Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era-globalisasi ini komunikasi adalah hal yang sangatlah penting karena


digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.Namun dalam melakukan komunikasi
tidak setiap orang terampil melakukannya dengan efektif. Hal ini terlebih lagi bila
orang yang terlibat dalam komunikasi itu berbeda budaya, kesalahan dalam
memahami pesan, perilaku atau peristiwa komunikasi tidak bisa dihindari dan konflik
sosial pun akan muncul.

Budaya yang dimiliki seseorang sangat menentukan bagaimana cara kita


berkomunikasi, artinya cara seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain
apakah dengan orang yang sama budaya maupun dengan orang yang berbeda budaya,
karakter budaya yang sudah tertanam sejak kecil sulit untuk dihilangkan, karena
budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Dengan demikian konstruksi pengetahuan keberagaman budayadalam


kegiatan komunikasi ranah internasional sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu kami akan
mengkaji melalui makalah komunikasi bisnis dengan judul “ Komunikasi Antar
Budaya “ dengan harapan dapat memberi wawasan ilmu dan menambah
keberagaman budaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi antar budaya dan peluang serta
tantangan dalam keragaman budaya di dunia ?
2. Apakah yang dimaksud Budaya ?
3. Apakang dimaksud ethnosentris dan stereotip ?
4. Apakah pentingnya mengenali variasi budaya dan delapan daftar kategoris
budayaa yang berbeda ?
5. Bagaimana cara meningkatkan keterampilan komunikasi antarbudaya anda ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi antar budaya.
2. Mengetahui yang dimaksud ethnosentrisme dan stereotip.
3. Pentingnya mengenali variasi budaya dan delapan daftar kategori budaya yang
berberda.
4. Mengetahui cara meningkatkan ketrampilan komunikasi keragaman budaya anda.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Memahami Peluang, Tantangan Dan Keuntungan Komunikasi Antarbudaya


1) Memahami Peluang Komunikasi Antara Budaya

Komunikasi lintas budaya adalah proses mengirimkan dan menerima pesan antar
orang yang latar belakang budayanya dapat membuat mereka mengartikan tanda-
tanda verbal dan non verbal secara berbeda. Setiap usaha untuk mengirimkan dan
menerima pesan dipengaruhi oleh budaya, jadi untuk dapat berkomunikasi dengan
sukses anda harus membutuhkan pemahaman dasar tentang perbedaan budaya.

2) Tantangan Komunikasi antar Budaya

Keragaman budaya yang dimiliki perusahaan mempengaruhi cara pesan itu


disusun, dibuat, disampaikan, diterima dan diinterpretasikan. Budaya mempengaruhi
semua hal tentang komunikasi. Berikut adalah tantangan-tantangan komunikasi antar
budaya:
a. Bahasa
b. Sinyal
c. Sinyal nonverbal
d. Arti kata
e. Isu-isu mengenai waktu dan tempat.
f. Aturan-aturan tentang kebudaan.

3) Keuntungan komunkasi antarbudaya

a. Dengan memahami komunikasi antarbudaya akan mengatasi hambatan-hambatan


budaya untuk berhubungan dengan orang lain , sehingga kita akan mendapat
penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan masalah manusia.
b. pemahaman akan orang lain secara lintas budaya dan antarpribadi adalah suatu
usaha yang dilakukan yang sangat membutuhkan keberanian dan kepekaan.
c. pengalaman yang diperoleh dari komunikasi antar budaya dapat menyenangkan
dan menumbuhkan kepribadian.
d. keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan seseorang
dari pandangan yang monokultural terhadapinteraksimanusia yang pandangan
multikultural.
e. perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola-
pola budaya mendasar yang berlaku.
f. perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan dalam
komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah
menyusahkan atau memudahkan.

2
B. Memahami Kepekaan Kita Terhadap Budaya Dan Keragaman

1) Memahami Konsep Budaya

Ketika para sosiolog berbicara tentang kebudayaan, maka yang diacu oleh konsep
itu adalah norma, nilai, kepercayaan atau simbol-simbol ekspresif. Norma adalah cara
manusia berperilaku dalam masyarakat, nilai adalah apa yang mereka pegang dengan
kuat, kepercayaan adalah bagaimana mereka berpikir tentang bagaimana semesta
berjalan, ekspresif simbol adalah representasi dari norma, nilai dan kepercayaan itu.
Saat ini pengertian kebudayaan ini ditambahkan juga dengan praktek.Budaya, saat ini,
digunakan untuk mendeskripsikan pola-pola perilaku, yang tidak selalu harus
terkoneksi dengan nilai atau kepercayaan tertentu.

Budaya dan masyarakat tidak eksis di luar sana, hanya orang bekerja,
membesarkan anak, mencintai, bertengkar dsb. Memahami budaya sebagai sesuatu
(thing) dan masyarakat sebagai sesuatu yang lain, hanyalah pembedaan analitik antara
dua aspek berbeda dari eksistensi manusiawi. Budaya menampilkan aspek
ekspresif dari eksistensi manusia, sedangkan masyarakat (society) menampilkan aspek
relasional.
C. Mengatasi Ethnosentrism Dan Stereotip

1) Etnosentrisme
adalah kecenderungan untuk penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar standar,
tingkah laku, dan adat budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain
relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan
bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama. Perbedaan dan pembagian etnis ini
mendefinisikan kekhasan identitas budaya setiap suku bangsa.Etnosentrisme mungkin
tampak atau tidak tampak, dan meski dianggap sebagai kecenderungan alamiah dari
psikologi manusia, etnosentrisme memiliki konotasi negatif di dalam masyarakat.
Tipe Etnosentrisme, ada dua tipe yang satu sama lain Saling berlawanan:

a) Etnosentrisme Fleksibel
Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan
etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas
didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain
berdasarkan latar belakang budayanya.
b) Etnosentrisme Infleksibel
Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yang
dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan
tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
 Jadi aplikasi terbaik menetukan tipe etnosentrisme seseorang dapat
ditemukan pada respon orang dalam menginterprestasi perilaku orang lain.
Misalnya, seorang etnis Minang makan sambil jalan digang rumah, maka
kita memandang dari perpektif sendiri dan mengatakan "dia tidak sopan"
atau "itulah mengapa dia tidak disukai" berarti kita memiliki etnosentrisme

3
yang kaku. Tapi jika kita mengatakan "itulah cara yang dipelajari unuk
melakukannya" berarti mungkin kita memiliki etnosentrime yang fleksibel.

a) Stereotipe
adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di
mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe merupakan jalan pintas pemikiran yang
dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan
membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat.Namun, stereotipe dapat berupa
prasangka positif dan juga negatif, dan kadang-kadang dijadikan alasan untuk melakukan
tindakan diskriminatif.Sebagian beranganggapan bahwa segala bentuk stereotipe adalah
negatif.
Stereotipe jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki sedikit dasar yang benar, atau
bahkan sepenuhnya dikarang-karang.Walaupun jarang sekali stereotipe itu sepenuhnya
akurat, namun beberapa penelitian statistik menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus
stereotipe sesuai dengan fakta terukur.

D. Macam- Macam Stereotipe:


Stereotipe banyak macamnya, diantaranya adalah:
a. Stereotipe berdasarkan jenis kelamin, misalnya: laki-laki kuat sedangkan perempuan
lemah.

b. Stereotipe berdasarkan etnis, misalnya: Jawa halus, Batak kasar, dan seterusnya.

c. Stereotipe berdasarkan negara, Jerman orangnya kaku, Indonesia ramah

d. Stereotipe berdasarkan usia, misalnya orang lanjut usia jika berbicara biasanya
menggurui,suatu pekerjaan memberi masa pensiun kepada lansia karena lansia sudah
tidak dapat bekerja secara maksimal

e. Stereotipe berdasarkan ekonomi, misalkan orang yang secara ekonomi berlebih biasanya
berpenampilan glamour,orang dari ekonomi pas-pasan berpenampilan sederhana,dsb.

Cara-cara untuk menghindari pola pikir yang sempit seperti (Etnosentrisme dan Stereotip)
diatas adalah :
a. Hindari Membuat Asumsi
Jangan mengasumsikan orang lain akan bertindak dengan menggunakan cara yang sama
dengan kita, mereka akan melakukan segala sesuatunya dengan nilai-nilai dan
kepercayaan yang sama, atau mereka akan menggunakan bahasa dan simbol yang sama
dengan yang kita gunakan.
b. Hindari Menghakimi
Bila seseorang melakukan suatu tindakan yang berbeda dengan tindakan kita, jangan
menyimpulkan bahwa mereka melakukan sebuah kesalahan, cara mereka tidak benar,
atau kebiasaan mereka lebih rendah daripada kebiasaan kita.
c. Akui Adanya Perbedaan
Jangan mengabaikan perbedaan-perbedaan yang ada antara budaya orang lain dan budaya
kita sendiri.

4
b) Mengenali Variasi Budaya
1) Perbedaan Kontekstual

Kita bisa belajar bagaimana orang-orang dari budaya lain ingin diperlakukan dengan
cara mengenali enam jenis perbedaan budaya yaitu perbedaan kontekstual, hukum dan
etika, social, nonverbal, umur dan gender.
Perbedaan kontekstual merupakan salah satu aspek yang membedakan antara budaya
satu dengan budaya lain. Konteks budaya (cultural context) merupakan pola dari isyarat
fisik, stimuli lingkungan, dan pesan implisit yang dikirimkan dalam komunikasi diantara
anggota budaya tersebut. Dengan demikian antaran budaya satu akan berbeda dengan
budaya lain dalam aspek kontekstual.

Dalam analisis lebih lanjut, perbedaan kontekstual ini tidak selalu berada pada dua
kutub yang saling bertentangan, namun dapat digambarkan dalam satu garis kontinum.
Bagaimana perbedaan kontestual dari beberapa negara dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Konteks budaya pada tingkat rendah

Konteks budaya pada tingkat rendah artinya bahwa pada budaya tersebut lebih menekankan
pada komunikasi verbal baik secara lisan maupun tertulis dan kurang memperhatikan pada
pesan non verbal. Dalam prakteknya apa yang ingin disampaikan dan tindakan yang
diharapkan dari audience dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat. Orang dengan konteks
budaya rendah jika ada yang menyela sementara ia belum selesai berbicara akan
mengatakan ” tunggu sampai saya selesai berbicara”. Orang-orang dari Jerman,
Skandinavia dan Amerika pada umumnya dengan konteks budaya pada tingkat rendah.

b. Konteks budaya pada tingkat tinggi

Konteks budaya pada tingkat tinggi artinya bahwa budaya tersebut kurang menenkankan
pada komunikasi verbal, tetapi lebih menekankan pada komunikasi non verbal dan situasi
yang dibentuk dalam menyampaikan pesan.Sender mengharapkan audience memahami
pesan yang disampaikan secara tidak langsung dari kata-kata yang disampaikan dan bahasa
tubuh (gesture) yang menyertainya.Di dalam masyarakatnya sendiri aturan hidup sehari-
hari tidak dinyatakan secara eksplisit dan langsung, tetapi dengan mempelajari isyarat-
isyarat seperti bahasa tubuh, intonasi suara, dan tatapan mata dan bagaimana memberikan
tanggapan yang diharapkan.Negara-negara yang masyarakatnya termasuk dalam konteks
budaya tinggi adalah Jepang, China, Arab.

5
Cara budaya konteks mempengaruhi bisnis yaitu:
Dalam budaya konteks Dalam budaya konteks tinggi
rendah

Kantor eksekutif terpisah dengan akses Kantor eksekutif bersama dan terbuka untuk
pengendalian semua

Perkerja mengandalkan informasi rincian Pekerja tidak mengharapkan / mengingkan


latar belakang informasi secara rinci

Informasi ini sangat terpusat dan Informasi bisa dibagikan dengan semua orang
dikendalikan

Data objektif dihargai atas hubungan Hubungan subjektif dihargai atas data obyektif
subjektif

Bisnis dan hubungan sosial yang diskrit Bisnis dan hubungan sosial yang tumpang
tindih

Kompetensi dihargai sebanyak posisi dan Posisi dan status dihargai lebih dari
status kompetensi

Pertemuan telah tetap / sesuai agenda dan Pertemuan yang sering dalam waktu singkat
banyak pemberitahuan sebelumnya dan selau menerima kebijakan dalam rapat
tersebut

E. Perbedaan dari aspek hukum dan etika


Budaya juga mempengaruhi perilaku masyarakat dalam hukum dan etika. Hal ini
dapat kita temui bahwa sistem hukum yang berlaku disuatu negara akan berbeda
dengan negara lain. Perbedaan konteks budaya juga dapat dilihat dalam mengadakan
kontrak atau perjanjian. Masyarakat dengan konteks budaya rendah menekankan pada
komunikasi verbal, sehingga dalam membuat perjanjian lebih menekankan pada apa
yang tertulis secara eksplisit dan akan mengikuti isi perjanjian dengan secara ketat.
Sementara itu masyarakat dengan konteks budaya tinggi cenderung memandang
hukum secara lebih fleksibel, kurang memperhatikan kata-kata yang tersurat dalam
perjanjian dan lebih memperhatikan pada janji atau jaminan personal dari pihak lain.

6
Berbicara mengenai etika, akan terdapat perbedaan bahkan pada masyarakat
dalam satu negara yang budayanya relatif sama. Komunikasi antara budaya akan
memunculkan perbedaan etika yang lebih besar. Pemahaman ini akan membantu
pelaku bisnis dalam menjalankan aktivitasnya di negara lain. Meskipun demikian
etika tidak hanya menyangkut suap, sehingga pelaku bisnis di negara lain perlu
mempelajari dan memahami etika dengan lebih mendalam.
Melihat pentingnya pemahaman etika dalam dunia bisnis, di mana perbedaan etika
antara budaya satu dengan buidaya lain juga cukup signifikan, beberapa ahli berusaha
menyusun pedoman etika dalam berkomunikasi. Untuk mengupayakan agar suatu
pesan tidak melanggar nilai etis, Guo-Ming Chen dan William J. Strarosta menyusun
prinsip dasar yang terdiri dari:
 Mencari kesamaan latar belakang. Lebih baik mencari hal-hal yang menjadi
kesamaan kedua pihak, dari pada mencari perbedaan dan mempertentangkannya.
Sedangkan untuk memperjelas pertukaran informasi, kedua pihak perlu bersikap
fleksibel.
 Mengirim dan menerima pesan tanpa penilaian. Untuk memperlancar komunikasi,
kedua pihak perlu menyadari bahwa kedua budaya memang berbeda, namun
keduanya harus mempercayai pihak lain.
 Mengirim pesan secara jujur. Pesan yang dikirim hendaknya jujur dan apa adanya.
Seandainya penerimaan pesan oleh pihak lain itu berbeda dari yang dimaksudkan
sender, hal itu semata-mata karena mereka berbeda budanya, bukan disebabkan
oleh pesannya sendiri yang tidak benar.
 Menunjukkan respek pada budaya lain. Cara menunjukkan respek atau rasa
hormat pada budaya lain dapat dilakukan dengan memperlakukan mereka sesuai
martabat manusia. Tipu muslihat dan memperdaya merupakan contoh tindakan
yang tidak respek pada budaya lain.

c) Perbedaan dari aspek sosial


Perbedaan budaya juga dapat dilihat dari perbedaan dalam aspek atau perilaku sosial
masyarakatnya.Perilaku dalam bersosialisasi masyarakat secara umum dikelompokkan
menjadi dua, yaitu apakah dalam bersosialisasi menggunakan ketentuan formal atau
menggunakan ketentuan informal. Pada masyarakat yang dalam sosialisasinya menggunakan
ketentuan formal ditunjukkan dari apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan pada
situasi sosial, seperti dalam jamuan makan, naik kendaraan, berjalan bersama dan lain-lain.
Kebalikannya, ketentuan informal hanya dapat diketahui melalui pengamatan dan
kemudian meniru perilaku tersebut.
Beberapa ketentuan informal dapat dilihat dari bagaimana masyarakat memandang dalam hal
materi, menilai status dan peran, mendefinisikan tatakrama, dan menilai waktu.
 Pandangan terhadap materi.
Beberapa budaya memandang bahwa kepemilikan terhadap materi akan
menimbulkan superioritas, dapat menyelesaikan berbagai persoalan, dan mereka
yang bekerja keras lebih baik dari pada yang tidak.
 Menilai peran dan status.

7
Peran (role) merupakan sejumlah perilaku yang diharapkan (Skinner &
Ivancevich: 239). Budaya akan menentukan peran yang dimainkan seseorang,
termasuk siapa berkomunikasi dengan siapa, apa yang dikomunikasikan, dan
dengan cara apa komunikasi dilakukan. Berkaitan dengan peran ini, seseorang
mempunyai persepsi bagaimana seharusnya seseorang berperilaku dalam situasi
tertentu. Dengan demikian ketika berhubungan dengan orang lain seseorang sudah
mempunyai gambaran kira-kira seperti apa penerimaan atau reaksi orang tersebut
atau gambaran tentang bagaimana persepsi mereka terhadap sesuatu. Status
merupakan posisi yang berhasil dicapai seorang individu dalam suatu kelompok
atau masyarakat (Loudon & Bitta: 200). Di Amerika konsep status disimbulkan
dengan keberhasilan dalam bidang material, sedang di Jerman status lebih
dicirikan oleh penguasaan seseorang pada keahlian, ketrampilan, atau kecerdasan
dalam bidang tertentu.
 Mendefiniskan tatakrama.
Tatakrama yang berlaku di Negara atau di budaya satu akan berbeda dengan
budaya lain. Tatakrama ini menyangkut seluruh aspek kehidupan, jadi akan
menyangkut bisnis maupun non bisnis. Dalam prakteknya banyak sekali tatakrama
yang berlaku, sehingga proses belajar budaya lain akan berlangsung terus,
terutama pada budaya di mana kita akan berinteraksi.
 Menilai waktu.
Dalam suatu pertemuan bisnis, pertemuan dimulai tepat waktu, menggunakan
waktu rapat secara efisien, dan berusaha mengakhiri rapat seperti yang
dijadwalkan.Hal ini juga tercermin pada saat melakukan komunikasi bisnis,
mereka menitikberatkan pada hal-hal yang penting saja, dan kemudian menyudahi
komunikasi tersebut.

d) Perbedaan Dari Aspek Non Verbal


Perbedaan aspek non verbal menjadi salah satu pembeda budaya satu dengan budaya
lain. Oleh karena itu memaknai pesan non vrbal tidak bisa hanya berdasar dari
pemahaman akan budayanya sendiri. Ada beberapa aspek non verbal yang ditunjukkan
apda saat berkomunikasi, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu dalam konsep jarak dan bahasa tubuh.
 Konsep Jarak
Yang dimaksud dengan jarak personal adalah seberapa dekat seseorang harus
berada dari orang lain dalam proses komunikasi. Apa implikasi konsep jarak ini
dalam melakukan komunikasi bisnis? Seseorang dari konsep jarak yang berbeda
tidak dapat meminta orang lain untuk mengambil jarak seperti yang diinginkan.
Namun dengan memahami bahwa lawan bicaranya mempunyai konsep jarak yang
berbeda, mereka akan belajar menerima dan memakluminya. Lebih dari itu, apabila
lawan bicara kemudian memahami konsep jarak yang kita anut, maka dalam proses
komunikasi selanjutnya masing-masing akan mengambil jarak yang kompromistik,
sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak.
 Bahasa Tubuh

8
Dalam proses komunikasi bahasa tubuh akan melengkapi atau mempertegas bahasa
verbal. Nampaknya relatif sederhana, namun pemahaman yang keliru mengenai
bahasa tubuh dapat menyebabkan salah komunikasi.Sehingga pada saat
berkomunikasi dengan orang asing, perlu diperhatikan bahasa verbalnya terlebih
dahulu. Kalau sudah menangkap apa yang disampaikan secara verbal, kemudian
melengkapi dengan pemahaman bahasa tubuh. Namun dalam kasus dimana lawan
bicara memang menggunakan bahasa tubuh dalam berkomunikasi, tuna wicara atau
peserta komunikasi tidak mempunyai pemahaman bahasa yang sama, maka satu-
satunya jalan hanya dengan memahami bahasa tubuh.

e) Perbedaan Usia

Pandangan budaya mengenai perbedaan orang muda dan orang tua memberikan
dampak pada cara berkomunikasi antar orang yang satu dengan yang lainnya. Hubungan
antara usia dan kinerja pekerjaan kemungkinan akan menjadi masalah yang lebih penting
selama dekade mendatang karena terdapat kepercayaan yang luas bahwa kinerja pekerjaan
menurun seiring bertambahnya usia, kenyataan bahwa angkatan kerja menua, dan
perundang-undangan terutama di Amerika Serikat yang melarang perintah pensiun.

Selain nilai-nilai budaya yang terkait dengan berbagai tahap kehidupan, beberapa
generasi dalam suatu budaya menyajikan dimensi lain dari keanekaragaman. Tempat kerja
saat ini dapat memiliki sebanyak empat generasi yang berbeda bekerja berdampingan,
umumnya didefinisikan sebagai tradisionalis (mereka yang lahir sebelum 1946), baby
boomer (lahir antara tahun 1946 dan 1964), generasi X (lahir antara tahun 1965 dan 1980),
dan generasi Y ( lahir setelah tahun 1980). Masing-masing generasi ini telah dibentuk oleh
dramatis berbeda peristiwa dunia dan tren sosial, sehingga tidak mengherankan bahwa
mereka sering memiliki nilai yang berbeda, harapan, dan kebiasaan komunikasi.

f) Perbedaan Gender

Pria berkomunikasi untuk memecahkan masalah dan mencari


solusinya.Sedangkan wanita sering kali sifatnya mengikat, berhubungan dan
dipahami. Berarti wanita lebih detail dalam membahas suatu masalah. Kebanyakan
pria maupun wanita dengan gaya komunikasi feminim atau maskulin, tidak akan
sabar mendengarkan semua detail masalah tersebut.

Apapun budayanya bukti menunjukkan bahwa pria dan wanita cenderung


memiliki gaya komunikasi yg menyenangkan berbeda. Secara garis besar, pria
cenderung menekankan konten(isi pesan) dalam upaya komunikasi mereka,
sedangkan wanita menempatkan premi tinggi pada pemeliharaan
hubungan.Perbedaan ini dapat membuat gesekan ketika dua pihak dalam percakapan
memiliki kebutuhan dan harapan dari pertukaran yang berbeda.Ini adalah
generalisasi luas yang tidak berlaku untuk setiap orang dalam setiap situasi, tetapi
menjaga pikiran mereka dapat membantu pria dan wanita mengatasi rintangan
komunikasi di tempat kerja.

9
g) Perbedaan Agama

Agama adalah kekuatan dominan di banyak budaya dan sumber dari banyak
perbedaan antara budaya.Upaya untuk mengakomodasi kepentingan kehidupan
karyawan pada skala yang lebih luas telah menyebabkan sejumlah perusahaan untuk
mengatasi masalah agama di tempat kerja.Sebagai salah satu pribadi dan aspek
berpengaruh kehidupan, agama membawa potensi kontroversi dalam pengaturan
kerja.Beberapa karyawan merasa mereka harus dapat mengekspresikan keyakinan
mereka di tempat kerja dan tidak dipaksaketika mereka datang untuk bekerja.Di sisi
lain, perusahaan ingin menghindari situasi di mana perbedaan agama secara terbuka
menyatakan menyebabkan gesekan antara karyawan atau karyawan mengalihkan
perhatian dari tanggung jawab mereka.

h) Perbedaan Kemampuan

Orang-orang yang pendengaran, penglihatan, kemampuan kognitif, atau


kemampuan fisik untuk mengoperasikan komputer terganggu dapat kerugian yang
signifikan di tempat kerja saat ini.Seperti dengan unsur-unsur lain dari keragaman,
sukses dimulai dengan menghormati individu dan kepekaan terhadap
perbedaan.Pengusaha juga dapat berinvestasi dalam berbagai teknologi pendukung
yang membantu orang-orang cacat melakukan aktivitas yang mungkin sulit atau tidak
mungkin.Teknologi ini termasuk perangkat dan sistem yang membantu orang
berkomunikasi secara lisan dan visual, berinteraksi dengan komputer dan peralatan
lainnya, dan menikmati mobilitas yang lebih besar di tempat kerja.

i) Beradaptasi dengan Budaya Bisnis lainnya

Topik budaya yang komplek memerlukan komitmen seumur hidup untuk belajar
dan pertumbuhan. Empat pedoman umum yang dapat membantu semua komunikator
bisnis meningkatkan kompetensi budaya mereka, antara lain :

1. Menyadari bias (semu) budaya sendiri.


Komunikasi antar satu dengan yang lain membutuhkan lebih dari sekedar
pemahaman budaya pihak lain sehingga perlu memahami budaya sendiri dan cara
itu membentuk kebiasaan komunikasi (lebih peka secara budaya)
2. Mengabaikan "Golden Rule (etika timbal balik) "
Bahwa Golden Rule merupakan sebuah perlakuan terhadap orang lain dengan
kehormatan dan pertimbangan yang sama seperti bagaimana seseorang
mengharapkan orang lain memperlakukan diri sendiri (perlakuan orang lain
seperti kamu ingin diperlakukan). Terutama melintasi batas-batas budaya
pendekatan yang baik.

10
3. Latihan toleransi, fleksibilitas, dan rasa hormat.
Mencoba untuk mengeloladan praktekdengan cara yang menghormati prinsip-
prinsip inti dari setiap negara atau organisasi budaya tertentu. Sifat toleran
terhadap klien terutama yang sedang bimbang, kemampuan bersifat fleksibel
amat diperlukan bagi para konselor dan saling menghargai satu sama lain.
4. Melatih kesabaran dan menjaga rasa humor
Berkomitmen dan selaras profesional bisnis dapat membuat kesalahan dalam
komunikasi antar budaya, sehingga sangat penting bagi semua pihak untuk
bersabar dengan satu sama lain. Sebagai bisnis menjadi semakin global, yang
pernah paling tradisi terikat budaya belajar untuk berurusan dengan orang luar
lebih sabar dan mengabaikan kesalahan budaya sesekali.Rasa humor merupakan
aset membantu juga, memungkinkan orang untuk bergerak melewati saat-saat
canggung dan memalukan.
j) Beradaptasi dengan budaya bisnis Amerika Serikat

Berikut adalah beberapa poin penting untukmemudahkan komunikasi bisnis


dengan perusahaan Amerika Serikat:

 Individualisme.
Budaya Amerika Serikat umumnya mengharapkan individu untuk sukses
dengan usaha mereka sendiridan penghargaan keberhasilan individu. Meskipun
kerja tim ditekankan di banyak perusahaan, persaingan antara individu yang
diharapkan dan bahkan didorong dalam banyak kasus.
 Persamaan.
Meskipun catatan sejarah negara itu pada kesetaraan tidak selalu positifdan
ketidaksetaraan masih ada dalam kesetaraan dianggap sebagai nilai inti
Amerika. Hal ini berlaku untuk ras, jenis kelamin, latar belakang sosial, dan
bahkan usia. Untuk tingkat yang lebih besar daripada orang di banyak budaya
lain, orang Amerika percaya bahwa setiap orang harus diberi kesempatan untuk
mengejar impian apapun dan tujuan ia memiliki dalam hidup .

 Privasi dan ruang pribadi.


Orang-orang di Amerika Serikatterbiasa cukup banyak privasidan ini termasuk
"ruang pribadi" mereka di tempat kerja. Misalnya, mereka mengharapkan untuk
mengetuk sebelum memasuki kantor tertutup danmenghindari pengajuan
pertanyaan tentang keyakinan atau kegiatan pribadi sampai mereka mengenal
dengan baik.

 Waktu dan jadwal.

11
Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya.
Sebagian orang tepat waktu dan sebagian lainnya merelatifkan waktuDalam
Amerika Serikat nilai bisnis ketepatan waktu dan efisiensi penggunaan
waktu.misalnya, pertemuan diharapkan untuk memulai dan mengakhiri pada
waktu yang ditunjuk.

 Agama.
Amerika Serikat tidak memiliki agama resmi di negara.Banyak agama yang
dipraktekkan di seluruh negeridan orang-orang diharapkan untuk menghormati
keyakinan masing-masing.
 Gaya komunikasi.
Komunikasi cenderung langsung dan berfokus pada konten dan transaksi, tidak
berhubungan atau kerukunan kelompok.

F. Meningkatkan Kemampuan Ketrampilan Berkomunikasi Antarnegara


a. Belajar budaya lain

Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusiaa tertentu. Budaya bukanlah
sesuatu yang dimiliki sebagian orang dan tidak dimiliki sebagian orang
laainnya.Budaya dimiliki oleh seluruh manusia dan dengan demikian merupakan salah
satu factor pemersatu. Alasan pentingnya belajar budaya lain adalah agar tidak terjadi
gegar budaya, menghindari konflik, menghindari kesalahpahaman antar budaya , dan
agar kita lebih menghargai kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain.
Seseorang yang menetap disuatu tempat asing harus mempelajari kebudayaan yang
berlaku agar beradaptasi dengan baik.

b. Belajar bahasa lain

Mempelajari bahasa asing merupakan bekal untuk kita melangkah dalam kehidupan
globalisasi.Setiap orang harus bergelut dalaam dunia globalisasi, jika ingin
berkembang dan maju. Dengan kita mampu menguasai bahasa asing maka seseorang
dapat berkomunikasi lebih jauh , sehingga wawasannya dalam teknologi informasi
akan lebih terbuka dan pastinya mempunyai modal besar untuk melangkah lebih maju
dan modern.adapun manfaat-manfaat yang dapat dipetik dengan menguasai bahasa
asing:

a) Mampu mengeksplorasi kondisi dan pemahaman yang berlaku secara global

b) Untuk meningkatkan potensi kerja

c) Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa kita sendiri

d) Untuk menjalin persahabatan maupun jaringan internasional.

c. Menghargai gaya bahasa komunikasi orang lain

12
Komunikasi pada dasarny adalah upaya kita meraih perhatian, cinta kasih, minat,
kepedulian, simpati, tanggapan muapun umpan balik yang positif dari orang lain.

Komunikasi akan lebih efektif jika:

a) Rasa hormat dan saling menghargai setiap individu yang menjadi sasaran
pesan yang kita sampaikan tepat pada sasaran.

b) Kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang
dihadapi oleh pendengar.

c) Informasi yang kita sampaikan dapat didengar, dan dimengerti dengan baik

d) Informasi yang kita sampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan


berbagai penafsiran yang berlainan.

e) Menerapkan Sikap rendah hati.

d. Menulis Pesan Bisnis


Memahami Tiga LangkahProses Menulis Bisnis
1. Perencanaan pesan bisnis.Untuk merancang pesan, pertama menganalisis situasi
dengan menentukan tujuan,mengembangkan profil pendengar anda, ide pokok,
saluran yang digunaakan.
2. Penulisan
Dalam penulisan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana
b) Kalimat yang singkat dan parangraf pendek
c) Menggunakan elemen transisi
d) Penulisan alamat yang benar
e) Hati-hati dalam mengutip angka dan tanggal
f) Menghindari ucapan yang popular, idiomatis dan omong kosong.
g) Menhindari lelucon, dan acuan budaya lain yang popular
3. Penyelesaian
Dalam tahap ini lakukan revisi atau pengecekan ulang untuk keseluruhan isi
pesan,termasuk penulisan isi pesan, gaya dan struktur.

e. Berbicara dan mendengarkan dengan hati-hati

Berbicaralah yang ramah pada setiap orang, perkataan pun harus jelas agar tidak
terjadi miskomunikasi. Karena dalam berbicara nada,kecepatan, volume dan ekspresi
dapat mengubah suatu makna kata itu sendiri. Perhatikan pemilihan kata yang tepat,
meskipun berniat baik, jika salah berkata-kata maka tujuan itu sendiri tidak akan
tercapaai, lakukan kontak mata pada lawan bicara.
Hal-ha; yang perlu diperhatikan bagi agar tercapainya komunikasi yang efektif
adalah:
a) bicara yang pelan dan jelas

13
b) melihat kepada lawan bicara
c) tunjukkan minat kita pada informasi yang disampaikan
d) gunakan umpan balik agar dia tetap bicara
e) ajukan pertanyaan bila perlu
f) tetap mengikuti bahan pembicaraan si pembicara
g) gunakan kata-kata si pembicara untuk menyampaikan pendapat kita sendiri.

6. Menggunakan penafsir, penerjemah, dan aplikasi penerjemah

Dalam penggunaan jasa penafsir, penerjemah dan aplikasi penerjemah ini bertujuan
untuk menghindari miskomunikasi dan untuk membantu seseorang untuk menyampaikan
gagasannya kepada orang lain. Biasanya untuk jasa penafsir dan penerjemah ini digunakan
pada saat melakukan komunikasi antarbahasa. Sedangkan untuk aplikasi penerjemah
digunakan untuk komunikasi tertulis.misalnya aplikasi google translate,worldlingo, dll

7. Membantu orang lain beradaptasi dengan budaya kita

Adaptasi budaya merupakan sebuah proses yang berjalan secara alamiah dan
tidak dapat dihindari dimana seorang individu berusaha untuk mengetahui segala sesuatu
tentang budaya dan lingkungannya yang baru sekaligus memahaminya.adaptasi
merupakan proses untuk menyesuaikan diri dengan hal yang baru.
adapun beberapa tahap dalam beradaptasi dengan lingkungan ataupun budaya baru:
a) Prepare of change
b) Honneymoon
c) Frustation
d) Readjustment
e) Resolution
Untuk meningkatkan produktifitas tempat kerja, maka kita seharusnya membantu orang
lain yang sedang melakukan adaptasi dengan budaya kita dengan senang hati, ramah dan
tidak menyinggung mereka, sikap kita tidak harus menggurui namun kita bertukar
informasi mengenai budaya masing-masing. Dengan cara tersebut secara tidak langsung
kita juga belajar tentang budaya mereka juga.

14
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini memungkinkan kita untuk
berkomunikasi.Dimana ada perbedaan bahasa, kebiasaan dan lain
sebagainya.Pengembangan keterampilan berkomunikasi bisnis lintas Audio Video
menjadi semakin penting artinya, mengingat dunia bisnis sudah menjadi bagian dari
globalisasi. Kita juga dapat mempelajari secara detail mengenai Komunikasi dengan
berbagai cara yang sangat banyak saat ini, seperti membaca, browsing internet,
berita,dan lain-lain agar dapat memahami perbedaan lintas budaya dan
memandangnya sebagai suatu anugerah bukan memandang dengan
mendeskriminasinya.

2. Saran
Penulis mengajak agar mengembangkan lebih dalam pemahaman komunikasi dengan
daya individu sendiri dan di lain hal menambah keragaman budaya untuk menghadapi
tuntutan kemajuan zaman di era-globalisasi ini, karena tidak hanya keberagaman
budaya suatu Negara namu mencakup keberagaman budaya dunia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bovee, John V. Thill.Business Communication Today Edition 9: Pearson

https://id.wikipedia.org/wiki/Stereotipe

http://etikabisnis.blogspot.co.id/2012/02/komunikasi-antar-budaya.html

https://sibigao.wordpress.com/2008/12/22/rekrutmen-sumber-daya-manusia-sdm-pada-multi-
national-corporation-mnc%E2%80%99s/

https://docs.google.com/document/d/1-
QMbhaAuZ9ORv_fxN3jBtgLTXdXbqPN8CC9APzMPOAI/edit

http://etikabisnis.blogspot.co.id/2012/02/komunikasi-antar-budaya.html

16

Anda mungkin juga menyukai