Anda di halaman 1dari 10

MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK

MENINGKATKAN KREATIFITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS


TEKS RECOUNT
BAGI SISWA KELAS VIII D SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3
SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh : Ayuk Sri Purwani, S.Pd

ABSTRAK

Penelitian Pembelajaran Talking Stick ini untuk meningkatkan kreatifitas


dan belajar siswa bagi kelas VIII D SMP Negeri 3 Sragen pada khususnya.
Kreatifitas siswa yang mencerminkan minat mengalami peningkatan. Kreatifitas
siswa pada siklus I rata-rata 46% pada siklus II meningkat menjadi 70,2%.
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan . Pada kondisi awal rata-rata 60
dan ketuntasan kelas 37,5%, pada siklus I meningkat menjadi rata-rata 70 dan
ketuntasan kelas 45,5%, dan pada siklus II meningkat menjadi rata-rata 80 dan
ketuntasan kelas 84,5%.
Kinerja guru mengalami peningkatan. Kinerja guru pada siklus I rata-rata
2,4 dengan kriteria cukup pada siklus II meningkat menjadi rata-rata 3,4 dengan
kriteria baik.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat di ambil kesimpulan sebagai
berikut :
Guru dapat menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Talking
Stick untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa.
Sekolah perlu mendorong guru untuk melakukan pembelajaran dengan metode
yang bervariasi diantaranya model pembelajaran Talking Stick.
Masih diperlukan penelitian lanjutan dengan subyek penelitian dan materi yang
luas.

Kata kunci : Talking Stick, Kreatifitas, Hasil belajar, Menulis Teks Recount

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam Undang-Undang No. 20
tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau
latihan. Pendidikan mempunyai inti terjadinya interaksi antara pendidik dengan
peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan
Pendidikan. Interaksi Pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan
keluarga,sekolah ataupun masyarakat. Ketiga interaksi itu akan saling mendukung
anak untuk mengembangkan pengalaman pendidikannya.
Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya mendukung
terciptanya manusia yang cerdas dan mampu bersaing di era globalisasi. Selain itu
Pendidikan juga mempunyai peran penting membentuk karakter seorang anak yang
nantinya tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan
melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik sebagai mahluk individu
maupun mahluk social. Dan Pendidikan berkaitan erat dengan bagaimana proses
belajar mengajar yang dilakukan di sekolah, dimana guru mempunyai peran penting
dalam pengelolaan kelas dan guru juga harus mampu memilih atau mencari model
pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran materi menulis teks recount Bahasa
Inggris.
Menulis teks recount yang terjadi di kelas VIII D SMP N 3 Sragen selama ini masih
ada empat indikator yang menunjukkan bahwa kreatifitas siswa
belum baik yaitu : perlu waktu lama untuk memulai pembelajaran menulis, banyak
siswa yang lebih suka berbicara dengan teman daripada belajar menulis, siswa
belum mampu belajar dalam kelompok, hanya siswa yang aktif,dan banyak siswa
yang masih malu dan takut untuk menyampaikan pikirannya kepada siswa
lain.Hasil belajar siswa masih rendah.
Guru sebagai ujung tombak di lapangan mempunyai peranan yang sangat
menentukan dalam peningkatan mutu. Proses pembelajaran yang berpusat pada
guru, dengan menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan
banyak didominasi guru menyebabkan kreatifitas siswa rendah otomatis
berpengaruh terhadap hasil belajar atau ketuntasan belajar siswa.Kesulitan belajar
merupakan hal yang lumrah dialami oleh peserta didik.Sering ditemukan adanya
siswa mengalami kesulitan dalam menulis teks recount . Kondisi ini akan
berdampak kurang bagus terhadap kemajuan belajar anak. Dan dilihat dari hasil
belajar siswa kelas VIII D SMP N 3 Sragen yaitu dengan rata-rata jumlah siswa
yang kurang kreatif dalam pelajaran berjumlah 21 siswa dan jumlah siswa yang
sudah kreatif berjumlah 12 siswa dengan nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 85.
Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Menulis teks
recount adalah 75. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kreatifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran yang ditandai
dengan kreatifitas siswa yang meningkat,sehingga ketuntasan belajar tercapai.
Inilah yang menjadi pemikiran untuk mencari alternative pembelajaran yang
mampu mengubah pola pembelajaran Menulis teks Recount Bahasa Inggris
sehingga tidak membosankan dan merangsang kreatifitas siswa untuk aktif belajar
kelompok dan sosial bahkan mampu menangkap konsep-konsep yang menjadi
tujuan pembelajaran.Untuk itu penulis mencoba menggunakan Model
Pembelajaran Talking Stick. Dengan strategi ini diharapkan dapat meningkatkan
kreatifitas belajar siswa.
Model pembelajaran ini dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang untuk
mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran dengan menggunakan media
tongkat. Dikelas guru menjelaskan materi pelajaran yang ingin disampaikan lalu
memberikan waktu kepada siswa untuk membaca buku paketnya atau mencari
buku-buku referensi lain di perpustakaan sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan,kemudian guru memberikan tongkat, dan tongkat digulirkan dari satu
siswa ke siswa yang lain diiringi music. Jika musik berhenti maka siswa yang
memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan
seterusnya, setelah itu guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban siswa dan
selanjutnya Bersama-sam guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi
pembelajaran tersebut.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
identifikasi masalah sebagai berikut :
Masih rendahnya kreatifitas siswa belajar menulis teks recount.
Guru belum menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Masih rendahnya hasil ulangan harian pada materi menulis teks recount.

Pembatasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan maka dalam
penelitian dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
Penelitian ini hanya dilakukan di SMP Negeri 3 Sragen.
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII D semester genap
SMP Negeri 3 Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kualitas pembelajaran yang dikaji dalam penelitian ini adalah kreatifitas dan hasil
belajar siswa.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah (Identifikasi Masalah dan Pembatasan
Masalah ) di atas , maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan:
Apakah penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan
kreatifitas belajar menulis teks Recount bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 3
Sragen Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
Apakah penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil
belajar menulis teks recount bagi Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 3 Sragen
Semester Genap Tahun 2017/2018?

Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran Talking Stick bagi siswa kelas VIII D semester
genap SMP Negeri 3 Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018

KAJIAN TEORI guru dalam proses pembelajarannya


Pengertian Talking Stick menggunakan sebuah tongkat yang
Menurut Bahasa, talking berarti dipergunakan siswa untuk alat estafet
berbicara sedangkan stick berarti pada waktu mereka menyanyi bersama
tongkat. Maka dapat disimpulkan dan secara estafet bergulir tongkat itu
model pembeajaran Talking Stick sampai semua siswa ikut memegang
adalah model pembelajaran dimana tongkat tersebut.
Ketika tongkat tersebut berhenti pada 7) Guru bersama-sama siswa
salah satu siswa, dialah yang harus menyimpulkan materi
menjawab pertanyaan yang telah pembelajaran.
disediakan. Jika siswa tersebut tidak 8) Evaluasi
bisa menjawab atau siswa dapat 9) Penutup
menjawab maka siswa tidak akan a. Kelebihan model pembelajaran
mendapat point atau mendapatkan Talking Stick
point dari pertanyaan yang mereka Kelebihan model
jawab.Cara menghentikan tongkat pembelajaran Talking Stick menurut
tersebut bisa lagu yang dinyanyikan Sri Widayati (2011:25) antara lain:
sampai selesai, bisa juga guru 1) Dapat menciptakan suasana yang
menghentikan tongkat tersebut menyenangkan, sehingga siswa
sebelum lagu berakhir. enjoy, mandiri dan bisa belajar
Langkah-langkah model dengan baik, sehingga siswa
pembelajaran Talking Stick termotivasi dan senang untuk
Langkah-langkah model pembelajaran mengikuti pelajaran serta dapat
Talking Stick menurut Agus Suprijono menguasai materi pelajaran.
(2009:109) adalah sebagai berikut: 2) Belajar sambil bernyanyi, model
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat pembelajaran ini dapat dipakai
2) Guru menyampaikan materi pada dua mata pelajaran yaitu
pokok yang akan dipelajari, pada pelajaran bernyanyi dan pelajaran
saat menjelaskan guru dapat yang dipakai.
melakukan tanya jawab. 3) Siswa termotivasi untuk kreatif
3) Kemudian guru memberikan dalam berbagai macam lagu.
kesempatan kepada siswa untuk Pembahasan di atas dapat dipahami
membaca buku paket atau buku- bahwa pembelajaran dengan model
buku referensi lain di talking stick dapat meningkatkan
perpustakaan. kreatifitas dan hasil belajar siswa
4) Setelah selesai membaca buku untuk selalu siap dalam mengikuti
dan mempelajarinya guru proses pembelajaran dan suasana
mempersilakan siswa menutup belajar sambal bernyanyi membuat
bukunya. siswa kreatif dan gembira , dimana
5) Guru mengambil tongkat dan siswa dapat membangun sendiri
memberikan kepada siswa, siswa pengetahuannya, menemukan
diajak untuk bernyanyi Bersama- pengetahuan dan ketrampilan
sama sambal belajar. Hakekat Belajar Menulis
6) Setelah itu tongkat bergulir pada Bahasa Inggris
semua siswa , apabila guru Menurut Nunan
berkata stop atau berhenti maka “Writing refers to both physical and a
siswa yang membawa tongkat mental act. At the most basic
harus menjawab pertanyaan dari level,writing is the physical act of
guru.Demikian seterusnya sampai committing words or ideas to some
sebagian siswa atau semua siswa medium, whether it is hieroglyphics
mendapat bagian untuk menjawab inked into parchment or an email
setiap pertanyaan guru. message typed into a computer. On the
other hand , writing is the mental work
of inventing ideas, thinking about how 1) Turut serta dalam
to express them, and organizing them melaksanakan tugas belajarnya.
into statements and paragraph that will 2) Terlibat dalam pemecahan
be clear to a reader”.( Sokolik in masalah.
Nunan 2003.p 88) 3) Bertanya kepada siswa lain
atau kepada guru apabila tidak
METODE PENELITIAN memahami persoalan yang
Penelitian ini dilakukan di dihadapinya.
SMP Negeri 3 Sragen ,alamat Jl. 4) Berusaha mencari berbagai
Jendral Gatot Subroto No. 57 Sragen, informasi yang diperlukan untuk
Tahun Pelajaran 2017/2018 semester memecahkan masalah.
genap pada kelas VIII D. Penelitian ini c. Dokumentasi
direncanakan setelah hasil dari proses Dokumentasi adalah catatan kejadian
belajar mengajar dirasakan adanya yang sudah lampau yang dinyatakan
masalah (kurang memuaskan) dalam bentuk, lisan, tulisan dan karya
Penelitian ini dilaksanakan bentuk ( Satori, 2011 :148).
selama lima bulan mulai bulan Januari Dokumentasi dapat dilaksanakan
sampai bulan Mei 2017 dan dilakukan dengan :
secara bertahap dari tahap persiapan, 1) Pedoman dokumentasi yang
penelitian dan penyelesaian. memuat garis-garis besar atau kategori
yang akan dicari datanya.
Teknik Pengumpul Data 2) Check-list, yaitu daftar
Teknik pemgumpulan data variable yang akan dikumpulkan
yang digunakan pada penelitian ini datanya.
adalah tes tertulis, observasi dan Dalam hal ini peneliti tinggal
dokumentasi. memberikan tanda atau tally setiap
pemunculan gejala yang dimaksud
Tes (Arikunto,2006:158-159).
Tes adalah serentetan pertanyaan atau Dokumentasi pada penelitian ini yaitu
latihan alat lain yang digunakan untuk hasil tes siswa yang dianalisis meliputi
mengukur ketrampilan, pemgetahuan nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata
dan intelegensi kemampuan atau bakat dan ketuntasan dalam prosentasi.
yang dimiliki oleh individua tau
kelompok ( Suharsimi Arikunto, 1996: Alat Pengumpul Data
29). Dilakukan sebelum dan sesudah a. Butir soal tes
tindakan dilaksanakan. Instrumen ini yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam
Observasi menulis paragraph.
Observasi merupakan Teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan menggunakan format
observasi terhadap perilaku yang b. Lembar Observasi
diselidiki. Dalam hal ini pengamatan Merupakan lembar pengamatan
dilakukan pada kreatifitas siswa yaitu menggunakan Teknik penilaian yang
: berisi pernyataan yang sesuai dengan
tingkah laku tentang kreatif siswa dianalisis, tahap selanjutnya adalah
dalam pembelajaran. melakukan reduksi data.
1) Observasi terhadap siswa
dilakukan oleh peneliti. Reduksi Data
Tabel 3. 2 Lembar Observasi Siswa Reduksi data adalah proses
NO NAMA SISWA Aspek penggabungan dan penyeragaman
yang dinilai segala bentuk data yang diperoleh
menjadi satu bentuk tulisan (script)
Keterangan : yang akan dianalisis (Herdiansyah,
1.Siswa kreatif dalam kegiatan 2012: 165).
kelompok
2.Siswa segera menyiapkan alat Display Data
belajar, buku, kamus dll Setelah semua data diformat
3.Siswa tunjuk jari saat diminta berdasarkan instrument pengumpulan
mengerjakan tugas data telah berbentuk tulisan (script),
4.Siswa berani bertanya. langkah selanjutnya adalah melakukan
display data. Display data dilakukan
Analisis Data dengan cara menampilkan data
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini penting secara lebih sederhana dan
analisis yang digunakan secara bermakna dalam bentuk narasi, tabel
deskriptif kualitatif. Analisis grafik atau bagan. Penyajian data
deskriptif kualitatif dilakukan dengan dilakukan dalam rangka pemahaman
metode alur yaitu data dianalisis sejak terhadap sekumpulan informasi yang
tindakan pembelajaran dilakukan, memeberi kemungkinan adanya
dikembangkan selama proses penarikan kesimpulan.
pembelajaran. Menurut Miles dan
Huberman dalam (Herdiansyah, 2012: Kesimpulan / verifikasi
164) Teknik analisis data model Kesimpulan berisi tentang pernyataan
interaktif terdiri atas empat tahap yang singkat dan tepat hasil temuan
harus dilakukan yaitu pengumpulan penelitian yang memberikan
data, reduksi data, display data dan penjelasan dari jawaban pernyataan
kesimpulan/ verifikasi. penelitian yang diajukan.

Pengumpulan Data Indikator Keberhasilan


Proses pengumpulan data dilakukan 1. Penilaian (Observasi) pada
sebelum penelitian, pada saat akhir siklus mencapai minimal 85%.
penelitian, dan bahkan di akhir 2. Penelitian Kognitif
penelitian. Intinya adalah proses (berdasarkan tes) rata-rata pada akhir
pengumpulan data pada penelitian siklus minimal 85%
kualitatif tidak memiliki segmen atau 3. Ketuntasan belajar secara
waktu tersendiri, melainkan sepanjang klasikal minimal mencapai 85%.
penelitian yang dilakukan proses
pengumpulan data dapat dilakukan HASIL PENELITIAN
ketika peneliti telah mendapatkan data
yang cukup untuk diproses dan Kondisi Pra Penelitiam
Kondisi awal pada penelitian ini Observasi Terhadap Siswa
adalah nilai rata-rata ulangan harian Berdasarkan hasil observasi terhadap
rendah yang dicapai siswa kelas VIII siswa diuraikan bahwa siswa belum
D SMP N 3 Sragen Semester Genap Kreatif terlibat apersepsi dalam
yaitu rata-rata 60 dengan jumlah siswa pembelajaran dan berjumlah 12 siswa
yang tuntas sebanyak 37,5% padahal atau 37,5% siswa Kreatif dalam
KKM di sekolah adalah 75. Jadi masih memecahkan masalah 9 siswa atau
62,5% dari jumlah 33 siswa yang 28,125 % siswa kreatif bertanya
belum memenuhi kriteria ketuntasan kepada teman dan guru ada 8 atau 25%
belajar (KKM). Oleh karena itu, untuk siswa Kreatif dalam mencari informasi
meningkatkan kreatifitas dan hasil untuk memecahkan masalah 3 siswa
belajar siswa, penulis menerapkan atau 9,375%. Dengan demikian target
model pembelajaran Talking Stick di belum mencapai indicator.
dalam proses belajar mengajar
sehingga kreatifitas belajar meningkat Deskripsi Hasil Sikuls 2
dan ketuntasan belajar dapat tercapai Penelitian ini didesain sebagai
penelitian tindakan kelas, dengan
Selanjutnya hasil analisis awal tahapan atau langkah-langkah
tersebut dijadikan bahan refleksi untuk perencanaan, pelaksanaan tindakan,
melakukan perbaikan pembelajaran observasi, dan refleksi yang
melalui penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara sistematis dan
dengan melakukan variasi metode berdaur sebagai berikut :
pembelajaran yaitu penerapan model Pelaksanaan Tindakan Siklus
pembelajaran talking stick sehingga II Pertemuan Pertama
diharapkan dapat meningkatkan Pelaksanaan, pembelajaran
kreatifitas dan hasil belajar menulis disesuaikan dengan perencanaan yang
teks recount . telah dibuat dan dalam kegiatan siklus
II dilaksanakan 2 x pertemuan yaitu
Deskripsi Hasil Sikuls 1 tanggal 01 dan 08 Maret 2018. Untuk
Penelitian ini didesain sebagai pertemuan pertama dilaksanakan
penelitian tindakan kelas dengan tanggal 01 Maret 2018
tahapan atau langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan tindakan , Pelaksanaan tindakan siklus II
observasi, dan refleksi yang pertemuan kedua berdurasi 2 x 40
dilaksanakan secara sistematis dan menit yang dilaksanakan pada tanggal
berdaur sebagai berikut: 8 Maret 2017 dengan rincian sebagai
Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 berikut :
Pertemuan Pertama Kegiatan awal : guru
Pelaksanaan pembelajaran menyampaikan apersepsi, memberi
disesuaikan dengan perencanaan yang motivasi awal pada siswa untuk
telah dibuat dan dalam kegiatan siklus sungguh-sungguh dalam belajar,
1 dilaksanakan 2 x pertemuan yaitu 8 menyampaikan tujuan pembelajaran.
dan 15 Februari 2018. Guru membagi siswa dalam 4
kelompok, dari 33 siswa yang ada
maka terbentuk 4 kelompok.
Kegiatan inti : guru meninjau yang dideskripsikan dalam bentuk
pelajaran sebelumnya tentang jenis grafik sebagai berikut:
pertanyaan, ya / tidak ada pertanyaan
dan pertanyaan Wh dan kegiatan di
masa lalu.Guru meminta siswa
beberapa verba pada saat ini dan
mengubahnya ke dalam bentuk lisan
masa lalu.Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran hari itu. Siswa
mendengarkan penjelasan guru.
Kemudian siswa menerima lembar
kerja, kemudian guru mengambil
tongkat dan memberikan pada siswa Berdasarkan tabel diatas, peningkatan
untuk bernyanyi Bersama-sama hasil belajar siswa dapat diuraikan
sambal belajar, tongkat digulirkan sebagai berikut :
,apabila guru berkata stop atau lagu a. Pada kondisi awal secara
selesai, siswa yang memegang tongkat individu nilai terendah 53, nilai
menjawab pertanyaan dari guru, tertinggi 91, dan rata-rata 60.
Demikian dan seterusnya sampai Kemudian berdasarkan nilai KKM 75
sebagian atau semua siswa mendapat maka siswa yang sudah mencapai
bagian untuk menjawab pertanyaan batas tuntas 12 siswa atau 36,4%.
dari guru. b. Pada siklus I secara individu
nilai terendah 55, nilai tertinggi 85,
PEMBAHASAN dan rata-rata 70. Kemudian
Perbandingan peningkatan kreatifitas berdasarkan nilai KKM 75 maka siswa
belajar siswa siklus I dengan siklus II yang sudah mencapai batas tuntas
disajikan dalam bentuk tabel sebagai 15 siswa atau 45,5%.
berikut : c. Pada siklus II secara individu
nilai terendah 65, nilai tertinggi 90,
dan rata-rata 80. Kemudian
berdasarkan nilai KKM 75 maka siswa
yang sudah mencapai batas tuntas 28
siswa atau 84,5 %. Dengan demikian
hasil belajar siswa sudah mencapai
indicator keberhasilan.

Model pembelajaran Talking Stick


untuk meningkatkan kreatifitas dan
hasil belajar menulis teks Recount
Kesimpulan penelitian ini dapat diajukan saran
Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut :
dan pembahasan yang telah diuraikan Guru dapat menerapkan
maka dalam penelitian ini diperoleh pembelajaran menggunakan model
kesimpulan sebagai berikut : pembelajaran Talking Stick untuk
Kreatifitas siswa yang meningkatkan kreatifitas dan hasil
mencerminkan minat mengalami belajar siswa.
peningkatan. Kreatifitas siswa pada Sekolah perlu mendorong guru
siklus I rata-rata 46% pada siklus II untuk melakukan pembelajaran
meningkat menjadi 70,2%. dengan metode yang bervariasi
Hasil belajar siswa mengalami diantaranya model pembelajaran
peningkatan . Pada kondisi awal rata- Talking Stick.
rata 60 dan ketuntasan kelas 37,5%,
pada siklus I meningkat menjadi rata- Bagi peneliti masih diperlukan
rata 70 dan ketuntasan kelas 45,5%, penelitian lanjutan dengan subyek
dan pada siklus II meningkat menjadi penelitian dan materi yang luas.
rata-rata 80 dan ketuntasan kelas
84,5%.
Kinerja guru mengalami
peningkatan. Kinerja guru pada siklus
I rata-rata 2,4 dengan kriteria cukup
pada siklus II meningkat menjadi rata-
rata 3,4 dengan kriteria baik.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang
telah disampaikan maka dalam
DAFTAR PUSTAKA

Calhoun Emily, Weil Marsha, Joyce Bruce. 2011. Models Of Teaching :

Model-model Pengajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Slavin, Robert. 2010. Coperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Hasnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad

21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Ciawi – Bogor:

Ghalia Indonesia.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang- ruang Kelas. Jakarta:

Grasindo

Suharsini Arikunto dkk, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Anda mungkin juga menyukai