TENTANG
DISUSUN OLEH :
PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Kampus B Jl. Raya Tengah No. 80, Kel. Gedong, Kec. Pasar Rebo, Jakarta
Timur 13760 Telp. (021) 87797409 – 87781300
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Teori Perilaku Konsumen” dengan baik.
Kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi syarat tugas mata
kuliah Teori Ekonomi Mikro, dan untuk menambah pengetahuan tentang Perilaku
Konsumen.
Kami menyadari makalah yang kami buat ini jauh dari sempurna, sehingga kami
sangat membutuhkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman dalam
penyusunan makalah ini, agar kedepannya jauh lebih baik lagi.
Kami mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini ada kata-kata yang kurang
berkenan. Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat bagi masyarakat
pada umumnya dan mahasiswa universitas Indraprasta PGRI pada khususnya.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I STUDI KASUS .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
TEORI PERILAKU KONSUMEN ............................................................................. 3
1. TEORI PENDEKATAN NILAI GUNA KARDINAL ....................................... 3
2. PENDEKATAN TEORI NILAI GUNA ORDINAL .......................................... 6
3. PERUBAHAN KURVA ANGGARAN (BUDGET LINE) .............................. 10
4. KURVA KESEIMBANGAN KONSUMEN ..................................................... 11
5. PERBEDAAN PENDEKATAN KARDINAL DAN PENDEKATAN
ORDINAL ............................................................................................................ 14
BAB III ANALISIS ....................................................................................................... 17
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19
ii
BAB I
STUDI KASUS
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan. Oleh karena itu nilai guna
cangkul lebih tinggi nilainya bagi petani dari pada nelayan.
Teori kardinal menyatakan bahwa nilai guna(ultility) dapat
dihitung secara nominal (secara kuantatif). Keputusan untuk mengonsumsi
suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh
dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Contoh sederhana dari hukum ini adalah sebagai berikut : Saya
suka makan durian. Untuk satu buah durian pertama yang saya habiskan
maka saya akan merasa “sangat puas”. Bila kemudian ada yang member
saya satu buah durian lagi, lalu saya makan maka saya akan merasa
“puas”. Bila ada yang memberikan lagi saya durian yang ke-3, maka saya
akan merasa “tidak puas” karena perut saya sudah terlalu kenyang dengan
durian pertama. Hukum ini adalah hukum subjektif, dalam artian
meskipun berlaku terhadap semua barang namun tingkat kepuasan yang
diperoleh masing-masing orang berbeda (subyektif) atas barang yang sama
sehingga bisa saja ada orang yang baru merasa tidak puas setelah makan
durian yang ke-8, ke-9, ke-10.
Nilai kegunaan yang diperoleh dari mengonsumsi sejumlah barang
atau jasa tertentu secara keseluruhan disebut ultilitas total (total ultility).
Sedangkan tambahan kepuasan dari penambahan satu unit barang yang
dikonsumsi disebut ultilitas marginal (marginal ultility). Persamaan untuk
total ultility dan marginal ultility adalah sebagai berikut :
TU = F(Q)
Keterangan:
Q = Output
= Perubahan Total Ultility
= Perubahan Output
4
Konsumen akan membuat pilihan yang akan memberikan mereka
kepuasan paling besar dan selalu berusaha untuk memaksimumkan nilai
guna atau kepuasan. Namun, apabila pemenuhan kebutuhan suatu barang
dilakukan secara terus menerus, kepuasan dalam mengonsumsi suatu
barang tersebut yang mula-mula tinggi, makin lama akan makin menurun
sampai akhirnya mencapai kejenuhan. Hukum ultilitas marginal yang
semakin menurun (law of diminishing marginal ultility) berbunyi “ jika
pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus
menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin
lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai
batas jenuh”.
Misalnya setelah anda berolahraga, nilaiguna dari mengonsumsi air
sangatlah tinggi. Namun, nilai tersebut semakin menurun jika anda terus
minum gelas kedua, ketiga dan seterusnya hingga mencapai kejenuhan.
Kepuasan Total dan Marginal dari mengkonsumsi Air
Konsumsi AIR Nilai Guna Total Nilai Guna Marginal
(gelas) (TU) (MU)
1 30 30
2 40 46-30=16
3 56 56-46=10
4 60 60-56=4
5 58 58-60=2
5
= =……
M= Px Qx + Py Qy + .... + Pn Qn
TU = MUx . Qx + MUy . Qy
Keterangan :
MU = Marginal Ultility
M = Pendapatan Konsumen
P = Harga Barang
Q = Quantitas Barang
x.y = Macam barang konsumsi
6
konsumen tidak perlu memberika utilis atau satuan kepuasan terhadap
barang yang dikonsumsi.
c. Menganut hukum Deminishing Marginal Rate of Substitution : bila
konsumen menaikan konsumsi barang yang satu akan menyebabkan
penurunan barang yang lain dan dapat digambarkan dengen kurva
indeferen.
Total Utility yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah barang
yang di konsumsikan.
7
c) Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang
sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda;
d) Turun dari kiri atas ke kakan bawah untuk kombinasi antara barang
X dan Y;
e) Kumpulan kurva indiferens menjadi kurva indiferens map.
Bakso Sate
(satuan) (Tusuk)
25 1
20 5
8 16
3 20
8
Kurva garis anggaran budget (Budget Line Curve) adalah kurva
yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang
membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Garis kendala anggaran
menunjukkan semua kombinasi yang berbeda dari dua kombinasi yang
dapat dibeli dengan mengetahui pendapatannya yang berbentuk uang dan
harga-harga dari kedua komoditi tersebut. Budget Line merupakan Batasan
(Constrain) kemampuan konsumen, secara umum satuan uang (M).
konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang terletak pada
atau sebelah kiri garis anggaran. Persamaannya :
Px(Qx) + Py(Qy) < M
Jika konsumen ingin menggunakan semua anggaran yang tersedia, maka
persamaannya:
Px(Qx) + Py(Qy) = M
Table 5.3
Marginal Rate of Substitution (MRS)
Titik X Y
9
A 1 9
B 2 6
C 3 4
D 4 3
E 5 2
MRSxy = - = = = - 1,75
10
b. PERUBAHAN PENDAPATAN
Perubahan pendapatan dengan asumsi harga tetap, akan
menyebabkan garis anggaran yang baru bergeser sejajar. Pergeseran garis
ke arah kanan terjadi bila pendapatan mengalami kenaikan sehingga
barang yang dapat dibeli semakin banyak. Sedangkan jika pergeseran garis
ke arah kiri terjadi bila pendapatan mengalami penurunan, yang berarti
barang yang dapat dibeli semakin sedikit.
11
a. Pengaruh perubahan harga terhadap keseimbangan konsumen
Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan
nyata berubah. Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat
menaikan tingkat kepuasannya.
Kurva harga konsumsi (Price Consumption curve)
PCC adalah kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan
X dan Y yang berubah yang di sebabkan karena adanya efek substitusi
( perubahan salah satu atau kedua macam barang). Apabila titik titik
keseimbangan tersebut dihubungkan maka akan memperoleh garis harga
konsumsi.
12
b. Pengaruh Perubahan pendapatan Terhadap keseimbangan
Konsumen
Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser
sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.
Kurva pendapatan konsumsi (income Comsumption Curve)
Kenaikan pendapatan di mana rasio harga relatif tetap akan
menggeser garis anggaran ke kanan sejajar dengan garis anggaran
sebelumnya. ICC merupakan garis yang menghubungkan berbagai titik
keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat pendapatan.
13
harganya menjadi relatif lebih mahal . Inilah yang disebut sebagai
efek subtitusi (substitution effect).
2) Efek pendapatan, pendapatan nyata dianggap berubah yang
menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika perubahan ini dilihat
dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap,
kita akan melihat efek pendapatan (income effect).
d. Barang Interior dan Barang Giffen
Barang Interior
Barang interior adalah barang yang bisa di dapatkan atau di
beli oleh semua elemen masyarakat akan tetapi lebih condong
kepada masyarakat berpendapatan rendah. Barang interior
biasanya sering terkena dampak dari efek subtitusi dan efek
pendapatan, jadi intinya apabila pendapatan masyarakat
bertambah maka permintaan terhadap barang interior ini akan
berkurang begitu pula sebaliknya.
Efek pendapatan dan efek subtitusi pada barang Inferior
1. Efek subtitusi, bilamana terjadi kenaikan harga barang
X akan menyebabkan naiknya permintaan barang Y.
2. Efek pendapatan, naiknnya harga barang X berakibat
penurunan relatif pendapatan konsumen.
Barang Giffen
Barang giffen adalah barang yang apabila harganya naik,
maka permintaannya pun justru meningkat. Setiap barang interior
adalah baranng giffen, tapi tidak semuanya barang giffen adalah
barang interior, ini disebabkan oleh efek subtitusi dan efek
pendapatan masyarakat, dan yang mengemukakan tentanng barang
giffen untuk pertama kali adalah Robert Giffen yaitu ketika
meneliti konsumsi kentang di Irlandia.
5. PERBEDAAN PENDEKATAN KARDINAL DAN PENDEKATAN
ORDINAL
14
Pendekatan Kardinal dan pendekan Ordinal sejatinya memiliki
persamaan yaitu sama-sama merupakan pendekatan untuk menilai
tingkat kepuasan konsumen atas produk atau jasa. Namun
demikian,keduanya memiliki perbedaan dalam proses penggunaanya.
1. Perbedaan Pendekatan Kardinal dan Ordinal dalam Tabel
Perbedaan utama Kardinal Ordinal
Dipromosikan Neo-Klasik-Ekonom
Ekonomi Klasik
oleh Modern
15
Pendekatan utilitas ordinal menegaskan bahwa utilitas tidak dapat di
hitung, melainkan hanya dapat di bandingkan oleh karena hal inilah
pendekatan ini di istilahkan juga dengan (ordinal approach), yaitu dengan
menggunakan konsep kurva indeferen ( indeferance curve ) dan garis
anggaran (budget time).
16
BAB III
ANALISIS
17
BAB IV
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3892155/jika-tarif-ojek-online-melonjak-
jumlah-penumpang-bakal-turun-71-persen di akses pada tanggal 17 Oktober 2019
https://owlcation.com/social-sciences/How-Do-Income-Effect-Substitution-
Effect-and-Price-Effect-Influence-Consumers-Equilibrium di akses pada tanggal
11 Oktober 2019
19