Anda di halaman 1dari 104

MODUL

ILMU KEPERAWATAN DASAR 1

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN


CENDEKIA HUSADA

BOJONEGORO

TA 2018/2019
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro1
TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab : Ketua STIKes Insan


Cendekia Husada Bojonegoro

Hasan Bisri, SE, MSA

Koordinator : Ns. Ainul Mufidah, S.Kep

Anggota : Ns. Ahmad Zaeinal A., S.Kep

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro2


KATA PENGANTAR

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro3


Daftar Isi

Cover Dalam ............................................................. i


Tim Penyusun .......................................................... ii
Kata Pengantar ....................................................... iii
Daftar Isi .................................................................. iv
A. Anatomi Sistem Kardiovaskuler .........................
B. Anatomi Sistem Respirasi....................................
C. Anatomi Sistem Pencernaan ...............................
D. Anatomi Sistem Perkemihan ...............................
E. Anatomi Sistem Reproduksi................................
F. Anatomi Sistem Saraf ..........................................
G. Anatomi Sistem Indra ..........................................
H. Anatomi Sistem Endokrin ...................................
I. Anatomi Sistem Alat Gerak Rangka ..................
J. Anatomi Sistem Integumen .................................
K. Kekuatan Otot ......................................................
L. Tinkat Kesadaran GCS .......................................
Daftar Pustaka ..........................................................

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro4


A. ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER

I. Pendahuluan
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari
rongga dada (toraks) diantara kedua paru. Selaput
yang melapisi jantung disebut perikardium yang
terdiri atas 2 lapisan:
a. Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang
melekat pada tulang dada dan selaput paru.

b. Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan


dari jantung itu sendiri yang juga disebut
epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan
perikardium sebagai pelumas yang berfungsi
mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat
memompa.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro5


II. Struktur Jantung
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan:
a. Lapisan luar disebut epikardium atau
perikardium.
b. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot,
disebut miokardium.
c. Lapisan dalam disebut endokardium.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro6


III. Ruang Jantung

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang


berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan 2 ruang
yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).

1. Atrium
2. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan
darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro7
Darah tersebut mengalir melalui vena kava
superior, vena kava inferior, serta sinus
koronarius yang berasal dari jantung sendiri.
Dari atrium kanan kemudian darah di
pompakan ke ventrikel kanan.

1. Atrium kiri menerima darah yang kaya akan


oksigen dari paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke
ventrikel kiri.

Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang


disebut septum atrium.

1. Ventrikel
2. Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium
kanan yang kemudian dipompakan ke paru
melalui arteri pulmonalis.
3. Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri
kemudian memompakannya ke seluruh tubuh
melalui aorta.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro8


Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut
septum ventrikel.

KATUP JANTUNG

1. Katup Atrioventrikuler

Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan


ventrikel.. katup antara atrium kanan dan ventrikel
kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut katup
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro9
trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara
atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah
daun katup disebut katup bikuspidalis atau katup
mitral.

Katup AV memungkinkan darah mengalir dari masing-


masing atrium ke ventrikel pada waktu diastole
ventrikel, serta mencegah aliran balik ke atrium pada
saat sistol ventrikel.

1. Katup Semilunar

Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan


ventrikel kanan.

Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

Kedua katup semilunar terdiri dari 3 daun katup.


Adanya katup semilunar memungkinkan darah
mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan
mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu diastole
ventrikel.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


10
Arteri Koroner

Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi


sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari: arteri koroner
kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner
bermuara di sebelah atas daun katup aorta yang disebut
”sinus valsava”.

Vena Jantung

Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan


distribusi arteri koroner. Sistem vena jantung terdiri
dari 3 bagian: vena tebesian, vena kardiaka anterior,
sinus koronaria.

PEMBULUH DARAH

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler)


terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena.

Arteri

Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan


tekanan yang tinggi ke seluruh jaringan tubuh. Dinding
arteri kuat dan elastis (lentur), kelenturannya
membantu mempertahankan tekanan darah diantara
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
11
denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung
jaringan elastis yang dapat teregang saat sistol dan
mengadakan rekoil saat diastol.

Arteriola

Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri,


berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur
pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai
dinding yang kuat sehingga mampu kontriksi atau
dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat
mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriol
dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi
vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama
resistensi/tahanan aliran darah, perubahan pada
diameternya menyebabkan perubahan besar pada
resistensi.

Kapiler

Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding


sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara
arteri (membawa darah dari jantung) dan vena

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


12
(membawa darah kembali ke jantung).
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan
berpindah dari darah ke dalam jaringan dan
memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari
jaringan ke dalam darah.

Venula

Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu


bergabung dengan venul-venul lain ke dalam vena,
yang akan membawa darah kembali ke jantung.

Vena

Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya


diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena
dapat mengangkut darah dalam volume yang sama
tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak
terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem
vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi
sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan
atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.

SIRKULASI JANTUNG

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


13
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonal. Namun demikian terdapat juga sirkulasi
koroner yang juga berperan sangat penting bagi
sirkulasi jantung.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


14
Sirkulasi Sistemik

1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.


2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
4. Banyak mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatik panjang.

Sirkulasi Pulmonal

1. Hanya mengalirkan darah ke paru.


2. Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4. Hanya sedikit mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatiknya pendek.

Sirkulasi Koroner

Efisiensi jantung sebagi pompa tergantung dari nutrisi


dan oksigenasi yang cukup pada otot jantung itu
sendiri. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan
jantung dan membawa oksigen untk miokardium

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


15
melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-
kecil.

Aliran darah koroner meningkat pada:

 Peningkatan aktifitas
 Jantung berdenyut
 Rangsang sistem saraf simpatis

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


16
ANATOMI SISTEM RESPIRASI

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


17
A. Pengertian Sistem Pernapasan Manusia
1. Respirasi atau pernapasan merupakan
pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
18
(CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan.
Semua sel mengambil Oksigen yang akan
digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-
senyawa sederhana dalam mitokondria sel
untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya
energi, air dan karbondioksida. Jadi,
pernapasan juga dapat di artikan sebagai
proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan
dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses
bernapas atau pengambilan Oksigen dan
pengeluaran Karbondioksida serta uap air
antara organisme dan lingkungannya.
b. Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi
sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan
mitokondria.
Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau
organ yang berhubungan dengan pernapasan.
Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke
darah, kemudian di angkut ke jaringan.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


19
Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah
dari jaringan tubuh ke paru-paru dan
dinapaskan ke luar udara.
2. Fungsi Sistem Pernapasan
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk
memungkinkan ambilan oksigen dari udara
kedalam darah dan memungkinkan karbon
dioksida terlepas dari dara ke udara bebas.
Meskipun fungsi utama system pernapasan
adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida,
masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:
 Tempat menghasilkan suara.
 Untuk meniup (balon, kopi/the panas,
tangan, alat musik dan lain sebagainya)
 Tertawa.
 Menangis.
 Bersin.
 Batuk.
 Homeostatis (pH darah)

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


20
 Otot-otot pernapasan membantu kompresi
abdomen (miksi,defekasi,partus).

3. Saluran Penghantar Udara


Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-
alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh
atau melalui jalur udara pernapasan untuk
menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau
bagian-bagian alat pernapasan pada manusia
terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga
tekak), Larings (kotak suara), Trakea (Batang
tenggorok), Bronkus, Bronkiolus, Alveoli dan
Paru-paru.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


21
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
22
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Selain sebagai salah satu organ alat


pernapasan manusia, hidung juga berfungsi
sebagai salah satu dari 5 indera. Hidung
berfungsi sebagai alat untuk menghirup udara,
penyaring udara yang akan masuk ke paru-
paru, dan sebagai indera penciuman.
Rangka hidung bagian atas di bentuk oleh
bagian-bagian di bawah ini:
1. Lamina kribrosa osisetmoidalis dan pars
nasalis osis prontalis
2. Dinding lateral: oleh tulang kerasdan
tulang rawan
3. Sekat hidung (septum nassi) oleh tulang
karang dan tulang rawan

Pada dinding lateral terdapat 4 tonjolan


(conca): conca suprima, concanasalis
superior, concanasalis media, dan conca
nasalis inferior. Selain itu juga terdapat celah
yang di sebut cavum nasi

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


23
1. Prossesus spenoidalis : terletak diantara
concasuprima dan concasuprior
2. Meatus superior : terletak diantara conca
superior dan concamedia
3. Meatusnasimedia : terletak antara conca
media dengan conca inverior

Batang hidung

1. Batang hidung
2. Cuping hidung
3. Septum nasi
4. Dinding lateral rongga hidung

Pembuluh Darah hidung

1.Arteri palatine

2.Arteri nasalis anterior

3.Vena hidung Kribrosa

Fungsi hidung

1. Menghangatkan udara : oleh permukaan


conca dan septum nasalis,setelah melewati
faring suhu udara 36c

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


24
2. Sejumlah udara di lembabkan
sebelummelewati hidung dan saat
mencapai faring kelembaban udaramenjadi
75%
3. Udara di saring lebih banyak oleh bulu
bulu hidung dan partikel di atas rongga
hidung disaring oleh rambut
vestibular,lapisanmukosiliar, dan
lisozim(protein dalam air mata)
4. Pada pernafasan biasa,udara yang masuk
melalui celah olfaktori sebsar 5-10%
sedangkan ketika menghirup udara dengan
keras,udara pernafasan yg masuk sebesar
20% (syaifuddin,2009)

b. Tekak (Faring)

Faring merupakan persimpangan antara rongga


hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan)
dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran
pencernaan). Pada bagian belakang faring
terdapat laring. Laring disebut pula pangkal
tenggorok. Pada laring terdapat pita suara dan
epiglotis atau katup pangkal tenggorokan. Pada
waktu menelan makanan epiglotis menutupi

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


25
laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam
tenggorokan. Sebaliknya pada waktu bernapas
epiglotis akan membuka sehingga udara masuk
ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan.

Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian

1. Bagian sebelah atas yang sama tingginya


dengan koana yg disebut nasofaring
2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan
istmus fausium disebut orofaring
3. Bagian bawah sekali dinamakan
laringofaring (Drs.H.syaifuddin,1997)

c. Larings (Kotak suara)


Larings adalah suatu katup yang rumit pada
persimpangan antara lintasan makanan dan
lintasan udara. Laring terangkat dibawah lidah
saat menelan dan karenanya mencegah
makanan masuk ke trakea. Fungsi utama pada
larings adalah untuk melindungi jalan napas
atau jalan udara dari farings ke saluran napas
lainnya , namun juga sebagai organ pembentuk

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


26
suara atau menghasilkan sebagian besar suara
yang dipakai berbicara dan bernyanyi.
Larings ditunjang oleh tulang-tulang rawan,
diantaranya yang terpenting adalah tulang
rawan tiroid (Adam’s apple), yang khas nyata
pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di
bawah tulang rawan ini terdapat tulang rawan
krikoid, yang berhubungan dengan trakea.
Epiglotis terletak diatas seperti katup penutup.
Epiglotis adalah sekeping tulang rawan elastis
yang menutupi lubang larings sewaktu
menelan dan terbuka kembali sesudahnya.
Pada dasarnya, Larings bertindak sebagai
katup, menutup selama menelan unutk
mencegah aspirasi cairan atau benda padat
masuk ke dalam batang tracheobronchial.
Mamalia menghasilkan getaran dari pita suara
pada dasar larings. Sumber utama suara
manusia adalah getaran pita suara (Frekuensi
50 Hertz adalah suara bas berat sampai 1700

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


27
Hz untuk soprano tinggi). Selain pada
frekuensi getaran, tinggi rendah suara
tergantung panjang dan tebalnya pita suara itu
sendiri. Apabila pita lebih panjang dan tebal
pada pria menghasilkan suara lebih berat,
sedangkan pada wanita pita suara lebih
pendek. Kemudian hasil akhir suara ditentukan
perubahan posisi bibir, lidah dan palatum
molle.
Disamping fungsi dalam produksi suara, ada
fungsi lain yang lebih penting, yaitu Larings
bertindak sebagai katup selama batuk,
penutupan pita suara selama batuk,
memungkinkan terjadinya tekanan yang sangat
tinggi pada batang tracheobronchial saat otot-
otot trorax dan abdominal berkontraksi, dan
pada saat pita suara terbuka, tekanan yang
tinggi ini menjadi penicu ekspirasi yang sangat
kuat dalam mendorong sekresi keluar.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


28
d. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berbentuk seperti pipa dengan
panjang kurang lebih 10 cm. Di paru-paru
trakea bercabang dua membentuk bronkus.
Dinding tenggorokan terdiri atas tiga lapisan
yaitu :
1. Lapisan paling luar terdiri atas jaringan
ikat.
2. Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan
cincin tulang rawan. Trakea tersusun atas
16–20 cincin tulang rawan yang berbentuk
huruf C. Bagian belakang cincin tulang
rawan ini tidak tersambung dan menempel
pada esofagus. Hal ini berguna untuk
mempertahankan trakea tetap terbuka.
3. Lapisan terdalam terdiri atas jaringan
epitelium bersilia yang menghasilkan
banyak lendir. Lendir ini berfungsi
menangkap debu dan mikroorganisme
yang masuk saat menghirup udara.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


29
Selanjutnya, debu dan mikroorganisme
tersebut didorong oleh gerakan silia menuju
bagian belakang mulut. Akhirnya, debu dan
mikroorganisme tersebut dikeluarkan dengan
cara batuk. Silia-silia ini berfungsi menyaring
benda-benda asing yang masuk bersama udara
pernapasan.

Hubungan Trakhea dengan alat sekitarnya


sebagai berikut :

1. Sebelah kanan terdapat nervus


pagus,arteri anonima, dan vena azigos.
2. Sebelah kiri terdapat aorta dan nervus
rekurens sinistra
3. Bagian depan menyilang vena anonima
sinistra dan fleksus kardiakus krokundus.
4. Bagian belakang esophagus pada sisi
trachea berjalan cabang cabang
nervuspagusdari trunkus simpatikus
berjalan kea rah fleksus
kardiakus.(syaifuddin,2009)
e. Bronkus

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


30
Bronkus merupakan cabang batang
tenggorokan. Jumlahnya sepasang, yang satu
menuju paru-paru kanan dan yang satu
menuju paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah
kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar
daripada yang ke arah kanan. Hal inilah yang
mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah
terserang penyakit. Struktur dinding bronkus
hampir sama dengan trakea. Perbedaannya
dinding trakea lebih tebal daripada dinding
bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi
bronkiolus. Bronkus kanan bercabang menjadi
tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri
bercabang menjadi dua bronkiolus.

f. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus.
Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran
yang semakin halus, kecil, dan dindingnya
semakin tipis. Bronkiolus tidak mempunyai

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


31
tulang rawan tetapi rongganya bersilia. Setiap
bronkiolus bermuara ke alveolus.
Bronkiolus merupakan cabang yang lebih
kecil dari bronkusprinsipalis.Pada ujung
bronkioli terdapat gelembung paru atau
alveoli.(Syaifuddin,2009) yaitu :
1. Bronkus lobaris superior dekstra
2. Bronkus lobaris media dekstra
3. Bronkus lobaris inferior dekstra
4. Bronkus lobaris superior sinistra
5. Bronkus lobaris inferior sinistra

g. Alveolus
Bronkiolus bermuara pada alveol (tunggal:
alveolus), struktur berbentuk bola-bola mungil
yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah.
Epitel pipih yang melapisi alveoli
memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler
darah mengikat oksigen dari udara dalam
rongga alveolus.

h. Paru-paru

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


32
Paru-paru terletak di dalam rongga dada.
Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu
sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua
buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
33
(lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah
dan gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri
terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas
dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh
suatu selaput paru-paru (pleura).
Kapasitas maksimal paru-paru berkisar sekitar
3,5 liter.
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu
melakukan pernapasan biasa disebut udara
pernapasan (udara tidal). Volume udara
pernapasan pada orang dewasa lebih kurang
500 nl. Setelah kita melakukan inspirasi biasa,
kita masih bisa menarik napas sedalam-
dalamnya. Udara yang dapat masuk setelah
mengadakan inspirasi biasa disebut udara
komplementer, volumenya lebih kurang 1500
ml. Setelah kita melakukan ekspirasi biasa, kita
masih bisa menghembuskan napas sekuat-
kuatnya.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


34
Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi
biasa disebut udara suplementer, volumenya
lebih kurang 1500 ml. Walaupun kita
mengeluarkan napas dari paru-paru dengan
sekuat-kuatnya ternyata dalam paru-paru masih
ada udara disebut udara residu. Volume udara
residu lebih kurang 1500 ml. Jumlah volume
udara pernapasan, udara komplementer, dan
udara suplementer disebut kapasitas vital paru-
paru.
Masing masing paru paru mempunyai apeks
yang masing masing menjorok ke atas 2,5cm di
atasklavikula fasies costalis yang berbentuk
konfeks berhubungan dengan dinding dada
sedangkan pasies mediestinalis yang berbentuk
conca membentuk pericardium.pada pertengaan
permukaan paruh kiri terdapat hilus pulmonalis
yaitu lekukan dimana bronkus,pembuluh
darah,dan saraf masuk keparu paru membentuk

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


35
tradikspulmonalis, Apeks pulmo,basis
pulmo,insura atau fisura.

BAB I
ANATOMI SISTEM PENCERNAAN

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem pencernaan dengan benar.
II. Uraian Materi
A. Definisi
Sistem pencernaan terdiri dari saluran
pencernaan (alimentar) yaitu tuba muscular
panjang yang merentang dari mulut sampai
anus, dan organ-organ asesoris, seperti gigi,
lidah, kelenjar ludah (saliva), hati, kantung
empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan
yang terletak di bawah area diafragma disebut
saluran gastrointestinal (GI).
B. Bagian
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rectum dan anus. Selain itu juga meliputi organ
– organ yang terletak di luar saluran pencernaan
seperti pancreas, hati dan kandung empedu.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
36
C. Fungsi
1. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem
pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana , terdiri dari manis, asam, asin,
dan pahit.

2. Faring
Merupakan penghubung antara rongga
mulut dengan kerongkongan yang terdiri
dari tonsil yang bersifat sebagai proteksi
dari infeksi dan terletak persimpangan
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
37
antara jalan napas dengan jalan makanan.
Selain itu juga terdiri dari bagian superior;
bagian yang sama tingginya dengan
hidung, bagian media:bagian yang sama
tinggi dengan mulut, bagian inferior ;
bagian yang sama tinggi dengan laring.

3. Esofagus
Merupakan tabung berotot pada vertebra
yang dilalui sewaktu makanan mengalir
dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan mellaui kerongkongan
degan menggunakan proses peristaltik.
Esofagus dengan faring pada ruas ke 6
tulang belakang dan di bagi menjadi : 1)
bagain superior; sebgaian besar adlah otot
rangka, 2) medial; campuran otot rangka
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
38
dan otot halus 3) inferior; dominan otot
halus.

4. Gaster
Merupakan organ otot berongga yang besar
dan terdiri dari 3 bagian yaitu cardia,
fundus, dan antrum. Yang memiliki fungsi
bacteriostatik/ menghambat kuman masuk,
mengubah pepsinogen menjadi pepsin serta
membantu pencernaan protein oleh pepsin.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


39
5. Usus halus
Merupakan bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus
besar. Bagian ini terdiri dari bagian
duodenum, jejenum dan ileum. Dari bagain
ini berfungsi utnuk pelapasan enzim untuk
pencernaan yaitu maltase untuk mengubah
maltosa glukosa, lactase untuk mengubah
lactosa menjadi glukosa dan sucrase untuk
mengubah sukrosa menajdi glukosa.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


40
6. Colon
Merupakan bagian usus antara usus buntu
dan recti yang mempunyai fungsi utama
menyerap air dari feses, menampung residu
yangakan di buang, absosrbsi air ,
eleectrolit, dan vitamin, sintesa vitamin K,
B oleh bakteri yang normal di dalam colon,
serta secresi mukus untuk melicinkan sisa-
sisa makanan.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


41
7. Caecum
Adalah suatu kantung yang terhubung pada
usus penyerapan serta bagian colon
asenden dari usus besar.

8. Apendix
Adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis
atau radang umbai cacing.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


42
9. Rectum/Anus
Adalah sebuah ruangan yang berawal dari
ujung usus besar dan berakhir di anus
yangberfungsi untuk tempat penyimpanan
sementara feses. Sedangkan anus sendiri
merupakan lubang di ujung saluran cerna ,
dimana bahan limbah keluar dari tubuh.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


43
10. Pancreas
Adalah organ pada sistem pencernaan yang
memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta
beberapa hormon penting seperti insulin.
Bagian ini terdiri dari asini : mengahsilkan
enzim penceraan dan pulai langerhanz
untuk mengahsilkan hormon.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


44
11. Hati
Merupakan sebuah kelenjar yang terbesar
di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi yang berhubungan dengan
penceraan.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


45
12. Kandung empedu
Organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang
dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Bertugas untuk membantu mencerna
menyerap lemak. Dan berperan dalam
pembuangan limbah tertentu dari tubuh
terutama Hb yang bersal dari pengahncuran
sel darahmerah dan kelebihan kolesterol.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


46
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
ANATOMI PENCERNAAN

NO ASPEK PENILAIAN

Tahap Persiapan
 Persiapkan tempat dan alat
1
Buku kerja, kartu bergambar anatomi dan buku eval
Tahap kerja
 Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
1
 Ice breaking
 Kontrak waktu
 Jelaskan aturan selama proses diskusi.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


47
 Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
 Beri kartu bergambar anatomi pencernaan pada pese
didik di setiap kelompok
 Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar anatomi pencerna
yang dii terima.
 Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
 Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
 beri kesimpulan dari proses diskusi
 beri pujian
Tahao Terminasi
 Evaluasi hal dirasakan peserta didik
 Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
1  Anjurkan melengkapi buku kerja
 Kontrak waktu untuk TM selanjutnya dan tutup den
doa serta salam.

Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir  x100%
 Aspekyangd inilai
NILAI =

Batas Nilai Lulus = 75


Keterangan :

Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
48
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

(…………………………)

ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN


Anatomi
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu
sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih)
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
49
Susunan sistem perkemihan
1. Ginjal
Ginjal terletak didinding abdomen posterior,
masing-masing satu buah disisi kiri dan kanan
kolum vertebra, dibelakang peritonium dan
dibawah diafragma. Tinggi ginjal adalah dari
vertebra toraksik ke 12 sampai lumbar ke 3, dan
dilindungi oleh sangkar iga. Ginjal kanan biasanya
sedikit lebih pendek daripada ginjal kiri, mungkin
karena di atas ginjal kanan terdapat ruang yang
ditempati hati.
Ginjal merupakan organ berbentuk kacang yang
panjangnya sekitar 11 cm, lebar 6 cm, tebal 3 cm
serta beratnya 150 g. Ginjal melekat pada
posisinya karena berikatan dengan suatu massa
lemak. Selubung
2. Ureter

3. Vesika urinaria

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


50
4. Uretra
5.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


51
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI
A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari


: penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah
zakar).
1. Penis
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
52
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti
kerucut).Lubang uretra (saluran tempat keluarnya
semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.
Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak
disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)
membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus)
jaringan erektil:
 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus
kavernosus, terletak bersebelahan.
 Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum,
mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah,
maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak
(mengalami ereksi).

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang
mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga
bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis,
karena agar sperma terbentuk secara normal, testis
harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada
dinding skrotum akan mengendur atau mengencang
sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan
suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke
tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah
zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya testis
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
53
kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis
menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa,
dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh
sel interstial (sel leydig).

2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra,


kelenjar prostat dan vesikula seminalis.

1. Vas deferens

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


54
Vas deferens merupakan saluran yang membawa
sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian
belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan
membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya
(misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan
bersama-sama vas deferens dan membentuk korda
spermatika.

2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari
sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari
kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang
mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih
di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari
uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan
membesar sejalan dengan pertambahan usia. Prostat
mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret
dari testis, perbesaran prostate akan membendung
uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50
kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis yang berguna untuk menlindungi
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
55
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada
uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis
yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama
dengan kelenjar prostat.

4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan
yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Cairan
ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan
lainnya yang membentuk semen berasal dari vas
deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis adalah mensekresi cairan basa
yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian
besar cairan semen.

5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm
terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari testis.
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas
katup kutup testis, badan dan ekor epididimis sebagian
ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada
mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat,
spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan
bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis
panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk
kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis
tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas
deferens
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
56
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar
testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan
memproduksi semen.

6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis
inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk ke
dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di
belakang kandung kemih akhirnya bergabung dengan
saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk
ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus
deferens 50-60 cm.

Bangunan Penyokong atau Penyambung


Funikulus Spermatikus: Bagian penyambung yang
berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-
serabut saraf.

Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria
mulai memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih
usia 15 tahun), dan sebagian besar pria mempunyai
sperma dewasa sampai usia tua. Sperma diproduksi
sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup
selama 48 jam setelah ditempatkan di dalam vagina
sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap
ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah
sperma yang diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


57
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan
hanya sedikit sitoplasma, mengandung inti (nukleus)
dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian
membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat
selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom
mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang
berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan
badan.
3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria
yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk
pergerakan sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong
spermatozoa masak ke dalam vas deferen dan ductus
ejakulotoris.

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Hormon pada Laki-laki


a. FSH : Menstimulir spematogenesis.
b. LH : Menstimulir Sel Interstial Leydig untuk
memproduksi Testosteron.
c. Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan
fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


58
Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi : untuk pertumbuhan dan pematangan


organ reproduksi, penting dalam spermatogenesis, serta
untuk pertumbuhan tanda kelamin sekunder

Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia
menjadi spermatozoa. Berlangsung 64 hari.
Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit
primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit
sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi
spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah
pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran
spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri
dari kepala, badan dan ekor.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


59
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa
disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di
tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk
membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi
di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di
epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari
jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan
epitelium benih) yang berfungsi pada saat
spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus
terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis).
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
60
Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus
testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar
sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut
spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar
sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-
menerus membelah untuk memperbanyak diri,
sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui
tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk
spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel
Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan
spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di
antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan
testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh
kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar
hipofisis yaitu:
• LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig
untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya
sifat kelamin sekunder.
• FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel
Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk
memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan
spermatosit menjadi spermatozoa disebut
spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam
epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
61
Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap
yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis
berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat
melakukan reproduksi (membelah) dengan cara
mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari
sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit
primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul
di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A
membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe
B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel
ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid
(2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu
spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis,
sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n
kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian
membelah lagi secara meiosis II membentuk empat
buah spermatid yang haploid juga.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
62
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak
membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler
bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I,
spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi
spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase
tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir
berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika
spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki
bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid
mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk
yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP
testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron)
tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan
hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada
hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama
dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar
tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada
waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan
300 – 400 juta sel spermatozoa.

SISTEM REPRODUKSI WANITA


Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
63
A. Genetalia Eksterna (vulva) terdiri dari:

1. Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri
dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu
(pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi
lemak, terletak di atas simfisis pubis.

2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk
lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan
membentuk perineum. Labia mayora bagian luar
tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut
pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa
rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita
dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5
cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia
mayora sangat berdekatan.

3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir
besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora
terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan
berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan
bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis,
sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


64
orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk
fourchette

4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang
bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki.
Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan
panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.

5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil
(labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang,
yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2
buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara
kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi
untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi
rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae
maupun bakteri-bakteri patogen

6. Himen (selaput dara)


Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan
tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang
senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran
menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen
dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang
berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang
kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari,
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
65
ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus
pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior

7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang
lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator
ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk
menjaga kerja dari sphincter ani.

2. Genetalia Interna

1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang
menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu
dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung
kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9
cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio.
Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman
vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
66
b. Alat hubungan seks (koitus).
c. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).

2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis
minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding
belakang dan depan dan bagian atas tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan
dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal
dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari
arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
a. Korpus uteri : berbentuk segitiga
b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak
diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga
beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium.
Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas.
Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara
8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat
menahan beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian
luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan
ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.
b) Lapisan otot
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
67
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu
lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada
lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman
serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut
otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi
kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan
demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan
jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang
terletak antara osteum uteri internum anatomikum,
yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis
servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana
terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi
selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri
ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang
saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang
merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi
tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal
dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi
endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,
sehingga memungkinkan terjadi implantasi
(nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan
bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus,
sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus
dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
68
otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga
uterus adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah
tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat
mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan
persalinan.

3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan
panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm.
fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap
ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran
dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula yang siap melakukan implantasi.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


69
4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri
dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di
sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap
bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum
dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel
de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan,
wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000
buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3
fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun
dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang
mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan
hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone
ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut
pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut
menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena
folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut
ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan
pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks
sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah
teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
70
kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai
kematangan organ reproduksi wanita.

D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon Reproduksi pada wanita


a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang
sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya
ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk
menghambat sekresi FSH dan LH

E. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat


dan tidak hamil, setiap bulan akan mengeluarkan darah
dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana
endometrium terlepas dari rahim dan adanya
pendarahanselama 4 hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi
proses terbentuknya endometrium secara bertahap
selama 4 hari
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan
endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
71
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan
kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna
mempersiapkan endometrium.

F. Hormon-Hormon Reproduksi

1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis
dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi
adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan
ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
72
menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan
cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi
sperma.
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum.
Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesterone terus dipertahankan selama trimester awal
kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh
hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen
akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga
kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH
(luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon
yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari
GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari
folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan
ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus
luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh
LH.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell
Stimulating Hormone)
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
73
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior.
Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan
folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus
(LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus
luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam
darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat
dan singkat.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu
oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin
meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada
trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik
kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000
mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat
dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya
kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas
memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu
oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
74
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan,
prolaktin juga

Oogenesis
Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya
400 buah yang akan menjadi folikel matang. Folikel
matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel
epitel di dalam berisi satu sel telur. Folikel
menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas
satu ovum dari sebuah folikel mulai dari seorang
wanita mengalami puber sampai menopause. Setiap
ovarium menghasilkan sekitar 20.000 folikel matang.
Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat mematangkan
sel telur selama wanita melewati masa subur. Folikel
lainnya mengalami degenerasi. Oogenesis dan ovulasi
terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium
kiri dan ovarium kanan.
Proses oogenesis hampir sama dengan proses
spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat pada
Gambar berikut.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


75
Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut
oogonium. Oogonium berkembang menjadi oosit
primer. Oosit primer mengalami pembelahan secara
meiosis menjadi 2 sel baru yang disebut oosit
sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak
sama, yang berukuran besar tetap oosit sekunder, yang
berukuran kecil disebut polosit primer atau badan
kutub I. Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang
sudah haploid mengalami pembelahan sekali lagi,
masing-masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder
menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan polosit
primer menjadi 2 polosit II. Lihatlah pada Gambar
9.5b, ootid berukuran paling besar. Dari keempat buah
sel baru tersebut, hanya ootid yang berkembang
menjadi ovum dan fungsional. Tiga sel kutub atau
polosit mengalami degenerasi. Perlu diketahui bahwa
sejak bayi perempuan masih berada di dalam
kandungan, ovariumnya telah aktif memulai oogenesis
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
76
sampai tahap metafase II. Setelah itu inaktif sampai
perempuan mencapai pertumbuhan yang siap untuk
mengalami menstruasi dan menjadi ibu secara biologis.
Pada perempuan yang beranjak remaja, pematangan sel
telur dalam folikel hanya melanjutkan tahap telofase II.

BAB 2
ANATOMI SISTEM SYARAF

I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem syaraf dengan benar
II. Uraian teori
A. Definisi
Merupakan bagian khusus dalam tubuh
yang terdiri dari badan sel, dendrit dan axon
yang mempunyai fungsi mengumpulkan
informasi-informasi, baik dari dalam
maupun dari luar tubuh dan kemudian
informasi ini di teruskan ke otak / aferens
untuk di analisis, selanjutnya mengirimkan
impuls melalui sistem effence untuk
direspon sesuai dengan yang di inginkan.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


77
B. Pembagian sistem saraf
 Sistem saraf pusat
 Sistem saraf perifer
C. Pembagian saraf cranial
Saraf Tipe Fu
I olfactori Sensorik Penciuman
II opticus Sensorik Penglihatan
III oculomotorius Motorik Gerak otot-otot kelopak
IV troclearis Motorik Otot bola mata
V trigeminus Campuran Sensorik : perasaan/ p
mulut “nyeri/sentuh”
Motorik : mengunyah
VI abdusen Motorik Gerakan bola mata
VII fasialis Campuran Sensorik : indra rasa/pen
Motorik : otot-otot wa
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
78
ludah dan air mata
VIII auditorius Sensorik Pendengaran dan keseim
IX glosofaringeus Campuran Indra rasa/ pencecapan
Dan menelan
X vagus Campuran Saraf utama dari syaraf
organ pencernaan , men
XI acessoris Motorik Menelan, menggerakkan
XII hypoglosus Motorik Otot-otot lidah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


ANATOMI PERSARAFAN (12 SARAF
CRANIAL)

NO ASPEK PENILAIAN

Tahap Persiapan
 Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar anatomi 12 saraf crani
dan buku evaluasi
Tahap kerja
 Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
 Ice breaking
1
 Kontrak waktu
 Jelaskan aturan selama proses diskusi.
 Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
 Beri kartu bergambar anatomi 12 saraf cranial pada
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
79
peserta didik di setiap kelompok
 Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar anatomi 12 saraf
cranial yang dii terima.
 Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
 Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
 beri kesimpulan dari proses diskusi
 beri pujian
Tahao Terminasi
 Evaluasi hal dirasakan peserta didik
 Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
1  Anjurkan melengkapi buku kerja
 Kontrak waktu untuk TM selanjutnya dan tutup den
doa serta salam.

Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir  x100%
 Aspekyangdinilai
NILAI =

Batas Nilai Lulus = 75


Keterangan :

Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


80
2 = Dilakukan dengan sempurna

(…………………………)

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


81
BAB 3
ANATOMI SISTEM INDRA

I. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem indra dengan benar
II. Uraian teori
A. Definisi indra pendengaran
Indra ini pada organ telinga, dimana organ
ini dipersarafi oelh saraf kranial yang
distimulasi oleh getaran yang disebabkan
gelombang suara, kecuali daun telinga.
Bagian ini paling mendasar adalah
mendengar dan keseimbangan.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


82
B. Struktur telinga
 Telinga luar ; aurikel , meatus
akustik ekstrena
 Telinga tengah ; dinding lateral,
dasar telinga tengah, dinding
medial, tulang pendengaran
 Telinga dalam; vestibula, tiga kanal
semisirkularis, dan koklea.
 Labirin telinga
 Labirin membran
C. Definisi indra penglihatan
Mata merupakan organ penglihatan yang
juga di persarafi oleh saraf kranial. Selain
itu dilapisi oleh jaringan di dinding mata :
lapisan luar/ fibrosa “sklera dan kornea”,
lapisan tengah “ koroid, badan siliaris, dan
iris”, lapisan dalam “ retina”.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


83
D. Fisiolgis penglihatan
Gelombang cahaya berjalan dengan
kecepatan 300.000 Km/dtk. Cahaya
direfleksikan ke mata oleh objek di dlaam
lapang pandang. Cahaya putih merupakan
kombinasai semua warna sprektum visual
(pelangi) yaitu, merah, orange, kuning,
hijau, biru, indigo, dan ungu.
E. Definisi indra penciuman
Indra ini di persarafi oleh saraf kranial ke 1
yaitu olfaktori. Pada setiap sisi septal nasal,
serat saraf melalui lamina kribiformis
tulang etmoid ke bulbus olfaktori di mana
saraf ini salig berhubungan dan bersinaps,
dari bulbus berkas serat saraf membentuk
traktus olfak yang melewati area olfak di
lobus temporal pada setiap hemisfer, di

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


84
mana implus di intrepretasi dan bau
dipersepsiakn.

F. Fisiologis penciuman
Semua materi berbau mengeluarkan materi
mudah menguap, di mana akan dibawa ke
hidung melalui udara yang terinhalasi dan
bahkan dengan konsentrasi yang rendah ,
saat terlarut didalam mukus, dapat
menstimulasi kemoreseptor penciuman.
G. Definisi indra pengecapan
Indra penciuman atau gustasi berhubungan
erat dengan indra penciuman dan seperti
penciuman , juga melibatkan stimulasi
kemoreseptor oleh zat kimia yang terlarut.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


85
H. Fisiologis pengecapan
Empaat sensai dasar adalah manis, asam,
pahit dan asin. Hal ini mungkin terlalu
sederhana karena persepsi rasa sangat
bervariasi dan banyak rasa yang tidak dapat
dengan mudah diklasifikasikan.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


ANATOMI SISTEM INDRA

NO ASPEK PENILAIAN

Tahap Persiapan
 Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar anatomi sistem indra d
buku evaluasi
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
86
Tahap kerja
 Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
 Ice breaking
 Kontrak waktu
 Jelaskan aturan selama proses diskusi.
 Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
 Beri kartu bergambar anatomi sistem indra pada pes
didik di setiap kelompok
1
 Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar anatomi sistem in
yang dii terima.
 Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
 Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
 beri kesimpulan dari proses diskusi
 beri pujian
Tahao Terminasi
 Evaluasi hal dirasakan peserta didik
 Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
1  Anjurkan melengkapi buku kerja
 Kontrak waktu untuk TM selanjutnya dan tutup den
doa serta salam.

Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir  x100%
 Aspekyangdinilai
NILAI =
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
87
Batas Nilai Lulus = 75
Keterangan :

Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

(…………………………)

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


88
BAB 4
ANATOMI SISTEM ENDOKRIN

I. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem endokrin dengan benar
II. Uraian materi
A. Definisi

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


89
Sistem endokrin merupaakn struktur yan
terdiri dari beberpa organ yang memprouksi
berbagai zat kimia (hormon) yang
digunkaan untuk mengontrol fungsi tubuh.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


90
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
91
B. Bagain endokrin
 Kelenjear pineal : menghasilkan
hormon melatonin untuk mengatur
pola tidur.
 Kelenjar hipofisis : memproduksi 9
hormon dan memperthankan
hubungan dengan SSP dan oragn
endokrinlainnya.
 Kelenjar tiroid dan paratiroid : untuk
metabolic rate, mengatur kadar
kalsium, / pembentukan tulang.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


92
Sedangkan paratiroid bekerja
sebagai inhibit tiroid.
 Kelenjar timus : membantu
diferensiasi sel limfoist T dan dapat
merangsang sel kekebalan / immun
pada umumnya.
 Kelenjar adrenal : kerja di bawah
kontrol hipotalamus yaitu
mengontrol lobus anterior kelenjar
hipofis untuk mengeluarkan ACTH
yang kemudian merangsang
pengeluaran hormon oleh korteks
adrnal.
 Kelenjar pancreas : menghasilkan
enzim pencernaan serta beberapa
hormon penting seperti insulin
 Kelenjar gonad, ovarium / testis :
fokus pada fungsi hormon
reproduksi seperti testosteron,
estrogen dan progesteron.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


ANATOMI SISTEM ENDOKRIN

NO ASPEK PENILAIAN
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
93
Tahap Persiapan
 Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar anatomi sistem endokr
dan buku evaluasi
Tahap kerja
 Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
 Ice breaking
 Kontrak waktu
 Jelaskan aturan selama proses diskusi.
 Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
 Beri kartu bergambar anatomi sistem endokrin pada
peserta didik di setiap kelompok
1
 Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar anatomi sistem
endokrin yang dii terima.
 Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
 Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
 beri kesimpulan dari proses diskusi
 beri pujian
Tahao Terminasi
 Evaluasi hal dirasakan peserta didik
 Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
1  Anjurkan melengkapi buku kerja
 Kontrak waktu untuk TM selanjutnya dan tutup den
doa serta salam.

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


94
Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir  x100%
 Aspekyangdinilai
NILAI =

Batas Nilai Lulus = 75


Keterangan :

Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

(…………………………)

ANATOMI SISTEM ALAT GERAK

Sistem skeletal pada tubuh manusia terdiri dari tulang


(206 buah pada orang dewasa) dan sendi, serta tulang
rawan dan ligamen yang terdapat pada sendi. Pada saat
baru lahir sebenarnya jumlah tulang lebih banyak
(sekitar 300 buah). Pada perkembangan tubuh
selanjutnya beberapa tulang bergabung menjadi satu.
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
95
Kerangka pada manusia dibagi menjadi:

1. Kerangka Axial, yang


terdiri dari:

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


96
BAB 5
ANATOMI SISTEM INTEGUMENT

I. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi
sistem integumen dengan benar
II. Uraian materi
A. Definisi
Merupakan sistem yang terdiri dari kulit,
rambut, dan kuku yang berfunsi untuk
sebagai pembungkus untuk melindungi
tubuh dari pengaruh dunia luar, sebagai
penahan cairan tubuh, proteksi dari agent,
ekskresi, penagtur suhu, sensorik, sintesa
biokimia dan absorbsi.
B. Bagian utama
 Kulit/ dermis (demis, epidermis dan
sub kutis)
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
97
 Rambut dan derifat kulit/ kuku

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


ANATOMI SISTEM INTEGUMENT

NO ASPEK PENILAIAN

Tahap Persiapan
 Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar anatomi sistem integum
dan buku evaluasi

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


98
Tahap kerja
 Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
 Ice breaking
 Kontrak waktu
 Jelaskan aturan selama proses diskusi.
 Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
 Beri kartu bergambar anatomi sistem integument pa
peserta didik di setiap kelompok
1
 Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar anatomi sistem
integument yang dii terima.
 Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
 Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
 beri kesimpulan dari proses diskusi
 beri pujian
Tahao Terminasi
 Evaluasi hal dirasakan peserta didik
 Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
1  Anjurkan melengkapi buku kerja
 Kontrak waktu untuk TM selanjutnya dan tutup den
doa serta salam.

Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir  x100%
 Aspekyangdinilai
NILAI =
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
99
Batas Nilai Lulus = 75
Keterangan :

Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

(…………………………)

KEKUATAN OTOT

BAB 6
Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro
100
TINGKAT KESADARAN (GCS)

I. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi tingkat
kesadaran (GCS) dengan benar
II. Uraian materi
A. Definisi
Merupakan sekala yang di gunakana untuk
menilai tingkat kesedaran sesoerang yang
dalam kondisi patologis dengan
memperhatikan 3 aspek yaitu motorik,
mata, dan verbal.

B. Pembagian
 Komponen respon mata
1. Tidak dapat membuka mata

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


101
2. Membuka mata dengan stimulus
nyeri
3. Memebuka mata dengan
stimulus suara
4. Membuka mata spontan
 Komponen respon verbal
1. Tidak ada suara
2. Suara yang tidak jelas arti
3. Kata tidak jelas
4. Gelisah
5. Orientasi baik
 Komponen respon motorik
1. Tidak ada reaksi
2. Reaksi ekstensi
3. Reaksi fleksi
4. Menghindari nyeri
5. Melokalisisr nyeri
6. Mengikuti perintah
C. Cara intrepetasi
Nilai dalam GCS ini adlah menggabungkan
semua komponen yaitu respon mata, verbal
dan motorik.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENILAIAN TINGKAT KESADARAN/ GCS

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


102
NO ASPEK PENILAIAN

Tahap Persiapan
 Persiapkan tempat dan alat
1 Buku kerja, kartu bergambar tingkat kesadaran / GC
dan buku evaluasi
Tahap kerja
 Salam terapeutik : salam kepada peserta didik dan
berkenalan dengan semua anggota kelompok dan
memberi intruksi untuk posisi diskusi.
 Ice breaking
 Kontrak waktu
 Jelaskan aturan selama proses diskusi.
 Bagi peserta didik menjadi beberpa kelompok
 Beri kartu bergambar tingkat kesadaran / GCS pada
peserta didik di setiap kelompok
1
 Instruksikan setiap kelompok untuk berdikusi denga
setiap anggotanya tentang gambar tingkat kesadaran
GCS yang dii terima.
 Setelah diskusi, instruksikan untuk menjelaskan pad
kelompok lain dan beri tanggapan bersma kelompok
lain pada semua kelompok.
 Instruksikan untuk mencatat setiap hasil diskusi.
 beri kesimpulan dari proses diskusi
 beri pujian
Tahao Terminasi
 Evaluasi hal dirasakan peserta didik
1  Evaluasi capaian tujuan dan beri pujian
 Anjurkan melengkapi buku kerja

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


103
 Kontrak waktu untuk TM selanjutnya dan tutup den
doa serta salam.

Nilaiyangd idapat
NilaiAkhir  x100%
 Aspekyangdinilai
NILAI =

Batas Nilai Lulus = 75


Keterangan :

Bojonegoro,………………….
0 = Tidak dilakukan sama sekali
Penguji
1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

(…………………………)

Modul Ilmu Dasar Keperawatan 1 – STIKes ICsada Bojonegoro


104

Anda mungkin juga menyukai