Fisika
Psikologi
Menurut Aristoteles jiwa dan badan dipandang sebagai dua aspek dari satu
substansi. Badan adalah materi dan jiwa dalam bentuk dan masing-masing
berperan sebagai potensi dan aktus. Pada manusia, jiwa dan tumbuh merupakan
dua aspek dari substansi yang sama yakni manusia. Anggapan ini mempunyai
konsekuensi bahwa jiwa tidak kekal karena jiwa tidak dapat hidup tanpa materi.
Potensi dan aktus juga mempunyai dalam pengenalan inderawi. Kita menerima
bentuk tanpa materi. Pengenalan inderawi tidak lain adalah peralihan dari
potensi ke aktus suatu organ tubuh dari aktus obyek. Sebagaimana proses
pengenalan inderawi dalam pengenalan rasional bentuk tepatnya bentuk
intelektual diterima oleh rasio. Bentuk intelektual ialah bentuk hakikat atau
esensi suatu benda. Fungsi rasio dibagi menjadi dua macam yaitu rasio pasif
(nus pathetikos) yang menerima esensi dan rasio aktif (nus poitikos) yang
"membentuk" esensi.
Metafisika
Allah bersifat immaterial atau tak badani, Ia harus disamakan dengan kesadaran
atau pemikirannya. Karena itu aktifitas-Nya tidak lain adalah berpikir saja dan
Allah merupakan pemikiran yang memandang pemikirannya. Allah sebagai
penyebab final dari gerak jagat raya ini; segala sesuatu pengejar penggerak yang
sempurna dan Ia menggerakkan karena dicintai. Ajaran lain dari Aristoteles
adalah tentang filsafat praktis yaitu etika dan politika. Lanjut di sini.
Dalam filsafat, Aristoteles disebut sebagai tokoh madzhab peripatis (peripatos,
berjalan-jalan) yang menyadarkan diri pada deduksi untuk memperoleh
kebijaksanaan. Sedangkan gurunya, Plato merupakan tokoh madzhab
illuminasionis yang juga mengandalkan jalan hati, asketisme dan penyucian
jiwa dalam menyingkap realitas. dari berbagai sumber.