Anda di halaman 1dari 9

Struktur Sekretori Pada Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.

Fika Cahya Lovely


Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
Fikacahyalovely39@gmail.com

ABSTRAK
Wilayah Indonesia yang luas berbanding lurus dengan keberanekaragaman jenis tumbuhan. Tumbuhan
tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk tanaman hias, bahan bangunan ataupun mebel, namun juga sebagai obat.
Salah satunya adalah tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) yang memiliki potensi sebagai obat
diabetes. Hal ini karena di dalam tanaman tersebut mengandung metabolit sekunder yang dihasilkan oleh sel
sekretori. Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur atau bentuk sekretori daun pandan wangi. Sampel yang
digunakan adalah daun pandan wangi dari bagian median tanaman. Sampel diiris dengan dua metode irisan yaitu
paradermal dan melintang, sebanyak tiga ulangan. Masing-masing preparat diberi reagen spesifik yaitu sudan III,
selanjutnya diamati dengan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada daun pandan wangi ditemukan
struktur sekretori internal berupa rongga atau ruang sekretori.

Kata Kunci: Metabolit sekunder, pandan wangi, sel sekretori, struktur, internal.

PENDAHULUAN
Luas wilayah daratan Indonesia adalah sekitar 1,3% dari luas daratan dunia
(Damayanti, et al., 2011). Dengan luas tersebut, Indonesia tentu memiliki beranekaragam jenis
hewan dan tumbuhan, bahkan sebanyak 17% jenis hewan dan tumbuhan dunia terdapat di
Indonesia (Purnawan, 2006). Damayanti (2008), mengatakan bahwa Indonesia menduduki
peringkat kelima dalam keragaman tumbuh-tumbuhan dunia. Sebab 38000 spesies tumbuhan
tersebut terdapat di Indonesia dan 55% diantaranya merupakan spesies endemik.
Berbagai spesies tumbuhan yang ada di Indonesia, tidak hanya dimanfaatkan sebagai
tanaman hias, bahan dasar mebel, ataupun bahan pembuatan kerajinan, namun juga sebagai
tanaman obat. Sebagai contoh kunyit, jahe, sirih dan pandan wangi. Pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.) merupakan jenis tanaman monokotil dari genus Pandanus, suku
Pandanaceae yang mampu tumbuh di dataran rendah ataupun tinggi, namun masih banyak
masyarakat yang belum tahu potensi pandan wangi sebagai anti diabetes (Sukandar, et al.,
2010; Prameswari & Simon, 2014).
Pandan wangi selain memiliki aroma yang khas, juga mengandung senyawa alkaloid,
saponin, flavonoid, tannin, polifenol dan lain-lain (Anjani, et al., 2014). Aroma khas yang
dihasilkan daun pandan wangi adalah berasal dari minyak atsiri yang merupakan salah satu
senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh sel sekretori. Sel sekretori merupakan
struktur sekresi khusus yang mensekresikan senyawa-senyawa tertentu yang tidak dikeluarkan
oleh tubuh tumbuhan (Barnes, et al., 2005; Redha, 2010). Sel sekretori bersifat idioblas,
tunggal, memiliki cairan sel berbeda dari sekelilingnya, dan merupakan karakteristik penting
bagi sebagian tumbuhan karena kemampuannya dalam memproduksi berbagai senyawa kimia
kompleks (Rupa, 2015; Nugroho, 2017). Oleh karena itu struktur sekretori pada tumbuhan
berbeda-beda. Menurut lokasinya, dapat dibedakan menjadi struktur sekretori eksternal dan
internal. Hasil sekresi melalui struktur sekretori dapat berupa minyak esensial, resin, lateks,
garam mineral, dan berbagai macam senyawa kimia seperti alkaloid dan glikosida (Dorly,
2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengamati struktur atau bentuk sekretori pada daun
pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.).

METODE
Lokasi, Waktu, Alat dan Bahan Penelitian
Pengambilan sampel daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dilakukan
di Jl. Sumbersari gang VI, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Pengamatan struktur sel
sekretori dilakukan di Laboratorium Botani, Gedung O5, Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang pada bulan April 2019. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu mikroskop, kaca preparat, kaca penutup, silet, pipet tetes,
dan baskom kecil.
Pembuatan Preparat Anatomi
Pembuatan preparat anatomi dilakukan dengan metode pengirisan secara paradermal
dan melintang. Bagian daun yang dipilih untuk digunakan sebagai preparat yaitu pada daun
bagian median tanaman. Pengamatan dilakukan dengan mengiris satu sampel individu daun
tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebanyak 3 ulangan preparat dan di
dokumentasikan. Spesimen yang telah diiris diletakkan pada object glass kemudian ditetesi
dengan reagen spesifik yaitu Sudan III, ditunggu 2-3 menit dan diamati menggunakan
mikroskop.
Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskiptif kualitatif. Data yang didapatkan adalah
data kualitatif berupa gambar struktur sekretori daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius
Roxb.), yang kemudian dikaji berdasarkan literatur jurnal nasional dan International.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) termasuk genus Pandanus dari suku
Pandanaceae, tersebar di daerah tropika, di tepi-tepi pantai dan sungai sungai (Sukandar, et.
al., 2010). Pandan wangi selain memiliki aroma yang baik, juga mengandung senyawa
alkaloid, saponin, flavonoid, tannin, polifenol dan lain-lain (Anjani et al., 2014). Berikut adalah
struktur morfologi dari daun pandan wangi.
a. b. c.

Gambar 1. a). Tanaman pandan wangi b). Daun tanaman pandan wangi tampak depan
c). Daun tanaman pandan wangi tampak belakang. Sumber: dokumen
pribadi.

Daun pandan wangi berwarna hijau, dengan tata letak daun yaitu bersilang dan terdapat
helai daun pada setiap buku. Merupakan daun tunggal, panjang 19-34, dengan bangun daun
pedang, chartaceous (melontar), ujung meruncing, dan pangkal daun tumpul. Tepi daun
bergeigi dan tulang daun sejajar. Permukaan atas dan bawah daun licin.
Daun pandan wangi yang sudah disayat paradermal dan melintang kemudian diamati
anatominya menggunakan mikroskop. Berikut hasil pengamatan anatomi daun pandan wangi,
sehingga diketahui struktur sekretorinya.
a. b.

Gambar 2. a). Penampang paradermal daun pandan wangi (perbesaran 10x10),


b). Penampang paradermal daun pandan wangi setelah diberi larutan
Sudan III (perbesaran 40x10).

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diketahui bahwa pada penampang paradermal


daun pandan wangi tidak ditemukan sel sekretori dalam bentuk struktur ekternal maupun
internal, namun ditemukan stomata, sedangkan penampang melintang daun pandan wangi
adalah sebagai berikut.
a. b.

Gambar 3. a). Penampang melintang daun pandan wangi (perbesaran 40x10)


b). Penampang melintang daun pandan wangi setelah diberi larutan
Sudan III (perbesaran 40x10), 1. Ruang sekretori.

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa struktur sel sekretorinya merupakan


sekretori internal, berupa rongga atau ruang sekretori. Sel sekretori berdinding tipis dan
mengelilingi suatu ruangan membentuk kelenjar sekretori.
Pembahasan
Setiap tubuh tumbuhan, di dalamnya terdapat berbagai macam jaringan yang memiliki
fungsi tertentu yang berbeda-beda. Sekelompok sel yang secara esensial melakukan fungsi
yang sama dan umumnya mempunyai struktur yang sama disebut sebagai jaringan. Jaringan
pada tumbuhan diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda, dapat berdasar asal usul, struktur
atau fisiologi. Berdasarkan aspek morfologis atau fisiologis jaringan tumbuhan terbagi menjadi
dua yaitu jaringan meristem (muda) dan jaringan dewasa. Jaringan meristem atau jaringan
embrionik merupakan jaringan yang masih aktif membelah sedangkan jaringan dewasa
merupakan jaringan yang tidak lagi aktif membelah seiring berjalannya pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan (Sulisetijono, et al., 2013). Menurut Nugroho (2012), jaringan
dewasa memiliki sifat-sifat tertentu yang berbeda dengan jaringan meristem atau jaringan
embrionik yang aktif membelah. Sifat-sifat tersebut yaitu jaringan dewasa tidak mempunyai
aktifitas untuk memperbanyak diri, mempunyai ukuran yang relatif besar dibandingkan sel-sel
meristem, mempunyai vakuola yang besar sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput
yang menempel pada dinding sel, terkadang selnya telah mati, selnya telah mengalami
penebalan dinding sesuai dengan fungsinya, dan diantara sel-selnya dijumpai ruang antar sel.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung
(epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (penyokong), jaringan pengangkut
(vaskuler), dan jaringan sekretoris (Nugroho, 2012).
Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) adalah tumbuhan yang mudah ditemui
di daerah Indonesia terutama pulau Jawa. Tanaman ini merupakan jenis tanaman monokotil
dari suku Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Aroma khas yang
dihasilkan oleh daun pandan wangi membuat para produsen makanan memanfaatkan aroma
tersebut untuk pembuatan minuman dan perasa pada makanan. Daun pandan wangi biasa
digunakan sebagai bahan campuran masakan untuk menambah aroma yang segar dan
menambah citarasa pada makanan. Aroma khas yang dihasilkan oleh pandan wangi merupakan
hasil dari senyawa minyak atsiri yang dikeluarkan oleh sel sekretori sebagai senyawa hasil
metabolit sekunder. Menurut Dhaniaputri (2013), senyawa kimia yang dihasilkan oleh
tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder.
Semua jenis metabolit primer dibutuhkan untuk kelangsungan hidup tumbuhan seperti gula
fosfat, asam amino, asam nukleat, klorofil dan senyawa organik. Sedangkan metabolit sekunder
merupakan senyawa yang biasanya dihasilkan oleh sel sekretori ini tidak diperlukan oleh
semua jenis tumbuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan normal.
Sel sekretori merupakan bagian dari jaringan sekretori. Menurut Nugroho (2017),
jaringan sekretori merupakan jaringan tumbuhan yang terdiri atas satu sel atau lebih yang
berfungsi sebagai tempat pengeluaran senyawa-senyawa (sekret) dari dalam tumbuhan, seperti
air, mineral, lendir, getah minyak, dan lemak. Jaringan sekretori terdapat pada semua bagian
tubuh tumbuhan dengan bentuk, ukuran, dan produk yang bervariasi. Berdasarkan senyawa
yang dikeluarkan, jaringan sekretori dibagi menjadi tiga yaitu jaringan rekretori, jaringan
ekskretori dan jaringan sekretori. Jaringan rekretori adalah apabila senyawa yang keluar dari
dalam tubuh tumbuhan tetapi belum masuk ke dalam proses metabolisme, sedangkan jaringan
ekskretori adalah apabila senyawa yang dikeluarkan merupakan produk akhir dari proses
metabolisme, dan jaringan sekretori adalah apabila senyawa yang dikeluarkan masih
bermanfaat untuk proses metabolisme (Nugroho, 2017).
Seperti yang telah dijelaskan di atas, jaringan merupakan sekelompok sel yang secara
esensial melakukan fungsi yang sama dan umumnya mempunyai struktur yang sama. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa, jaringan sekretori merupakan kumpulan dari sel sekretori
yang dapat menghasilkan senyawa-senyawa tertentu pada tumbuhan. Jaringan sekretori
merupakan jaringan dewasa dimana sel-selnya tidak lagi aktif membelah, sehingga salah satu
sifat yang dapat dijumpai pada jaringan tersebut adalah adanya ruang antar sel. Ruang antar sel
tersebut ada, dikarenakan tumbuhan memerlukan suatu ruang untuk menyimpan senyawa
sekresinya. Menurut (Sulisetijono, et al., 2013), ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi
dapat terjadi dengan cara sizogen, yaitu apabila sel-selnya saling menjauhi sehingga terbentuk
ruang diantaranya, contohnya ruang antarsel pada tangkai daun teratai. Lisigen, yaitu apabila
ruang yang terjadi karena sel beserta isinya larut, contohnya ruang minyak pada daun jeruk
(Citrus sp.). Sisolisigen, apabila ruang yang terjadi karena larutnya sel tertentu diikuti oleh
saling menjauhi sel-sel disekitarnya, contohnya ruang antar protoxilem. Reksigen, terjadi
apabila sel-sel mengalami robekan karena tertarik pertumbuhan di sekitarnya, contohnya pada
berkas pengangkut batang jagung (Zea mays).
Bagian yang ditunjuk angka 1 pada gambar 3b) merupakan rongga atau ruang sekretori
pada daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). Jenis struktur sekretorinya
merupakan sekretori internal yang berupa rongga atau ruang sekretori. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Dorly, dkk (2015), bahwa berdasarkan lokasinya struktur
sekretori dibedakan menjadi dua yaitu struktur sekretori eksternal meliputi trikoma, nektarium
atau kelenjar madu, hidatoda serta stigma dan struktur sekretori internal berupa idioblas,
rongga sekretori, saluran sekretori dan latisifer. Sel sekretori pada daun pandan wangi
(Pandanus amaryllifolius Roxb.) berdinding tipis dan mengelilingi suatu ruangan membentuk
kelenjar sekretori, dimana di dalamnya terdapat senyawa hasil metabolit sekunder baik berupa
minyak atsiri maupun senyawa lainnya. Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
tanaman, biasanya digunakan sebagai alat pertahanan diri. Beberapa tanaman menghasilkan
aroma yang kurang disukai oleh makhluk hidup lain seperti serangga, sehingga dapat menjadi
alat pengusir supaya serangga tidak merusak tanaman tersebut. Sedangkan bagi manusia,
senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh beberapa tanaman dapat dimanfaatkan untuk
membuat suatu produk baik dalam bidang kosmetik maupun makanan dan minuman.

KESIMPULAN
Sel sekretori merupakan penyusun dari jaringan sekretori yang berfungsi sebagai
tempat pengeluaran senyawa-senyawa atau sekret dari dalam tubuh tumbuhan yang masih
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk proses metabolisme. Struktur sekretori pada daun pandan
wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) adalah struktur sekretori internal yang berupa rongga
atau ruang sekretori. Aroma khas yang dihasilkan oleh pandan wangi berasal dari minyak atsiri
yang merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh sel sekretori.
Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman digunakan sebagai alat pertahanan
diri untuk mengusir musuhnya seperti serangga, karena aroma yang dihasilkan terkadang
mempunyai aroma yang tidak sedap. Sedangkan bagi manusia, senyawa metabolit sekunder
yang dihasilkan oleh beberapa tanaman dapat dimanfaatkan untuk membuat suatu produk baik
dalam bidang kosmetik maupun makanan dan minuman.
DAFTAR RUJUKAN

Anjani, Putri, Andrianty, S. & Widyaningsih, T. D. 2014. Pengaruh Penambahan Pandan


Wangi Dan Kayu Manis Pada Teh Herbal Kulit Salak Bagi Penderita Diabetes. Jurnal
Pangan dan Agroindustri, 3 (1): 203-214.
Barnes, J., Anderson, L. & Phillipson, J. 2005. Herbal Medicine. Second edition. USA:
Pharmaceutical Press.
Damayanti, K. 2008. Legality of national park and involvement of local people: case studies
in Java, Indonesia and Kerala, India [disertasi]. India: Graduate School of Life and
Environmental Sciences, University of Tsukuba.
Damayanti, K., Hikmat, A., & Zuhud, E. 2011. International Workshop “Linking Biodiversity
and Computer Vision Technology to Enhance Sustainable Utilization of Indonesian
Tropical Medicinal Plants Bogor. Bogor.
Dhaniaputri, R. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Jarak Pagar (Jatropa curcas L.) terhadap
Akumulasi Metabolit Sekunder Terpenoid. Jurnal bioedukatika, 1 (2): 1-56.
Dorly. 2015. Struktur Sekretori Tanaman Bahan Ramuan Obat Diabetes. Jurnal II Pertanian
Indonesia, 11 (1).
Nugroho, L. H. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nugroho, L. H. 2017. Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Tumbuhan. Yogyakarta: UGM
Press.
Prameswari, O. M. & Simon, B. W. 2014. Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan Wangi Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Dan Histopatologi Tikus Diabetes Mellitus. Jurnal
Pangan dan Agroindustri, 2 (2): 16-27.
Purnawan, B. 2006. Inventarisasi keragaman jenis tumbuhan di taman nasional Gunung Gede
Pangrango. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Institut
Pertanian Bogor.
Redha, A. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya Dalam Sistem
Biologis. Jurnal Belian, 9 (2): 196 –202.
Rupa, D. 2015. Identifikasi Struktur Sekretori dan Analisis Histokimia serta Fitokimia Obat
Anti-Infeksi di Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi. Tesis. Bogor : IPB.
Sukandar, Dede, Hermanto, S. & Imamah A. M. 2010. Aktivitas Senyawa Antidiabetes Ektrak
Etil Asetat Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.). Jurnal Valensi, 1 (6):
269-273.
Sulisetijono, Kartini, E., Sulasmi, E.S., Sunarmi, & Saptasari, M. 2013. Struktur &
Perkembangan Tumbuhan I. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai