Anda di halaman 1dari 2

jam saat itu menunjukkan pukul 3 orang-orang belum terbangun dari tidur

panjangnya ayam pun tak terdengar berkokok kala itu. dinginnya udara pagi itu
membuat seorang ibu menyerah dengan keadaan memperjuangkan nyawa dan anak
yang ia kandung sudah suatu kewajiban baginya. cemas gundah dan takut seolah
menyelimuti dirinya kalau itu. hingga tepat pada pukul 4 semua perasaan itu hilang
diiringi dengan rasa syukur dan menanti yang kian meninggi anaknya terlahir
dengan selamat dan itu adalah aku

setelah segala hal yang berkaitan dengan kelahiran ku selesai. Seorang perawat
bertanya" anaknya dikasih nama siapa?" " Rizal Rabby Radhiyya " jawab Ayahku
dengan singkat nama itu pemberian dari saudara ayahku dengan harapan aku di masa
depan akan menjadi seorang lelaki yang di mulia oleh Allah
6 tahun kemudian, Ibuku mendaftarkan ku di salah satu taman kanak-kanak sayang
masa yang aku anggap akan menyenangkan Ternyata harus berakhir setelah 3 hari
pertemuan. tanpa ada sebab Aku diminta untuk melanjutkan sekolahku ke sekolah
dasar tidak banyak penawaran saat itu aku yang saat itu belum mengerti apa-apa
hanya mengiyakan saja permintaan itu
kini hari sudah pagi di mana udara yang masih segar dan sinar matahari yang baru
muncul menghangati badanku pada pagi itu aku mempersiapkan semua peralatan
sekolah untuk pergi ke sekolah Baruku setelah itu aku pun berpamitan kepada ke dua
orang tuaku dan langsung berangkat ke sekolah, tiba di gerbang yang aku
merasakan lingkungan yang baru orang-orang yang tampak asing karena awal baru
aku masuk sekolah pada saat itu itu aku belum mengenal siapapun tetapi ssetelah
beberapa hari aku mulai beradaptasi dengan teman sekelas di sana aku mendapat
banyak teman baru, Senang rasanya bisa bermain dan belajar bersama mereka.
Tiada hari tanpa canda dan tawa yang menghiasi pertemanan kami, Guru pun datang
untuk pertama kalinya memperkenalkan dirinya setelah memperkenalkan diri cukup
panjang tibalah ke waktu penyampaian materi. Kebetulan pelajaran pertama di hari itu
adalah bahasa Indonesia, kami semua disuruh menulis huruf-huruf. Berbekal dengan
pengalaman di taman kanak-kanak walau hanya tiga hari aku pun mulai menulis,
anehnya orang-orang disekitar mentertawakan ku, "ah sudahlah, mungkin mereka
tertawa karena hal lain, bukan karena aku menulis dengan tangan kiri" Setelah
menulis selesai ada sorang anak yang berbicara "nulis kok pake tangan kiri, tangan
kiri kan buat cebok" dengan nada mengejek aku pun malu dan hanya bisa menangis
mendengan perkataan mereka Aku pikir itu hanya akan tejadi untuk beberapa hari
saja, mereka tetap saja mengejekku, bahkan sekarang mereka mengejekku dengan
sebutan "si kidal" Padahal jika sekarang aku diejek seperti itu, rasanya lucu jika harus
menangis apalagi marah. Semangat untuk belajar pun seolah luntur. Bukan hanya di
sekolah mereka mengejekku, ketika bermain pun mereka tetap saja mengejekku. Hal
itu membuat aku lebih suka menyendiri di rumah, keluar rumah hanya untuk sekolah.
Seiring dengan berjalannya waktu aku sudah terbiasa dengan ejekan itu entah sudah
bosan mendengar atau memang aku mulai menerima. "Zall, kamu kemana aja?"
Tanya Raina sepulang sekolah "lanjutin belajar di rumah" jawabku "nanti sore maen
bola bisa gak?" "oh bisa, ayo" karena bosan dirumah akupun mengiyakan ajakannya,
toh aku sudah biasa mendengar ejekan teman-teman yang lain. Tiba di lapangan
akupun ikut bermain bola bersama mereka senang rasanya bisa bermain bersama ya
meskipun terkadang teman teman ku suka usil, setelah selesai bermain bola rasanya
lelah sekali ingin Cepet Cepet mandi karena pada saat itu sungguh sangat menguras
tenaga sehingga banyak keringat di tubuhku aku pun langsung Beristirahat di pinggir
lapangan bersama teman-temanku yang lainnya nya setelah itu raina menawarkan air
kepadaku dan aku langsung membawa air itu karena aku benar bener haus sekali, "zal
gimana kalo sekarang kita mandi nya di sungai citengkrang ?" tanya raina akupun
bingung harus menjawab apa soalnya ayahku selalu melarangku kalo aku mandi di
sungai apalagi kalo dia tau kalo aku mandi di sana mungkin dia bakalan marah besar
kepadaku, "maaf, aku ga bisa ikutan ke sana soalnya ayahku melarangku untuk mandi
di sana" jawabku "oh iya gapapa zal, kalo gitu aku pergi duluan ke sungai bersama
teman teman yang lain " jawab raina. Selepas itu kami berpisah raina dan teman
teman yang lain pergi ke sungai sedangkan aku langsung pulang ke rumah di
perjalanan aku melihat ada ayahku yang sedang berjalan kearahku dan dia bertanya
"kamu abis dari mana? " tanya ayahku "abis dari lapangan yah, abis main bola"
jawabku "tumben tumbenan biasanya kamu suka di rumah terus" tanya ayahku " ya
abis kalo di rumah terus aku bosen juga yah, kebetulan aku juga tadi di ajak sama
temen main ke lapangan habis pulang sekolah " jawabku "oh gitu, ya udah Sekarang
kamu pulang terus mandi nanti kamu anterin ayah ke rumah nenek " dan aku pun
langsung pulang ke rumah dan langsung mandi dan bersiap siap untuk pergi nganterin
ayahku kerumah nenek

Anda mungkin juga menyukai