Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

PENERAPAN BERMAIN LOMPAT TALI UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MOTORIK KASAR KELOMPOK A TK
TUNAS GAMA SCHOOL

Gusti Ayu Dwi Padmaswari1 , I Nyoman Wirya2, Mutiara Magta3

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: yudebelonk@yahoo.co.id1, nyomanwirya@undiksha.ac.id2,


m_magta@yahoo.com3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar
setelah diterapkan metode bermain melalui kegiatan lompat tali pada anak kelompok
A di TK Tunas Gama School Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016.Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek
penelitian ini adalah 15 orang anak TK pada kelompok A di TK Tunas Gama School
Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Data penelitian tentang kemampuan motorik
kasar dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrumen berupa lembar
observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis
statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan motorik kasar dengan
penerapan metode bermain melalui kegiatan lompat tali pada siklus I sebesar 67,87%
yang berada pada kategori sedang ternyata mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 88.75% yang tergolong pada kategori tinggi. Jadi, terdapat peningkatan
kemampuan motorik kasar anak setelah diterapkan metode bermain melalui kegiatan
lompat tali sebesar 20,88%.

Kata-kata kunci: Metode bermain, lompat tali, motorik kasar

Abstract
This study aims to determine the increase in gross motor skills after the applied
method of playing through a jump rope activity in children in group A at TK Tunas
Gianyar Gama School Academic Year 2015 / 2016.Jenis this research is classroom
action research conducted in two cycles. The subjects were 15 kindergarten children
in group A at TK Tunas Gianyar Gama School Academic Year 2015/2016. The
research data on gross motor skills were collected by observation with instruments
such as observation sheet. The data were analyzed using descriptive statistical
analysis and quantitative descriptive analysis method. The result showed that there
was an increase in gross motor skills with the application of a method of playing
through jumping rope on the first cycle of 67.87% were in middle category had
experienced an increase in the second cycle into 88.75% were classified in the high
category. Thus, there is an increase in gross motor skills of children after the applied
method of playing through a jump rope activity of 20.88%.

Keywords : playing method, skipping jump, gross motor


e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

PENDAHULUAN menunjukkan kelenturan atau elastisitas


Pada Undang-undang Nomor 20 serta ritmenya mulai kelihatan teratur,
Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan anak akan mulai bisa berlari-lari,
Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan melompat dan meloncat.
bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) Pada usia 1-2 tahun atau sebelum
adalah suatu upaya pembinaan yang anak bisa berlari-lari kecil, melompat dan
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai meloncat, anak telah mampu duduk,berdiri
dengan usia enam tahun yang dilakukan merambat, berdiri dengan satu kaki,
melalui pemberian rangsangan pendidikan bahkan pada usia itu anak telah mampu
untuk membantu pertumbuhan dan naik dan turun tangga”. Tentu semua itu
perkembangan jasmani dan rohani, agar pada awalnya memerlukan stimulasi dari
anak memiliki kesiapan dalam memasuki orang tua atau pengasuh. Setelah anak
pendidikan lebih lanjut, baik pendidikan menginjak usia 2 tahun anak akan mampu
secara formal di sekolah maupun secara melakukan gerakan motorik kasar. Ketika
nonformal. Pendidikan anak usia dini anak telah menunjukkan gerak lentur
(PAUD) diarahkan untuk memfasilitasi badannya, maka gerakan kaki, tangan,
tumbuh kembang anak secara sehat dan dan bahunya semakin bebas dengan
optimal sesuai dengan nilai, norma, dan eksperimen keterampilan-keterampilan
harapan masyarakat. Pendidikan tersebut baru, seperti melemper dan menangkap
dilakukan melalui pemberian pengalaman bola, naik sepeda roda tiga, dan bermain
dan rangsangan yang kaya dan maksimal. simplai. Hingga usia 5-6 tahun anak telah
Hampir semua orang tua menginginkan mampu bergerak secara simultan dengan
pendidikan yang terbaik bagi anak dan mengombinasikan secara terorganisir
anak merupakan investasi yang tak ternilai semua organ tubuhnya. Menurut Piaget
harganya. Pendidikan usia dini merupakan (dalam Madyawati,2016:144) “Bermain
pendidikan awal anak sebelum mesuk ke merupakan kegiatan yang dilakukan
jenjang berikutnya yaitu di sekolah dasar. berulang-ulang demi kesenangan”.
Masa lima tahun pertama Menurut Elliot (dalam Latif, 2013:77)
pertumbuhan dan perkembangan anak “Bermain arti yang lebih tepat ialah setiap
keadaan fisik maupun segala kemampuan kegiatan yang dilakukan untuk
anak sedang berkembang pesat. Salah kesenangan yang ditimbulkannya, dan
satu kemampuan anak usia dini yang tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
berkembang pesat adalah kemampuan Bermain dilakukan secara sukarela dan
motoriknya. Perkembangan motorik kasar tidak ada paksaan atau tekanan dari luar
yang baik tidak hanya didukung melalui atau kewajibannya”. Di TK Tunas Gama
pertumbuhan gizi saja, akan tetapi School Gianyar kemampuan motorik kasar
didukung juga oleh stimulasi yang anak belum berkembang dengan optimal.
diberikan. Gerak motorik kasar adalah Penyebab belum berkembangnya
gerak anggota badan secara kasar atau kemampuan motorik kasar pada anak
keras. Menurut Laura E.Berk (dalam adalah dikarenakan media yang
Suyadi,2010:68) “Semakin anak digunakan membuat anak cepat bosan,
bertambah dewasa dan kuat tubuhnya, sehingga pembelajaran yang diberikan
maka gaya geraknya semakin sempurna. oleh guru masih kurang bervariasi dan
Hal ini mengakibatkan tumbuh kembang monoton serta membuat anak merasa
otot semakin membesar dan menguat, kurang tertarik terhadap kegiatan yang
dengan membesar dan menguatnya otot diberikan oleh guru. Hal tersebut
tersebut keterampilan baru selalu menyebabkan anak kurang berminat dan
bermunculan dan semakin bertambah kurang termotivasi untuk melakukan
kompleks”. Pada awal-awal tahun kegiatan pembelajaran.
pascakelahiran, gerak motorik kasar anak Berdasarkan hasil Observasi di TK
sudah kompleks dan selalu muncul yang Tunas Gama School dengan yaitu adanya
baru walaupun masih sangat kaku. Pada anak yang kurang menjaga
usia 2 tahun seiring dengan menguatnya keseimbangannya karena anak masi
otot-otot badan gerak motoriknya mulai malu-malu untuk melakukan kegiatan.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

Anak merasa malu sehingga ketika diajak melatih anak untuk meloncat, memanjat,
bermain anak hanya selalu diam, dan saat memeras, bersiul,membuat ekspresi muka
melakukan kegiatan anak menjadi tidak senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit,
bisa menjaga keseimbangan saat berdiri di atas satu kaki, berjalan di titian,
melakukan kegiatan tersebut. Terlihat dari dan sebagainya”.
15 anak, ada 9 anak yang kategori rendah Perkembangan fisik motorik kasar
atau belum berkembang dalam menurut Soemiarti Padmonodewo (dalam
kemampuan motorik kasarnya (mendapat Lestari 2014) “adalah koordinasi sebagian
bintang «), Sedangkan 4 orang anak besar otot tubuh manusia”. Tulang dan
dapat mulai berkembang dalam otot mereka semakin kuat dan
kemampuan motorik kasarnya dan memungkinkan mereka untuk berlari,
mendapat bintang (««), dan 2 anak melompat dan memanjat lebih cepat, lebih
dalam kemampuan motorik kasarnya jauh, dan lebih baik. Siti Aisyah (dalam
berkembang sesuai harapan dalam Lestari, 2014) ” motorik kasar adalah
kategori mendapat bintang («««). gerakan tubuh yang menggunakan otot-
Berdasarkan hasil Wawancara Di TK otot besar atau sebagian besar atau
Tunas Gama School Gianyar guru kelas A seluruh tubuh yangdipengaruhi oleh
yan bernama juli menyatakan bahwa anak kematangan anak itu sendiri”. Motorik
masih belum mampu melakukan gerak kasar dapat distimulasi dengan kegiatan
melompat dengan seimbang, anak masih berjalan, berlari, melompat, meloncat,
merasa ragu (kurang percaya diri), melempar, memantulkan, merangkak, dan
sehingga hasil loncatan kurang maksimal, sebagainya. Ada banyak kegiatan yang
anak masih kurang seimbang dan kurang dapat menstimulasi kemampuan motorik
lincah, ataupun anak belum mampu kasar anak antara lain: melompat tali,
melampaui rintangan tali dengan gerakan berjalan zig-zag, memantulkan bola besar,
meloncat satu kaki maupun dua kaki, renang, senam fantasi dan sebagainya.
ataupun melalui aktivitas berlari dan Kegiatan tersebut dapat meningkatkan
meloncat pada batas ketinggian yang kepercayaan diri anak dan dapat juga
telah ditentukan. Berdasarkan uraian di memberikan rasa senang pada diri anak.
atas, untuk meningkatkan kemampuan Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan
motorik kasar anak diberikan alternatif motorik kasar adalah gerak seluruh tubuh
pemecahan masalah yang dilakukan yang memungkinkan anak untuk berlari,
melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK) memanjat, melompat dan berayun. Karena
dengan judul “Penerapan Metode Bermain gerak motorik kasar sangat penting untuk
Melalui Kegiatan LompatTali Untuk melatih otot-otot anak agar kemampuan
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar anak dalam melakukan kegiatan motorik
Pada Anak Kelompok A Di TK Tunas berkembang dengan optimal.
Gama School Gianyar Tahun Pelajaran Pada dasarnya kemampuan motorik
2015/2016”. Mengembangkan kasar anak yang dihasilkan
kemampuan motorik sangat diperlukan daripembelajaran motorik di sekolah
anak agar mereka dapat tumbuh dan berbeda-beda, tergantung pada
berkembang secara opimal. Gerakan banyaknya pengalaman gerakan dan
motorik kasar adalah kemampuan yang unsur-unsur pokok yang dikuasai oleh
membutuhkan koordinasi sebagian besar anak. Di sinilah guru harus benar-benar
tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memperhatikan unsur-unsur pokok
memerlukan tenaga karena dilakukan oleh pembelajarn motorik agar anak dapat
otot-otot yang lebih besar. Pengembangan mencapai kemampuan keterampilan
gerakan motorik kasar juga memerlukan gerakan fisik motorik, sesuai dengan
gerakan koordinasi kelompok otot-otot target yang diharapkan Richard Decaprio
anak yang tertentu yang dapat membuat (dalam lestari,2014), yaitu : 1)
mereka dapat meloncat, memanjat dan Keseimbangan, Menurut Satya (dalam
berlari. Untuk merangsang motorik kasar Lestari, 2014). “keseimbangan adalah
anak menurut Hadis (dalam Sujiono, dkk, halyang berhubungan dengan
2008;12.13) “dapat dilakukan dengan kemampuan untuk mempertahankan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

suatu posisi atau sikap tubuh yang efisien Dalam bermain alat yang digunakan
ketika tubuh dalam keadaan diam atau dalam permainan lompat tali berupa tali
sedang bergerak”.2)Kekuatan, Kekuatan gelang karet yang dironce yang
mnurut Sujiono (dalam Lestari, 2014) direntangkan melintang untuk dilompati.
“Kekuatan merupakan hasil kerja otot Kegiatan lompat tali merupakan kegiatan
yang berupa kemampuan untuk, motorik kasar yang dilakukan oleh anak
mengangkat, menjinjing, menahan, berkaitan dengan kemampuan atau
mendorong atau menarik beban”. Semakin keterampilan kaki dalam melompati seutas
besar kemampuan otot yang dikeluarkan tali dengan ketinggian tertentu. Tali yang
maka akan semakin besar pula kekuatan dimaksud adalah berupa untaian karet
yang dihasilkan dari kerja otot tersebut, gelang yang dirangkai menjadi panjang
sebaliknya semakin kecil kemampuan otot atau dengan ukuran tertentu. Tali yang
yang dikeluarkan maka semakin kecil pula digunakan rangkaian karet, karena aman
kekuatan yang dihasilkan. Latihan-latihan untuk Lompat tali yang dilakukan anak
yang secara langsung mendukung adalah anak melakukan lompatan dengan
peningkatan kekuatan otot seperti gerakan satu kaki kemudian melompati tali tanpa
menahan beban tubuh dengan menyentuh tali tersebut.
merentangkan tangan ke dinding, dan Main lompat tali merupakan suatu
latihan dengan mengangkat beban dan kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara
jalan dengan kaki jinjit. 3)Kelincahan, fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa
Menurut Satya (Lestari, 2014) “kelincahan belajar cara dan teknik melompat yang
adalah kemampuan mengubah arah atau dalam permainan ini memang memerlukan
posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan keterampilan sendiri. Permainan lompat
secara bersama-sama dengan gerakan tali adalah permainan yang menyerupai
lainnya”. Untuk mengukur kelincahan tali yang disusun dari karet gelang.
seseorang disamping mengukur Permainan ini sederhana tapi bermanfaat,
kemampuan kecepatan gerak juga perlu bisa dijadikan sarana bermain sekaligus
memperhatikan seberapa cepat dapat olahrag Tali yang digunakan terbuat dari
melakukan perubahan posisi tubuh untuk jalinan karet gelang yang banyak terdapat
melakukan gerakan lain yang berbeda. di sekitar kita. Cara bermainnya bisa
Lompat adalah suatu gerakan dilakukan perorangan atau kelompok, jika
mengangkat tubuh dari satu titik ke titik hanya bermain seorang diri biasanya anak
lain yang lebih jauh atau tinggi dengan akan mengikatkan tali pada tiang atau apa
ancang-ancang lari cepat atau lambat pun yang memungkinkan lalu.
dengan menumpu satu kaki dan mendarat Dari teori-teori di atas dapat
dengan kaki/anggota tubuh lainnya disimpulkan lompat tali merupakan suatu
dengan keseimbangan yang baik. Alat kegiatan bermain yang baik bagi tubuh.
yang digunakan dalam pembelajaran lompat merupakan gerakan yang dapat
lompat dapat berupa tali yang dilakukan menggunakan satu kaki atau
direntangkan untuk dilompati. Sujiono, dkk dua kaki. Gerakan melompat dapat
(dalam Kumalasari, 2015) “ Lompat adalah divariasi dengan menggunakan rintangan
suatu gerakan mengangkat tubuh dari titik atau jarak sesuai dengan kemampuan
ke titik yang lain yang lebih jauh atau anak. Permainan ini dapat dilakukan
tinggi dengan ancang-ancang lari cepat dengan cara berlari sambil melompat
atau lambat dengan menumpu satu kaki untuk melatih kekuatan dan kseimbangan
dengan mendarat dengan kaki atau otot-otot anak.
anggota tubuh lainnya dengan Metode Bermain adalah “kegiatan
keseimbangan yang baik”. Lompat yang memberikan kesenangan atau
merupakan salah satu pengembangan kepuasan pada anak melalui aktivitas
dari kegiatan melompat. Salah satu variasi langsung” Suratno (dalam Ariani, 2015).
dari gerakan melompat adalah permainan Moeslichatoen R (dalam Prayuanti 2014)
lompat tali, dimana dalam permaian bahwa Metode Bermain merupakan
tersebut dimainkan scara bersama-sama sarana yang dapat memberikan
oleh 3 hingga 10 anak. kesempatan kepada anak untuk
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

meningkatkan kemampuan bekerjasama. meningkatkan keterampilan dan


Menurut Piaget (dalam Madyawati, kemampuan tertentu pada anak”.
2016:144) “Bermain merupakan kegiatan Kemampuan dan keterampilan yang
yang dilakukan berulang-ulang demi inginditingkatkan dalam kegiatan bermain
kesenangan”. Sedangkan Metode ini adalah kemampuan motorik kasar yang
bermain, menurut Montalalu (dalam meliputi kemampuan anak dalam kegiatan
Srianis, 2014) menyatakan “metode berlari, merangkak, memanjat, dan
Bermain dalam pembelajaran di TK adalah melompat.
suatu teknik penyampaian informasi yang Dari teori-teori diatas dapat
ditujukan pada anak melalui alat disimpulkan metode bermain merupakan
permainan/kegiatan yang dapat suatu kegiatan bermain yang bisa
memberikan kenyamanan dan dilakukan berulang-ulang dengan bermain
kesenangan pada anak. anak akan bahagia, karena bermain
Hurlock (dalam Djuniartiningsih, dilakukan sepanjang hari. Bermain dapat
2012) berpendapat bahwa bermain mengmbangkan perkembangan anak
penting bagi anak karena setiap anak secara optimal. Menurut catron dan allen
dalam perkembangannya biasanya (dalam Sujiono2011:145). “Tujuan metode
mendapatkan dari lingkungan hidupnya, bermain dalam pendidikan anak usia dini
baik dari lingkungan terdekat maupun merupakan usaha untuk memecahkan
lingkungan yang lebih dekat. Sedangkan masalah melalui peragaan, serta langkah-
menurut Freeman dalam Madyawati langkah identifikasi masalah, analisis,
(2016:144)” mendefinisikan bermain peranan dan diskusi”. Pada dasarnya
sebagai suatu aktivitas yang membantu bermain juga memiliki tujuan utama yakni
anak mencapai perkembangan yang utuh, memelihara perkembangan atau
fisisk, intelektual, sosial, moral dan pertumbuhan optimal anak usia dini
emosional”. Konsep bermain menurut melalui pendekatan bermain yang kreatif.
Hurlock dalam Madyawati (2016:144) Penekanan dari bermain adalah
“adalah setiap kegiatan yang dilakukan perkembangan kreativitas dari anak-anak.
untuk kesenangan yang ditimbulkannya Semua anak usia dini memiliki potensi
tanpa mempertimbangkan hasil akhir”. kreatif tetapi perkembangan kreativitas
Sedangkan Karl Buhker (dalam sangat individual dan bervariasi antar
Djuniartiningsih, 2012) berpendapat anak yang satu dengan anak lainnya.
bahwa Bermain adalah kegiatan yang
menimbulkan kenikmatan, dan kenikmatan
itu menjadi rangsangan bagi pelaku METODE
lainnya. Ketika anak mulai mampu Penelitian ini akan dilaksanakan
berbicara dan berfantasi meluas menjadi pada semester II tahun pelajaran
kenikmatan berkreasi. Bermain 2015/2016. Tempat pelaksanaan
merupakan kebutuhan bagi anak, karena penelitian ini dilaksanakan pada kelompok
melalui bermain anak akan memperoleh A di TK Tunas Gama School Gianyar
pengetahuan yang dapat dalam kegiatan pembelajaran. Subjek
mengembangkan kemampuan dirinya”. yang akan digunakan dalam penelitian ini
Bermain merupakan suatu aktivitas yang adalah anak kelompok A di TK Tunas
sangat khas dan sangat berbeda dari Gama School Gianyar Tahun Pelajaran
aktivitas lain seperti belajar dan bekerja 2015/2016 yang berjumlah 15 orang
yang selalu dilakukan dalam rangka dengan 9 anak perempuan dan 6 orang
mencapai suatu hasil akhir. anak laki-laki. Objek yang ditangani dalam
Bermain bagi anak adalah apa yang penelitian tindakan kelas ini adalah
mereka lakukan sepanjang hari, bermain kemampuan motorik kasar pada anak A di
adalah kehidupan dan kehidupan adalah TK Tunas Gama School Gianyar Tahun
bermain. Tedjasaputra (dalam ariani;2015) Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini
bermain adalah“kegiatan yang mempunyai tergolong jenis Penelitian Tindakan Kelas
nilai praktis yang artinya, bermain (PTK). Elliot dalam Sanjaya (2009:25)
digunakan sebagai media untuk menyatakan bahwa “ penelitian tindakan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

adalah kajian tentang situasi sosial kemampuan motorik kasar


dengan maksud untuk meningkatkan yangmeliputi kemampuan anak dalam
kualitas tindakan melalui proses diagnosis, kegiatanberlari, merangkak, memanjat,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan melompat. Sebuah penelitian
dan mempelajari pengaruh yang
variabel yang digunakan harus jelas.
ditumbulkannya”. Hasley dalam Sanjaya
(2009:24) menyatakan bahwa” Penelitian
Menurut Kerlinger (dalam Agung,
tindakan adalah intervensi dalam dunia 2012:41) menyatakan “variabel
nyata serta pemeriksaan terhadap sebagai sebuah konsep seperti halnya
pengaruh yang ditimbulkan dari intervensi laki-laki dalam jenis kelamin, insaf
tersebut”. Pendapat lain tentang penelitian dalam konsep kesadaran”. Variabel
tindakan dikemukakan oleh Burn dalam penelitian juga sering dikatakan
Sanjaya (2009:25) yang menyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan
bahwa “penelitian tindakan adalah dalam peristiwa atau gejala yang akan
penerapan berbagai fakta yang ditemukan di teliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa
untuk memecahkan masalah dalam situasi variabel merupakan segala sesuatu
sosial untuk meningkatkan kualitas
atau sebuah konsep yang akan
tindakan yang dilakukan dengan
melibatkan kolaborasi dan kerja sama
menjadi objek pengamatan dalam
para peneliti dan praktisi”. Berdasarkan sebuah penelitian. Kemampuan
definisi di atas, dapat di simpulkan bahwa motorik kasar adalah skor yang
penelitian tindakan kelas merupakan didapat dari hasil observasi pada anak
suatu tindakan yang dimunculkan di dengan memperhitungkan beberapa
kelas untuk memperbaiki praktik aspek seperti berlari meloncat, dan
pembelajaran guna meningkatkan melompat. Penelitian dengan skala
mutu pembelajaran. Variabel 1,2,3,4. Penlitian ini merupakan
merupakan suatu konsep sangat penelitian tindakan kelas. Menurut
penting di dalam penelitian. Menurut Kemmis (sanjaya. 2009:24)
kerlinger (dalam Agung, 2014:39) menyatakan “penelitian tindakan
“Variabel sebagai sebuah konsep”. adalah suatu bentuk penelitian reflektif
Sugiyono, (Agung, 2014:40) dan kolektif yang dilakukan oleh
“menyatakan, variabel adalah segala peneliti dalam situasi sosial untuk
sesuatu yang berbentuk apa saja yang meningkatkan penalaran praktik sosial
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari mereka”. Menurut Colen (Sanjaya,
sehingga memperoleh informasi 2009:24) “penelitian tindakan adalan
tentang hal tersebut”. Bermain intervensi dalam dunia nyata serta
digunakan sebagai media untuk pemeriksaan terhadap pengaruh yang
meningkatkan keterampilan dan ditimbulkan dari intervensi tersebut”.
kemampuan tertentu pada anak. Dari pendapat tersebut dapat
Kegiatan lompat tali merupakan disimpulkan bahwa, penelitian
kegiatan motorik kasar yang dilakukan tindakan kelas adalah suatu
oleh anak berkaitan dengan pencermatan terhadap suatu kegiatan
kemampuan atau keterampilan kaki dalam belajar yang berupa tindakan
dalam melompati seutas tali dengan mengumpulkan data dan mengolah
ketinggian tertentu. Secara fisik anak data sehingga menentukan tingkat
jadi lebih terampil, karena bisa belajar keberhasilannya, yang dilaksanakan
cara dan teknik melompat yang dalam pembelajaran tersebut di dalam kelas.
permainan ini memang memerlukan Penelitian tindakan kelas ini
keterampilan sendiri. Kemampuan dan disesuaikan dengan model rancangan
keterampilan yang inginditingkatkan kemmis. Penelitian ini dilaksanakan
dalam kegiatan bermain iniadalah dalam beberapa siklus. Adapun
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

tahapan dari penelitian tindakan kelas Pelaksanaan tindakan merupakan


(PTK ). Berikut adalah PTK menurut proses kegiatan pembelajaran kelas
Kemmis dan Mc Taggart. sebagai realisasi dari teori dan strategi
belajar mengajar yang telah disiapkan
serta mengacu pada kurikulum yang
berlaku, dan hasil yang diperoleh
diharapkan dapat meningkatkan
kerjasama peneliti dengan subjek
penelitian sehingga dapat memberikan
refleksi dan evaluasi terhadap apa yang
terjadi di kelas. Observasi, Mengamati
atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap
siswa. Tahap observasi merupakan
kegiatan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan tindakan yang dilakukan
dalam PTK. Tujuan pokok observasi
adalah untuk mengetahui ada-tidaknya
perubahan yang terjadi dengan adanya
pelaksanaan tindakan yang sedang
Gambar 1. Model/desain penelitian
berlangsung. Refleksi, Peneliti mengkaji,
tindakan kelas menurut
melihat dan mempertimbangkan atas hasil
Kemmis dan Mc Taggert
atau dampak dari tindakan dari berbagai
(Arikunto dalam Deka,
kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini,
2013:21)
peneliti bersama-sama guru dapat
melakukan revisi perbaikan terhadap
Tahapan-tahapan yang terdapat
rencana awal. Melalui refleksi, guru akan
pada PTK model Kemmis dan Mc Taggert
dapat menetapkan apa yang telah dicapai,
(Arikunto dalam Deka, 2013:21)
serta apa yang belum dicapai, serta apa
diantaranya: Perencanaan, Dalam
yang perlu diperbaiki lagi dalam
penelitian ini rencana tindakan apa yang
pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu
akan dilakukan untuk memperbaiki,
hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan
meningkatkan atau perubahan perilaku
direnungkan, baik itu dari segi proses
dan sikap sebagai solusi. Pada tahap
pembelajaran antara guru dan siswa,
perencanaan dilakukan dengan menyusun
metode, alat peraga maupun evaluasi.
perencanaan tindakan berdasarkan
identifikasi masalah pada obeservasi awal
sebelum penelitian dilaksanakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rencana tindakan ini mencakup semua
Data kemampuan motorik kasar
langkah tindakan secara rinci pada tahap
anak pada penelitian siklus I disajikan
ini segala keperluan pelaksanaan peneliti
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
tindakan kelas dipersiapkan mulai dari
menghitung Modus (Mo), Median (Md) dan
bahan ajar, rencana pembelajaran,
Mean (M), grafik polygon dan
metode dan strategi pembelajaran,
membandingkan rata-rata persen (M%)
pendekatan yang akan digunakan, subjek
dengan model PAP skala lima.
penelitian serta teknik dan instrumen
Berdasarkan hasil observasi yang telah
observasi disesuaikan dengan rencana.
dilaksanakan pada saat penerapan
Tindakan, Apa yang dilakukan oleh guru
metode bermain melalui kegiatan lompat
atau peneliti sebagai upaya perbaikan,
tali yang menggunakan 4 indikator yang
peningkatan atau perubahan yang
muncul pada proses pembelajaran akan
diinginkan. Pelaksanaan tindakan
diberi bobot, yakni 4 (berkembang sangat
disesuaikan dengan rencana yang telah
baik), 3 (berkembang sesuai harapan), 2
dibuat sebelumya.
(mulai berkembang), 1 (belum
berkembang). Skor total yang diperoleh
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

masing-masing anak dibagi dengan bobot tali dari tumit sampai lutut dan kebanyakan
maksimal dikali 100. Data yang diperoleh anak yang melompat dengan dua kaki
tersebut dianalisis dengan menggunakan mengenai karet . karena anak belum
metode yang telah ditetapkan terlatih dan diperlukan latihan untuk
sebelumnya. Hasil analisisnya dipaparkan melompat tali agar anak mampu melompat
sebagai berikut. tali dengan lincah.
Guru harus mendampingi anak dan
memberikan contoh dalam melakukan
5
kegiatan bermain lompat tali dengan dua
frekuensi (f)

4 kaki yang baik. Guru memberikan contoh


3 dan melatih anak agar mampu melompat
2 tali dengan satu kaki. Guru memberikan
1 contoh terlebih dahulu dan guru
0 mengawasi anak agar mampu bermain
9 10 11 12 13 lompat tali dengan dua kaki . Melatih anak
Skor (X) untuk menjaga kekuatan kakinya untuk
bermain lompat tali dari tumit sampapi
Gambar 2. Data Kemampuan Motorik lutut agar anak mampu melompat dengan
Kasar pada Anak Kelompok baik
A TK Tunas Gama School Melalui perbaikan proses
Gianyar pada Siklus I pembelajaran pelaksanaan tindakan siklus
I maka pada pelaksanaan siklus II telah
Berdasarkan perhitungan dan tampak adanya peningkatan proses
grafik polygon di atas terlihat Mo < Md < pembelajaran yang diperhatikan melalui
M, (9 < 10 <10,86), sehingga dapat peningkatan kemampuan motorik kasar.
disimpulkan bahwa sebaran data Data yang diperoleh tersebut dianalisis
kemampuan motorik kasar anak pada dengan menggunakan metode yang telah
Siklus I merupakan kurva juling positif. ditetapkan sebelumnya. Hasil analisisnya
Dengan demikian dapat diinterpretasikan dipaparkan sebagai berikut.
bahwa skor Kemampuan motorik kasar
pada anak kelompok A di TK Tunas Gama
5
School Gianyar Tahun Pelajaran
frekuensi (f)

4
2015/2016 cenderung sedang.
Berdasarkan hasil pengamatan dan 3
temuan yang dilakukan selama 2
pelaksanaan tindakan siklus I terdapat 1
beberapa masalah Pada pertemuan awal, 0
kegiatan lompat tali (dengan 12 13 14 15 16
menggunakan karet) yang digunakan Skor (X)
anak belum seimbang dalam melompat
tali dengan dua kaki . karena anak belum Gambar 3. Data Kemampuan Motorik
terlatih dalam melakukan lompat tali Kasar pada Anak Kelompok A
dengan dua kaki tersebut. Pada TK Tunas Gama School Gianyar
pertemuan kedua, ditemukan anak yang pada Siklus II
belum seimbang dalam melompat tali
dengan satu kaki karena anak kurang Secara umum proses
fokus pada saat melompat. Pada pembelajaran dapat berjalan sesuai
pertemuan ketiga, dalam bermain lompat dengan rencana kegiatan harian yang
tali dengan dua kaki kekuatan anak masih telah direncanakan, Anak sudah mampu
kurang dalam melompat dan dalam melompat tali dengan dua kaki dan
mengayunkan tali. Karena anak belum melompat tali dengan satu kaki. Dalam
terlatih melompat sambil mengayunkan tali bermain lompat tali dengan dua kaki anak
tersebut. Pada pertemuan ke empat, anak sudah terlihat lincah melompat sambil
masi belum lincah dalam bermain lompat mengayunkan tali, Dan anak sudah
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

mampu bermain lompat tali dari tumit ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
sampai lutut karena sudah terlihat pada kemampuan motorik kasar pada setiap
saat anak melompat. Sehingga siklus. Pelaksanaan pembelajaran siklus I
peningkatan kemampuan motorik kasar dapat diketahui pencapaian kemampuan
anak yang diharapkan dapat tercapai. Hal motorik kasar sebesar 67,87% yang
ini terlihat dari jumlah anak yang berada pada kategori sedang dan
mendapat perolehan bintang empat pada mengalami peningkatan pada siklus II
siklus II lebih banyak. Adapun solusi yang menjadi 88,75% yang berada pada
bisa dilakukan untuk mengatasi temuan- kategori tinggi. Dengan demikian
temuan di atas adalah sebagai penerapan metode bermain melalui
berikut.Dalam kemampuan motorik kasar kegiatan Lompat tali dapat meningkatkan
dengan lompat tali guru selalu kemampuan motorik kasar pada anak
mendampingi anak pada saat melompat kelompok A di TK Tunas GamaSchool
dan memberikan motivasi untuk anak agar Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016.
anak melompat dnegan baik. Agar anak Berdasarkan hasil pembahasan
mampu melompat dengan baik guru dalam penelitian ini, dapat dikemukakan
mengulang kegitan yang diberikan sampai beberapa saran sebagai berikut. Kepada
anak mampu melompat dengan baik. Kepala Sekolah, disarankan agar
Berdasarkan hasil analisis statistk memberikan informasi tentang metode
deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif pembelajaran dan media belajar untuk
diperoleh rata-rata persentase anak agar media yang digunakan
kemampuan motorik kasar anak kelompok menajadi bervariasi. Kepada guru,
A di TK Tunas Gama School Gianyar disarankan lebih kreatif untuk memilih
Tahun Pelajaran 2015/2016 pada siklus I media yang digunakan untuk mengajar,
sebesar 67,87% dan rata-rata persentase agar anak lebih semangat dalam proses
kemampuan motorik kasar pada anak pembelajaran dan membuat suasana
kelompok A di TK TunasGama School pembelajaran menjadi menyenangkan.
Gianyar pada siklus II sebesar 88.75%. Kepada peneliti lain, perlu
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan menyempurnakan penelitian ini, karena
rata-rata persentase kemampuan motorik pencapaian kemampuan motorik asar
kasar pada anak dari siklus I ke siklus II anak dalam penelitian ini baru tercapai
sebesar 20,88% dan berada pada kategori pada kriteria tinggi. Peneliti lain
tinggi. diharapkan memperhatikan kekurangan
Penelitian ini dianggap berhasil di dalam penelitian ini. Selain itu diharapkan,
siklus II. Sehubungan dengan hal tersebut, kepada peneliti lain lebih membimbing dan
penerapan metode bermain melalui memotivasi anak pada saat kegiatan
kegiatan lompat tali dapat meningkatkan pembelajaran sehingga dapat
kemampuan motorik kasar pada anak mengoptimalkan pembelajaran dalam
hingga mencapai kriteria tinggi tetapi kemampuan motorik kasar dengan
karena adanya keterbatasan waktu baik menggunakan metode serta media
dari pihak peneliti maupun pihak sekolah pembelajaran yang tepat agar tercapai
maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke hasil yang optimal. Kepada para pembaca,
siklus berikutnya untuk mencapai kriteria Peneliti merupakan peneliti permula yang
sangat tinggi. masih jauh dari kata sempurna. penelitian
ini hanya dilakukan sampai siklus II karena
SIMPULAN DAN SARAN keterbatasan wakt. karena peneliti
Berdasarkan hasil penelitian dan merupakan peneliti permula dan jauh dari
pembahasan yang diuraikan pada bab IV kata sempurna.
dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan motorik kasar DAFTAR PUSTAKA
setelah diterapkan metode bermain Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi
melalui kagiatan lompat tali pada anak Penelitian Pendidikan. Singaraja:
kelompok di TK Tunas Gama School Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.
Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)

-------. 2014. Metodologi Penelitian Sanjaya, Wayan. 2009. Penelitian


Pendidikan. Yogjakarta: Aditya Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana
Media Publishing. Prenada Media Group.
Ariani, Kadek Lia. 2015. “Penerapan Srianis, Komang. 2014. Penerapan
Metode Bermain Berbantuan Media Metode Bermain Puzzle Geometri
Kotak Berwarna Untuk Untuk Meningkatkan Perkembangan
Menningkatkan Kemampuan Motorik Kognitf Anak Dalam Mengenal
Kasar Anak “. Volume 3, Nomor 1 Bentuk. Singaraja: Universitas
(hlm.3). Pendidikan Ganesha, Volume 2,
Nomor 1 (hlm.3).
Djuartiningsih. 2012. Penerapan Metode
Bermain Balok Dapat Meningkatan Sujiono, Bambang dkk. 2008. Metode
Kreativitas Anak Kelompok B di TK Pengembangan Fisik. Jakarta:
Merpati Pos. Surabaya: Universitas Universitas Terbuka Departemen
Negeri Surabaya. Pendidikan Nasional.
Latif, Mukhtar. 2013. Pendidikan Anak Sujiono, Yuliani Nurani. 2011. Konep
Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Media Group. Jakarta Barat: Indeks.
Lestari, Rohmani Budi. 2014.
Meningkatkan Kemampuan Motorik
Kasar melalui Gerak Lokomotor
pada Anak Kelompok B TK Aba
Gondang. Yogyakarta:Universitas
Negeri Yogyakarta.
Madyawati, Lilis. 2016. Strategi
Pengembangan Bahasa pada Anak.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas
Harian Untuk TK. Jogjakarta: Diva
Press.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2009, tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional RI.
Prayuanti, Endah. 2014. Peningkatan
Kemampuan Bekerjasama Melalui
Metode Bermain Pada kelompok B
Di TK PKK 54 Pucung Pendowoharjo
Sewon Bantul. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Puspitowati, Sri Prihatini. 2012. Upaya
Meningkatkan Motorik Kasar Anak
Melalui Permainan Tradisional
Lompat Tali Pada Kelompok B Di TK
Pertiwi Sribit Delanggu Klaten Tahun
Ajaran 2012/2013. (hlm.3).
Surakarta: Universitas
Muhammadyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai