Anda di halaman 1dari 2

GANGGUAN ERUPSI PERKEMBANGAN

GIGI
No Dokumen : 445/ /SOP.(MM)-PKM.PETIR/XX/2018

No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

1. Pengertian 1. Dalam Instruksi Kerja ini, yang dimaksud dengan Gangguan Perkembangan dan Erupsi
gigi (K.00) adalah Persistensi gigi sulung (K.00.63) dan Supernumerary (K.00.1)
2. Persistensi gigi sulung adalah kondisi dimana gigi sulung masih berada di rongga mulut
dalam keadaan masih kuat atau sudah goyang, sedangkan gigi tetap penggantinya
sudah erupsi
3. Supernumerary adalah adanya gigi berlebih yang normalnya tidak ada dan
mengganggu susunan gigi geligi

2. Tujuan Supaya pergantian gigi berlangsung dengan baik.

3. Kebijakan

4. Ruang Sebagai pedoman bagi petugas Klinik gigi & mulut dalam menangani Gangguan
Lingkup Perkembangan & Erupsi gigi.
Pelaksanaan anamnesa harus mengikuti langkah-langkah yang tetuang dalam S OP.

5. Referensi

6. Prosedur 1. Pada persistensi dengan tingkat kegoyangan derajat 1,2 &3, petugas melakukan
extraksi dengan anestesi chlor etyle
1) Petugas menyemprotkan chlor etyle spray (CE) pada cotton roll
2) Petugas menempelkan kapas CE pada gingival dengan tangan kiri
3) Petugas mengambil tang extraksi dengan tangan kanan
4) Petugas melakukan extraksi gigi sulung
5) Petugas mengedep luka dengan cotton roll yang dibasahi laruta povidone iodide
2% dan pasien diminta menggigit dengan kuat
6) Petugas memberi resep vitamin C selama 3 hari dengan dosis :
50 – 100 mg
Waktu pemberian : 2x1
Cara pemberian : dihisap/ dikunyah
Indikasi :
- mempercepat penyembuhan luka
- pembentukan jaringan tulang rawan, tulang dan gigi
7) Petugas memberi instruksi pasca pencabutan
2. Pada gigi supernumerary dan persistensi yang belum goyang,
1) petugas melakukan extraksi dengan anestesi injeksi
2) Petugas menyiapkan anestetikum dengan memasukkan pehacain pada spuit
injeksi
3) Petugas melakukan anestesi infiltrasi
4) Petugas melakukan extraksi gigi supernumerary atau gigi sulung
5) Petugas mengedep luka dengan kapas yang telah dibasahi larutan povidone
iodida 2% dan pasien diminta menggigit dengan kuat
6) Petugas memberi resep antibiotika amoxicillin atau erythromycin dan analgetik
paracetamol dengan dosis :
I. Amoxicillin
 Dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB
 Dosis dewasa & anak BB > 20 kg : 250-500 mg
 Waktu pemberian : tiap 8 jam (3x1)
 Cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi : infeksi yang disebabkan bakteri gram + & gram-
 Kontra Indikasi : pasien yang peka terhadap penisilin
II. Erythromycin
 Dosis anak : 30-50 mg/kg BB sehari,
 Dosis Dewasa : 250 mg tiap 6 jam
 Waktu pemberian : tiap 6/ 12 jam (2x1 atau 4x1)
 Cara pemberian : diminum dengan air sesudah makan
 Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram+ & gram-, untuk
penderita yang alergi penisilin
 Kontra Indikasi : pada penderita periodontal hepar
- hipersensitif terhadap erythromycin
III. Paracetamol
 Dosis anak 6-12 tahun : 250-500 mg
 Dosis dewasa : 500 mg
 Waktu pemberian : 3-4 x sehari
 Cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi : analgetik-antipiretik
 Kontra indikasi :
- gangguan fungsi hati yang berat
- penderita tukak lambung
7) Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan

7. Bagan alir

MULAI

MENYIAPKAN ANESTETIKUM

MENGAMBIL TANG CABUT EXTRAKS MENGEDAP LUKA

MEMBERI INSTRUKSI MEMBERI RESEP


SELESAI
PASCA PENCABUTAN

8. Dokumen 1. PK Pelayanan Klinik Gigi & mulut


Terkait 2. IK Anestesi Infiltrasi
3. IK Pencabutan gigi dengan anestesi injeksi
4. IK Pencabutan gigi dengan anestesi topikal
5. IK Menulis resep
6. Instruksi pasca pencabutan

9. Distribusi 1. Dokter Gigi


2. Perawat Gigi

10. 10.Rekama No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai


n Historis Diberlakukan
Perubahan

NIP:

Anda mungkin juga menyukai