DISUSUN OLEH :
10251 / 35 / 1 TPHP3
DISUSUN OLEH :
10251 / 35 / 1 TPHP3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang mana karena rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan tuntas.
Tugas ini saya susun dan di peruntukan guru mata pelajaran produktif TPHP
untuk memenuhi syarat penilaian mata pelajaran produktif.
Saya berharap tugas yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan khususnya bagi saya penyusun pribadi.
Amin…
Penyusun
10251
Latar Belakang
Semua bahan pangan mudah rusak dan ini berarti bahwa dalam jangka
waktu penyimpanan tertentu, ada kemungkinan untuk membedakan antara
bahan pangan segar dengan bahan pangan yang telah disimpan selama jangka
waktu tertentu. Perubahan yang terjadi adalah suatu kerusakan. Meskipun
demikian sebagian makanan akan menjadi lebih tua atau matang setelah dikemas
dan memang ada perbaikan dalam waktu singkat tetapi kemudian diikuti dengan
kerusakan.
Tuntutan bahan pangan oleh manusia semakin hari semakin meningkat, baik
jumlah maupun mutunya. Di pihak lain produk produktivitas tanaman pertanian
waktunya sangat terbatas, terbatasi oleh musim atau keadaan alam sehingga
produksinya hanya dapat diperoleh pada waktu tertentu saja. Pada waktu
manusia dihadapkan pada persoalan seperti ini berbagai upaya ditempuh dalam
rangka menyeimbangkan antara keperluan pangan dengan ketersediaan
bahan pangan yang ada. Cara yang paling tepat dan praktis untuk memecahkan
persoalan tersebut adalah dengan menyimpan hasil pertaniannya.
Pada makalah ini, kami membahas tentang studi penggudangan salah satu
hasil pertanian yaitu beras di Bulog. Dimana beras merupakan salah satu bahan
pertanian yang mudah rusak. Oleh karena itu, beras harus ditangani secara baik
dalam hal penyimpanan serta penggudangannya, agar mutu dapat dipertahankan.
Tujuan :
Manfaat :
Pergudangan Indonesia
Sistem pergudangan nasional merupakan cara atau upaya yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap kegiatan pergudangan nasional (yang meliputi perizinan
usaha, penetapan lokasi dan pendirian gudang, administrasi gudang, fungsi
gudang dan / atau ruangan, kegiatan perusahaan jasa pergudangan) dalam rangka
meningkatkan kelancaran arus barang(Anonim, 2002).
Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan
tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk dipakai khusus sebagai
tempat penyimpanan barang-barang perniagaan, dan memenuhi syarat-syarat
lain yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan (sesuai UU No. 11 Tahun 1965
tentang Pergudangan).
Jenis Gudang
1. Gudang Umum yaitu gudang yang digunakan untuk kepentingan umum (Public
Warehouse);
Gudang berbentuk Tangki dan Silo adalah gudang atau tempat atau ruangan yang
pada umumnya digunakan untuk menyimpan/menimbun barang berbentuk cair
dan gas, misalnya : minyak goreng, minyak tanah, bensin, gas dan lain-lain.
Gudang mempunyai fungsi multi dimensi antara lain sebagai tempat menyimpan
sementara, sebagai penyanggah (buffer stock), tempat sortasi, tempat
pengepakan (packaging), labeling dan lain-lain. Fungsi gudang disamping sebagai
fungsi tersebut di atas, maka sesuai dengan perkembangan usaha khususnya
dibidang komoditi pertanian maka gudang dapat difungsikan sebagai penjaminan
pembiayaan yaitu pemilik gudang menerbitkan Tanda Terima Gudang (warehouse
receipt system) untuk barang milik orang lain yang disimpan digudangnya. Tanda
Terima Gudang ini dapat dijadikan sebagai agunan dalam pengajuan kredit ke
bank. Melalui fungsi ini, pemanfaatan gudang dapat lebih efektif, sehingga
distribusi barang dari gudang hanya dilakukan sekali saja yaitu kepada end – user,
sehingga sangat menghemat opportunity – cost dan distribution / transportation
cost.
Di samping itu gudang mempunyai peranan yang cukup besar dalam menunjang
kegiatan industri dan perdagangan, yaitu dalam kegiatan produksi dan
pendistribusian barang. Tetapi penataan keberadaan gudang belum sebagaimana
yang diharapkan, karena penanganannya masih terpisah-pisah antar sektor sesuai
dengan kebutuhan "ad – hock", untuk itu agar keberadaan gudang dapat lebih
berperan dalam menunjang kegiatan produksi dan kelancaran arus distribusi
barang harus ditangani secara terintegrasi yang penanganannya antara lain
meliputi :
1. Kegiatan usaha jasa pergudangan, antara lain jenis jasa apa saja;
Saat ini gudang memiliki arti luas dan lebih dari sekedar tempat
penyimpanan saja. Gudang itu sendiri tidak menambah nilai barang secara
langsung, tidak ada perubahan citarasa, bentuk, kemasan, dll. Intinya tidak ada
kegiatan proses operasi pada barang, yang ada adalah aktifitas transportasi
barang dari satu tempat ke tempat lainnya, itu secara umum kegiatan di Gudang.
1. Administrasi.
2. Penerimaan barang.
3. Penyimpanan barang.
5. Pengeluaran barang.
Aktifitas ini saling terkait, dan secara personalia harus dikepalai oleh satu
orang, semisal Kepala bagian, Supervisor atau semacamnya. Tiap kepala bagian
diharuskan menguasai pengendalian pada bagiannya, pengendalian yang harus
dilakukan :
1. Pengendalian Operasional
2. Pengendalian Biaya
3. Pengendalian Personalia
(Romail, 2009).
Lantai ditutup dengan ubin dari bahan galian (quarry tiles). Ubin ini harus
dipasang serapat mungkin satu sama lainnya, karena jika terbentuk celah yang
lebar antar ubin, kotoran dan gemuk (pelumas) akan terakumulasi. Yang juga
penting adalah pada sudut-sudut lantai dengan dinding harus dipasang lekukan
ubin dengan radius sekurang-kurangnya 2 cm (Gaman dan Sherrington, 1992).
Pemasangan ubin pada dinding memberi banyak keuntungan. Tetapi ubin bukan
perlengkapan yang keras (hard-wearing) sehingga mudah rusak dan memiliki
kecenderungan mudah lepas dari dinding jika terkena panas yang tinggi, misalnya
dibelakang tempat pemanggangan dan oven. Pada daerah ini lebih baik dipasang
pelapis logam pada dinding, sejauh lapisan tersebut rapat, untuk mencegah
berbagai binatang kecil bersarang dibelakangnya. Di semua bagian yang lebih
tinggi, dindingnya dilapisi dengan perekat yang bagus dan keras kemudian dilapisi
dengan cat “High gloss” untuk membentuk permukaan yang bagus yang mudah
dibersihkan.
b. Jenis-jenis Gudang
c. Konstruksi Gudang
d. Bentuk Gudang
e. Keamanan Gudang
f. Pelaksanaan penyimpanan
g. Aliran di Gudang
h. Pengelola Gudang
Beras
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam.
Sekam (Jawamerang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan
'lemma' (bagian yang menutupi).
Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk
denganlesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari
isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan
hitam, yang disebut beras(Wikipedia, 2011).
Beras banyak digunakan sebagai bahan makanan olahan lainnya selain nasi,
seperti berondong, rangginang, atau tepung beras yang dijadikan kue atau
pangan lainnya. Dalam beras terkandung beberapa zat yang bermanfaat bagi
tubuh kita. Berikut inikandungan beras yang bermanfaat bagi tubuh kita:
Seperti bentuk bulir palawija lainnya, kandungan terbesar dari beras ini
sekitar 80-85% adalah pati. Di dalam pati ini ada dua jenis polimer karbohidrat,
yaitu:
· Amilosa, pati yang susunannya tidak bercabang. Bisa kita lihat pada
beras pera, yang kandungan amilosanya lebih banyak berasnya terpisah-pisah.
2. Protein
3. Vitamin
5. Air
Air yang tekandung dalam beras berfungsi sebagai pelumas berbagai sendi,
katalisator metabolisme tubuh, membentuk sel baru, memelihara dan mengganti
sel yang rusak, melarutkan dan membawa nutrisi ke seluruh tubuh, meredam
benturan bagi organ vital, dan untuk menstabilkan suhu tubuh.
(Ahira, 2010).
Mineral
Air yang tekandung dalam beras berfungsi sebagai pelumas berbagai sendi,
katalisator metabolisme tubuh, membentuk sel baru, memelihara dan mengganti
sel yang rusak, melarutkan dan membawa nutrisi ke seluruh tubuh, meredam
benturan bagi organ vital, dan untuk menstabilkan suhu tubuh.
BERAS
Beras merupakan salah satu bahan makanan utama dalam kehidupan kita.
Komposisi nasi (beras) sebagai makanan yang kita konsumsi setiap hari begitu
dominan, yaitu sekitar 70%. Ketersediaan makanan ini senantiasa dibutuhkan
oleh tubuh kita untuk meningkatkan kualitas kesehatan sekaligus hidup kita.
Siapa pun tanpa kecuali sangat berkepentingan dengan beras yang tahan lama,
terutama mereka yang sering membelinya dalam jumlah banyak demi mengirit
waktu belanja. Yang kita lihat selama ini, mayoritas konsumen kurang memahami
benar. Mereka cenderung merasa cukup puas dengan pola penyimpanan beras
secara konvensional. Pokoknya asal tidak melebihi kurun waktu tertentu menurut
ukuran tradisi lingkungan setempat.
Seandainya kita paham, sebenarnya daya tahan beras bisa diperpanjang. Untuk
itu, simak beberapa panduan singkat tentang menyimpan beras sebagai berikut:
1. Pastikan dulu bahwa beras yang akan kita simpan sebagai persediaan
merupakan beras baru dan berkualitas. Jika tidak, cara penyimpanan apapun yang
kita lakukan senantiasa tidak akan mendapatkan hasil yang optimal jika ternyata
beras yang kita simpan tergolong beras yang tidak baik.
2. Jaga suhu tempat penyimpanan. Jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin
(lembab). Suhu yang tidak stabil ini menjadi pemicu timbulnya bau apek maupun
serangga pada beras. Hasilnya, walaupun masih layak dikonsumsi, bau yang
ditimbulkannya terkadang mengurangi selera makan kita.
3. Pastikan pula tempat penyimpanan beras tahan karat atau tidak. Sebab,
tempat penyimpanan yang mudah karat akan mempengaruhi kualitas beras yang
kita simpan.
4. Jangan kita menyimpan beras terlalu lama. Sebab, beras yang disimpan terlalu
lama akan mudah dimakan kutu. Kutu beras ini memang seringkali membuat kita
pusing. Oleh sebab itu, simpan beras menurut persediaan secukupnya dengan
rentang waktu yang tak terlalu lama.
6. Kita bisa saja menggunakan “High-Voltage Electric Pulses”, sejenis alat untuk
mensterilkan kutu/kuman beras atau pencegah beras busuk seperti yang
dilakukan masyarakat Jepang.
Beras jenis apapun tidak akan menjamin bebas dari serbuan kutu dan kuman.
Kehadiran kuman atau kutu pun bisa mengubah komposisi beras, antara lain
dengan menghasilkan enzim yang aktif menghidrolisis zat karbohidrat. Selain itu,
menghidrolisis lemak dan protein yang masing-masing mengakibatkan beras
menjadi busuk. Dengan panduan di atas, setidaknya kita tahu tentang menyimpan
beras dengan lebih baik. Selama mencoba
Salah satu cara untuk mempertahankan agar beras tetap dalam keadaan
baik sebelum dijual yaitu dengan penyimpanan. Yang perlu dipertimbangkan
dalam perawatan beras yaitu kualitas beras, alat pengemas, dan faktor
lingkungan. Kesalahan dalam melakukan penyimpanan beras dapat
mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya jamur, dan serangan serangga,
binatang mengerat dan bahkan yang sering kita alami yaitu timbulnya serangan
kutu beras. Tentunya itu semua akan dapat menurunkan mutu beras (Saripudin,
2010).
5. jika keadaan point 1 – 4 sudah disiapkan, beras yang sudah kering dan bersih
dicurahkan langung ke dalam lumbung penyimpanan tersebut
7. periksa kondisi beras paling tidak satu atau dua hari sekali, apakah beras
yang disimpannya terkena serangan hama serangga atau tidak, disamping juga
untuk memeriksa kadar airnya.
Kalau dengan cara kemasan, yang kemudian disimpan dalam gudang ada
beberapa kemasan yaitu:
1. Kemasan Karung
Jika beras akan disimpan dalam karung, ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dari karung yang akan digunakan untuk menyimpan beras tersebut
yaitu:
3) kemasan karung harus kuat, dapat menahan tumpukan dan melindungi fisik
dan tahan terhadap goncangan serta dapat mempertahankan keseragaman.
Selama penyimpanan beras dalam karung yang ditaruh pada gudang selain
adanya serangan jamur, sering pula diserang hama serangga gudang yang
berbentuk larva (ulat).
2. Kemasan Plastik
2) Gunakan balok kayu dan papan yang kering untuk mengganjal tumpukan
kemasan beras.
3) Sebelum beras dimasukkan kedalam kemasan plastik, cek atau periksa kadar
air beras, apakah kadar airnya sudah 14% atau dibawahnya, karena daya simpan
beras dipengaruhi pula oleh kadar air yang terkandung dalam beras
6) Jika disimpan dalam gudang cukup luas, setiap jenis berat dalam tumpukan
disusun dalam blok-blok yang terpisah.
Mengemas beras dengan karung super IRRI, masih jarang digunakan orang petani
padahal bisa tahan lama atau dapat memperpanjang masa kecambah benih untuk
masa tanam hingga mencapai 12 bulan. Selain itu dapat
mengendalikan hama serangga dgudang tanpa menggunakan insektisida dan
dapat mempertahankan persentase beras kepala agar tetap tinggi, seringkali
sampai 10% lebih tinggi dibanding cara tradisional. Hal tersebut karena “karung
super IRRI” dapat mengurangi aliran oksigen ataupun uap air ke udara luar. Jika
ditutup dengan baik, respirasi (penguapan) beras dapat ditekan. Dengan
terjadinya pengurangan tingkat oksigen ini maka akan dapat menekan daya hidup
serangga. Selain itu, stabilitas pengendalian kandungan air beras didalam karung
menjaga tingkat kebasahan dan kekeringan dari beras. Stabilitas ini mengurangi
pecahnya beras sehingga persentase beras kepala dapat tetap tinggi ketika
digiling.
1. Faktor internal
Kerusakan akibat penyosohan beras yang kurang bersih, bekatul yang kaya
lemak dan masih menempel pada beras mengalami oksidasi oleh udara dan enzim
menghasilkan senyawa asam lemak yang berbau tengik sehingga beras menjadi
bau apek. Kerusakan ini disebut kerusakan mikrobiologis.
2. Faktor eksternal
2. Usahakan bangunan dan wadah beras kedap air. Lokasi bebas banjir dan
drainase bagus.
2) Singkirkan dan bakar sampah (debu, beras lama/ tua, jerami) dari tempat
penyimpanan
3) Keretakan dan lubang pada lantai, dinding dan atap bangunan mesti
diperbaiki. Tikus dan serangga senang masuk lubang tersebut.
7) Bersihkan wadah dan karung kemasan. Karung dapat disterilkan dengan air
panas atau freezer.
8) Gunakan pestisida hanya bila sangat diperlukan dan tersedia SDM terampil.
Kesimpulan
1. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan
tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk dipakai khusus sebagai
tempat penyimpanan barang.
3. Salah satu cara untuk mempertahankan agar beras tetap dalam keadaan baik
sebelum dijual yaitu dengan penyimpanan dalam gudang (penggudangan).
4. Cara penyimpanan berasa ada dua macam yaitu penyimpanan curah (bulky)
dan penyimpanan kemasan (packing).
Saran
[ 17 Februari 2011 ].