B. Pada tahun selanjutnya terdapat biaya perawatan dan perbaikan pabrik sbb
2012 : Rp 88.000.000
2014: Rp 65.000.000
2015: Rp 49.000.000
Pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban dalam akun “biaya perbaikan pabrik”
Jawab:
- tanah: Rp 1.250.000.000
Akumulasi penyusutan
Tahun 2011: Rp 2.520.000.000/20 x 7/12 = Rp 73.500.000 (disusutkan sejak awal bulan juni 2011)
= Rp 606.735.870
Maka total akumulasi penyusutan untuk pabrik tsb s/d 2015 adalah sebesar Rp 606.735.870. hal ini menjadi koreksi terhadap
penyusutan yang dilakukan perusahaan sebesar Rp 630.000.000 yang diperoleh dari:
Sehingga diketahui selisih antara pencatatan akumulasi depresiasi per audit dan akumulasi per buku perusahaan adalah Rp
606.735.870 - Rp 630.000.000 = Rp (23.264.130). hal ini terjadi akibat biaya perbaikan pabrik pd tahun 2012, 2014 dan 2015 yang
tidak dialokasikan kedalam depresiasi pabrik tsb
Sebagai koreksi dari kesalahan dalam depresiasi pabrik ini. Maka dibuat jurnal sbb
A. Pabrik Rp 2.520.000.000
Tanah Rp 1.250.000.000
B. Gedung Rp 202.000.000
Pt xx
debit kredit
Pt 2 membeli sebuah gudang diatas sebidang tanah pd bulan maret 2012 dengan harga Rp 1.110.000.000 dengan harga tanah
diperkirakan sebesar Rp 450.000.000 dengan biaya perbaikan totalgudang sebesar Rp 16.000.000. gudang tersebut diresmikan
dan aktif digunakan pada awal mei 2012. perusahaan menetapkan bahwa gudang disusutkan dengan metode garis lurus selama
15 tahun namun. Pt 2 diaudit oleh KAP anang pd tahun 2017. Saudara sebagai asisten auditor menemui data sebagai berikut
D. Pada tahun selanjutnya terdapat biaya perawatan dan perbaikan pabrik sbb
2013 : Rp 62.000.000
2015: Rp 65.000.000
2016: Rp 22.000.000
Pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban dalam akun “biaya perbaikan pabrik”
Jawab:
Akumulasi penyusutan
Tahun 2012: Rp 676.000.000/15 x 8/12 = Rp 30.044.444 (disusutkan sejak awal bulan mei 2012)
= Rp 296.358.861
Maka total akumulasi penyusutan untuk pabrik tsb s/d 2017 adalah sebesar Rp 296.358.861. hal ini menjadi koreksi terhadap
penyusutan yang dilakukan perusahaan sebesar Rp 270.400.000 yang diperoleh dari:
Sehingga diketahui selisih antara pencatatan akumulasi depresiasi per audit dan akumulasi per buku perusahaan adalah
Rp 296.358.861 - Rp 270.400.000 = Rp 25.958.861. hal ini terjadi akibat biaya perbaikan pabrik pd tahun 2013, 2015 dan 2016
yang tidak dialokasikan kedalam depresiasi pabrik tsb
Sebagai koreksi dari kesalahan dalam depresiasi pabrik ini. Maka dibuat jurnal sbb
D. Pabrik Rp 675.000.000
Tanah Rp 450.000.000
E. Gedung Rp 149.000.000
Pt 2
debit kredit
pabrik 0 Rp 676.000.000 Rp 676.000.000
Pt 3 membeli sebuah bangunan diatas sebidang tanah pd bulan november 2013 untuk rumah mess karyawan dengan harga
Rp 1.220.000.000 dengan harga tanah diperkirakan sebesar Rp 450.000.000 dengan biaya perbaikan total bangunan sebesar
Rp 30.000.000. Pabrik tersebut diresmikan dan aktif digunakan pada awal 2014. perusahaan menetapkan bahwa gudang
disusutkan dengan metode garis lurus selama 15 tahun namun. Pt 3 diaudit oleh KAP sulaiman pd tahun 2017. Saudara sebagai
asisten auditor menemui data sebagai berikut
F. Pada tahun selanjutnya terdapat biaya perawatan dan perbaikan pabrik sbb
2014 : Rp 8.000.000
2015: Rp 12.000.000
2017: Rp 22.000.000
Pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban dalam akun “biaya perbaikan pabrik”
Jawab:
- tanah: Rp 450.000.000
Akumulasi penyusutan
Tahun 2014: Rp 800.000.000/15 + Rp 8.000.000 (1/15) = Rp 53.866.666 (disusutkan sejak awal 2014)
= Rp 219.871.423
Maka total akumulasi penyusutan untuk pabrik tsb s/d 2017 adalah sebesar Rp 219.871.423. hal ini menjadi koreksi terhadap
penyusutan yang dilakukan perusahaan sebesar Rp 213.333.333 yang diperoleh dari:
Rp 800.000.000/15 tahun x 4 ( 2014 s/d 2017) = Rp 213.333.333
Sehingga diketahui selisih antara pencatatan akumulasi depresiasi per audit dan akumulasi per buku perusahaan adalah
Rp 219.871.423 - Rp 213.333.333 = Rp 6.538.090. hal ini terjadi akibat biaya perbaikan pabrik pd tahun 2014, 2015 dan 2017 yang
tidak dialokasikan kedalam depresiasi pabrik tsb
Sebagai koreksi dari kesalahan dalam depresiasi pabrik ini. Maka dibuat jurnal sbb
G. Bangunan Rp 800.000.000
Tanah Rp 450.000.000
H. Gedung Rp 42.000.000
Pt 3
debit kredit