Disusun Oleh :
Nama : Triyana Suryaning P.
NIM : H0217066
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau
nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Unsur
hara yang diperlukan oleh tanaman adalah sebagai berikut: C, H, O (ketersediaan
di alam melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo,
B (hara mikro). Pupuk dapat diberikan lewat tanah, daun, atau diinjeksi ke batang
tanaman. Jenis pupuk ada bentuk padat maupun cair. Berdasarkan proses
pembuatannya pupuk dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk
alam adalah pupuk yang didapat langsung dari alam, contohnya fosfat alam, pupuk
kandang, pupuk hijau, kompos. Jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung di
dalamnya sangat bervariasi. Sebagian dari pupuk alam dapat disebut sebagai pupuk
organik karena merupakan hasil proses dekomposisi dari material mahluk hidup
seperti, sisa tanaman, kotoran ternak, dan lain-lain.
Pupuk buatan adalah pupuk yang dihasilkan dari proses pembuatan pabrik.
Kadar, hara, jenis hara, dan komposisi hara di dalam pupuk buatan sudah ditentukan
oleh produsen dan menjadi ciri khas dari penamaan atau merek pupuk. Berdasarkan
ragam hara yang dikandungnya, pupuk buatan dibedakan atas pupuk tunggal dan
pupuk majemuk. Pupuk tunggal merupakan jenis pupuk yang mengandung satu
macam unsur hara, misalnya pupuk N (nitrogen), pupuk P (fosfat), atau pupuk K
(kalium) Pupuk tunggal yang mengandung unsur N dikenal pupuk urea, ZA
(zvavelvuure ammonium) biasa disebut ammonium sulfat. Pupuk yang
mengandung unsur P yaitu TSP (triple superphosfat) dan SP-36. Pupuk tunggal
tersebut sudah ditetapkan SNI-nya. Suatu pupuk disebut urea bila kandungan
Nitrogen dalam pupuk tersebut sekitar 45-46% N, bila pupuk nitrogen lain yang
mengandung N selain 45-46% N tidak bisa disebut urea. Contoh lain adalah SP-36
adalah pupuk P yang kandungan P2O5 sebesar 36%. Pupuk yang mengandung unsur
K ialah pupuk KCl, K2SO4 (ZK). Pupuk buatan yang mengandung lebih dari satu
unsur hara disebut pupuk majemuk, misalnya pupuk NP, NK, dan NPK. Pupuk NP
adalah pupuk yang mengandung unsur N dan P. Pupuk NPK adalah pupuk majemuk
yang mengandung unsur tiga hara yaitu N, P, dan K. Perbandingan kandungan hara
dalam setiap pupuk majemuk berbeda-beda.
Besarnya kandungan unsur hara tertentu di dalam pupuk dinyatakan dalam
persen. Semakin tinggi persentase semakin tinggi kandungan haranya, untuk itu,
dalam menghitung takaran pupuk bagi penelitian kesuburan tanah atau penelitian
di rumah kaca, harus dilakukan dengan benar dan harus memperhitungkan jenis
sumber pupuk yang digunakan. Kesalahan dalam menghitung pupuk akan merubah
perlakuan yang sudah ditentukan, menurunkan tingkat ketelitian dan selanjutnya
berakibat terhadap hasil dan kesimpulan penelitian. Secara umum pupuk berfungsi
sebagai sumber zat hara untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman dan
memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk pada media tanam dapat
meningkatkan kadar hara dan kesuburan. Aktivitas pertanian yang secara terus
menerus dilakukan mengakibatkan tanah kehilangan unsur hara. Oleh sebab itu,
untuk mengembalikan ketersediaan hara pada media tanam diperlukan pemberian
pupuk.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Manfaat Kompos
C. Sifat Kompos
Budihardjo, M.A. 2006. Studi Potensi Pengomposan Sampah Kota sebagai Salah
Satu Alternatif Pengelolaan Sampah di TPA dengan Mengunakan
Aktivator EM4 (Effective Microorganism). Jurnal Presipitasi, 1(1): 25-
30.
Djuarnani, N., Kristian dan Setiawan, B.S. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Habibi, Lafran. 2008. Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Rumah Tangga.
Bandung: Penerbit Titian Ilmu.
Husein, E. dan Irawan. 2008. Kompos Jerami (Pengomposan dan Karakteristik
Kompos). Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian. Leaflet.
Mahesa Agri. 2017. Cara Membuat Pupuk Kompos Menggunakan Metode Aerob
dan Anaerob. http://mahesaagri.com/blog/cara-membuat-kompos-
metode-aerob-anaerob/, diakses pada tanggal 3 November 2019.
Nyoman P. Aryantha. 2010. Kompos. Pusat Penelitian Antar Universitas Ilmu
Hayati LPPM-ITB. Dept. Biologi - FMIPA-ITB.
Setyotini, D. R.., Saraswati, dan Anwar, E.K. 2006. Kompos. Jurnal Pupuk
Organik dan Pupuk Hayati. 2(3): 11-40.
Simanungkalit, R. D. M., Didi, A. S., Rasti, S., Diah, S., & Wiwik, H. 2006. Pupuk
Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian. Jawa Barat.
Suryati, Teti. 2014. Bebas Sampah dari Rumah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Syam, A. 2003. Efektivitas Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Produktivitas
Padi di Lahan Sawah. Jurnal Agrivigor, 3(2): 232–244.
Termorshuizen, A.J., S.W. Moolenaar, A.H.M. Veeken and W.J. Blok. 2004. The
value of compost. Reviews in Environmental Science & Bio/Technology
3: 343–347.