Pengaruh Subtitusi Agregat Kasar Batu Apung dengan Inovasi Limbah Abu

Sekam Padi dan Styrofoam dalam Campuran Beton Ringan, dan Minimum
Semen
Aditya Irma Setya Putri., Yuliana Ek Pramesti, Luqman Baskara
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Kampus Ketintang Jl. Ketintang, Surabaya 60231
adityairma99@gmail.com, YULI, luqman.onforce@gmail.com

Seiring berkembangnya dunia konstruksi, semakin bertambahnya jumlah

penduduk. Hal ini meningkatkan banyaknya berbagai macam limbah yang
menumpuk dan merusak lingkungan. Salah satunya dengan memunculkan inovasi
substitusi bahan agregat dan semen dalam pembuatan beton. Salah satunya
styrofoam, dikarenakan banyaknya limbah styrofoam yang terbuang di
lingkungan dan meningkatkan permasalahan kerusakan di muka bumi ini. Adanya
inovasi bahan agregat kasar dari styrofoam turut membantu menyelesaikan
permasalahan lingkungan. Selain itu, adapula abu sekam padi yang kurang
optimal pemanfaatannya. Adanya inovasi pembuatan beton ringan yang
mengeksplorasi styrofoam dan abu sekam padi dapat mengurangi kerusakan
lingkungan. Penambahan subtitusi 8 % styrofoam dan 80% batu apung dari
keseluruhan berat agregat kasar mampu menurukan berat jenis beton sekitar 5,19
% dari berat jenis beton tanpa penambahan styrofoam, penambahan subtitusi abu
sekam sebesar 20% dari berat total semen dan fly ash 50% dari berat total
semen. Metode yang digunakan dalam perencanaan mix design ini adalah metode
DOE (Department of Environtment). Dalam pembuatan beton ringan ini
direncanakan f”c (kuat tekan pengujian) 30 MPa atau setara dengan K-375.
Setelah memenuhi syarat mutu yang ditentukan selanjutnya dilakukan pembuatan
benda uji silinder dengan ukuran 15/30. Hasil dari simulasi perhitungan
diprediksi beton ringan memiliki berat jenis sebesar 1763,40 kg/m3 (< 1900
kg/m3). Diharapkan adanya penelitian lanjutan dari inovasi beton dengan
subtitusi bahan styrofoam dan abu sekam ini.

Kata Kunci : Batu Apung, Styrofoam, Fly Ash, Abu Sekam Padi, Beton ringan,
Metode DOE, kuat tekan.