Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia kasih
sayang-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Walaupun belum
sempurna, karena saya juga sendiri masih dalam tahap pembelajaran.

Makalah ini adalah laporan tertulis Keselamatan Lalu Lintas.Tertib berlalu lintas adalah
budaya yang harus diterapkan sejak dini.Dengan kita tertib berlalu lintas berarti kita sudah
mencerminkan budaya tertib dan disiplin dalam berlalu lintas.Dalam makalah saya ini saya
mengambil judul “Keselamatan Lalu Lintas”.Tata karma berlalu lintas itu berarti kelakuan
tertib dan sopan santun dalam berlalu lintas.Dengan saya mengambil judul ini dalam
makalah saya mudah-mudahan teman-teman dapat tertib dalam berlalu lintas.

Dengan adanya makalah ini saya berharap tidak hanya teman-teman yang disiplin
akan berlalu lintas, begitu juga dengan masyarakat umum lainnya.

Dengan kita tertib berlalu lintas berarti kita telah menyayangi nyawa kita , karena saat
berkendara dijalan raya berarti kita membawa nyawa kita.

Saya menyadari makalah ini tidak lah luput dari segala kekurangan dan kesalahan.Untuk itu
saya berharap kritik dan saran agar dapat membangun makalah ini dengan baik.
Terimakasih banyak

Metro,25 oktober 2019

Penulis

RIKI KURNIAWAN

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................................... 1
Tujuan Masalah ................................................................................................................. 2
Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2

BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 3
Pengertian Lalu lintas ....................................................................................................... 3
Pengertian Pelanggaran Lalu lintas ................................................................................... 3
Bentuk-bentuk Pelanggaran Lalu Lintas ............................................................................ 4
Dampak Pelanggaran Lalu Lintas....................................................................................... 4
Penyebab Terjadinya Pelanggaran .................................................................................... 5
Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pelanggaran Lalu Lintas......................................... 6

BAB III
PENUTUP ................................................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah
lalu lintas.Hal ini terbukti dari adanya indikasi angka-angka kecelakaan lalu lintas yang selalu
meningkat.Keadaan ini merupakan salah satu perwujudan dari perkembangan teknologi
modern.Perkembangan lalu-lintas itu sendiri dapat memberi pengaruh, baik yang bersifat
negative maupun yang bersifat positif bagi kehidupan masyarakat.Sebagaimana diketahui
sejumlah kendaraan yang beredar dari tahun ketahun semakin meningkat.Hal ini nampak
juga membawa pengaruh terhadap keamanan lalu lintas yang semakin sering terjadi,
pelanggaran lalu lintas yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas dan kemacetan lalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh banyak faktor tidak sekedar oleh pengemudi
kendaraan yang buruk, pejalan kaki yang kurang hati-hati, kerusakan kendaraan, rancangan
kendaraan cacat pengemudi, rancangan jalan ,dan kurang mematuhinya rambu-rambu lalu
lintas” ( Suwardjoko : 2005 :135) Lalu lintas dan pemakai jalan memiliki peranan yang sangat
penting dan strategis sehingga penyelenggaraannya dikuasai oleh negara dan
pembinaannya dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan
pengguna jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, dan teratur. Pembinaan di bidang
lalu lintas jalan yang meliputi aspek pengaturan, pengendalian, dan pengawasan lalu lintas
harus ditujukan untuk keselamatan ,keamanan, ketertiban, kelancaran lalu lintas jalan.

Dalam rangka pembinaan lalu lintas jalan, sebagaimana tersebut diatas, diperlukan
penetapan suatu aturan umum yang bersifat seragam dan berlaku secara nasional serta
dengan mengingat ketentuan lalu lintas yang berlaku secara internasional.

1
B. Tujuan Masalah
Tujuan pembahasan makalah ini agar orang-orang sadar akan pentingnya
keselamatan diri saat berkendara dijalan raya dengan tidak melakukan pelanggaran lalu
lintas, dan untuk menambah wawasan seputar pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi di
sekitar kita. Dan agar orang-orang mengerti dampak dari perilaku berkendara yang tidak
sesuai aturan.

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lalu lintas?

2. Apa itu pelanggaran lalu lintas?

3. Apa saja bentuk pelanggaran lalu lintas?

4. Apa saja dampak akibat melanggar lalu lintas?

5. Apa yang menyebabkan pelanggaran lalu lintas?

6. Apa saja upaya pemerintah dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lalu lintas


Lalu Lintas di dalam Undang-undang no 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkurtan Jalan didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
Jalan.Sedang Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak
pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.

B. Pengertian Pelanggaran Lalu lintas


Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering disebut dengan tilang merupakan
kasus dalam ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 1992
(www. transparansi. or. id, 2009).Hukum pidana mengatur perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh undang-undang dan berakibat diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang
melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam undang-
undang pidana (www.id.wikipedia.org, 2009).Tujuan hukum pidana adalah untuk menakut-
nakuti orang agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan mendidik seseorang yang
pernah melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi baik dan dapat diterima (Irawan,
2009.).

Pelanggaran lalu lintas tertentu atau tilang yang sering biasanya adalah pelanggaran
terhadap Pasal 54 mengenai kelengkapan surat kendaraan SIM dan STNK serta Pasal 59
mengenai muatan berlebihan truk angkutan kemudian pelanggaran Pasal 61 seperti salah
memasuki jalur lintas kendaraan (Sebayang, 2009).

Singkatnya, persidangan kasus lalu lintas adalah Acara Pemeriksaan Cepat, dalam proses
tersebut para terdakwa pelanggaran ditempatkan di suatu ruangan. Kemudian hakim akan
memanggil nama terdakwa satu persatu untuk membacakan denda. Setelah denda
dibacakan hakim akan mengetukkan palu sebagai tanda keluarnya suatu putusan
(www.transparansi. or. id, 2009).

3
C. Bentuk-bentuk Pelanggaran Lalu Lintas

1. Bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas diantaranya sebagai berikut:


2. Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan ketertiban
atau keamanan lalu lintas atau yang mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.
3. Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin
mengemudi (SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK) yang sah atau tanda bukti
lainnya sesuai peraturan yang berlaku atau dapat memperlihatkan tetapi masa
berlakunya sudah kadaluwarsa.
4. Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang lain
yang tidak memiliki SIM.
5. Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan tentang
penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan, pemuatan kendaraan dan syarat
penggandengan dengan kendaraan lain.
6. Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda nomor
kendaraan yang syah, sesuai dengan surat tanda nomor kendaraan yang bersangkutan.
7. Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas jalan,
rambu-rambu atau tanda yang yang ada di permukaan jalan
8. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tentang ukuran dan muatan yang diijinkan,
cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara memuat dan membongkar
barang.
9. Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan beroperasi di
jalan yang ditentukan.

D. Dampak Pelanggaran Lalu Lintas


Tentunya dari permasalahan yang terjadi pada kondisi lalu lintas di Indonesia telah
menimbulkan berbagai masalah khususnya menyangkut permasalahan lalu lintas.
Permasalahan tersebut, seperti:

1. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas baik pada persimpangan lampu lalu lintas
maupun pada jalan raya;
2. Keselamatan para pengendara dan para pejalan kaki menjadi terancam;
3. Kemacetan lalu lintas akibat dari masyarakat yang enggan untuk berjalan kaki atau
memanfaatkan sepeda ontel;
4. Kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas yang biasa kemudian menjadi budaya
melanggar peraturan.

4
E. Penyebab Terjadinya Pelanggaran
Hampir setiap hari di indonesi terjadi kecelakaan akibat kesalahan pengemudi, baik
kecelakaan tunggal hingga tabrakan beruntun.Hal ini bisa saja terjadi akibat kelalaian
pengemudi kendaraan yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang sudah ada demi
keamanan, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas. Oleh sebab itu, perlu diketahui
mengapa di indonesia tingkat kesadaran akan mamatuhi peraturan lalu lintas masih
tergolong reandah. Barikut beberapa hal yang mungkin menjwab penyebab rendahanya
kesadaran akan mematuhi peraturan lalu lintas:

1. Minimnya pengetahuan mengenai,peraturan,makna dan rambu lalu lintas

Tidak semua pengemudi kendaraan paham dan mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas,
arti dari marka, dan rambu-rambu lalu lintas.Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran
untuk mencari tahu arti dari marka dan rambu-rambu lalu lintas ditambah pada saat ujian
memperoleh SIM, mereka lebih senang mendapatkan SIM dengan instan daripada
mengikuti seluruh prosedur.

2. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang tuanya
sendiri.

Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila orang
tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga melanggar.

3. Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau melewati pos polisi

Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh, seorang
pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur arus lalu
lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat simpang tersebut.
Namun bila tidak ada polisi, dia bisa langsung tancap gas.

4. Memutar balikkan ungkapan

Sering kita dengar , "peraturan dibuat untuk dilanggar." Ini sangat menyesatkan. Akan tetapi
entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia, sehingga sangat ingin
menerapkannya. Semoga ungkapan ini tidak dipakai pada saat orang menjalankan ibadah
sesuai agamanya.

5. Tidak memikirkan keselamatan diri atau orang lain

Pemerintah telah mewajibkan beberapa standar keselamatan pengemudi saat


mengemudikan kendaraannya seperti wajib memasang safety belt untuk pengemudi roda 4

5
dan wajib memakai helm,kaca spion tetap terpasang, dan menyalakan lampu pada siang
hari bagi roda 2. Masih banyak contoh standar keselamatan lainnya, akan tetapi kenapa
pengemudi malas menerapkannya?

6. Melanggar dengan berbagai alasan

"sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan parkir), ntar jalan lagi." "ah,sekali-
sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat". Masih banyak lagi berbagai alasan yang
dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang jago untuk hal-hal seperti ini.

7. Bisa "damai" ketika tilang

Ini hal yang paling sering terjadi. Ketika pengemudi-pengemudi melanggar peraturan atau
tidak lengkapnya kelengkapan surat-surat saat dirazia, hal yang pertama diajukan oleh
pengemudi tersebut adalah jalan "damai". Kalu tidak bisa "damai" di jalan, pasti nanti bisa
coba "damai" lagi sebelum pengadilan demi mendapatkan kembali surat-surat yang ditahan
oleh pihak kepolisian dengan segera.

F. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pelanggaran Lalu Lintas


Pertama-tama seorang petugas harus bertanya pada dirinya sendiri, siapakah
pelanggar peraturan lalu lintas tersebut. Hal ini bukanlah menyangkut apa pekerjaannya,
siapa namanya, dan seterusnya. Yang pokok disini adalah bahwa seorang yang melanggar
peraturan lalu lintas, bukanlah selalu seorang penjahat (walaupun kadang-kadang petugas
berhadapan dengan penjahat).Seorang pengemudi yang melanggar peraturan lalu lintas
adalah seseorang yang lalai di dalam membatasi penyalahgunaan hak-haknya.

Yang kedua adalah bahwa seorang petugas atau penegak hukum harus menyadari bahwa
dia adalah seseorang yang diberi kepercayaan oleh negara untuk menangani masalah-
masalah lalu lintas.Pakaian seragam maupun kendaraan dinasnya merupakan lambang dari
kekuasaan negara yang bertujuan untuk memelihara kedamaian di dalam pergaulan hidup
masyarakat. Seorang petugas yang emosional dan impulsif tidak saja akan merusak seluruh
korps, walaupun dia selalu disebut oknum apabila berbuat kesalahan. Penanganan terhadap
para pelanggar, memerlukan kemampuan dan ketrampilan professional.Oleh karena itu,
maka para penegak hukum harus mempunyai pendidikan formal dengan taraf tertentu,
serta pengetahuan dan pemahaman hukum yang cukup besar.Pengutamaan kekuatan fisik,
bukanlah sikap professional di dalam menangani masalah-masalah lalu lintas.

Perencanaan jalan raya dan pemasangan rambu lalu lintas yang disertai pertimbangan,
akan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pemasangan rambu yang tepat untuk

6
memperingati pengemudi bahwa di mukanya terdapat tikungan yang berbahaya, misalnya,
akan dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Pemasangan rambu yang tidak wajar akan
menyebabkan terjadinya kebingungan pada diri pengemudi. Bentuk jalan raya, besar
kecilnya bentuk huruf, dan warna rambu lalu lintas, mempunyai pengaruh terhadap
pengemudi.

Pemasangan lampu lalu lintas, juga mempunyai pengaruh terhadap perilaku pengemudi.
Apabila lampu lalu lintas tersebut ditempatkan sejajar dengan garis berhenti, maka hal itu
akan menyebabkan pengemudi menghadapi masalah. Masalahnya adalah, untuk melihat
lampu dengan jelas, maka dia harus berhenti jauh di belakang garis behenti. Apabila hal itu
dilakukan, maka dia akan dimaki-maki oleh pengemudi-pengemudi yang berada di
belakangnya. Kalau dia berhenti tepat di garis berhenti, maka agak sukar baginya untuk
melihat lampu lalu lintas.

Pendidikan bagi pengemudi, juga merupakan salah satu cara dalam menangani para
pelanggar lalu lintas. Pada masyarakat lain di luar Indonesia, sekolah mengemudi
merupakan suatu lembaga pendidikan yang tujuan utamanya adalah menghasilkan
pengemudi-pengemudi yang cakap dan terampil di dalam mencegah terjadinya kecelakaan
lalu lintas. Sekolah-sekolah tersebut dikelola oleh para ahli, yang tidak hanya melingkupi
mereka yang biasa menangani masalah-masalah lalu lintas, akan tetapi kadang-kadang juga
ada psikologinya maupun ahli ilmu-ilmu sosial lainnya. Di dalam sekolah pendidikan
pengemudi tersebut, yang paling pokok adalah sikap dari instruktur.Instruktur harus mampu
menciptakan suatu suasana dimana murid-muridnya dengan konsentrasi penuh menerima
pelajarannya.

Seorang instruktur harus mempunyai kemampuan untuk mendidik, kemampuan untuk


mengajar saja tidaklah cukup.Murid-murid harus diperlakukan sebagai orang dewasa,
berilah kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengambil keputusan, oleh karena di dalam
mengendarai kendaraan yang terpenting adalah dapat mengambil keputusan yang cepat
dan tepat. Kalau tidak maka kemungkinan besar akan terjadi kecelakaan yang
mengakibatkan kerugian benda atau hilangnya nyawa seseorang.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penegakan peraturan lalu lintas secara baik sangat tergantung pada beberapa faktor
yang selama ini kurang mendapatkan perhatian yang seksama, yakni: pemberian teladan
kepatuhan hukum dari para penegak hukum sendiri, sikap yang lugas (zakelijk) dari para
penegak hukum, penyesuaian peraturan lalu lintas dengan memperhatikan usaha
menanamkan pengertian tentang peraturan lalu lintas, penjelasan tentang manfaat yang
konkrit dari peraturan tersebut, serta appeal kepada masyarakat untuk membantu
penegakan peraturan lalu lintas.

Penegak hukum di jalan raya, merupakan suatu hal yang sangat rumit.Pertama-tama
penegak hukum harus dapat menjaga kewibawaannya untuk kepentingan profesinya. Di lain
pihak dia harus mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri untuk mengambil keputusan
yang bijaksana, sehingga menghasilkan keadilan. Semenjak calon pengemudi menjalani
ujian untuk memperoleh surat izin mengemudi harus dipertimbangkan hal-hal yang
menyangkut tingkat kecerdasan pengemudi, kemampuan untuk mengambil keputusan
dengan cepat, aspek fisik pengemudi/calon pengemudi.

B. Kritik dan Saran

Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta harus mematuhi
dan melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri jalan terus atau ke kiri ikuti lampu,
dilarang parkir juga tidak membuang sampah sembarangan di jalan.Kecepatan dalam
mengendarai kendaraan harus disesuaikan dengan kondisi jalan, apakah jalan tersebut
ramai atau sepi, waktu pagi, siang, sore, ataupun malam.Untuk angkutan umum hendaknya
tidak menaikkan atau menurunkan penumpang sembarangan.Dalam memanfaatkan jalan,
kita harus menyadari bahwa bukan hanya kita saja yang menggunakan jalan tersebut, tetapi
setiap orang berhak menggunakannya.Walaupun itu merupakan hak setiap orang namun,
setiap orang berkewajiban untuk menjaga kesopanan di jalan, salah satunya dengan
mematuhi peraturan lalu lintas yang ada.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://umum.kompasiana.com/2010/03/04/masalah-pelanggaran-lalu-lintas

http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/17/penanaman-budaya-
%E2%80%9Crikuh%E2%80%9D-dalam-berlalu-lintas-di-indonesia-2/

http://www.anakunhas.com/2011/12/pengertian-pelanggaran-lalu-lintas.html

Anda mungkin juga menyukai