Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar
setelah diterapkan metode bermain melalui kegiatan lompat tali pada anak kelompok
A di TK Tunas Gama School Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016.Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek
penelitian ini adalah 15 orang anak TK pada kelompok A di TK Tunas Gama School
Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Data penelitian tentang kemampuan motorik
kasar dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrumen berupa lembar
observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis
statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan motorik kasar dengan
penerapan metode bermain melalui kegiatan lompat tali pada siklus I sebesar 67,87%
yang berada pada kategori sedang ternyata mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 88.75% yang tergolong pada kategori tinggi. Jadi, terdapat peningkatan
kemampuan motorik kasar anak setelah diterapkan metode bermain melalui kegiatan
lompat tali sebesar 20,88%.
Abstract
This study aims to determine the increase in gross motor skills after the applied
method of playing through a jump rope activity in children in group A at TK Tunas
Gianyar Gama School Academic Year 2015 / 2016.Jenis this research is classroom
action research conducted in two cycles. The subjects were 15 kindergarten children
in group A at TK Tunas Gianyar Gama School Academic Year 2015/2016. The
research data on gross motor skills were collected by observation with instruments
such as observation sheet. The data were analyzed using descriptive statistical
analysis and quantitative descriptive analysis method. The result showed that there
was an increase in gross motor skills with the application of a method of playing
through jumping rope on the first cycle of 67.87% were in middle category had
experienced an increase in the second cycle into 88.75% were classified in the high
category. Thus, there is an increase in gross motor skills of children after the applied
method of playing through a jump rope activity of 20.88%.
Anak merasa malu sehingga ketika diajak melatih anak untuk meloncat, memanjat,
bermain anak hanya selalu diam, dan saat memeras, bersiul,membuat ekspresi muka
melakukan kegiatan anak menjadi tidak senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit,
bisa menjaga keseimbangan saat berdiri di atas satu kaki, berjalan di titian,
melakukan kegiatan tersebut. Terlihat dari dan sebagainya”.
15 anak, ada 9 anak yang kategori rendah Perkembangan fisik motorik kasar
atau belum berkembang dalam menurut Soemiarti Padmonodewo (dalam
kemampuan motorik kasarnya (mendapat Lestari 2014) “adalah koordinasi sebagian
bintang «), Sedangkan 4 orang anak besar otot tubuh manusia”. Tulang dan
dapat mulai berkembang dalam otot mereka semakin kuat dan
kemampuan motorik kasarnya dan memungkinkan mereka untuk berlari,
mendapat bintang (««), dan 2 anak melompat dan memanjat lebih cepat, lebih
dalam kemampuan motorik kasarnya jauh, dan lebih baik. Siti Aisyah (dalam
berkembang sesuai harapan dalam Lestari, 2014) ” motorik kasar adalah
kategori mendapat bintang («««). gerakan tubuh yang menggunakan otot-
Berdasarkan hasil Wawancara Di TK otot besar atau sebagian besar atau
Tunas Gama School Gianyar guru kelas A seluruh tubuh yangdipengaruhi oleh
yan bernama juli menyatakan bahwa anak kematangan anak itu sendiri”. Motorik
masih belum mampu melakukan gerak kasar dapat distimulasi dengan kegiatan
melompat dengan seimbang, anak masih berjalan, berlari, melompat, meloncat,
merasa ragu (kurang percaya diri), melempar, memantulkan, merangkak, dan
sehingga hasil loncatan kurang maksimal, sebagainya. Ada banyak kegiatan yang
anak masih kurang seimbang dan kurang dapat menstimulasi kemampuan motorik
lincah, ataupun anak belum mampu kasar anak antara lain: melompat tali,
melampaui rintangan tali dengan gerakan berjalan zig-zag, memantulkan bola besar,
meloncat satu kaki maupun dua kaki, renang, senam fantasi dan sebagainya.
ataupun melalui aktivitas berlari dan Kegiatan tersebut dapat meningkatkan
meloncat pada batas ketinggian yang kepercayaan diri anak dan dapat juga
telah ditentukan. Berdasarkan uraian di memberikan rasa senang pada diri anak.
atas, untuk meningkatkan kemampuan Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan
motorik kasar anak diberikan alternatif motorik kasar adalah gerak seluruh tubuh
pemecahan masalah yang dilakukan yang memungkinkan anak untuk berlari,
melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK) memanjat, melompat dan berayun. Karena
dengan judul “Penerapan Metode Bermain gerak motorik kasar sangat penting untuk
Melalui Kegiatan LompatTali Untuk melatih otot-otot anak agar kemampuan
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar anak dalam melakukan kegiatan motorik
Pada Anak Kelompok A Di TK Tunas berkembang dengan optimal.
Gama School Gianyar Tahun Pelajaran Pada dasarnya kemampuan motorik
2015/2016”. Mengembangkan kasar anak yang dihasilkan
kemampuan motorik sangat diperlukan daripembelajaran motorik di sekolah
anak agar mereka dapat tumbuh dan berbeda-beda, tergantung pada
berkembang secara opimal. Gerakan banyaknya pengalaman gerakan dan
motorik kasar adalah kemampuan yang unsur-unsur pokok yang dikuasai oleh
membutuhkan koordinasi sebagian besar anak. Di sinilah guru harus benar-benar
tubuh anak. Oleh karena itu, biasanya memperhatikan unsur-unsur pokok
memerlukan tenaga karena dilakukan oleh pembelajarn motorik agar anak dapat
otot-otot yang lebih besar. Pengembangan mencapai kemampuan keterampilan
gerakan motorik kasar juga memerlukan gerakan fisik motorik, sesuai dengan
gerakan koordinasi kelompok otot-otot target yang diharapkan Richard Decaprio
anak yang tertentu yang dapat membuat (dalam lestari,2014), yaitu : 1)
mereka dapat meloncat, memanjat dan Keseimbangan, Menurut Satya (dalam
berlari. Untuk merangsang motorik kasar Lestari, 2014). “keseimbangan adalah
anak menurut Hadis (dalam Sujiono, dkk, halyang berhubungan dengan
2008;12.13) “dapat dilakukan dengan kemampuan untuk mempertahankan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
suatu posisi atau sikap tubuh yang efisien Dalam bermain alat yang digunakan
ketika tubuh dalam keadaan diam atau dalam permainan lompat tali berupa tali
sedang bergerak”.2)Kekuatan, Kekuatan gelang karet yang dironce yang
mnurut Sujiono (dalam Lestari, 2014) direntangkan melintang untuk dilompati.
“Kekuatan merupakan hasil kerja otot Kegiatan lompat tali merupakan kegiatan
yang berupa kemampuan untuk, motorik kasar yang dilakukan oleh anak
mengangkat, menjinjing, menahan, berkaitan dengan kemampuan atau
mendorong atau menarik beban”. Semakin keterampilan kaki dalam melompati seutas
besar kemampuan otot yang dikeluarkan tali dengan ketinggian tertentu. Tali yang
maka akan semakin besar pula kekuatan dimaksud adalah berupa untaian karet
yang dihasilkan dari kerja otot tersebut, gelang yang dirangkai menjadi panjang
sebaliknya semakin kecil kemampuan otot atau dengan ukuran tertentu. Tali yang
yang dikeluarkan maka semakin kecil pula digunakan rangkaian karet, karena aman
kekuatan yang dihasilkan. Latihan-latihan untuk Lompat tali yang dilakukan anak
yang secara langsung mendukung adalah anak melakukan lompatan dengan
peningkatan kekuatan otot seperti gerakan satu kaki kemudian melompati tali tanpa
menahan beban tubuh dengan menyentuh tali tersebut.
merentangkan tangan ke dinding, dan Main lompat tali merupakan suatu
latihan dengan mengangkat beban dan kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara
jalan dengan kaki jinjit. 3)Kelincahan, fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa
Menurut Satya (Lestari, 2014) “kelincahan belajar cara dan teknik melompat yang
adalah kemampuan mengubah arah atau dalam permainan ini memang memerlukan
posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan keterampilan sendiri. Permainan lompat
secara bersama-sama dengan gerakan tali adalah permainan yang menyerupai
lainnya”. Untuk mengukur kelincahan tali yang disusun dari karet gelang.
seseorang disamping mengukur Permainan ini sederhana tapi bermanfaat,
kemampuan kecepatan gerak juga perlu bisa dijadikan sarana bermain sekaligus
memperhatikan seberapa cepat dapat olahrag Tali yang digunakan terbuat dari
melakukan perubahan posisi tubuh untuk jalinan karet gelang yang banyak terdapat
melakukan gerakan lain yang berbeda. di sekitar kita. Cara bermainnya bisa
Lompat adalah suatu gerakan dilakukan perorangan atau kelompok, jika
mengangkat tubuh dari satu titik ke titik hanya bermain seorang diri biasanya anak
lain yang lebih jauh atau tinggi dengan akan mengikatkan tali pada tiang atau apa
ancang-ancang lari cepat atau lambat pun yang memungkinkan lalu.
dengan menumpu satu kaki dan mendarat Dari teori-teori di atas dapat
dengan kaki/anggota tubuh lainnya disimpulkan lompat tali merupakan suatu
dengan keseimbangan yang baik. Alat kegiatan bermain yang baik bagi tubuh.
yang digunakan dalam pembelajaran lompat merupakan gerakan yang dapat
lompat dapat berupa tali yang dilakukan menggunakan satu kaki atau
direntangkan untuk dilompati. Sujiono, dkk dua kaki. Gerakan melompat dapat
(dalam Kumalasari, 2015) “ Lompat adalah divariasi dengan menggunakan rintangan
suatu gerakan mengangkat tubuh dari titik atau jarak sesuai dengan kemampuan
ke titik yang lain yang lebih jauh atau anak. Permainan ini dapat dilakukan
tinggi dengan ancang-ancang lari cepat dengan cara berlari sambil melompat
atau lambat dengan menumpu satu kaki untuk melatih kekuatan dan kseimbangan
dengan mendarat dengan kaki atau otot-otot anak.
anggota tubuh lainnya dengan Metode Bermain adalah “kegiatan
keseimbangan yang baik”. Lompat yang memberikan kesenangan atau
merupakan salah satu pengembangan kepuasan pada anak melalui aktivitas
dari kegiatan melompat. Salah satu variasi langsung” Suratno (dalam Ariani, 2015).
dari gerakan melompat adalah permainan Moeslichatoen R (dalam Prayuanti 2014)
lompat tali, dimana dalam permaian bahwa Metode Bermain merupakan
tersebut dimainkan scara bersama-sama sarana yang dapat memberikan
oleh 3 hingga 10 anak. kesempatan kepada anak untuk
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
masing-masing anak dibagi dengan bobot tali dari tumit sampai lutut dan kebanyakan
maksimal dikali 100. Data yang diperoleh anak yang melompat dengan dua kaki
tersebut dianalisis dengan menggunakan mengenai karet . karena anak belum
metode yang telah ditetapkan terlatih dan diperlukan latihan untuk
sebelumnya. Hasil analisisnya dipaparkan melompat tali agar anak mampu melompat
sebagai berikut. tali dengan lincah.
Guru harus mendampingi anak dan
memberikan contoh dalam melakukan
5
kegiatan bermain lompat tali dengan dua
frekuensi (f)
4
2015/2016 cenderung sedang.
Berdasarkan hasil pengamatan dan 3
temuan yang dilakukan selama 2
pelaksanaan tindakan siklus I terdapat 1
beberapa masalah Pada pertemuan awal, 0
kegiatan lompat tali (dengan 12 13 14 15 16
menggunakan karet) yang digunakan Skor (X)
anak belum seimbang dalam melompat
tali dengan dua kaki . karena anak belum Gambar 3. Data Kemampuan Motorik
terlatih dalam melakukan lompat tali Kasar pada Anak Kelompok A
dengan dua kaki tersebut. Pada TK Tunas Gama School Gianyar
pertemuan kedua, ditemukan anak yang pada Siklus II
belum seimbang dalam melompat tali
dengan satu kaki karena anak kurang Secara umum proses
fokus pada saat melompat. Pada pembelajaran dapat berjalan sesuai
pertemuan ketiga, dalam bermain lompat dengan rencana kegiatan harian yang
tali dengan dua kaki kekuatan anak masih telah direncanakan, Anak sudah mampu
kurang dalam melompat dan dalam melompat tali dengan dua kaki dan
mengayunkan tali. Karena anak belum melompat tali dengan satu kaki. Dalam
terlatih melompat sambil mengayunkan tali bermain lompat tali dengan dua kaki anak
tersebut. Pada pertemuan ke empat, anak sudah terlihat lincah melompat sambil
masi belum lincah dalam bermain lompat mengayunkan tali, Dan anak sudah
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
mampu bermain lompat tali dari tumit ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
sampai lutut karena sudah terlihat pada kemampuan motorik kasar pada setiap
saat anak melompat. Sehingga siklus. Pelaksanaan pembelajaran siklus I
peningkatan kemampuan motorik kasar dapat diketahui pencapaian kemampuan
anak yang diharapkan dapat tercapai. Hal motorik kasar sebesar 67,87% yang
ini terlihat dari jumlah anak yang berada pada kategori sedang dan
mendapat perolehan bintang empat pada mengalami peningkatan pada siklus II
siklus II lebih banyak. Adapun solusi yang menjadi 88,75% yang berada pada
bisa dilakukan untuk mengatasi temuan- kategori tinggi. Dengan demikian
temuan di atas adalah sebagai penerapan metode bermain melalui
berikut.Dalam kemampuan motorik kasar kegiatan Lompat tali dapat meningkatkan
dengan lompat tali guru selalu kemampuan motorik kasar pada anak
mendampingi anak pada saat melompat kelompok A di TK Tunas GamaSchool
dan memberikan motivasi untuk anak agar Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016.
anak melompat dnegan baik. Agar anak Berdasarkan hasil pembahasan
mampu melompat dengan baik guru dalam penelitian ini, dapat dikemukakan
mengulang kegitan yang diberikan sampai beberapa saran sebagai berikut. Kepada
anak mampu melompat dengan baik. Kepala Sekolah, disarankan agar
Berdasarkan hasil analisis statistk memberikan informasi tentang metode
deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif pembelajaran dan media belajar untuk
diperoleh rata-rata persentase anak agar media yang digunakan
kemampuan motorik kasar anak kelompok menajadi bervariasi. Kepada guru,
A di TK Tunas Gama School Gianyar disarankan lebih kreatif untuk memilih
Tahun Pelajaran 2015/2016 pada siklus I media yang digunakan untuk mengajar,
sebesar 67,87% dan rata-rata persentase agar anak lebih semangat dalam proses
kemampuan motorik kasar pada anak pembelajaran dan membuat suasana
kelompok A di TK TunasGama School pembelajaran menjadi menyenangkan.
Gianyar pada siklus II sebesar 88.75%. Kepada peneliti lain, perlu
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan menyempurnakan penelitian ini, karena
rata-rata persentase kemampuan motorik pencapaian kemampuan motorik asar
kasar pada anak dari siklus I ke siklus II anak dalam penelitian ini baru tercapai
sebesar 20,88% dan berada pada kategori pada kriteria tinggi. Peneliti lain
tinggi. diharapkan memperhatikan kekurangan
Penelitian ini dianggap berhasil di dalam penelitian ini. Selain itu diharapkan,
siklus II. Sehubungan dengan hal tersebut, kepada peneliti lain lebih membimbing dan
penerapan metode bermain melalui memotivasi anak pada saat kegiatan
kegiatan lompat tali dapat meningkatkan pembelajaran sehingga dapat
kemampuan motorik kasar pada anak mengoptimalkan pembelajaran dalam
hingga mencapai kriteria tinggi tetapi kemampuan motorik kasar dengan
karena adanya keterbatasan waktu baik menggunakan metode serta media
dari pihak peneliti maupun pihak sekolah pembelajaran yang tepat agar tercapai
maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke hasil yang optimal. Kepada para pembaca,
siklus berikutnya untuk mencapai kriteria Peneliti merupakan peneliti permula yang
sangat tinggi. masih jauh dari kata sempurna. penelitian
ini hanya dilakukan sampai siklus II karena
SIMPULAN DAN SARAN keterbatasan wakt. karena peneliti
Berdasarkan hasil penelitian dan merupakan peneliti permula dan jauh dari
pembahasan yang diuraikan pada bab IV kata sempurna.
dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan motorik kasar DAFTAR PUSTAKA
setelah diterapkan metode bermain Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi
melalui kagiatan lompat tali pada anak Penelitian Pendidikan. Singaraja:
kelompok di TK Tunas Gama School Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.
Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)