Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Genset
Sebelum Genset dikenal luas, Genset awalnya ditemukan oleh 2
orang, yang pertama adalah Michael Faraday dan juga Rudolph Diesel. Pada
tahun 1831 Faraday menemukan induksi elektromagnetik yang kemudian
berkembang menjadi Generator Modern, Michael Faraday sendiri saat ini
merupakan sosok fisikawan yang sangat terkenal. Sedangkan
kelanjutannya, Rudolph Diesel merupakan sosok penemu Generator Diesel
itu sendiri, dimana ia mulai mengeluarkan hak paten mesin mesinnya pada
tahun 1892.

Gambar 2.1 Generator Set

Mengingat besarnya manfaat dari Generator Set itu sendiri, maka


Mesin Penghasil Listrik ini kemudian dikembangkan dan diproduksi Massal
sehingga saat ini dapat dengan mudah ditemui. Beberapa contoh tempat
yang biasanya sangat membutuhkan Genset adalah Bank, Rumah Sakit,
Supermarket, Hotel, Mall / Plaza, Kantor, Toko, bahkan tak jarang Rumah
rumah pun menggunakan Genset ini untuk Tenaga Listrik Cadangan disaat
dibutuhkan, terutama saat Listrik PLN padam.Genset (Generator set) adalah
perangkat kombinasi antara pembangkit listrik (generator) dan mesin
penggerak yang digabung dalam satu set unit untuk menghasilkan tenaga
listrik. Mesin penggerak pada genset umumnya merupakan mesin
pembakaran internal berupa motor / mesin diesel dengan bahan bakar solar
dan mesin dengan bahan bakar bensin. Sedangkan generator adalah
perangkat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip
kerja generator menggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu memutar
magnet dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam
kumparan maka akan terjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah
penyebaran medan magnet) di dalam kumparan dan menembus tegak lurus
terhadap kumparan sehingga menyebabkan beda potensial antara ujung-
ujung kumparan (yang menimbulkan listrik).
Genset (generator set) biasa digunakan untuk menghasilkan daya
listrik alternatif, seperti ketika suplai pasokan daya listrik dari industri
pembangkit listrik padam/off, atau keadaan dimana tidak ada pasokan
jaringan listrik di daerah tersebut, atau juga biasa digunakan ketika
diperlukan daya listrik tambahan.
2.1.1 Prinsip Kerja Genset
Prinsip kerja genset adalah sebuah mesin pembakaran (mesin diesel
atau mesin bensin) akan mengubah energi bahan bakar menjadi energi
mekanik, kemudian energi mekanik tersebut diubah atau dikonversi oleh
generator sehingga menghasilkan daya listrik. Generator dihubungkan satu
poros dengan mesin diesel. Pada saat akan start accu yang bertegangan 12 /
24 V siap mensuplai motor DC. Motor DC ini akan menstarting. Diesel dan
genearator mengikuti putaran motor DC.
Pada diesel terjadi gerakan mekanik yang akan memutar generator,
sehingga generator mengeluarkan tegangan. Saat start, motor DC mendapat
suplai listrik dari accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk
menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Accu yang dipakai
harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali,
karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai
dinamo yang berfungi sebagai generator DC.
Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya
memakai generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator
sinkron mempunyai dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan
jangkar. Generator ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar
karena terletak pada rotor.
Genset bekerja sepuluh detik ketika listrik padam, sepuluh detik
berikutnya tenaga listrik diswitch ke genset, saat itu lampu bisa menyala
kembali. Cara kerja generator genset yang memberikan supply listrik setelah
duapuluh detik ini ditopang oleh AVR (Automatic Voltage Regulator).
Di dalam AVR, ada Mutual Reactor (MT) yaitu semacam trafo jenis
CT (Current Transformer) yang menghasilkan arus listrik berdasarkan
besaran arus beban yang melaluinya (secara rangkaian seri). Arus listrik
yang dihasilkan ini digunakan untuk memperkuat medan magnet pada
belitan rotor. Sehingga untuk beban yang besar, arus yang dihasilkan juga
besar (rumus: V=IxR, dimana Vp/Vs=Ip/Vp dan P=IxV).
Namun untuk menjaga kestabilan AVR tidak cukup hanya dengan
mengandalkan AVR saja, genset juga dilengkapi System Governor untuk
menjaga kestabilan RPM (Rotation Power Momentum)nya sehingga bisa
menghasilkan frekuensi putaran yang stabil pada saat ada atau tidak ada
beban, hal ini bisa dilakukan dengan mengatur supply BBM (biasanya solar)
pada generator genset.
Adapun ketika listrik menyala, sebuah switch (biasanya ATS-
Automatic Transfer Switch) otomatis mengalihkan power supply dari genset
ke PLN. Ini dilakukan tanpa memadamkan lampu sama sekali, sehingga
tidak mengganggu kenyamanan konsumen. Dalam 5 detik genset akan mati
secara otomatis.
2.1.2 Mesin Diesel (Prime Mover)
Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang
berfungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar
rotor generator. Pada mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri,
karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di
dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di
dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam
silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar
sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar secara otomatis.
Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang
konstan.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan
mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan
batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol
(crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi
gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.

Gambar 2.2 Cara kerja mesin diesel (prime mover)

Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover :


1. Design dan instalasi sederhana
2. Auxilary equipment sederhana
3. Waktu pembebanan relatif singkat
4. Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat
Kekurangan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover :
1. Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta
kompresi yang tinggi.
2. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi.
3. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin
besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya
sangat besar
Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan
menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)
2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)
3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)
Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel
dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu:
1. Sistem Start Manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang
relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada
sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada
poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga
manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia
sebagai operatornya.
2. Sistem Start Elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu <
500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari
baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC
mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi
yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran
tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk
menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang
dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi
sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat
bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel
tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN,
sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger
didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk
memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari
baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan
standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau
accu akan diputus oleh pengaman tegangan.
3. Sistem Start Kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500
PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk
start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke
dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga
menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel
Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi.
Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar.
Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang
ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan
udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap
dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
2.1.3 Generator
Arus listrik AC (Alternating Current) merupakan arus listrik yang
arahnya bolak-balik pada sebuah rangkaian listrik. Jika pada rangkaian
listrik DC arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif, lain
halnya dengan rangkaian listrik AC dimana arus listrik bergerak secara
periodik berbolak-balik arah dari kutub satu ke yang lainnya. Generator
pada genset adalah generator arus bolak-balik (AC) yang mengubah tenaga
mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-
balik sering disebut juga seabagai alternator, generator AC (alternating
current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah
putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator.
Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-
kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan
putar pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub-
kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada
waktu sakelar terhubung dengan jala-jala.
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum
Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan
magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk
gaya gerak listrik. Generator pada mesin genset yang akan digunakan pada
simulasi AMF adalah simulasi genset 3 fasa. Prinsip kerja generator arus
bolak-balik tiga fasa (alternator) pada dasarnya sama dengan generator arus
bolak-balik satu fasa, akan tetapi generator tiga fasa memiliki tiga lilitan
yang sama dan tiga tegangan outputnya berbeda fasa 120o pada masing-
masing fasa seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.3 Vektor generator 3 fasa sebagai gambaran lilitan generator

Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga


lilitan tempat terjadinya GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi tidak bergerak,
sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet berputar.
Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihatpada
gambar berikut. Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk
mengambil arus tidak dibutuhkan cincin geser dan sikat arang. Karena
lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar. Generator sinkron
sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi dan arus yang
besar. Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas:
1. Kutub magnet dengan bagian sinkron yang menonjol (salient pole).
2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non
salient Pole).
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau
3000 rpm), dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh
permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3
bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub.
Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa,sehingga lilitan
tempat terjadinya GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi tidak
bergerak,sedangkan kutub-kutub akan menimbulakan medan megnet
berputar. Generator itu disebut juga generator berkutub dalam.

2.2 ATS (Automatic Transfer Switch) dan AMF (Automatic Main


Failure)
2.2.1 ATS (Automatic Transfer Switch)
ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer Swicth, jika
dipahami berdasarkan arti kata tersebut maka ATS adalah sakelar yang
bekerja otomatis, namun kerja otomatisnya berdasarkan memungkinan jika
sumber listrik dari PLN terputus atau mengalami pemadaman maka sakelar
akan berpindah kesumber listrik yang lainnya misalnya adalah Inverter.
Automatic Transfer switch merupakan rangkaian kontrol sakelar
power inverter dengan PLN yang sudah full automatic.Alat ini berguna
untuk menghidupkan dan menghubungkan power inverter ke beban secara
otomatis pada saat PLN padam. Pada saat PLN hidup kembali, alat ini akan
memindahkan sumber daya ke beban dari power inverter ke PLN.
Dalam perkembangan tehnologi dunia elektrikal akhirnya merekayasa
hal tersebut kemudian di jalankan secara Automatic yang di singkat ATS
(Auto Transfer Swicth) yang di fungsikan secara otomatis untuk
memindahkan daya sesuai dengan kebutuhan tanpa menggunakan tenaga
manusia untuk mengoperasikannya. Beberapa jenis ATS di bedakan
menurut kapasitas daya yang di butuhkan atau berdasar Phasa dan Ampere
yang melalui panel tersebut, namun untuk prinsip kerjanya sama. Pada
dasarnya pembuatan ATS adalah memainkan penalaran logika matematika
dengan merangkaikan beberapa alat seperti Relay, Timer, Kontaktor,dan
MCB. Alat –alat tersebut pada prinsipnya adalah sebagai sakelar ataupun
pemutus hubungan. Pemakaian panel ATS ini di bedakan pada besar
kecilnya pemakaian listrik. Semakin tinggi pemakaian daya listrik, tentunya
akan semakin besar pula spesifikasi komponen-komponennya terutama
Breaker dan kontaktornya dan juga ukuran kabelnya
2.2.2 AMF ( Automatic Main Failure )
AMF adalah singkatan dari Automatic Main Failure yang maksudnya
menjelaskan cara kerja otomatisasi terhadap sistem kelistrikan cadangan
apabila terjadi gangguan pada sumber/penyulang listrik utama (Main),
istilah ini secara umum sering dijabarkan sebagai sistem kendali start dan
stop genset, baik itu diesel generator, genset gas maupun turbin.
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan
meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat
mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu
daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya.
2.2.3 Prinsip Kerja ATS / AMF
Cara kerja AMF dan ATS adalah kombinasi untuk pertukaran
sumber baik dari genset ke sumber listrik utama ataupun sebaliknya.
Bilamana suatu saat sumber listrik utama (PLN) tibatiba padam, maka
AMF bertugas untuk menjalankan mesin diesel genset sekaligus
memberikan sistem proteksi pada genset.
Sistem proteksi yang dimaksud adalah sistem proteksi terhadap
unit mesin diesel maupun pada generatornya, seperti :
• Rendahnya tekanan minyak pelumas;
• temperature mesin;
• pengaman beban lebih; dan
• pengaman terhadap tegangan, frekuensi genset, dll
Apabila parameter yang diamankan melebihi batasan normal/seting
maka ATS akan memutuskan hubungan arus listrik kebeban sedangkan
AMF bertugas untuk menghentikan mesin.
Apabila generator yang dijalankan beroperasi dengan baik,
selanjutnya ATS bertugas untuk memindahkan sambungan secara otomatis
yang sebelumnya dari sumber listrik utama ke sisi generator.
Apabila sumber listrik utama kembali normal, maka ATS akan
bertugas mengembalikan sambungan ke sisi sumber listrik utama dan
kemudian disusul dengan tugas AMF untuk memberhentikan kerja mesin
diesel.
Adapun keuntungan penggunaan AMF/ATS yaitu:
1. Sistem perpindahan jalur dari sumber listrik utama ke generator
hanya perlu waktu yang sangat singkat, hanya dalam hitungan detik
setelah sumber listrik utama padam genset langsung menyala sehingga
listrik segera dapat dinikmati.
2. Meringankan tugas teknisi listrik bahkan seringkali banyak gedung
perkantoran tidak mempunyai teknisi listrik.
3. Memberikan perlindungan terhadap peralatan-peralatan yang
seringkali terjadi tegangan listrik dari sumber listrik utama maupun
Genset yang drop.
Salah satu prinsip kerja sistem ATS/AMF sebagaimana pada gambar
dibawah ini.

Gambar 2.4 Diagram Daya dan Kontrol Sistem ATS/AMF Genset


Dalam panel ATS/AMF ini dibagi dalam Tiga blok yang memiliki
fungsi dan tugas masing-masing.
 Blok 1
Blok detector Sumber daya Utama, Rangkaian ini berfungsi untuk
memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati)
kepada rangkaian Blok starter engine (NC M1). Blok detector ini
menghidupkan M1 apabila listrik utama hidup Sekaligus sebagai blok
Stop engine (NC R2) apabila listrik utama mati. Pada terminal nomor 5
dan 6, anda harus menghubung seri pada rangkaian genset sebagai
tombol OFF.
Pada blok satu ini juga terdapat Selector Switch untuk menfungsikan
rangkaian ini Normal dan Automatis. Pada fungsi Normal, maka kerja
Change Over Switch tidak akan berfungsi.
 Blok 2
Blok Relai detector Daya Genset, Relai detector ini berfungsi untuk
menerima informasi kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian
utama apabila listrik utama mati dengan menghidupkan (M2) setelah
genset bekerja.
 Blok 3
Blok starter engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset. Blok ini
bekerja berdasarkan masukan dari Blok detector Sumber daya Utama
(NC M1) Sebagai awal kerja starter. T3 dan T4 sebagai delay starter dan
R3 sebagai Kontak starter. Khusus pada rangkaian ini menggunakan
komponen yang mempunyai tegangan kerja 24VDC dengan
menggunakan 2 buah Accu 12VDC yang dihubung Seri. Namun apabila
anda menemukan komponen yang mempunyai tegangan kerja 12VDC,
anda bisa memakainya dengan hanya menggunakan 1 buah Accu saja.
2.2.4 Komponen ATS / AMF
Secara umum komponen-komponen dari ATS / AMF terdiri atas :
1. Komponen Kontrol
a. Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik secara mekanis
mengontrol perhubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian
yang terpenting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk
kontrol jarak jauh dan pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi
dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah.
b. Modul Kontroler
Dalam Suatu mesin yang diinginkan bekerja secara otomatis maka
selain sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu
sebuah kontroler. Kontroler merupakan otak dari suatu sistem
kontrol. Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu
bentuk khusus pengontrolan berbasis mikroprosesor, memanfaatkan
memori yang dapat deprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi
dan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi antara lainnya
logika, perwaktuan (timming), pencacah (counting) dan aritmatika
guna mengontrol mesin-mesin dan proses-proses.

Gambar 2.5 Modul Kontroler DATAKOM DKG707

Dalam perkembangannya PLC saat ini diproduksi dalam berbagai


bentuk dan fungsi yang lebih modern dan mudah dengan
penggunaan PLC yang dikhususkan untuk sistem suplai daya seperti
ATS-AMF
c. Tombol Tekan (Push Button)
Tombol tekan adalah bentuk saklar yang paling umum dari
pengendali manual yang dijumpai di industri. Tombol tekan NO
(Normally Open) menyambung rangkaian ketika tombol ditekan dan
kembali pada posisi terputus ketika tombol dilepas. Tombol tekan
NC (Normally Closed) akan memutus rangkaian apabila tombol
ditekan dan kembali pada posisi terhubung ketika tombol
dilepaskan. Ada juga tombol tekan yang memiliki fungsi ganda,
yakni sudah dilengkapi oleh dua jenis kontak, baik NO maupun NC.
Jadi tombol tekan tersebut dapat difungsikan sebagai NO, NC atau
keduanya. Ketika tombol ditekan, terdapat kontak yang terputus
(NC) dan ada juga kontak yang terhubung (NO)

Gambar 2.6 Simbol tombol tekan

d. Selector Switch
Pada dasarnya Selector Switch adalah kontak/saklar yang
digerakkan oleh tombolatau tuas putar untuk memilih satu dari dua
atau lebih posisi atau dapat disebut sebagai saklar pemilih, ada yang
berlaku seperti toogle switch dimana selector dapat berhenti pada
satu posisi, dan ada ada yang berlaku seperti push button, dimana
setelah melakukan pemilihan maka selector akan kembali ke posisi
semula atau posisi netral.

Gambar 2.7 Bentuk fisik selector switch

2. Komponen Daya
a. Change Over Switch (COS)
Change Over Switch merupakan salah satu saklar yang bertanggung
jawab atau berfungsi memindahkan dan menghubungkan sirkuit sat
uke sirkuit lainnya. Dalam perkembangannya saklar ini dapat
dioperasikan secara manual maupun dapat dipilihkan untuk
beroperasi secara otomatis. Untuk pengoperasian manual, pada
umumnya terdapat sebuah tuas yang digunakan sebagai pemindah
dengan cara mengangkat tuas maupun menurunkan tuas dengan
menggunakan tangan. Sedangkan untuk pengoperasian otomatis
pada umumnya dalam perangkat saklar ini telah dilengkapi motor
ataupun solenoid yang berfungsi menggerakkan saklar tersebut.

Gambar 2.8 Salah satu bentuk fisik COS yang tersedia dipasaran

b. MCB dan MCCB


MCB (Mini Circuit Breaker) dan MCCB (Moulded Case Circuit
Breaker) merupakan alat pengaman yang pada proses operasinya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai
penghubung. Yang membedakan antara MCB dan MCCB pada
umumnya adalah kapasitas pengaman yang ditanggung oleh masing-
masing. Untuk MCB biasanya digunakan untuk pengaman dengan
kapasitas arus yang kecil. MCB lebih banyak digunakan untuk
pengaman sistem kontrol maupun instalasi listrik yang mempunyai
kapasitas arus yang rendah. Sedangkan untuk MCCB pada
umumnya digunakan untuk pengaman dengan kapasitas arus yang
besar dengan rating diatas 100 A. Apabila diliat dari segi pengaman,
maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus
hubung singkat (Short circuit) dan arus beban lebih (Over load).
Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan
pemutusan yang dapat diatur sesuai yang diinginkan.
Gambar 2.9 Jenis MCCB

c. Current Transformer (CT)


Current Transformer atau biasa disebut trafo arus adalah suatu
peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus
kecil, yang dipergunakan dalam rangkain arus bolak-balik. Fungsi
CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus yang
hendak diukur (sisi sekunder 5A atau 1A) dan untuk memisahkan
sirkuit dari sistem yang arusnya hendak diukur (yang selanjutnya
dapat disebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrument
tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Pada Panel
ATS-AMF yang dirancang. CT yang digunakan untuk memperoleh
arus pengukuran dan pengamanan adalah jenis trafo arus tegangan
rendah

Gambar 2.10 Current Transformer (CT)

3. Komponen Pendukung
a. Battery Charger
Battery Charger digunakan untuk menyuplai energi listrik ke accu
sedangkan baterai atau accu itu sendiri digunakan untuk
mengoperasikan genset, yaitu guna penyalaan dan pengontrolan
kerja ATS – AMF, Pada saat normal yaitu suplai dari PLN maka
battery charger akan mendapatkan suplai energi listrik dari PLN.
Lalu dari battery charger ini akan mengisi accu sebesar 12 VDC.
Jika PLN mati, battery charger tetap mendapat suplai energi listrik,
tetapi dari genset yang akan disalurkan ke accu. Sehingga dengan
cara ini battery charger tetap mendapat suplai listrik begitu juga
dengan accu.
Untuk pengisian ulang accu ini, suplai energi didapat dari battery
charger. Karena accu yang akan menggerakkan generator harus
selalu dalam keadaan bertegangan. Pengisian ulang baterai atau accu
digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman
tegangan. Pada saat PLN normal (genset tidak beroperasi), maka
battery charger mendapat suplai listrik dari PLN. Sedangkan pada
saat PLN mati atau mengalami gangguan (genset beroperasi), maka
suplai dari battery charger didapat dari genset. Pengaman tegangan
berfungsi untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Jika
tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12 volt, yang
merupakan tegangan standardnya, maka hubungan antara battery
charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman
tegangan.

Gambar 2.11 Rangkaian Battery Charger

Anda mungkin juga menyukai