PEMBAHASAN
A. Anatomi Paru
Paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi udara yang
respiratori, alveoli, sirkulasi paru, saraf, dan sistem limfatik. Paru adalah alat
pernafasan utama yang merupakan organ berbentuk kerucut apeks di atas dan
sedikit lebih tinggi dari klavikula di dalam dasar leher (Sloane, 2003).
Paru dibagi menjadi beberapa lobus oleh fisura. Paru kanan dibagi menjadi 3
lobus oleh fisura, sedangkan paru kiri terbagi 2 lobus oleh 1 fisura. Paru memiliki
hilus paru yang dibentuk oleh arteri pulmonalis, vena pulmonalis, bronkus, arteri
bronkialis, vena bronkialis, pembuluh limfe, persarafan, dan kelenjar limfe (Moore et
al, 2009).
Paru dibungkus oleh membran serosa yang disebut pleura. Pleura yang melapisi
rongga dada disebut pleura parietalis. Pleura yang menyelubungi paru disebut
pleura visceralis. Diantara pleura parietalis dan pleura visceralis terdapat suatu
lapisan tipis cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan permukaan bergerak
selama pernapasan dan untuk pemisahan thoraks dan paru (Price dan Wilsan,
1995).
Gambar 1. Anatomi paru
kelebihan papran sinar UV, hormon dan mikroorganisme seperti virus dan parasit
Dalam keadaan normal sel akan tumbuh sesuai kebutuhan melalui berbagai
tahapan proses. Mekanisme penting sebagai pengganti sel tubuh yang rusak dan
perlu peremajan. Pertumbuhan sel berjalan dalam beberapa tahapan dan dikontrol
penghambat pertumbuhan dan gen pengkontrol proses lain dalam sel agar berjalan
baik. Gangguan pada gen atau proses pertumbuhan itu dapat menyebabkan sel
tumbuh tidak terkendali, pada beberapa kondisi tidak semua gangguan berkembang
cepat namun dapat berhenti sebelum berubah menjadi ganas disebut dengan tumor
jinak. Gangguan yang lebih berat dan gangguan pertumbuhan langsung terus
menyebar ke tempat lain (metastasis) disebut dengan tumor ganas atau kanker
(Syahruddin, 2006).
Tumor paru dapat berupa maligna atau benigna. Tumor maligna yang timbul di
dalam paru dapat merupakan metastasis dari tumor primer dimanapun di dalam
tubuh. Tumor paru metastatik terjadi karena aliran darah membawa sel kanker yang
bebas dari kanker primer di dalam tubuh ke paru. Tumor tumbuh di dalam dan di
antara alveolus dan bronchi yang kemudian mendorong pertumbuhan alveolus dan
bersamaan. Proses ini dapat terjadi selama waktu yang lama dan menyebabkan
beberapa gejala atau tidak sama sekali. Banyak tumor dada timbul dari epitelium
bronkial. Adenoma bronkial adalah tumor yang tumbuh lambat, berupa benigna tetap
adalah tumor maligna yang timbul dari bronkus seperti epidermoid yang terletak
dalam bronchi besar yang timbul jauh di luar paru (Suyono, 2007).
Gambar 2. Organ Paru Dengan Kanker
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru, sebagai besar
kanker paru berasal dari sel-sel di dalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian
tubuh lain yang terkena kanker. Kanker paru yang dikenal sebagai suatu
adanya pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Penyakit
ini akan mengganggu pernapasan pada penderita. Penyebab utama dipicu oleh
kebiasaan merokok. Gejala penyakit kanker paru berupa batuk, sedangkan gejala
C. Etiologi
Penyebab pasti kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi
utama di samping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain
(Sudoyo dkk, 2007). Berikut etiologi yang dapat memicu dan mempercepat
Merokok merupakan faktor resiko yang paling penting untuk kanker paru,
terhitung sekitar 80 % dsari kasus kanker paru pada pria dan 50 % pada
2. Polusi udara
Polutan pada udara pada daerah urban sebagai agen penyebab potensial
3. Asbestos
asap rokok pada sel. Paparan asbestos meningkatkan risisko kanker paru
sebanyak 9 kali lipat. Risiko kanker paru yang terpapar asbes tergantung
pada jenis serat, ukuran serat, paparan lingkungan, dan bukti asbestosis
(stoppler, 2010).
4. Paparan Radon
Radon adalah gas inert yang dihasilkan dari hasil peluruhan uranium.
Sistem imun adalah semua mekanisme pertahanan yang digunakan tubuh untuk
dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Fungsi sistem
kekebalan tubuh adalah untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Sistem
kekebalan tubuh bekerja untuk mengidentifikasi patogen dan sel-sel tumor yang
kekebalan tubuh manusia dibagi menjadi dua, yaitu kekebalan tubuh non spesifik
dan kekebalan tubuh spesifik. Spesifik imun non spesifik merupakan pertahanan
E. Imunologi Kanker
Sel kanker dikenal sebagai nonself yang bersifat antigenik pada sistem imunitas
tubuh manusia sehingga akan menimbulkan respon imun secara seluler maupun
humoral. Imunitas humoral lebih sedikit berperan daripada imunitas seluler dalam
terhadap Tumor Associated Antigen (TAA) dan sel efektor yang membawa respon
untuk bagian Fc dari molekul Ig. Antibodi bertindak sebagai jembatan antara efektor
dan target. Antibodi yang terkait dapat merangsang pelepasan superoksida atau
peroksida dari sel efektor. Sel yang dapat bertindak sebagai efektor di sini adalah
limfosit null (sel K), monosit, makrofag, lekosit PMN (polimorfonuklear) dan fragmen
Baratawidjaya, K.G. 1996. Imunologi Dasar, Cetakan ketiga, 8-16. Balai Penerbit
FK UI. Jakarta.
Cerutti, P., R. Ghosh, Y. Oya, and P. Amstad.1994. The Role of the Celluler
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/16_ImunologiKanker.pdf/16_ImunologiKanker.ht
Moore, K.L., A.F. Dalley, A.M. Agur. 2009. Clinically Oriented Anatomy. Lippincott
Price dan Wilson. 1995. Fisiologi Proses-proses Penyakit, Edisi 4, Alih Bahasa Peter
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC. Jakarta. hlm. 269.
Suyono, S. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta :
Kumar, V., Cotran, R.S. and Robbins, S.L., 2007.Buku ajar patologi. 7 edisi ,Vol. 1.
Amin, Z., 2006. Kanker Paru. Dalam: Sudoyo, A.W., Setryohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M.K., Setiati, S. Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke4. Jakarta: Pusat
Indonesia: 1015-21.