Setelah tegur sapo untuk mempelai, tamu-tamu dipersilahkan kembali ketempat,
masing-masing sesudah bersalaman dengan mempelai.
Sehabisnya tamu usai mempelai barulah selesai bersanding (duduk pasangan), maka penganten laki-laki dibawa pulang kerumah orang tuanya oleh pengiring- pengiringnya yang diikuti oleh penganten perempuan mengunjungi orang tua laki-laki. Selesai penganten diantar lagi oleh penganten lelaki kerumah perempuan dan diadakan pertemuan seluruh keluarga terdekat, ahli waris jantan dan betino serto menyembahlah (perkenalan) dirumah kediaman perempuan. 8. Perayaan penganten Dalam perayaan penganten ini dilakukan pada malam harinyo berupo perlombaan qosidah dan lagu-lagu pengantar berbau agama islam serta berpakahak (pembacaan Al-Qur’an) dengan berlagu seperlunya. Adakalanya juga tarian lelaki disertai pantun bujang gadis diikuti gendang tetawakan, ini menurut kesenangan orang rumah. Menurut selokanyo: Rame negeri dek nan mudo, elok negeri dek nan tuo. Berkunjung Penganten (laki-laki dan perempuan) selesai segala acara mereka harus berkunjung kerumah kaum famili dan kerabat, tuo-tengganai, penghulu dan pegawai syarak. Mereka selalu mendapat petunjuk-petunjuk dari hasil kunjungan ini dalam melaksanakan bahtera perkawinan. Petunjuk dan nasehat inilah yang akan dipedomani: Kok tidur dibuat bantal, kok berjalan dibuat tongkat, kok air nan setitik di lautkan, kok tanah nan sekepal digunungkan. Melerak panjang : Sedekah penganten, yang memanjang diketuai oleh isteri penghulu (Nya’i). jika dibuka tidak seizinnya dikenakan hukuman serbo 20 (duapuluh tahun) menurut adat lembaga yang dituang terebut sedekah penghulu, maka panjangannya dimulai oleh penghulu (Nya’i) dan juga membuka panjang (hiasan ruang penganten).