Anda di halaman 1dari 2

5 ACARA ADAT DI INDONESIA

Pasola (Nusa Tenggara Timur) Ngaben (Bali)

Dalam upacara tradisional Indonesia ini, akan Kegiatan ini merupakan upacara pembakaran
ada dua kelompok yang melakukan “perang- atau kremasi jenazah umat Hindu di Bali.
perangan”. Setiap kelompok yang terdiri atas Untuk melaksanakan upacara Ngaben ini,
lebih dari 100 pemuda itu “berperang” keluarga dari jenazah tersebut akan membuat
dengan bersenjatakan tombak dari kayu yang “bade dan lembu” untuk tempat jenazah yang
ujungnya tumpul, dan juga mengenakan baju akan dibawa. Tempat tersbeut dibuat dari
perang dalam adat mereka. Pada bulan kayu dengan model yang sangat megah,
Februari atau Maret setiap tahunnya, upacara dibantu oleh masyarakat sekitarnya.
ini akan digelar untuk menyampaikan doa Kemudian, jenazah pun di arak, dan terakhir
kepada Tuhan, agar panen mereka pada tahun dibakar bersamaan dengan tempat tersebut,
itu bisa berhasil. dalam sebuah ritual khusyuk.

Dugderan (Jawa Tengah)

Upacara ini digelar untuk menandai datangnya bulan puasa Ramadhan. Tapi, karena hanya
diadakan oleh masyarakat Semarang, maka upacara Dugderan ini pun jadi semacam upacara
tradisional. Kata “dugderan” sendiri berasal dari perpaduan bunyi bedug dengan meriam
bambu yang memang identik dengan bulan puasa. Upacara ini dilaksanakan tepat sehari
sebelum puasa pertama dilaksanakan, mulai dari pagi hingga sore hari menjelang senja.
Dalam upacara tradisional Indonesia ini, masyarakat menggelar “warak ngendok”, atau
mengarak binatang jadi-jadian yang bertubuh kambing, berkepala naga dan berkulit sisik
emas. Binatang rekaan ini dibuat dari kertas warna-warni. Selain itu, juga digelar pasar
rakyat, atraksi drumband, pawai pakaian adat tradisional nusantara, hingga penampailan
berbagai kesenian khas Kota Semarang, yang digelar selama sepekan sebelumnya.
Rambu Solo dan Mapasilaga Tedong Tabuik (Sumatera Barat)
(Sulawesi Selatan)

Rambu Solo juga merupakan upacara Upacara yang satu ini sebenarnya lebih
kematian, yang diwarisi oleh masyarakat berkaitan dengan religi, berdasarkan
Toraja secara turun temurun. Keluarga dari kepercayaan umat Islam Tapi hanya
orang yang meninggal akan menggelar ditemukan di Kabupaten Padang Pariaman,
upacara ini sebagai tanda penghormatan Sumatera Barat. Sehingga, menjadi sebuah
terakhir. Kemudian, jenazahnya akan dibawa tradisi yang khas dari daerah tersebut.
ke makam yang terletak di tebing goa, yakni Upacara Tabuik ini digelar sebagai bentuk
pekuburan Londa. Bersamaan dengan itu, peringatan atas kematian anak Nabi
juga dibawa sebuah boneka kayu yang telah Muhammad SAW dalam sebuah perang di
dibuat sebelumnya, yang wajahnya sangat zaman Rasulullah dulu. Dilakukan pada Hari
mirip dengan orang yang telah meninggal itu. Asura setiap tanggal 10 Muharram tahun
Sedangkan, upacara Mapasilaga Tedong Hijriah. Beberapa hari sebelum datangnya
merupakan acara adu kerbau. Selbelumnya, waktu penyelenggaraan upacara ini,
akan diawali dengan parade kerbau, mulai masyarakat akan bergotong royong untuk
dari jenis kerbau jantan, kerbau albino, membuat dua tabuik. Kemudian, pada hari H,
hingga kerbau salepo yang memiliki bercak- kedua tabuik itu di arak menuju laut
bercak hitam di punggungnya. Setelah adu di Pantai Gondoriah. Satu tabuik diangkat
kerbau, maka akan dilanjutkan dengan oleh sekitar 40 orang. Di belakangnya,
prosesi pemotongan kerbau khas adat Toraja, rombongan masyarakat dengan baju
yang disebut Ma’tinggoro Tedong. Dalam tradisional mengiringi, bersamaan dengan
prosesi tersbeut, kerbau harus langsung mati para pemain musik tradisional. Lalu, kedua
dengan sekali tebas. tabuik itupun dilarung ke laut.

Anda mungkin juga menyukai