Refleks Akomodasi
Saat mata melihat benda sejauh 6 meter maka diameter pupil mata sebesar
0,4 cm, sedangkan saat mata melihat benda sejauh 20 cm maka diameter pupil
mata sebesar 0,3 cm.
f. Refleks Konvergensi
Ketika mata melihat benda jauh akibatnya posisi bola mata normal,
sedangkan ketika mata melihat benda yang dekat akibatnya posisi bola mata
juling.
g. Refleks Menelan
Saliva dalam mulut ditelan secara terus menerus selama 20 detik tanpa
didahului minum air maka yang terasa adalah saliva sulit untuk ditelan dan mulut
terasa kering. Sedangkan saliva dalam mulut ditelan secara terus menerus selama
20 detik yang didahului meminum air maka yang terasa adalah saliva mudah
untuk ditelan.
h. Refleks Salivari
VII. Pembahasan
a. Katak Normal
Hal ini menunjukkan bahwa katak normal memiliki sistem saraf (otak dan
sum-sum tulang belakang) yang baik, dimana saraf-saraf tersebut dapat
menghantarkan stimulus ke otak dan sum-sum tulang belakang dari resptor ke
efektor secara cepat.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak
normal, rangsang yang diberikan menghasilkan respon yang normal pula. Namun
terjadi pengurangan frekuensi respon pada katak spinal (single pithing). Akan
tetapi katak spinal masih dapat memberikan respon, sedangkan katak tanpa spinal
sudah tidak mampu memberikan respon pada beberapa rangsangan.
Otak dan sum-sum tulang belakang memiliki fungsi yang sangat penting
dalam proses terjadinya gerak refleks sebagai respon terhadap suatu rangsangan.
Refleks yang dikontrol oleh saraf spinal pada katak antara lain; reaksi ketika
dicubit, perubahan mata, reaksi ketika kaki dipanaskan, sedangkan refleks yang
dikendalikan oleh saraf kranial katak antara lain; frekuensi pernapasan, gerakan
kepala, cara berenang, dan gerak tungkai depan dan belakang.
a. Refleks Lutut
Contoh refleks regang adalah refleks tendon patella atau knee-jerk reflex.
Tendon patella berperan sebagai reseptor. Pengetukan tendon ini dengan sebuah
palu karet akan secara pasif meregangkan otot-otot di sekitarnya. Rangsangan
tersebut memicu sebuah impuls. Impuls diterima oleh nervus femoris (saraf
sensoris), menjalar ke sumsum tulang belakang lalu kembali lagi, dan akhirnya
diterima lagi oleh nervus femoris (saraf motoris), sehinngga timbul kontraksi otot
quadratus femoris (efektor). Otot quadratus femoris merupakan salah satu dari
otot-otot quadrisep yang membentuk paha anterior dan melekat ke tibia (tulang
kering) tepat di bawah lutut melalui tendon patella. Ini mengakibatkan kaki
terjulur dan tungkai bawah terangkat secara tiba-tiba.
b. Refleks Achilles
Mekanisme kerja refleks ini serupa dengan refleks lutut. Tendon Achilles
berperan sebagai reseptor. Pengetukan tendon ini dengan sebuah palu karet akan
secara pasif meregangkan otot-otot di sekitarnya. Rangsangan tersebut memicu
sebuah impuls. Impuls diterima oleh nervus tibialis (saraf sensoris), menjalar ke
sumsum tulang belakang lalu kembali lagi, dan akhirnya diterima lagi oleh nervus
tibialis (saraf motoris), sehinngga timbul kontraksi otot gastroknemius (efektor).
Ini mengakibatkan kaki terhentak dengan arah menjauhi betis.
c. Refleks Kornea
Saat melihat obyek yang jauh pupil menjadi mengecil, sedangkan pada
saat mengamati obyek yang dekat pupil mata menjadi membesar. Hal ini terjadi
karena ketika melihat obyek yang jauh otot siliaris berelaksasi sehingga lensa
menjadi memipih, sedangkan saat melihat obyek yang dekat, otot siliaris
berkontraksi sehingga lensa mata menjadi menebal. Selain itu, saat melihat obyek
yang jauh cahaya akan lebih banyak masuk ke dalam pupil, sehingga pupil akan
mengatur cahaya tersebut dan adanya kontraksinya serabut otot yang terletak
sirkuler sehingga pupil mata mengecil. Pupil berubah membesar juga disebabkan
karena saat melihat obyek yang dekat, cahaya yang masuk ke dalam pupil sangat
sedikit sehingga otot radial berkontraksi agar pupil membesar dan kebutuhan
cahaya terpenuhi.
f. Refleks Konvergensi
g. Refleks Menelan
h. Refleks Salivari
Dengan waktu larangan menelan yang sama, yakni dua menit, hasil
percobaan menunjukkan bahwa volume saliva yang terkumpul setelah lidah
pelaku percobaan ditetesi minuman sari jeruk adalah dua kali lebih banyak
dibandingkan volume saliva yang terkumpul sebelumnya. Hal ini membuktikan
bahwa pengeluaran saliva bertambah banyak setelah distimulasi.
- Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sistem saraf pusat yaitu
otak dan sumsum tulang belakang merupakan pusat kordinasi dari
beberapa gerak tubuh termasuk gerak refleks. Gerak refleks sangat
berpengaruh terhadap stimulus yang disampaikan oleh sistem saraf pusat
dari reseptor kepada efektor. Sebagai contoh refleks yang dikontrol oleh
otak atau saraf kranial katak meliputi frekuensi pernapasan, gerakan
kepala, cara berenang, dan gerak tungkai depan dan belakang. Sedangkan
refleks yang dikendalikan oleh sumsum tulang belakang atau saraf spinal
pada katak meliputi reaksi ketika dicubit, perubahan mata, reaksi ketika
kaki dipanaskan.
- Pada manusia, refleks regangan seperti refleks tendon patella dan refleks
Achilles dapat digunakan untuk memastika bahwa kondisi saraf dan otot
dalam keadaan baik. Refleks pupil dan kornea berguna bagi perkembangan
ilmu fisiologi sistem indera, terutama yang menyangkut mekanisme kerja
saraf-saraf optik. Refleks menelan dan salivari dapat membantu kita
mempelajari mekanisme kerja kelenjar saliva.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, F. William. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi II. Jakarta:
EGC.