OSTEOMIELITIS
Disusun Oleh:
Kurnia Junita Sari Risal
111 2018 2037
Pembimbing
dr. Erlin Sjahril, Sp. Rad (K)
Menyetujui,
Pembimbing Penulis
PENDAHULUAN
2. Tulang pendek
Parbandingan tebal dan panjang hampir sama, terdapat pada
pergelangan tangan dan kaki, bentuknya seperti kubus.
A. DEFINISI OSTEOMIELITIS
Osteomielitis adalah inflamasi yang terjadi pada tulang dan
sumsum tulang, infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi
odontogenik. Osteomielitis terbagi menjadi beberapa jenis yaitu akut,
dan kronis yang memiliki gambaran klinis yang berbeda, tergantung
pada sifat alamiah penyakit tersebut.3
Gambar 1. Gambaran osteomielitis
B. ETIOLOGI OSTEOMIELITIS
Penyebab paling sering Staphylococcus, penyebab lain Streptococcus,
Pneumococcus, Salmonella, jamur dan virus.
Infeksi dapat terjadi secara :3
a. Hematogen, dari fokus yang jauh seperti kulit, tenggorok.
b. Kontaminasi dari luar :
- Fraktur terbuka
- Tindakan operasi pada tulang
c. Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya
C. PATOGENESIS
Infeksi dalam sistem muskuloskletal bisa berkembang dalam satu
dari dua cara. Bakteri ditularkan melalui darah dari fokus infeksi yang
telah ada sebelumnya (infeksi saluran pernafasan atas, infeksi
genitourinarius, furunkel) bisa tersangkut di dalam tulang, sinovium
atau jaringan lunak ekstremitas serta membentuk abses. Bakteri bisa
juga mencapai sistem muskuloskletal dari lingkungan luar (luka
penetrasi, insisi bedah, fraktur terbuka). Infeksi hematogen lebih lazim
ditemukan dalam masa kanak-kanak, sedangkan infeksi eksogen lebih
sering ditemukan pada dewasa yang terpapar trauma. 4 Osteomyelitis
akut lebih sering terjadi anak-anak dan sering disebarkan secara
hematogen. Pada dewasa, osteomyelitis umumnya berupa infeksi
subakut atau kronik yang merupakan infeksi sekunder dari luka
terbuka pada tulang dan sekitar jaringan lunak.4
Pada osteomyelitis hematogen akut tulang yang sering terkena
adalah tulang panjang dan tersering femur, diikuti oleh tibia, humerus
radius, ulna, dan fibula bagian tulang yang terkena adalah bagian
metafisis dan penyebab tersering adalah Staphylococcus aureus.5
Predisposisi untuk infeksi pada metafisis dianggap berhubungan
dengan pola aliran darah setinggi sambungan lempeng fiseal metafisis.
Aliran darah yang lamban melalui vena eferen pada tingkat ini
memberikan tempat untuk penyebaran bakteri. Epifisis tulang panjang
mempunyai suplai aliran darah terpisah dan jarang terlibat
osteomyelitis akut. Dengan maturasi, ada osifikasi total lempeng fiseal
dan ciri aliran darah yang lamban dihilangkan. Sehingga osteomyelitis
hematogen pada orang dewasa merupakan suatu kejadian yang tak
lazim.
Pada osteomyelitis, bakteri mencapai daerah metafisis tulang
melalui darah dan tempat infeksi di bagian tubuh yang lain seperti
pioderma atau infeksi saluran nafas atas. Trauma ringan yang
menyebabkan terbentuknya hematoma diduga berperan dalam
menentukan timbulnya infeksi didaerah metafisis yang kaya akan
pembuluh darah. Hematoma tersebut merupakan media yang baik
bagi pertumbuhan bakteri yang mencapai tulang melalui aliran darah.
Di daerah hematoma tersebut terbentuk suatu fokus kecil infeksi
bakteri sehingga terjadi hiperemia dan edema. Tulang merupakan
jaringan yang kaku dan tertutup sehingga tidak dapat menyesuaikan
diri dengan pembengkakan yang terjadi akibat edema dan oleh karena
itu, edema akibat peradangan tersebut menyebabkan kenaikan
tekanan intraseus secara nyata dan menimbulkan rasa nyeri yang
hebat dan menetap, kemudian terbentuk pus, yang semakin
meningkatkan tekanan intraseus didaerah infeksi dengan akibat
timbulnya gangguan aliran darah. Gangguan aliran darah ini dapat
mengakibatkan terjadinya trombosis vaskuler dan kematian jaringan
tulang.6
Mula-mula terdapat fokus infeksi di daerah metafisis, lalu terjadi
hiperemia dan udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa
berekspansi maka tekanan dalam tulang yang hebat ini menyebabkan
nyeri lokal yang hebat. Biasanya osteomyelitis akut disertai dengan
gejala septikemia seperti febris, malaise, dan anoreksia. Infeksi dapat
pecah ke periost, kemudian menembus subkutis dan menyebar
menjadi selulitis, atau menjalar melelui rongga subperiost ke diafisis.
Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang diafisis melalui kanalis
medularis. Penjalaran subperiostal ke arah diafisis, sehingga
menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester. Periost akan
membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang mati tersebut.
Tulang baru yang menyelubungi tulang mati disebut involukrum.
Osteomyelitis selalu dimulai dari daerah metafisis karena pada
daerah tersebut peredaran darahnya lambat dan banyak mengandung
sinusoid. Penyebaran osteomyelitis dapat terjadi;6 (1) penyebaran ke
arah kortek, membentuk abses subperiosteal dan sellulitis pada
jaringan sekitarnya; (2) penyebaran menembus periosteum
membentuk abses jaringan lunak. Abses dapat menembus kulit melalui
suatu sinus dan menimbulkan fistel. Abses dapat menyumbat atau
menekan aliran darah ke tulang dan mengakibatkan kematian jaringan
tulang (sekuester); (3) penyebaran ke arah medula; dan (4)
penyebaran ke persendian, terutama bila lempeng pertumbuhannya
intraartikuler misalnya sendi panggul pada anak-anak. Penetrasi ke
epifisis jarang terjadi.
Tanpa pengobatan, infeksi selanjutnya dapat menyebar ketempat
lain. Penyebaran lokal terjadi melalui struktur trabekula yang porus ke
kortek metafisis yang tipis, sehingga melalui tulang kompakta. Infeksi
meluas melalui periosteum melalui kanal atau saluran haver dan
menyebabkan periosteum, yang tidak melekat erat ke tulang pada
anak-anak, mudah terangkat sehingga terbentuk abses
subperiosteum, terangkatnya periosteum akan menyebabkan
terputusnnya aliran darah ke kortek di bawah periosteum tersebut dan
hal ini semakin memperluas daerah tulang yang mengalami nekrosis.
Penyebaran infeksi ke arah kavum medular juga akan menggangu
aliran darah kebagian dalam kortek tulang. Gangguan aliran darah dari
2 arah ini yaitu dari kavum medulare dan periosteum mengakibatkan
bagian kortek tulang menjadi mati serta terpisah dari jaringan tulang
yang hidup, dan dikenal sebagai sekuestrum. Sekuestrum adalah awal
dari stadium kronik. Infeksi di daerah subperiosteum kemudian dapat
menjalar kejaringan lunak menyebabkan sellulitis dan kemudian abses
pada jaringan lemak. Pus akhirnya akan keluar menuju ke permukaan
kulit melalui suatu fistel.6
Pada tempat-tempat tertentu, infeksi d idaerah metafisis juga dapat
meluas ke rongga sendi dan mengakibatkan timbulnya arthritis septik,
keadaan semacam ini dapat terjadi pada sendi-sendi dengan tempat
metafisis tulang yang terdapat di dalam rongga sendi, seperti pada
ujung atas femur dan ujung atas radius, sehingga penyebaran melalui
periosteum mengakibatkan infeksi tulang kedalam sendi tesebut. Jika
bagian metafisis tidak terdapat di dalam sendi, namun sangat dekat
dengan sendi maka biasanya tidak terjadi arthritis septik dan lebih
sering berupa efusi sendi steril.7 Penyebaran infeksi melalui pembuluh
darah yang rusak akan menyebabkan septikemia dengan manifestasi
berupa malaise, penurunan nafsu makan dan demam. Septikemia
merupakan ancaman bagi nyawa penderita dan dimasa lalu
merupakan penyebab kematian yang lazim.
Pada infeksi yang berlangsung kronik terangkatnya periosteum
menyebabkan timbulnya reaksi pembentukan tulang baru yang di
dalamnya terdapat sekuestrum dan disebut involukrum. Reaksi ini
terutama terjadi pada anak-anak, sehingga disepanjang daerah diafisis
dapat terbentuk tulang baru dari lapisan terdalam periosteum. Tulang
yang baru terbentuk ini dapat mempertahankan kontinuitas tulang,
meskipun sebagian besar bagian tulang yang terinfeksi telah mati dan
menjadi sekuestrum.
Pada bayi, dapat mengenai seluruh tulang dan sendi di dekatnya.
Karena masih adanya hubungan aliran darah antara metefisis dan
epifisis melintasi growth plate, sehingga infeksi dapat meluas dari
metafisis ke epifisis serta kemudian kedalam sendi. Pada anak-anak
biasanya infeksi tidak meluas ke daerah epifisis karena growth plate
dapat bertindak sebagai barier yang elektif, disamping sudah tidak
terdapat hubungan aliran darah langsung antara metafisis dan epifisis.
Sementara pada orang dewasa growth plate yang menjadi penghalang
perluasan infeksi telah menghilang sehingga epifisis dapat terserang,
namun jarang terjadi abses subperiosteum, karena periosteum pada
orang dewasa telah merekat erat dengan kortek tulang. Infeksi yang
luas menyebabkan kerusakan growth plate akan menyebabkan
gangguan pertumbuhan yang serius di kemudian hari.
D. PATOLOGI
Berikut adalah stadium osteomielitis menurut Clerny-mader.7
Jenis Deskripsi
Tipe anatomis
Medullary osteomyelitis
Osteomielitis yang terbatas pada kavitas
medular tulang. Osteomielitis hematogen
Stadium 1 dan infeksi dalam intramedullary rod.
Superficial osteomyelitis
Osteomielitis yang hanya mengenai tulang
kortikal dan biasanya berasal dari inokulasi
Stadium 2 langsung atau focus infeksi yang
berdampingan.
Localized osteomyelitis
Osteomielitis yang biasanya mengenai
Stadium 3 kortikal dan medular tulang. Dalam stadium
ini, tulang tetap stabil karena proses infeksi
tidak mengenai seluruh diameter tulang.
Diffuse osteomyelitis
Stadium 4 Osteomielitis yang mengenai seluruh
ketebalan tulang, menghilangkan stabilitas
as in an infected nonunion
Kelas Fisiologis
A Host Normal (host tidak memiliki faktor
mencurigakan sistemik ataupun lokal)
Bs Systemic compromised
Bl Local Compromised
Gambar 4.
Proyeksi lateral pada tibia terlihat gambaran
sklerotik didiametafisis tibia
Gambar 5.
Proyeksi AP pada tibia terlihat gambaran
s k l e r o t i k d i lateral diametafisis tibia
Gambar 6. Destruksi tulang Phalanx proksimal dan phalanx distal (panah putih). Ada juga
fraktur patologis melalui proksimal phalanx (panah kuning) 18
2. Osteomielitis kronis
Terjadi apa bila :9
1. Pengobatan infeksi terlambat atau tidak adekuat.
2. Ada squester.
3. Terdapat osteomielitis yang kronis sejak dari permulaan,
misalnya pada abses Brodie.
Patologi dan patogenesis
Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang
menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan
yang normal pada tulang. Sekuestrum ini merupakan benda
asing bagi tulang dan mencegah terjadinya penutupan kloaka
(pada tulang) dan sinus (pada kulit). Squestrum diselimuti oleh
involucrum yang tidak dapat keluar atau dibersihkan dari
medula tulang kecuali dengan tindakan operasi. Proses
selanjutnya terjadi destruksi dan sklerosis tulang yang dapat
terlihat pada foto rontgen.10
Pemeriksaan Radiologis
Foto polos rontgen dapat ditemukan adanya tanda – tanda
porosis dan sklerosis tulang, penebalan periost, elevasi
periosteum dan mungkin adanya sequestrum
2. Mandibula
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau
ekstraksi gigi. Namun, infeksi osteomielitis juga dapat
menyebabkan fraktur pada mulut. Infeksi terjadi melalui kanal pulpa
merupakan yang paling sering dan diikuti hygene oral yang buruk
dan kerusakan gigi.12
3. Pelvis
Osteomielitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada
bagian sayap tulang ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka.
Sendi sakroiliaka jarang terjadi. Pada foto terlihat gambaran
destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan
sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi.
Secara klinis sering disertai abses dan fistula. Bedanya dengan
tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih cepat, dan pada
tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi.12
Gambar 14. Radiograph of the os pubis showing an unclear lining of the
symphysis pubis and bony destruction. 19
I. PENATALAKSANAAN
J. KOMPLIKASI
a. Abses tulang
b. Bakteremia
c. Fraktur
d. Selulitis
K. DIAGNOSA BANDING
a. Osteosarcoma
Gambaran radiologik :
Sering pada metafisis tulang panjang. Pembentukan tulang
baru lebih banyak. Adanya infiltrasi tumor. Penulangan
patologis ke jaringan lunak (ossifikasi).15
Destruksi berawal dari medulla lesi radiolusen batas tak
tegas
Stadium dini : Reaksi periosteal lamellar / sunray (gambaran
lamellar atau seperti garis-garis tegak lurus pada tulang yang
merupakan reaksi peristeal).
Lanjut : subperiosteal rusak perluasan ke luar tlng reaksi
periosteal hanya sisanya (Codman triangle)/ tepi yang masih
dapat dilihat.
Kalsifikasi (+)
b. Ewing sarcoma
Gambaran radiologik
Sering pada diafisis tulang panjang.
Lesi destruktif, infiltratif dari daerah medulla (tampak bayangan
radiolusen)
Merusak cortex.
Reaksi periosteal (onion peel appearance).
Massa jaringan lunak yang besar.15
KLINIS INSIDEN
GAMBARAN
RADIOLOGI
Rasa sakit/ nyeri Laki-laki: Akut:
yang memberat, Perempuan - Lesi
eritema, bengkak, (4:1), lebih periosteal
demam, tidak bisa banyak reaction (+)
menggerakkan pada anak- - Lesi osteolitik
lengan atau kaki anak, lebih banyak
eritema lokal, sering - Kortex tulang
ketidakmampuan mengenai lebih tipis
Osteomielitis menahan berat tulang-
badan. Peradangan tulang
low grade/ringan, panjang
adanya tulang yang seperti
mati ( sequestrum ) femur, Kronik:
aposisi tulang baru tibia, - Lesi
dan adanya fistula radius, periosteal
humerus, reaction (-)
ulna, dan - Lesi sklerotik
fibula. lebih banyak
- Kortex tulang
lebih tebal
disertai
penambahan
diameter
tulang.
Nyeri lokak yang Pria : Pembentukan
semakin progresif. Wanita tulang baru lebih
Osteosarkoma Nyeri pada saat (3:2), banyak. Adanya
malam hari. Sering banyak infiltrasi tumor.
terjatuh. Massa terkena Penulangan
edema pada jaringan pada anak- patologis ke
lunak (±) fraktur anak usia jaringan lunak
patologis, dekade ke- (ossifikasi).
keterbatasan gerak 2 Stadium dini :
(ROM), Penurunan kehidupan Reaksi
berat badan, Anemia. periosteal
lamellar /
sunray
(gambaran
lamellar atau
seperti garis-
garis tegak
lurus pada
tulang yang
merupakan
reaksi
peristeal).
Stadium
Lanjut:
subperiosteal
rusak
perluasan ke
luar tlng
reaksi
periosteal
hanya sisanya
(Codman
triangle)/ tepi
yang masih
dapat dilihat.
Nyeri dan terdapat Pria : Lesi destruktif,
benjolan: tegang, Wanita
infiltratif dari
elastis, keras, nyeri (3:2), orang
tekan (+), tumbuh kaukasoid daerah medulla
dengan cepat dan lebih
(tampak
Ewing Sarkoma terdapat peningkatan banyak
suhu lokal. Massa terkena bayangan
tidak melebar keluar daripada
radiolusen).
korteks. Jarang orang Asia
terjadi fraktur dan orang Terjadi reaksi
patologis. Demam, Amerika
periosteal
anemia, peningkatan berkulit
LED, Leukositosis, hitam yangmemberikan
dan peningkatan
gambaran (onion
lactatdehydrogenase.
peel
appearance).
BAB III
KESIMPULAN