A. Hasil Penelitian
1. Uji efektifitas antibakteri ekstrak biji pinang dan minyak atsiri serai
Hasil penelitian uji efektifitas antibakteri ekstrak biji pinang dan minyak
didapatkan zona bunuh yang ditandai dengan daerah berwarna bening dan
zona hambat yang ditandai dengan daerah berwarna keruh. Zona bunuh dan
zona hambat dari ekstrak biji pinang dan minyak atsiri serai menunjukkan
adanya efektifitas. Diameter zona hambat dan zona bunuh antibakteri ekstrak
biji pinang dan minyak atsiri serai didapatkan dengan cara perhitungan
mengukur garis diameter dari batas daerah yang terbentuk disekitar disk
sebesar 6mm. Data zona bunuh dan zona hambat tersebut disajikan dalam
Tabel 1.1 Diameter zona bunuh ekstrak biji pinang dan minyak atsiri
Tabel 1.2 Diameter zona hambat ekstrak biji pinang dan minyak atsiri
Pada kelompok ekstrak biji pinang membentuk diameter zona bunuh dan
dan zona hambat dengan rata-rata berturut-turut adalah 0,93mm dan 0,93mm.
2. Analisa data daya bunuh ekstrak biji pinang dan minyak atsiri serai
dilakukan uji One-Way ANOVA dengan syarat data berdistribusi normal dan
homogen. Data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Shapiro-
Kelompok Sig.
Kontrol (Chlorhexidine 2%) 0.802
Pinang 10% 0.582
Serai 20% 0.409
kelompok memiliki nilai p > 0.05 sehingga dapat disimpulkan data zona
Levene Statistic
0.102 (p > 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa varian data homogen.
uji One-Way ANOVA. Uji One-Way ANOVA ini dilakukan untuk menguji
perlakuan.
E.faecalis
Mean
Square Sig.
Between Groups 352.215 0.000
Within Groups 0.016
(Sig.) = 0.000 yang berarti nilai p < 0.005, sehingga dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan daya bunuh ekstrak biji pinang
10% dan minyak atsiri serai 20% terhadap bakteri Enterococcus faecalis.
Mean
Kelompok Sig. (P)
Dfference
Kontrol Pinang 10% 10.22222 0.000
Serai 20% 11.35889 0.000
Pinang 10% Kontrol -10.22222 0.000
Serai 20% 1.13667 0.000
Serai 20% Kontrol -11.35889 0.000
Pinang 10% -1.13667 0.000
Berdasarkan tabel uji Post Hoc diatas diperoleh data beda rerata
dan serai 20% berturut-turut adalah -10.22222 dan 1.13667. Beda rerata
kelompok serai 20% terhadap kontol (Chlorhexidine 2%) dan pinang 10%
Pada tabel uji Post Hoc juga diperoleh nilai p (Sig.) antara kelompok
dilakukan uji One-Way ANOVA dengan syarat data berdistribusi normal dan
homogen. Data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Shapiro-
Kelompok Sig.
Kontrol (Chlorhexidine 2%) 0.802
Pinang 10% 0.810
Serai 20% 0.112
kelompok memiliki nilai p > 0.05 sehingga dapat disimpulkan data zona
Levene Statistic
lebih dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa varian data homogen.
a. Uji One-Way Anova
normal dan homogen, maka data dapat diuji dengan menggunakan uji
perlakuan.
E.faecalis
Mean
Square Sig.
Between Groups 365.742 0.000
Within Groups 0.014
(Sig.) = 0.000 yang berarti nilai p < 0.005, sehingga dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan daya hambat ekstrak biji pinang
10% dan minyak atsiri serai 20% terhadap bakteri Enterococcus faecalis.
Berdasarkan tabel uji Post Hoc diatas diperoleh data beda rerata
dan serai 20% berturut-turut adalah -9.93444 dan 1.95333. Beda rerata
kelompok serai 20% terhadap kontol (Chlorhexidine 2%) dan pinang 10%
Pada tabel uji Post Hoc juga diperoleh nilai p (Sig.) antara kelompok
Laboratorium Kesehatan sesuai dengan tabel 1.1 diketahui bahwa nilai rata-rata
diameter zona bunuh pada kelompok ekstrak biji pinang 10% dan kelompok
minyak atsiri serai 20% berturut-turut adalah 2,06mm dan 0,93mm. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa diameter zona bunuh yang terbentuk paling besar antara dua
kelompok perlakuan tersebut adalah ekstrak biji pinang. Sedangkan pada tabel 1.2
diketahui bahwa nilai rata-rata diameter zona hambat pada kelompok ekstrak biji
pinang dan kelompok minyak atsiri serai berturut-turut adalah 2,35mm dan
yang terbentuk paling besar antara dua kelompok perlakuan tersebut adalah
10% yaitu dengan diameter zona hambat sebesar 2,35mm dan zona bunuh
sebesar 2,06mm lebih besar dibandingkan dengan minyak atsiri serai 20%
diperoleh diameter zona hambat sebesar 0,93mm dan zona bunuh sebesar
0,93mm.
ekstrak biji pinang terhadap Enterococcus faecalis belum banyak dilakukan. Hasil
uji hipotesis One-Way ANOVA yang telah dilakukan untuk membandingkan nilai
rerata pada kelompok perlakuan diperoleh nilai p sebesar 0,000 yang (p < 0,05)
yang bermakna (signifikan) antara ekstrak biji pinang dan minyak atsiri serai
terhadap bakteri Enterococcus faecalis. Pada esktak biji pinang 10% memiliki
ukuran diameter zona hambat dan zona bunuh lebih besar dibandingkan dengan
minyak atsiri serai 20%, dikarenakan kandungan ekstrak biji pinang yaitu
Enterococcus faecalis.
Hasil analisis Post Hoc yang telah dilakukan untuk mengetahui hasil mean
uji Post Hoc menunjukkan bahwa beda rerata daya bunuh kelompok pinang 10%
terhadap serai 20% adalah 1.13667 dan beda rerata kelompok serai 20% terhadap
pinang 10% adalah -1.13667. Sedangkan beda rerata daya hambat kelompok
pinang 10% terhadap serai 20% adalah 1.95333 dan beda rerata kelompok serai
20% terhadap pinang 10% adalah dan -1.95333. Dengan hasil diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kelompok pinang 10% memiliki efek antibakteri yang lebih
kuat dibandingkan dengan kelompok serai 20%. Selain itu pada uji Post Hoc juga
perlakuan lainnya adalah p = 0.000. Hasil nilai p (Sig.) = 0.000 pada seluruh
kelompok tersebut.
Perbedaan diameter zona hambat dan zona bunuh yang bermakna dengan
nilai p (Sig.) = 0,000 (p < 0,05) pada seluruh kelompok perlakuan menunjukkan
bahwa penelitian ini sesuai dengan dasar teori yang menyatakan bahwa ekstrak
biji pinang dan minyak atsiri serai memiliki efek antibakteri. Dimana dalam
ekstrak biji pinang 10% memiliki efek antibakteri lebih besar dibandingkan
minyak atsiri serai 20%. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
antibakteri terhadap bakteri pathogen di rongga mulut yang telah dilakukan oleh
Yulineri dkk (2006). Selain itu, penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
terdahulu, yang telah membuktikan bahwa ekstrak biji pinang pada konsentrasi
(Sumarni, 2010).
tersier protein. Struktur tersier protein mudah terganggu oleh agen kimia atau
bakteri dilakukan oleh zat senyawa yang berkumpul pada permukaan sel yang
akan mengubah sifat fisika dan kimia dari dinding sel, sehingga dinding sel yang
berkerja sebagai sawar yang selektif akan dicegah untuk berfungsi dengan normal
dan zat senyawa akan membunuh atau menghambat sel (Brooks dkk, 2007).
(2006) ekstrak biji pinang sebagai antiseptik obat kumur terhadap bakteri
hasil yang menunjukkan bahwa esktrak biji pinang jauh lebih efektif dalam
kumur komersil yang telah sering digunakan secara klinis. Walaupun belum
banyak penelitian yang dilakukan pada esktrak biji pinang terhadap bakteri
Enterococcus faecalis, dalam penelitian ini menunjukkan ekstrak biji pinang lebih
minyak atsiri serai yang pernah dilakukan penelitian sebelumnya oleh Darjono
(2011).
tumbuhan serai dapur, dimana dalam penelitian ini minyak atsiri serai diambil
dari batang serai dapur dengan proses penyulingan uap langsung (steam
distillation) dibuat pada konsentrasi 20%. Penentuan konsentrasi mengacu pada
penelitian sebelumnya oleh Darjono (2011) dimana diketahui minyak atsiri serai
dengan konsentrasi 20% memiliki daya hambat yang hampir sama dengan bahan
faecalis. Pada penelitian ini diketahui minyak atsiri serai memiliki efektifitas
antibakteri yang lebih kecil dibandingkan dengan ekstrak biji pinang, hal ini
biji pinang lebih efektif dalam menghambat dan membunuh bakteri Enterococcus
faecalis. Minyak atsiri serai tetap memiliki kemampuan sebagai antibakteri yang
membran sel.
menghambat dan membunuh bakteri Enterococcus faecalis secara in vitro. Hal ini
membuktikan secara laboratoris bahwa kedua herbal yaitu ekstrak biji pinang
10% dan minyak atsiri serai 20% mempunyai efek bakterisid sebagai salah satu
syarat bahan irigasi perawatan saluran akar. Namun dalam penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan diameter zona hambat dan zona bunuh ekstrak biji
pinang dengan konsentrasi 10% lebih besar dibandingkan minyak atsiri serai
dibandingkan bahan coba lainnya yaitu diameter zona hambat sebesar 12,29mm
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil suatu
1. Ekstrak biji pinang 10% dan minyak atsiri serai 20% memiliki kemampuan
2. Ada perbedaan efek antibakteri antara ekstrak biji pinang 10% dengan
3. Diameter zona hambat dan zona bunuh yang terbentuk paling besar pada
ekstrak biji pinang 10% dibandingkan denga minyak atsiri serai 20%. Hal ini
menunjukkan ekstrak biji pinang 10% memiliki efek antibakteri yang lebih
untuk :
perubahan warna gigi karena penggunaan bahan esktrak biji pinang dan
2. Perlu dilakukan follow up berupa uji toksisitas ekstrak biji pinang dan minyak
biji pinang dan minyak atsiri serai sebagai alternatif bahan irigasi saluran
akar.
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 2. Surat Keterangan Pembuatan Ekstraksi Bahan Perlakuan di
Provinsi JATENG
Lampiran 4. Jadwal Kegiatan
1. Pembuatan ekstrak biji pinang 10% dan minyak atsiri serai 20%
Descriptives
Kadar Statistic Std. Error
E.faecalis Kontrol Mean 12.2867 .04770
95% Confidence Lower Bound 12.1767
Interval for Mean Upper Bound 12.3967
5% Trimmed Mean 12.2891
Median 12.3000
Variance .020
Std. Deviation .14309
Minimum 12.03
Maximum 12.50
Range .47
Interquartile Range .20
Skewness -.445 .717
Kurtosis .191 1.400
Pinang 10% Mean 2.0644 .05022
95% Confidence Lower Bound 1.9486
Interval for Mean Upper Bound 2.1803
5% Trimmed Mean 2.0683
Median 2.0300
Variance .023
Std. Deviation .15067
Minimum 1.80
Maximum 2.26
Range .46
Interquartile Range .24
Skewness -.384 .717
Kurtosis -.687 1.400
Serai 20% Mean .9278 .02338
95% Confidence Lower Bound .8739
Interval for Mean Upper Bound .9817
5% Trimmed Mean .9259
Median .9300
Variance .005
Std. Deviation .07014
Minimum .83
Maximum 1.06
Range .23
Interquartile Range .10
Skewness .398 .717
Kurtosis .326 1.400
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kadar Statistic df Sig. Statistic df Sig.
E.faecalis Kontrol .204 9 .200* .960 9 .802
*
Pinang 10% .181 9 .200 .940 9 .582
Serai 20% .212 9 .200* .922 9 .409
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
E.faecalis Based on Mean 2.518 2 24 .102
Based on Median 1.837 2 24 .181
Based on Median and
1.837 2 19.202 .186
with adjusted df
Based on trimmed mean 2.477 2 24 .105
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Uji One-Way ANOVA Daya Bunuh
Descriptives
E.faecalis
95% Confidence Interval for
Std. Std. Mean Maximu
N Mean Deviation Error Lower Bound Upper Bound Minimum m
Kontrol 9 12.2867 .14309 .04770 12.1767 12.3967 12.03 12.50
Pinang
9 2.0644 .15067 .05022 1.9486 2.1803 1.80 2.26
10%
Serai 20% 9 .9278 .07014 .02338 .8739 .9817 .83 1.06
Total 27 5.0930 5.20656 1.00200 3.0333 7.1526 .83 12.50
ANOVA
E.faecalis
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
704.431 2 352.215 2.197E4 .000
Groups
Within Groups .385 24 .016
Total 704.815 26
Lampiran 7. Hasil Perhitungan Uji Post Hoc Daya Bunuh
Multiple Comparisons
E.faecalis
LSD
Mean 95% Confidence Interval
Difference (I- Lower
(I) Kadar (J) Kadar J) Std. Error Sig. Bound Upper Bound
Kontrol Pinang 10% 10.22222* .05969 .000 10.0990 10.3454
Serai 20% 11.35889* .05969 .000 11.2357 11.4821
*
Pinang 10% Kontrol -10.22222 .05969 .000 -10.3454 -10.0990
Serai 20% 1.13667* .05969 .000 1.0135 1.2599
*
Serai 20% Kontrol -11.35889 .05969 .000 -11.4821 -11.2357
*
Pinang 10% -1.13667 .05969 .000 -1.2599 -1.0135
*. The mean difference is significant at the 0.05
level.
Lampiran 8. Hasil Perhitungan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Daya Bunuh
Cases
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptives
E.faecalis
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Kontrol 9 12.2867 .14309 .04770 12.1767 12.3967 12.03 12.50
Pinang 10% 9 2.3522 .12998 .04333 2.2523 2.4521 2.13 2.60
Serai 20% 9 .3989 .06566 .02189 .3484 .4494 .26 .46
Total 27 5.0126 5.30536 1.02102 2.9139 7.1113 .26 12.50
ANOVA
E.faecalis
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 731.484 2 365.742 2.632E4 .000
Within Groups .333 24 .014
Total 731.817 26
Lampiran 10. Hasil Perhitungan Uji Post Hoc Daya Hambat
Multiple Comparisons
E.faecalis
LSD
95% Confidence Interval
Mean Difference
(I) Kadar (J) Kadar (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Kontrol Pinang 10% 9.93444* .05556 .000 9.8198 10.0491
Serai 20% 11.88778* .05556 .000 11.7731 12.0025
Pinang 10% Kontrol -9.93444* .05556 .000 -10.0491 -9.8198
Serai 20% 1.95333* .05556 .000 1.8387 2.0680
Serai 20% Kontrol -11.88778* .05556 .000 -12.0025 -11.7731
Pinang 10% -1.95333* .05556 .000 -2.0680 -1.8387
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 11. Foto Penelitian
Gambar 11. Ekstrak biji pinang 10%, minyak atsiri serai 20% dan Chlorhexidine
digluconate 2%.
Gambar 15. Hasil Uji efektifitas antibakteri, P = Ekstrak biji pinang 10%, S = Minyak