BOJONEGORO
TA 2018/2019
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro1
TIM PENYUSUN
I. Pendahuluan
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari
rongga dada (toraks) diantara kedua paru. Selaput
yang melapisi jantung disebut perikardium yang
terdiri atas 2 lapisan:
a. Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang
melekat pada tulang dada dan selaput paru.
1. Atrium
2. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan
darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro7
Darah tersebut mengalir melalui vena kava
superior, vena kava inferior, serta sinus
koronarius yang berasal dari jantung sendiri.
Dari atrium kanan kemudian darah di
pompakan ke ventrikel kanan.
1. Ventrikel
2. Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium
kanan yang kemudian dipompakan ke paru
melalui arteri pulmonalis.
3. Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri
kemudian memompakannya ke seluruh tubuh
melalui aorta.
KATUP JANTUNG
1. Katup Atrioventrikuler
1. Katup Semilunar
Vena Jantung
PEMBULUH DARAH
Arteri
Arteriola
Kapiler
Venula
Vena
SIRKULASI JANTUNG
Sirkulasi Pulmonal
Sirkulasi Koroner
Peningkatan aktifitas
Jantung berdenyut
Rangsang sistem saraf simpatis
Batang hidung
1. Batang hidung
2. Cuping hidung
3. Septum nasi
4. Dinding lateral rongga hidung
1.Arteri palatine
Fungsi hidung
b. Tekak (Faring)
f. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus.
Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran
yang semakin halus, kecil, dan dindingnya
semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai
g. Alveolus
Bronkiolus bermuara pada alveol (tunggal:
alveolus), struktur berbentuk bola-bola mungil
yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah.
Epitel pipih yang melapisi alveoli
memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler
darah mengikat oksigen dari udara dalam
rongga alveolus.
h. Paru-paru
BAB I
ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem pencernaan dengan benar.
II. Uraian Materi
A. Definisi
Sistem pencernaan terdiri dari saluran
pencernaan (alimentar) yaitu tuba muscular
panjang yang merentang dari mulut sampai
anus, dan organ-organ asesoris, seperti gigi,
lidah, kelenjar ludah (saliva), hati, kantung
empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan
yang terletak di bawah area diafragma disebut
saluran gastrointestinal (GI).
B. Bagian
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rectum dan anus. Selain itu juga meliputi organ
– organ yang terletak di luar saluran pencernaan
seperti pancreas, hati dan kandung empedu.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
36
C. Fungsi
1. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem
pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana , terdiri dari manis, asam, asin,
dan pahit.
2. Faring
Merupakan penghubung antara rongga
mulut dengan kerongkongan yang terdiri
dari tonsil yang bersifat sebagai proteksi
dari infeksi dan terletak persimpangan
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
37
antara jalan napas dengan jalan makanan.
Selain itu juga terdiri dari bagian superior;
bagian yang sama tingginya dengan
hidung, bagian media:bagian yang sama
tinggi dengan mulut, bagian inferior ;
bagian yang sama tinggi dengan laring.
3. Esofagus
Merupakan tabung berotot pada vertebra
yang dilalui sewaktu makanan mengalir
dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan mellaui kerongkongan
degan menggunakan proses peristaltik.
Esofagus dengan faring pada ruas ke 6
tulang belakang dan di bagi menjadi : 1)
bagain superior; sebgaian besar adlah otot
rangka, 2) medial; campuran otot rangka
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
38
dan otot halus 3) inferior; dominan otot
halus.
4. Gaster
Merupakan organ otot berongga yang besar
dan terdiri dari 3 bagian yaitu cardia,
fundus, dan antrum. Yang memiliki fungsi
bacteriostatik/ menghambat kuman masuk,
mengubah pepsinogen menjadi pepsin serta
membantu pencernaan protein oleh pepsin.
8. Apendix
Adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis
atau radang umbai cacing.
NO ASPEK PENILAIAN
Tahap Persiapan
Persiapkan tempat dan alat
1
Buku kerja, kartu bergambar anatomi dan buku eval
Tahap kerja
Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
1
Ice breaking
Kontrak waktu
Jelaskan aturan selama proses diskusi.
Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir x100%
Aspekyangd inilai
NILAI =
Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
48
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
(…………………………)
3. Vesika urinaria
2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang
mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga
bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis,
karena agar sperma terbentuk secara normal, testis
harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada
dinding skrotum akan mengendur atau mengencang
sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan
suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke
tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah
zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
53
kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis
menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa,
dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh
sel interstial (sel leydig).
1. Vas deferens
2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari
sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang
mengalirkan semen.
3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih
di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari
uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan
membesar sejalan dengan pertambahan usia. Prostat
mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret
dari testis, perbesaran prostate akan membendung
uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50
kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis yang berguna untuk menlindungi
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
55
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada
uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis
yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama
dengan kelenjar prostat.
4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan
yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan
ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan
lainnya yang membentuk semen berasal dari vas
deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis adalah mensekresi cairan basa
yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian
besar cairan semen.
5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm
terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis.
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas
katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian
ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada
mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat,
spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan
bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis
panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk
kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis
tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas
deferens
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
56
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar
testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan
memproduksi semen.
6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis
inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke
dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di
belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan
saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk
ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus
deferens 50-60 cm.
Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria
mulai memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih
usia 15 tahun), dan sebagian besar pria mempunyai
sperma dewasa sampai usia tua. Sperma diproduksi
sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup
selama 48 jam setelah ditempatkan di dalam vagina
sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap
ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah
sperma yang diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia
menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari.
Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit
primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit
sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi
spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah
pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran
spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri
dari kepala, badan dan ekor.
2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk
lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan
membentuk perineum. Labia mayora bagian luar
tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut
pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa
rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita
dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5
cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia
mayora sangat berdekatan.
3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir
besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora
terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan
berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan
bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis,
sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang
bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki.
Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan
panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil
(labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang,
yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2
buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara
kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi
untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi
rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae
maupun bakteri-bakteri patogen
7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang
lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator
ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk
menjaga kerja dari sphincter ani.
2. Genetalia Interna
1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang
menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu
dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung
kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9
cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.
Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman
vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
66
b. Alat hubungan seks (koitus).
c. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).
2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis
minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding
belakang dan depan dan bagian atas tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan
dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal
dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari
arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
a. Korpus uteri : berbentuk segitiga
b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak
diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga
beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium.
Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas.
Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara
8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat
menahan beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian
luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan
ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.
b) Lapisan otot
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
67
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu
lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada
lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman
serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut
otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi
kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan
demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan
jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang
terletak antara osteum uteri internum anatomikum,
yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis
servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana
terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi
selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri
ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang
saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang
merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi
tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal
dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi
endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,
sehingga memungkinkan terjadi implantasi
(nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan
bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus,
sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus
dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
68
otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga
uterus adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah
tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat
mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan
persalinan.
3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan
panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm.
fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap
ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran
dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula yang siap melakukan implantasi.
E. Siklus Menstruasi
F. Hormon-Hormon Reproduksi
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis
dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi
adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan
ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
72
menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan
cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi
sperma.
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum.
Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesterone terus dipertahankan selama trimester awal
kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh
hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen
akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga
kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH
(luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon
yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari
GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari
folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus
luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh
LH.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell
Stimulating Hormone)
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
73
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior.
Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan
folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus
(LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus
luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam
darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat
dan singkat.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu
oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin
meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada
trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik
kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000
mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat
dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya
kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas
memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu
oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
74
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan,
prolaktin juga
Oogenesis
Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya
400 buah yang akan menjadi folikel matang. Folikel
matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel
epitel di dalam berisi satu sel telur. Folikel
menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas
satu ovum dari sebuah folikel mulai dari seorang
wanita mengalami puber sampai menopause. Setiap
ovarium menghasilkan sekitar 20.000 folikel matang.
Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat mematangkan
sel telur selama wanita melewati masa subur. Folikel
lainnya mengalami degenerasi. Oogenesis dan ovulasi
terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium
kiri dan ovarium kanan.
Proses oogenesis hampir sama dengan proses
spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat pada
Gambar berikut.
BAB 2
ANATOMI SISTEM SYARAF
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem syaraf dengan benar
II. Uraian teori
A. Definisi
Merupakan bagian khusus dalam tubuh
yang terdiri dari badan sel, dendrit dan axon
yang mempunyai fungsi mengumpulkan
informasi-informasi, baik dari dalam
maupun dari luar tubuh dan kemudian
informasi ini di teruskan ke otak / aferens
untuk di analisis, selanjutnya mengirimkan
impuls melalui sistem effence untuk
direspon sesuai dengan yang di inginkan.
NO ASPEK PENILAIAN
Tahap Persiapan
Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar anatomi 12 saraf crani
dan buku evaluasi
Tahap kerja
Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
Ice breaking
1
Kontrak waktu
Jelaskan aturan selama proses diskusi.
Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
Beri kartu bergambar anatomi 12 saraf cranial pada
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
79
peserta didik di setiap kelompok
Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar anatomi 12 saraf
cranial yang dii terima.
Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
beri kesimpulan dari proses diskusi
beri pujian
Tahao Terminasi
Evaluasi hal dirasakan peserta didik
Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
1 Anjurkan melengkapi buku kerja
Kontrak waktu untuk TM selanjutnya dan tutup den
doa serta salam.
Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir x100%
Aspekyangdinilai
NILAI =
Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
(…………………………)
I. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem indra dengan benar
II. Uraian teori
A. Definisi indra pendengaran
Indra ini pada organ telinga, dimana organ
ini dipersarafi oelh saraf kranial yang
distimulasi oleh getaran yang disebabkan
gelombang suara, kecuali daun telinga.
Bagian ini paling mendasar adalah
mendengar dan keseimbangan.
F. Fisiologis penciuman
Semua materi berbau mengeluarkan materi
mudah menguap, di mana akan dibawa ke
hidung melalui udara yang terinhalasi dan
bahkan dengan konsentrasi yang rendah ,
saat terlarut didalam mukus, dapat
menstimulasi kemoreseptor penciuman.
G. Definisi indra pengecapan
Indra penciuman atau gustasi berhubungan
erat dengan indra penciuman dan seperti
penciuman , juga melibatkan stimulasi
kemoreseptor oleh zat kimia yang terlarut.
NO ASPEK PENILAIAN
Tahap Persiapan
Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar anatomi sistem indra d
buku evaluasi
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
86
Tahap kerja
Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
Ice breaking
Kontrak waktu
Jelaskan aturan selama proses diskusi.
Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
Beri kartu bergambar anatomi sistem indra pada pes
didik di setiap kelompok
1
Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar anatomi sistem in
yang dii terima.
Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
beri kesimpulan dari proses diskusi
beri pujian
Tahao Terminasi
Evaluasi hal dirasakan peserta didik
Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
1 Anjurkan melengkapi buku kerja
Kontrak waktu untuk TM selanjutnya dan tutup den
doa serta salam.
Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir x100%
Aspekyangdinilai
NILAI =
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
87
Batas Nilai Lulus = 75
Keterangan :
Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
(…………………………)
I. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem endokrin dengan benar
II. Uraian materi
A. Definisi
NO ASPEK PENILAIAN
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
93
Tahap Persiapan
Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar anatomi sistem endokr
dan buku evaluasi
Tahap kerja
Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
Ice breaking
Kontrak waktu
Jelaskan aturan selama proses diskusi.
Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
Beri kartu bergambar anatomi sistem endokrin pada
peserta didik di setiap kelompok
1
Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar anatomi sistem
endokrin yang dii terima.
Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
beri kesimpulan dari proses diskusi
beri pujian
Tahao Terminasi
Evaluasi hal dirasakan peserta didik
Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
1 Anjurkan melengkapi buku kerja
Kontrak waktu untuk TM selanjutnya dan tutup den
doa serta salam.
Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
(…………………………)
I. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem integumen dengan benar
II. Uraian materi
A. Definisi
Merupakan sistem yang terdiri dari kulit,
rambut, dan kuku yang berfunsi untuk
sebagai pembungkus untuk melindungi
tubuh dari pengaruh dunia luar, sebagai
penahan cairan tubuh, proteksi dari agent,
ekskresi, penagtur suhu, sensorik, sintesa
biokimia dan absorbsi.
B. Bagian utama
Kulit/ dermis (demis, epidermis dan
sub kutis)
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
97
Rambut dan derifat kulit/ kuku
NO ASPEK PENILAIAN
Tahap Persiapan
Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar anatomi sistem integum
dan buku evaluasi
Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir x100%
Aspekyangdinilai
NILAI =
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
99
Batas Nilai Lulus = 75
Keterangan :
Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
(…………………………)
KEKUATAN OTOT
BAB 6
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
100
TINGKAT KESADARAN (GCS)
I. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi tingkat
kesadaran (GCS) dengan benar
II. Uraian materi
A. Definisi
Merupakan sekala yang di gunakana untuk
menilai tingkat kesedaran sesoerang yang
dalam kondisi patologis dengan
memperhatikan 3 aspek yaitu motorik,
mata, dan verbal.
B. Pembagian
Komponen respon mata
1. Tidak dapat membuka mata
Tahap Persiapan
Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar tingkat kesadaran / GC
dan buku evaluasi
Tahap kerja
Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
Ice breaking
Kontrak waktu
Jelaskan aturan selama proses diskusi.
Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
Beri kartu bergambar tingkat kesadaran / GCS pada
peserta didik di setiap kelompok
1
Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar tingkat kesadaran
GCS yang dii terima.
Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
beri kesimpulan dari proses diskusi
beri pujian
Tahao Terminasi
Evaluasi hal dirasakan peserta didik
1 Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
Anjurkan melengkapi buku kerja
Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir x100%
Aspekyangdinilai
NILAI =
Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
(…………………………)