Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Dilaporkan Tn. ZA, laki-laki umur 50 tahun dengan diagnosis Hemorroid

gr II dan Anemia. Diagnosis ini ditegakkan dari autoanamnesis, pemeriksaan fisik

serta pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien.

Berdasarkan autoanamnesis pada tanggal masuk pada tanggal 16 Juli 2018

dengan keluhan BAB berdarah. Keluhan muncul sejak 1 minggu yang lalu.

Tampak benjolan muncul saat BAB yang menghilang dengan sendirinya. Pasien

juga mengeluhkan mudah lelah dan badan terasa lemas.

Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna

akibat trauma oleh faeces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar

dan tidak tercampur dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada faeces atau

kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air

toilet menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya

dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini

hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi.

Pada stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali

setelah defekasi agar masuk kembali ke dalam anus.

Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan sphincter ani menjepit kuat,

rectum tidak kolaps, teraba benjolan permukaan licin. Pada pemeriksaan colok

dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di

dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba

33
apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan

menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang

lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma

rectum (Sjamjuhidajat, 2004).

Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut

berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya

merupakan hematoma, walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut.

Bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan

reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih

lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh

darah. Hemoroid interna diklasifikasikan menjadi 4 derajat yaitu (Djumhana,

2010)

Derajat I : Tonjolan masih di lumen rektum, biasanya keluhan

penderita adalah perdarahan.

Derajat II : Tonjolan keluar dari anus waktu defekasi dan masuk

sendiri setelah selesai defekasi.

Derajat III : Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk

setelah defekasi selesai karena tidak dapat masuk sendiri.

Derajat IV : Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi

Tatalaksana pada pasien ini berupa inf. RL 20 tpm, Inj. As. Tranexamat

3x500mg, Inj. Ranitidin 2x1, Inj, Santagesic 3x1, po. Venosmil 3x1 cap,Venosmil

gel, Rendam hangat PK, dan tranfusi PRC. Kebanyakan penderita hemoroid

derajat pertama dan derajat kedua dapat ditolong dengan tindakan lokal sederhana

34
disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat

tinggi seperti sayur dan buah-buahan. Makanan ini membuat gumpalan isi usus

besar, namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan

mengejan berlebihan.

Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang

bermakna kecuali efek anestetik dan astringen. Hemoroid interna yang mengalami

prolaps oleh karena udem umumnya dapat dimasukkan kembali secara perlahan

disusul dengan tirah baring dan kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan.

Rendam duduk dengan dengan cairan hangat juga dapat meringankan nyeri

(Sjamjuhidajat, 2004).

35

Anda mungkin juga menyukai